Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151907 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Fadli
"ABSTRAK
Paduan Cu-Zn 70/30 atau dikenal juga sebagai Cartridge Brass memiliki
sifat konduktivitas panas dan listrik yang sangat baik, ketahanan korosi yang
tinggi, serta kemampubentukan yang baik. Cu-Zn 70/30 sangat luas digunakan
sebagai core dan tank radiator otomotif, komponen amunisi, maupun perangkat
bangunan dan arsitektur sehingga sangat rentan sekali terpapar oleh lingkungan
yang korosif seperti air laut dan ammonia. Thermo-Mechanical Controlled
Processing (TMCP) adalah salah satu metode rangkaian pengontrolan pemanasan
dan pembentukan dengan tujuan meningkatkan kualitas sifat material. Oleh
karena itu, pada penelitian ini digunakan metode TMCP dengan canai hangat
untuk meningkatkan sifat mekanik dan ketahanan korosi paduan Cu-Zn 70/30.
Proses canai dilakukan dengan metode bolak-balik dengan deformasi sebesar 60%
(30%-30%) dimana pada setiap pass-nya paduan Cu-Zn dipanaskan terlebih
dahulu pada temperatur 300oC dengan waktu tahan berbeda mulai dari 30, 60, dan
120 menit. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa dengan
semakin lamanya waktu pemanasan dan kemudian dideformasi lebih lanjut maka
terjadi penurunan ukuran butir dari 92.2 μm menjadi 36.5 μm yang berpengaruh
pada peningkatan kekerasan sebesar 174.12 HV dan kekuatan tarik mencapai
525.4 MPa pada waktu tahan 120 menit. Selain itu, semakin lama waktu
pemanasan juga memberikan perilaku korosi yang berbeda pada dua lingkungan
korosif. Pada lingkungan air laut (NaCl 3.5%), paduan kuningan cenderung
mengalami penurunan laju korosi hingga 0.0218 mm/yr untuk weight loss dan
0.1404 mm/yr untuk polarisasi. Sedangkan pada lingkungan ammonia (Mattsson?s
Solution) terjadi hal yang berkebalikan dimana paduan kuningan cenderung
mengalami kenaikan laju korosi hingga mencapai 0.1906 mm/yr untuk weight loss
dan 5.1209 mm/yr untuk polarisasi. Ditambah lagi, terdapat indikasi adanya
fenomena Anneal Hardening karena tersegregasinya atom terlarut pada dislokasi
atau batas butir sehingga memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap
nilai kekerasan, kekuatan tarik, dan ketahanan korosi paduan Cu-Zn 70/30.

ABSTRACT
Cu-Zn alloy (70/30) also known as Cartridge Brass possesses high thermal
and electrical conductivity, high corrosion resistance, and good formability. Thus,
used extensively for core and tank automotive radiator, ammunition component,
and architectural hardware. This wide applications are susceptible to exposure of
corrosive environments such as seawater and ammonia environments. Thermo-
Mechanical Controlled Processing (TMCP) is one method consists of controlled
heating and controlled forming to produce high quality materials. Therefore, this
research focuses on the study of mechanical properties and corrosion resistance
Cu-Zn 70/30 by implementing warm rolling TMCP method. Rolling process was
conducted in reversible way with deformation degree of 60% (30%-30%) and
before each pass of the rolling the material is heated up to temperature 300oC with
different holding time from 30, 60, and 120 minutes. The results showed that as
the longer holding time of the heating and was continued by further deformation,
it affects the grain size to be much smaller from 92.2 μm to 36.5 μm and thus
corresponds to the increasing of hardness value up to 174.12 HV dan Ultimate
Tensile Strength (UTS) up to 525.4 MPa for 120 minutes of holding time. On the
other hand, the longer holding time of heating, it gives brass different behaviour in
two different corrosive environments. In the seawater environment (NaCl 3.5%),
brass tend to have lower corrosion rate in value of 0.0218 mm/yr and 0.1404
mm/yr for weight loss and polarization respectively. On the contrary, in the
ammoniacal environment (Mattsson?s Solution) brass tend to have higher
corrosion rate with value up to 0.1906 mm/yr and 5.1209 mm/yr for weight loss
and polarization respectively. In addition, it indicates that Anneal Hardening
caused by segregation of solute atoms into dislocations or grain boundary has
taken place that affect a significant change in hardness, tensile strength, and
corrosion resistance of Cu-Zn 70/30."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fadli
"ABSTRAK
Paduan Cu-Zn 70/30 atau dikenal juga sebagai Cartridge Brass memiliki
sifat konduktivitas panas dan listrik yang sangat baik, ketahanan korosi yang
tinggi, serta kemampubentukan yang baik. Cu-Zn 70/30 sangat luas digunakan
sebagai core dan tank radiator otomotif, komponen amunisi, maupun perangkat
bangunan dan arsitektur sehingga sangat rentan sekali terpapar oleh lingkungan
yang korosif seperti air laut dan ammonia. Thermo-Mechanical Controlled
Processing (TMCP) adalah salah satu metode rangkaian pengontrolan pemanasan
dan pembentukan dengan tujuan meningkatkan kualitas sifat material. Oleh
karena itu, pada penelitian ini digunakan metode TMCP dengan canai hangat
untuk meningkatkan sifat mekanik dan ketahanan korosi paduan Cu-Zn 70/30.
Proses canai dilakukan dengan metode bolak-balik dengan deformasi sebesar 60%
(30%-30%) dimana pada setiap pass-nya paduan Cu-Zn dipanaskan terlebih
dahulu pada temperatur 300oC dengan waktu tahan berbeda mulai dari 30, 60, dan
120 menit. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa dengan
semakin lamanya waktu pemanasan dan kemudian dideformasi lebih lanjut maka
terjadi penurunan ukuran butir dari 92.2 μm menjadi 36.5 μm yang berpengaruh
pada peningkatan kekerasan sebesar 174.12 HV dan kekuatan tarik mencapai
525.4 MPa pada waktu tahan 120 menit. Selain itu, semakin lama waktu
pemanasan juga memberikan perilaku korosi yang berbeda pada dua lingkungan
korosif. Pada lingkungan air laut (NaCl 3.5%), paduan kuningan cenderung
mengalami penurunan laju korosi hingga 0.0218 mm/yr untuk weight loss dan
0.1404 mm/yr untuk polarisasi. Sedangkan pada lingkungan ammonia (Mattsson?s
Solution) terjadi hal yang berkebalikan dimana paduan kuningan cenderung
mengalami kenaikan laju korosi hingga mencapai 0.1906 mm/yr untuk weight loss
dan 5.1209 mm/yr untuk polarisasi. Ditambah lagi, terdapat indikasi adanya
fenomena Anneal Hardening karena tersegregasinya atom terlarut pada dislokasi
atau batas butir sehingga memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap
nilai kekerasan, kekuatan tarik, dan ketahanan korosi paduan Cu-Zn 70/30.

ABSTRACT
Cu-Zn alloy (70/30) also known as Cartridge Brass possesses high thermal
and electrical conductivity, high corrosion resistance, and good formability. Thus,
used extensively for core and tank automotive radiator, ammunition component,
and architectural hardware. This wide applications are susceptible to exposure of
corrosive environments such as seawater and ammonia environments. Thermo-
Mechanical Controlled Processing (TMCP) is one method consists of controlled
heating and controlled forming to produce high quality materials. Therefore, this
research focuses on the study of mechanical properties and corrosion resistance
Cu-Zn 70/30 by implementing warm rolling TMCP method. Rolling process was
conducted in reversible way with deformation degree of 60% (30%-30%) and
before each pass of the rolling the material is heated up to temperature 300oC with
different holding time from 30, 60, and 120 minutes. The results showed that as
the longer holding time of the heating and was continued by further deformation,
it affects the grain size to be much smaller from 92.2 μm to 36.5 μm and thus
corresponds to the increasing of hardness value up to 174.12 HV dan Ultimate
Tensile Strength (UTS) up to 525.4 MPa for 120 minutes of holding time. On the
other hand, the longer holding time of heating, it gives brass different behaviour in
two different corrosive environments. In the seawater environment (NaCl 3.5%),
brass tend to have lower corrosion rate in value of 0.0218 mm/yr and 0.1404
mm/yr for weight loss and polarization respectively. On the contrary, in the
ammoniacal environment (Mattsson?s Solution) brass tend to have higher
corrosion rate with value up to 0.1906 mm/yr and 5.1209 mm/yr for weight loss
and polarization respectively. In addition, it indicates that Anneal Hardening
caused by segregation of solute atoms into dislocations or grain boundary has
taken place that affect a significant change in hardness, tensile strength, and
corrosion resistance of Cu-Zn 70/30."
2016
S65441
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Rizeki Ridhowati
"Paduan Cu-Zn (70/30) kerap digunakan sebagai saluran pipa untuk menyalurkan air. Pada saluran pipa tersebut umumnya ditemukan ion klorida. Produk korosi yang terbentuk pada paduan Cu-Zn akibat interaksi dengan ion Cl- dapat menurunkan efisiensi kerja alat. Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan metode pengembangan lebih lanjut untuk meningkatkan ketangguhan dan ketahanan korosi paduan Cu-Zn dengan Thermomechanical Control Process (TMCP). Pengerjaan canai dilakukan dengan metode bolak-balik sebanyak 2x25%, 2x30%, dan 2x35% pada temperature 300℃. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pada peningkatan deformasi dari 31.63% menjadi 41.93%, terjadi peningkatan kekerasan dari 153.7 VHN menjadi 162.16 VHN dan kekuatan tarik dari 501.1 MPa menjadi 599.3 MPa. Namun, pada deformasi tertinggi yakni 48.93%, terjadi penurunan kekerasan dari 162.16 VHN menjadi 159.52 VHN dan kekuatan tarik dari 599.3 MPa menjadi 546.5 MPa. Fenomena ini terjadi disebabkan karena adanya partial recrystallization yang diindikasikan dengan adanya butir kecil baru. Selain itu, dengan peningkatan deformasi dari sebesar 31.61% hingga 48.39%, ukuran diameter butir rata-rata menurun dari 50.53µm menjadi 24.41µm menyebabkan penurunan laju korosi dari 0.564 mm/year menjadi 0.426 mm/year

Cu-Zn alloy (70/30) are used for piping and delivery of water. These pipes are frequently employed in a condition where chloride ions are present. Corrosion products formed on paduan Cu-Zn (70/30) as the result of interaction with Cl‑ ion can lead to the decrease of efficiency of the equipment. Therefore, this research focuses to study toughness and corrosion resistance of paduan Cu-Zn (70/30) by conducting Themomechanical Control Process (TMCP). Rolling on temperature 300℃ is conducted by double pass reversible method with deformation 2x25%, 2x30%, and 2x35%. The result showed that as the increase of deformation degree from 31.6% to be 41.93%, there are also increase in hardness value from 153.7 VHN to be 162.16 VHN and tensile strength from 501.1 MPa to be 599.3 MPa. However, at the highest deformation degree there is a decline in hardness from 162.16 VHN to be 159.52 VHN and tensile strength from 599.3 MPa to be 546.5 MPa. This phenomenon is due to partial recrystallization which is indicated by existence of nuclei. In addition, with the increase of deformation degree from 31.61% to be 48.39%, the size of the average diameter grain size decrease from 50.53 to be 24.41 causes a decrease in the corrosion rate from 0.564 mm/year menjadi 0.426 mm/year."
2016
S62182
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Febriyanti
"[Permintaan terhadap munisi kaliber besar untuk kebutuhan bidang HanKam di
dalam negeri sangat tinggi. Oleh karena itu, produsen harus mengimpor bahan
baku Cu-Zn 70/30 dari luar negeri dengan harga yang tinggi. Hal ini yang
menyebabkan produsen di dalam negeri berlomba untuk menguasai teknologi
pembuatan selongsong peluru kaliber besar agar dapat meningkatkan kemandirian
di bidang HanKam supaya biaya produksi menjadi lebih rendah. Salah satunya
adalah menggunakan proses thixocasting untuk menghasilkan preform/mangkuk
Cu-Zn 70/30 dari billet yang dilanjutkan dengan ironing. Keberhasilan proses
ironing tergantung dari mampu bentuk dingin material Cu-Zn 70/30 yang
digunakan. Oleh karena itu, pada penelitian ini dipelajari bagaimana
meningkatkan mampu bentuk dingin dengan metode thermomechanical
controlled processed menggunakan teknologi canai hangat. Teknologi canai
hangat dilakukan dengan metode double pass reversible sebanyak 25% x 2, 30%
x 2, dan 35% x 2 dengan variabel temperatur 300oC, 400oC, dan 500oC. Dengan
melakukan pengamatan metalografi baik menggunakan optical microscope
maupun FE-SEM, pengujian mekanik baik uji tarik maupun uji keras mikro
vickers, dan pengujian mampu bentuk dengan swift test menghasilkan kesimpulan
yaitu derajat deformasi aktual canai hangat yang dilakukan tidak sesuai dengan
teoritis, namun dari variabel canai hangat yang dilakukan masih bisa dihasilkan
sifat mampu bentuk terbaik yaitu pada benda uji yang dideformasi canai hangat di
temperatur 500oC dengan derajat deformasi aktual sebesar 38.7%. Sifat mampu
bentuk yang tinggi berhubungan dengan sifat mekanik dan struktur mikro yang
dihasilkan yaitu ukuran butir halus mencapai 29 μm, berbentuk equiaxed dengan
nilai GAR mencapai 1.2, dan nilai kekerasan mikro yang tinggi mencapai 155
HV. Selain itu, kekuatan UTS dan YS tertinggi masing-masing sebesar 533 MPa
dan 435 MPa juga didapatkan dari benda uji yang dilakukan parameter deformasi
canai hangat di temperatur 500oC dengan derajat deformasi aktual 38.7%.
Sedangkan apabila dilihat dari sifat mampu bentuknya maka benda uji yang
dideformasi canai hangat pada kondisi parameter ini memiliki nilai koefisien
pengerasan regang yang tinggi sebesar 0.00228, nilai anisotropi normal rata-rata
yang tinggi sebesar 0.5452, nilai anisotropi planar (Δr) yang rendah yaitu Δr<1
sebesar -0.42, LDR tinggi sebesar 2.625, dan tinggi mangkuk terbesar yaitu 10.31
mm.;The needs of high calibre munition for Indonesian army is very high. To
fulfill this strategic requirement, the government has to import this munition even
the price is very high. This condition stimulates local industry to obtain the latest
technology to produce high calibre munition, especially on casing. It is expected
that the price will be lower by producing high calibre munition in Indonesia. On
of technology which is used to produce high calibre casing munition is
thixocasting to produce pre-formed cup of Cu-Zn from billet then followed by
ironing process. The quality result of ironoing process is mostly dependent on
cold formability of Cu-Zn 70/30 material used. Therefore, this research focuses to
study how to improve cold formability by implemented thermo mechanical
controlled processed with warm rolling. Warm rolling is conducted on double
pass reversible method with deformation 25% x 2, 30% x 2, and 35% x 2 at
various temperatur 300oC, 400oC, and 500oC. The specimens are then examined
and tested by several method such as metallography using optical microscopy and
FE SEM, tensile test, vickers hardness test and swift test to observed cold
formability. The result indicate that the aktual degree of deformasi of warm
rolling can not be achieved as planned due to some problems with the equipment.
However, the best formability can be measured, where the best formability is
obtained for specimens which were warm rolled at temperatur 500oC with aktual
deformation 38.7%. Formability is strongly related to the mechanical properties
and its microstructure where the best formability obtained for the specimens
which has 29 μm grain size in equiaxed form and has GAR value of 1.2, and
maximmum hardness value is 155 HV. This specimen has UTS and YS
maximum are 533 MPa and 435 MPa, maximum strain hardening coefficient
0.00228, average anisotropic 0.5452, anisotropic planar Δr<1 at -0.42, LDR
maximum 2.625, and the height of cup is 10.31 mm., The needs of high calibre munition for Indonesian army is very high. To
fulfill this strategic requirement, the government has to import this munition even
the price is very high. This condition stimulates local industry to obtain the latest
technology to produce high calibre munition, especially on casing. It is expected
that the price will be lower by producing high calibre munition in Indonesia. On
of technology which is used to produce high calibre casing munition is
thixocasting to produce pre-formed cup of Cu-Zn from billet then followed by
ironing process. The quality result of ironoing process is mostly dependent on
cold formability of Cu-Zn 70/30 material used. Therefore, this research focuses to
study how to improve cold formability by implemented thermo mechanical
controlled processed with warm rolling. Warm rolling is conducted on double
pass reversible method with deformation 25% x 2, 30% x 2, and 35% x 2 at
various temperatur 300oC, 400oC, and 500oC. The specimens are then examined
and tested by several method such as metallography using optical microscopy and
FE SEM, tensile test, vickers hardness test and swift test to observed cold
formability. The result indicate that the aktual degree of deformasi of warm
rolling can not be achieved as planned due to some problems with the equipment.
However, the best formability can be measured, where the best formability is
obtained for specimens which were warm rolled at temperatur 500oC with aktual
deformation 38.7%. Formability is strongly related to the mechanical properties
and its microstructure where the best formability obtained for the specimens
which has 29 μm grain size in equiaxed form and has GAR value of 1.2, and
maximmum hardness value is 155 HV. This specimen has UTS and YS
maximum are 533 MPa and 435 MPa, maximum strain hardening coefficient
0.00228, average anisotropic 0.5452, anisotropic planar Δr<1 at -0.42, LDR
maximum 2.625, and the height of cup is 10.31 mm.]"
2015
T44720
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Rita Adriana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S41093
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafika Diantika
"Pengembangan logam sebagai biomaterial implan tulang telah dimulai sejak lama dan terus berlanjut akibat sifatnya yang lebih unggul dibanding material lain. Logam yang saat ini menjadi perhatian untuk diaplikasikan sebagai implan adalah Mg-Gd karena memiliki sifat mekanik yang hampir sama dengan tulang manusia dan kemampuan luruh yang tinggi. Perlakuan panas mempengaruhi kemampuan bentuk magnesium dan sifat mekanik yang dihasilkan. Penggunaan metode canai hangat yang berbeda bertujuan untuk melihat efektivitas tiap metode terhadap sifat mekanik yang dihasilkan. Proses canai hangat dilakukan pada temperatur 0.3-0.4 Tm dengan cara pemanasan awal selama 5 jam pada suhu 560°C dengan persen reduksi ketebalan 30%. Proses canai hangat menghasilkan proses rekristalisasi dinamis yang mengecilkan ukuran butir dan penghilangan twin. Metode canai menyilang lebih efektif dibandingkan canai searah karena terbentuknya presipitat Mg5Gd sehingga meningkatkan sifat mekanik material seperti kekuatan tarik hingga 152.2 MPa dan kekerasan 66 HV. Metode canai menyilang juga mengalami pengerasan regangan yang lebih tinggi dibandingkan canai searah hingga 0.503 hal ini disebabkan reduksi aktual dan pengecilan ukuran butir yang lebih homogen sehingga interaksi antar dislokasi meningkat akibat densitas yang semakin rapat.

Metals development as biomaterial bone implant has begun since long time ago and still continued because its excellent properties compared to other materials. Metals that attract great attention as new biomaterial bone implant is Mg-Gd because its similarities with human bones and good degradation. Thermomechanical treatment effects magnesium ability to deform and mechanical properties that produced. Different methods that used in this experiment was proposed to see the effectiveness of each method to mechanical properties. Warm rolling was done at 0.3-0.4 Tm with preheating at 560°C for 5 hours and 30% of thickness reduction. Warm rolling produced dynamic recrystallization that refine grains and eliminate twin. Cross rolling method proofs to be more effective compared to single pass rolling because of Mg5Gd precipitate that produced increase Mg-Gd mechanical properties such as tensile strength up to 152.2 MPa and microhardness up to 66 VH. Cross rolling method also exhibit higher strain hardening compared to single pass roll up to 0.503 because of more homogenous grain size and higher actual reduction caused denser dislocation which is contributes to more intense interaction between dislocations.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58465
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barimbing, Novel
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S40813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katili, Sari
"Paduan "Shape memory" adalah paduan yang mempunyai sifat untuk dapat ?teringat" kembali terhadap bentuknya semula apabila dipanaskan. Sifat ingat bentuk ini dihasilkan sebagai akibat terjadinya suatu transformasi fasa induk dan fasa martensit yang reversible. Agar diperoleh sifat ingat bentuk ("shape memory"), maka paduan Cu dengan struktur a dan B harus dilarutkan kembali menjadi fasa tunggal B dengan proses perlakuan pelarutan ("So1ution treatment") hingga mencapai temperatur 750 - 900°C Proses perlakuan pelarutan ini biasanya menyebabkan proses pertumbuhan butir. Pengaruh ukuran besar butir terhadap sifat korosi pa- duan Cu-Zn-A1 diteliti dengan menggunakan ?accelerated test" dan pengukuran elektrokimia. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa,paduan dengan fasa B maupun fasa martensit ,keduanya menunjukkan peningkatan laju desengsifikasi ("dezincification") dengan meningkatnya temperatur perlakuan pelarutan. Hasil analisa elemen dengan EDAX mendukung mekanisme desengsifikasi berdasarkan pelarutan anodik dari kuningan diikuti dengan redeposisi Cu dari larutan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Ronald Hasian
"Baja karbon rendah banyak digunakan di industri pipa, dimana dipersyaratkan memiliki sifat mekanik yang baik. Sifat mekanik bergantung pada struktur mikro logamnya. Baja karbon rendah dipasaran memiliki struktur mikro ferit dengan sifat mekanik rendah. Penelitian ini bertujuan mendapatkan struktur mikro ferit dengan butir lebih halus, diharapkan akan meningkatkan kekuatan dan ketangguhan baja ini. Penelitian dilakukan pada baja karbon rendah 0,12 % C dengan pemanasan temperatur 1100 0C ditahan selama 20 menit, diturunkan pada 650 0C dan ditahan selama 5 jam. Kemudian dilakukan proses pencanaian pada 600 0C dengan derajat deformasi 0 % untuk spesimen A, 50 % untuk spesimen B dan 70 % untuk spesimen C. Kem ian dilakukan pengujian metalografi, kekerasan, pengujian korosi. Hasil penelitian menunjukkan struktur mikronya ferit dan semakin kecil butir maka kekerasan dan ketahanan korosinya semakin baik. Butir terkecil pada spesimen C sebesar 12,77 ?m memiliki kekerasan 167,755 VHN dan laju korosi 5,055 mpy.

Low carbon steel mainly used in pipe industries, which have good mechanical requirement. It, which is in market, has ferrite microstructure with poor mechanical properties. This experiment purposes to get fine grain of ferrite microstructure, so that will increase strength and toughness of steel. It uses low carbon steel 0.12 % C with austenized at 1100 0C for 20 min, then cooled to and maintained at 650 0C for 5 hr. After cooling at 600 0C, specimens were rolled in range 0 %, 50 %, and 70 %. The testing used Vickers hardness test, corrosion test. The microstructure of specimens is ferrite. The results showed that the finest grain in specimen C has diameter 12,77 ?m, get maximum hardness 167,755 VHN and corrosion rate 5,055 mpy."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51652
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Matra Rizki Pratama
"Studi mengenai perubahan mikrostruktur pada butir ferit dan pengaruhnya terhadap ketahanan korosi pada baja karbon rendah telah dilakukan. Thermomechanical processing (TMP) merupakan sebuah subjek baru dalam ilmu rekayasa material yang mengkombinasikan perlakuan dan temperatur proses terhadap material dengan tujuan mendapatkan material berkualitas tinggi. Dengan memberikan perlakuan canai pada temperatur hangat, akan terbentuk struktur butir ferit yang halus, yang membuat sifat mekanik meningkat, laju korosi menurun, dan kemampuan mengabsorbsi hidrogen juga ikut menurun.
Uji polarisasi dan uji HIC dilakukan untuk mengukur laju korosi dan ketahanan penggetasan oleh hidrogen pada bagian spesimen yang searah dan tegak lurus dengan arah canai, dimana spesimen yang dilakukan pengujian adalah baja karbon rendah SS 400 tanpa deformasi dan dengan deformasi canai hangat. Besar deformasi reversible yang diberikan adalah 20%, 20% +20%, 20% +20% +20% and 20% +20% +20% +20% dengan ketebalan awal adalah ho 6 mm. Sebuah mekanisme baru dalam metode canai multi pass reversible juga dilakukan yang disebut metode canai double-side multi pass reversible. Dengan menggunakan metode canai double-side multi pass reversible, diharapkan butir ferit halus yang terbentuk akan terdistribusi seragam diseluruh bagian permukaan.

Microstuctural changes of ferrite grains and its relationship with corrosion resistance in low carbon steel were investigated. Thermomechanical processing (TMP) is a new subject in material engineering which is combining treatment and temperature process to material in order to obtain high quality materials. By applying rolling deformation process in warm working temperature, low carbon steel will have fine ferrite grain structures made its mechanical properties increased, its corrosion rate decreased and also its ability to absorb hydrogen decreased.
Polarization test and HIC test were conducted to measure the corrosion rate and hydrogen embrittlement resistance on both parallel and perpendicular specimen to rolling direction (RD) orientation of as-received and plastic-strained warm rolling material as raw material of SS400 low carbon steel. The applied mechanisms of pass deformation are reversible which are 20%, 20% +20%, 20% +20% +20% and 20% +20% +20% +20% with initial thickness ho 6 mm. A new mechanism of multi pass rolling methods was also proposed which is double-side multi pass reversible. By applying double-side multi pass reversible, it is expected that fine ferrite grains will be distributed uniformly in all surface points.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>