Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164963 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Prameswari Noor Andytyaputri
"Remaja perempuan di Indonesia banyak terpapar oleh media yang dengan kaku menggambarkan kulit putih sebagai salah satu karakateristik yang menunjukkan standar kecantikan. Paparan terhadap standar kecantikan tersebut dapat berpengaruh pada internalisasi standar kecantikan bahwa kulit putih dianggap lebih menarik dan memberikan pengaruh pada bagaimana perempuan di Indonesia menilai warna kulit dan penampilan tubuhnya secara keseluruhan. Internalisasi standar kecantikan adalah salah satu faktor yang memengaruhi kepuasan warna kulit dan kepuasan tubuh perempuan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antarvariabel internalisasi standar kecantikan kulit putih, kepuasan warna kulit, dan kepuasan tubuh pada remaja perempuan di salah satu kota besar di Indonesia. Kuesioner disusun menggunakan adaptasi alat ukur Sociocultural Attitude Towards Appearance Questionnaire (SATAQ), Skin Color Satisfaction Scale (SCSS), dan Multidimensional Body Self-Report Questionnaire (MBSRQ). Survey dan wawancara dilakukan pada 228 pelajar perempuan berusia 13-23 tahun dari berbagai SMP, SMA, dan Universitas di Jabodetabek untuk melihat hubungan antarvariabel. Hasil penelitian menemukan adanya hubungan yang signifikan antara internalisasi dengan kepuasan warna kulit dan kepuasan kulit dengan kepuasan tubuh, namun tidak pada internalisasi dengan kepuasan tubuh. Semakin tinggi internalisasi remaja perempuan, semakin rendah kepuasannya terhadap warna kulitnya. Walaupun kepuasan warna kulit memiliki hubungan positif dengan kepuasan tubuh, internalisasi standar kecantikan kulit putih tidak memiliki hubungan langsung dengan kepuasan tubuh secara keseluruhan.

Despite having a racial characteristic of darker skin, Indonesian teenage girls are exposed to media promoting a rigid beauty ideal that lighter skin color is more desirable. Exposure to this white-idealization can affect the way they perceive their own appearance. The present study examines the relationship between white-ideal beauty internalization, skin color satisfaction, and body satisfaction among female adolescents in a big city in Indonesia. The questionnaire used was arranged using scales from Attitude Towards Appearance Questionnaire (SATAQ), Skin Color Satisfaction Scale (SCSS), dan Multidimensional Body Self-Report Questionnaire (MBSRQ). Surveys and interviews were conducted on 228 female students between the age of 13 and 23 from various middle school, high school, and university in Jakarta and its surrounding areas. Study finds significant correlations between internalization and skin color satisfaction, also between skin color satisfaction and body satisfaction, but not between skin color satisfaction and body satisfaction.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amino Military Remedika
"TikTok adalah platform tempat pengguna dapat menunjukkan kreativitas mereka, terhubung dengan orang lain, dan menikmati konten yang menghibur dan informatif. Penelitian ini mengeksplorasi potensi hubungan antara penggunaan TikTok, kepuasan pada tubuh, dan harga diri. Kami menggunakan survei yang didistribusikan secara luas di lingkungan keluarga dan sosial kepada mahasiswa universitas. Survei ini melibatkan 381 peserta, termasuk 217 perempuan, 152 laki-laki, sepuluh individu non-biner, dan dua lainnya. Peserta akan ditanya tentang penggunaan TikTok, kepuasan pada tubuh, dan harga diri mereka. Penggunaan TikTok diukur menggunakan Media and Technology Usage and Attitudes Scale yang dikembangkan oleh Rosen et al. Body Image Satisfaction Scale yang dikembangkan Alsaker digunakan untuk menilai kepuasan pada tubuh, sedangkan harga diri dinilai menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale. Hasil penemuan menunjukkan bahwa penggunaan TikTok berhubungan dengan penurunan kepuasan pada tubuh dan tingkat harga diri. Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan TikTokdapat memengaruhi citra tubuh dan harga diri, namun diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya hubungan antara variabel-variabel tersebut.

TikTok is a platform where users can showcase their creativity, connect with others, and enjoy entertaining and informative content. This study explored the potential link between TikTok, body satisfaction, and self-esteem. We used a survey distributed widely within the university cohort’s familial and social circles. This survey included 381 participants, including 217 females, 152 males, 10 non-binary individuals, and two others. Participants were asked about their TikTok use, body satisfaction, and self-esteem. TikTok consumption was gauged using the Media and Technology Usage and Attitudes Scale developed by Rosen et al. Alsaker’s Body Image Satisfaction Scale was used to assess body satisfaction, while self-esteem was measured using the Rosenberg Self-Esteem Scale. Results indicate that TikTok use is connected to lower body satisfaction and self-esteem levels. These findings suggest that TikTok use may impact body image and self-esteem, but more research is needed to understand the relationship between these variables fully."
Depok: Fakultas Ilmu Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fina Angelia Nugroho
"Kebangkitan dan popularitas Facebook di seluruh dunia telah menjadi topik yang mengkhawatirkan bagi banyak orang karena potensi pengaruh negatif penggunaan Facebook terhadap harga diri, kepuasan tubuh, dan kepuasan hidup seseorang. Studi saat ini menggunakan desain korelasional untuk menyelidiki hubungan antara penggunaan Facebook dengan kepuasan tubuh, harga diri, dan kepuasan hidup. Sebanyak 852 peserta (M = 28,94 tahun, SD = 13,98; 64% wanita) mengisi survei secara online. Menggunakan empat alat ukur yang berbeda, data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan SPSS, dan penggunaan Facebook dan tiga variabel lainnya diuji secara korelasional. Studi ini tidak menemukan korelasi antara kepuasan tubuh dan penggunaan Facebook. Namun, bertentangan dengan hasil dari beberapa penelitian sebelumnya, studi ini menemukan korelasi positif antara penggunaan Facebook dengan kepuasan hidup, serta penggunaan Facebook dan harga diri. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan pengaruh positif penggunaan Facebook pada kepuasan tubuh, harga diri, dan kepuasan hidup, yang dapat dieksplorasi lebih lanjut oleh studi akan datang.

The rise and popularity of Facebook around the world has been a concerning topic for a lot of people due to its potential negative effects on one’s mental health and well-being. The current study used a correlational design to investigate how Facebook use is associated with body satisfaction, self-esteem, and life satisfaction. A total of 852 participants (Mage = 28.94 years, SD = 13.98; 64% female) completed an online survey. Using four different scales, the data collected was analysed using SPSS, examining the correlation between Facebook use and the other three variables. The current study found no correlation between body satisfaction and Facebook use. However, contrary to the results from previous studies, the current study revealed a positive correlation between Facebook use and both life satisfaction and self-esteem. Overall, this study demonstrates a positive influence of Facebook use on body satisfaction, self-esteem, and life satisfaction, which can be further explored by future research."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hutaauruk, Natasha Bernadette
"Seiring dengan menjadi fenomena global terbaru, studi ini menyelidiki hubungan antara konsumsi TikTok dengan kepuasan tubuh dan harga diri. Kepuasan tubuh dan harga diri adalah penting untuk dipelajari karena keduanya terkait dengan berbagai masalah kesehatan mental, termasuk depresi, kecemasan, dan gangguan pola makan. Sebanyak 381 partisipan (M = 29,0, SD = 14,0), dengan rentang usia 17-78 tahun, direkrut melalui teknik convenience sampling. Tiga kuesioner daring berbasis laporan diri didistribusikan secara ketat untuk memperoleh data. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi negatif yang signifikan antara konsumsi TikTok dengan kepuasan tubuh. Selain itu, terdapat korelasi negatif yang signifikan antara konsumsi TikTok dengan harga diri. Temuan studi ini mendukung hipotesis yang diajukan. Sebagai implikasi, pengguna disarankan untuk menggunakan TikTok dengan menetapkan batas waktu, mengurasi konten positif, dan istirahat secara teratur untuk melakukan aktivitas produktif guna mengurangi dampak negatif terhadap kepuasan tubuh dan harga diri.

s TikTok has become the latest global phenomenon, this study investigates the relationship between TikTok consumption and body satisfaction and self-esteem. Body satisfaction and self-esteem are critical to study due to their established associations with numerous mental health issues, including depression, anxiety, and eating disorders. A total of 381 participants (M = 29.0, SD = 14.0), ranging from 17-78 years, were recruited through convenience sampling. Three self-report online questionnaires were rigorously distributed to obtain the data. The results revealed a significant negative correlation between TikTok consumption and body satisfaction, which supported the proposed hypotheses. As practical implications, users should engage with TikTok mindfully by setting time limits, curating positive content, and taking regular breaks to engage in offline activities to mitigate the negative impacts on body satisfaction and self-esteem."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Charisse Nathania
"Di era digital ini, sebagian besar aspek kehidupan manusia sangat terbantu dengan berbagai teknologi, termasuk media sosial. Sebagai platform media sosial terkini, TikTok telah menjadi fenomena global dengan salah satu popularitas tertinggi di kalangan pengguna media sosial. Meskipun perkembangan ini memberikan berbagai manfaat bagi kehidupan manusia, namun juga diiringi dengan dampak buruk yang dapat merugikan penggunanya. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan kajian yang lebih mendalam untuk memahami hal ini lebih lanjut. Penelitian ini menyelidiki hubungan antara konsumsi TikTok dengan materialisme dan kepuasan tubuh. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran survei online terhadap sampel sebanyak 381 peserta. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan linier positif yang signifikan antara konsumsi TikTok dengan materialisme, dan hubungan linier negatif yang signifikan antara konsumsi TikTok dengan kepuasan tubuh. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini memberikan informasi tentang dampak buruk yang mungkin timbul melalui hubungan konsumsi TikTok dengan kepuasan tubuh dan materialisme. Dengan demikian, memberikan individu kesempatan untuk memanfaatkan pengetahuan ini untuk mencegah dampak buruk yang terjadi pada mereka.

In this digital era, most aspects of human life are greatly assisted by various technologies, including social media. As the most recent social media platform, TikTok has been a global phenomenon with one of the highest popularity among social media users. Although this development offers various advantages for human life, it is also accompanied by detrimental effects that could harm its users. Thus, it is crucial for a deeper study to be conducted to comprehend this matter further. This study investigated the relationship between TikTok consumption with materialism and body satisfaction. The data was gathered through online survey dissemination to a convenience sample of 381 participants from the community. The results showed a significant positive linear relationship between TikTok consumption and materialism and a significant negative linear relationship between TikTok consumption and body satisfaction. The results obtained from this study provide information about the deleterious effect that may come through the relationship of TikTok consumption with body satisfaction and materialism. Thus, providing individuals with an opportunity to utilize this knowledge to prevent pernicious effects from occurring to them."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayunda Dewi Triana
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara self-monitoring dan kepuasan hidup pada remaja. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif. Self-monitoring diukur menggunakan alat ukur Revised Self-Monitoring Scale berdasarkan translansi dari penelitian sebelumnya oleh Dita Yusitisia tahun 2012, sedangkan kepuasan hidup diukur menggunakan alat ukur Kepuasan Hidup pada Remaja yang dibuat oleh Ilmi Amalia tahun 2007. Responden dalam penelitian ini berjumlah 113 orang remaja yang berada di daerah Jakarta dan Depok. Hasil penelitian ini menunjukkan self-monitoring berkorelasi signifikan dan positif dengan kepuasan hidup (r = 0,353; p < 0,01). Ini berarti semakin tinggi tingkat self-monitoring remaja maka menunjukkan semakin tinggi pula kepuasan hidup mereka.

This research was conducted to find the correlation between self-monitoring and life satisfaction among adolescents. This research used the quantitative approach. Self-monitoring was measured using a Revised Self-Monitoring Scale that was based on translation from previous research by Dita Yustisia (2012) and life satisfaction was measured using a Kepuasan Hidup pada Remaja that was made by Ilmi Amalia (2007). The responden of this research are 113 adolescents that from Jakarta and Depok. The results of this research showed that self-monitoring correlated significantly and positively with life satisfaction (r = 0,353, p < 0,01). That is, the higher self-monitoring of one’s own, the higher his/her life satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57108
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfiana Nabila
"ABSTRAK
Penelitian ini melihat hubungan antara citra tubuh dan sikap menerima terhadap
bedah kosmetik pada remaja perempuan. Citra tubuh ditunjukkan dengan adanya
lima dimensi, yaitu appearance evaluation, appearance orientation, body area
satisfaction, overweight preoccupation, dan self-classified weights. Penelitian ini
menggunakan alat ukur Multidimensional Body Self Relation Questionnaire-
Appearance Scales (MBSRQ-AS) yang telah diadaptasi oleh Raisa Andea (2010)
untuk mengukur citra tubuh. Lebih lanjut, sikap menerima terhadap bedah kosmetik
ditunjukkan dengan adanya tiga dimensi, yaitu intrapersonal, social, dan
consideration. Penelitian ini menggunakan alat ukur Acceptance of Cosmetic
Surgery (ACSS) dikembangkan oleh Henderson-King dan Henderson-King (2005).
Teknik statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pearson Product
Moment Correlation. Penelitian ini melibatkan 50 responden remaja perempuan di
usia akhir dengan usia 18-24 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara citra tubuh dan sikap menerima terhadap
bedah kosmetik pada remaja perempuan (r = 0,19, p>0,05, two-tailed).
Kata kunci: citra tubuh; remaja perempuan; sikap menerima terhadap bedah
kosmetik

ABSTRAK
This study conducted to examine the relationship between body image with
acceptance of cosmetic surgery in female adolesecent. Body image was measured
by five dimensions, are appearance evaluation, appearance orientation, body area
satisfaction, overweight preoccupation, and self-classified weights. This research
was using Multidimensional Body Self Relation Questionnaire-Appearance Scales
(MBSRQ-AS) for assesing body image was adapted by Raisa Andea (2010). Then,
acceptance of cosmetic surgery was measured by three dimensions, are
intrapersonal, social, and consideration. This study was using Acceptance of
Cosmetic Surgery (ACSS) that developed by Henderson-King and Henderson-King
(2005). Data was analyzed using Pearson Product Moment Correlation. Partisipants
were 50 late adolescents female between 18-24 years old. The result of this study
showed that there is no significant relationship between body image and acceptance
of cosmetic surgery in female adolescent (r = 0,19, p>0,05, two-tailed)."
2016
S64980
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Rahmawati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepuasan citra
tubuh dan psychological well-being pada wanita usia dewasa madya. Di usia
dewasa madya, wanita mengalami perubahan fisik yang dapat mempengaruhi
kepuasan citra tubuhnya (Koch, Mansfield, Thurau, dan Carey, 2005). Walaupun
ketidakpuasan terhadap citra tubuh dapat mempengaruhi psychological well-being
secara negatif (Cash & Pruzinsky, 2002), wanita memiliki kegiatan-kegiatan
lainnya yang lebih diutamakannya yang bisa memperkaya hidupnya (Lachman,
2004). Penelitian kuantitatif ini dilakukan pada 61 wanita berusia dewasa madya
antara usia 40 hingga 64 yang berdomisili di Jabodetabek. Kepuasan citra tubuh
diukur dengan Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire (MBSRQ),
sedangkan psychological well-being diukur dengan Psychological Well-Being
Scales (SPWB). Kesimpulan yang diperoleh adalah kepuasan citra tubuh
berhubungan positif secara signifikan dengan psychological well-being (r = 0,289;
p = 0,028, signifikan pada L.o.S. 0,05).

ABSTRACT
This study is aimed to investigate the correlation between body image
satisfaction and psychological well-being of middle-aged women. During midlife,
women experience physical changes that affect their body image satisfaction
(Koch, Mansfield, Thurau, dan Carey, 2005). Although body image dissatisfaction
can negatively affect psychological well-being (Cash & Pruzinsky, 2002), women
have other activities that have become their priorities that will further enrich their
lives (Lachman, 2004). This is a quantitative study of 61 middle-aged women
between the age of 40 and 64 who are living in Jabodetabek. Body image
satisfaction is measured using Multidimensional Body-Self Relations
Questionnaire (MBSRQ), whereas psychological well-being is measured using
Psychological Well-Being Scales (SPWB). This study concludes that there is a
significant positive correlation between body image satisfaction and psychological
well-being (r = 0,289; p = 0,028, significant at L.o.S. 0,05)."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S53660
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhanur Purbojati
" ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara sikap terhadap telepon pintar sebagai simbol status sosial dan kepuasan hidup pada remaja perkotaan. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif. Sikap terhadap telepon pintar sebagai simbol status sosial diukur menggunakan alat ukur The Attitude of Mobile Phone as a Social Status symbol dari Abeele et al. 2014 , sedangkan kepuasan hidup diukur dengan menggunakan alat ukur Satisfaction With Life Scale dari Diener et al. 1985 . Responden dalam penelitian ini berjumlah 158 orang remaja yang berada di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap telepon pintar sebagai simbol status sosial dengan kepuasan hidup. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam sikap terhadap telepon pintar sebagai simbol status sosial tidak diikuti dengan perubahan pada kepuasan hidup pada remaja perkotaan.
ABSTRACT This research was conducted to find the correlation between Attitude of Smartphone as a Social Status Symbol and Life Satisfaction in Urban Adolescents. This research used the quantitative approach. Attitude of Smartphone as a Social Status Symbol was measured by using the Attitude of Mobile Phone as a Social Status Symbol AMPSSS , developed by Abeele et al. 2014 , and life satisfaction was measured by using Satisfaction With Life Scale SWLS , developed by Diener et al. 1985 . The responden of this research are 158 adolescents that from Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi. The results of this research showed that there is no significant correlation between Attitude of Mobile Phone as a Social Status Symbol and Life Satisfaction. This indicates that changes within the Attitude of Smartphone as a Social Status Symbol scores won rsquo t be followed by changes of the Life Satisfaction in Urban Adolescents."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S66188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Freddy Suryadi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara followership dan kepuasan kerja pada buruh. Pengukuran followership menggunakan kuesioner followership yang telah dimodifikasi (Kelley, 1992) dan pengukuran kepuasan kerja menggunakan alat ukur Minnessota Satisfaction Questionnaire versi pendek (Weiss, Dawis, England, dan Lofquist, 1967). Partisipan berjumlah 95 buruh pabrik di PT.X. Hasil penelitian menunjukan hubungan positif yang signifikan antara followership dan kepuasan kerja (r = 0.431; p =0.000, signifikan pada L.o.S 0.01).
Artinya, semakin tinggi followership, maka semakin tinggi kepuasan kerja. Selain itu, gambaran followership buruh rata-rata tergolong dalam tingkat sedang, begitu juga dengan kepuasan kerja yang tergolong puas. Berdasarkan hasil tersebut, followership pada buruh perlu ditingkatkan lagi terutama dimensi active engagement yang paling besar hubungannya dengan kepuasan kerja, dengan cara melibatkan buruh pada tugas-tugas untuk mencapai tujuan dan hasil bersama.

This research was conducted to find the correlation between followership and job satisfaction in factory workers. Followership was measured using a modification instrument of followership questionnaire (Kelley, 1992) and job satisfaction was measured using a short form of Minnessota Satisfaction Questionnaire (Weiss, Dawis, England, and Lofquist, 1967). The participant of this research are 95 workers in PT.X. The main results of this research show that followership positively correlated significantly with job satisfaction (r = 0.431; p =0.000, significant at L.o.S 0.01).
The implication of this study is,the higher followership leads to higher their job satisfaction. Furthermore, followership and job satisfaction in factory workers showing a mid result. Based on these results,employee needs to improved on followership, primarily in active engagement dimension which has the bigger correlation with job satisfaction, by involving workers in the tasks to achieve a shared goal or outcome.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46702
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>