Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169630 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayu Meiliasari
"Industri pencucian pakaian dan alat rumah tangga lainnya (laundry) merupakan salah satu usaha yang menjamur di beberapa kota besar di Indonesia, khususnya kota Depok. Air limbah laundry yang dihasilkan akan merusak lingkungan jika dibuang ke badan air tanpa pengolahan khusus, sehingga diperlukan tindakan pencegahan pencemaran badan air melalui pengolahan air limbah dengan FBR menggunakan EM4 dan reaktan CaCl2 dengan media pasir silika. Pada penelitian ini, air limbah yang digunakan berasal dari air hasil cucian pada Laundry House Ajeng, Depok.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi penyisihan COD, BOD, dan fosfat pada air limbah laundry serta HRT optimumnya yang akan digunakan sebagai desain usulan di lapangan. Pada penelitian ini, FBR dioperasikan secara kontinyu dan air limbah dialirkan secara upflow dengan variasi HRT 1 hari dan 2 hari. Berdasarkan hasil penelitian, FBR mampu menurunkan konsentrasi COD, BOD, dan fosfat mencapai 87,18%; 85,22%; dan 71,17%, dengan HRT 2 hari.
Berdasarkan uji t-test yang dilakukan, variasi HRT 1 hari dan 2 hari mempengaruhi efisiensi penyisihan COD secara signifikan, namun tidak mempengaruhi efisiensi penyisihan BOD dan fosfat. Aplikasi di lapangan dengan debit eksisting 3 m3/hari membutuhkan unit FBR dengan diameter 0,75 meter dan tinggi total 4,75 meter.

Laundry Industry in Indonesia are increasing, especially in Depok. Laundry wastewater potentially damage the environment if discharged into the stream without any treatment, hence on-site wastewater treatment with Fluidized Bed Reactor (FBR) using EM4 and CaCl2 with silica sand media is needed to avoid water pollution. In this study, laundry wastewater sample comes from Laundry House Ajeng, Depok.
This study aims to determine removal efficiency COD, BOD, and phosphate concentration of laundry wastewater and optimum HRT to be used for unit design of FBR in the field. In this study, FBR operated continuously and streamed upflow with HRT variation 1 day and 2 days. Based on the result, FBR is able to decrease the concentration of BOD, COD, and phosphate reached 87,18%; 85,12%; and 71,17%, on 2 days HRT.
Based on t-test, the variation of HRT (1 day and 2 days) influence removal efficiency of COD significantly, but does not influence the removal efficiency of BOD and phosphate. Applications in the field with 3 m3/day wastewater flowrate requires FBR unit with 0,7 meter diameter and 4,4 meter total height.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S655667
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Yulita
"Anaerobik digester memiliki dua sisi dimana menghasilkan energi dan masih menyisakan produk sampingan yang disebut digestat. Digestat tidak dapat langsung dibuang ke lingkungan atau badan air karena mengandung zat pencemar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi karbon aktif glanular fluidized bed pada penyisihan parameter COD dan parameter yang terdapat pada , TSS, BOD, Amonia hasil digestat. Pengujian dilakukan dengan sistem batch dan kolom fluidized bed adsorpstion. Pengujian sistem batch untuk menetukan dosis optimum yang akan digunakan pada pengujian isoterm dan pengujian waktu optimum pada penyisihan COD.
Pengujian dosis optimum digunakan varisi antara 5, 7, 10, 15, 18 g dan waktu yang digunakan 5, 10, 15, 30, 45, 60 menit. Waktu optimum diperoleh pada 10 menit dan dosis optimum dalam penyisihan COD sebanyak 15 g. isotherm yang lebih cocok digunakan adalah isotherm freundlich. Dalam pengujian kolom fluidized bed adsorpsi penguian ketiga perbedaan waktu kontak penghapusan beban pencemar mulai terlihat pada  menit pertama hingga pada menit ke 30 menunjukan penyishan yang signifikan, setelah itu beban tercemar yang ada mulai jenuh hingga beberapa diantaranya memelihi konsentrasi awal. Pada pengujian Fluidized bed adsorpsi menunjukkan penyisihan COD , TSS, BOD dan Amonia sebesar mencapai 96%, 85 %, 90 % dan 69% pada waktu 30 menit. 

Anaerobic digestion has two sides where it produces energy and still leaves a by-product called digestat. Digestat cannot be directly thrown into the environment or body of water because it contains contaminants. This study aims to analyze the efficiency of glanular fluidized bed activated carbon in the removal of COD parameters and parameters contained in, TSS, BOD, and digestion. Tests were carried out with a batch system and fluidized bed adsorption column. Batch system testing to determine the optimum dose that will be used in the isotherm testing and testing the optimum time for COD removal.
The optimum dosage test was used between 5, 7, 10, 15, 18 g and the time used was 5, 10, 15, 30, 45, 60 minutes. The optimum time was obtained at 10 minutes and the optimum dose in COD removal was 15 g. the more suitable isotherm is freundlich isotherm. In testing the fluidized bed adsorption column, the third measurement of the removal contact time of pollutant load began to be seen in the first minute until the 30th minute showed significant filtration, after which the existing polluted load began to saturate until some of them maintained the initial concentration. In testing Fluidized bed adsorption shows allowance for COD, TSS, BOD and Ammonia reached 96%, 85%, 90% and 69% at 30 second.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53962
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Fadhila Izhar
"Berkembangnya industri tekstil di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Lokasi industri terkonsentrasi di Jawa Barat 57 persen , Jawa Tengah 14 persen, dan Jakarta 17 persen dan sisanya tersebar di Jawa, Sumatera. Salah satu industri tekstil yang sedang berkembang saat ini adalah industri produk jeans. Industri jeans memiliki unit pewarnaan dyeing memiliki potensi pencemaran air dengan kandungan bahan kimia berbahaya, Chemical Oxygen Demand, asam, dan amoniak yang tinggi Verma dkk, 2012.
Pada penelitian ini, air limbah yang digunakan berasal dari pabrik X produksi bahan jean di Bandung, Jawa Barat. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi penyisihan COD, BOD, dan warna pada air limbah pabrik serta HRT optimum yang akan digunakan sebagai usulan desain eksisting di lapangan. Teknologi ABR-AF akan dioperasikan secara kontinyu dengan aliran air limbah up-down, dengan variasi HRT 12 jam, 18 jam , dan 24 jam.
Dari hasil penelitian, ABR-AF mampu menurunkan konsentrasi COD, BOD, dan warna air limbah jean sebesar 96,72 , 95,07 dan 45,1 pada HRT 24 jam. Variasi HRT mempengaruhi efisiensi penyisihan yang terjadi. Pada aplikasi di lapangan dengan debit 55 m3/hari, maka membutuhkan unit ABR-AF dengan dimensi panjang, lebar, dan tinggi reaktor adalah 7 m, 1,75 m x 4,75 m.

Textile Industrial in Indonesia are increasing from time to time. From the statistic data, there are 57 textile industry in West Java, 14 in Middle Java, and 17 in Jakarta. One of the most advanced textile industry is jeans textile. Jeans wastewater potentially damage the environment if discharged into the stream without any treatment, hence on site wastewater treatment with Anaerobic Baffled Reactor ABR Anaerobic Filter AF Bio Blox Media. This study aims to determine removal efficiency of COD, BOD, and colour concentration of ABR AF in the field.
In this study, ABR AF operated continuously and streamed up and down with HRT variation 12 hours, 18 hours, and 24 hours. Based on the result, ABR AF is able to decrease the concentration of BOD, COD and colour reached 96,72 , 95,07 dan 45,1 on 24 hours HRT.
Based on the data, the variations of HRT affect the removal efficiency result of COD, BOD, and colour significantly. Application in the field with 55 m3 day wastewater flowrate requires ABR AF unit with 7 meter length, 1,75 meter widht, and 4,75 meter height.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67932
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gisda Pratika Sari
"ABSTRAK
Berdasarkan data hasil pemantauan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok tahun 2015, kualitas air lindi pada inlet dan outlet di pengolahan air lindi TPA Cipayung menunjukkan bahwa COD dan BOD merupakan memiliki konsentrasi efluennya sangat tinggi sehingga membutuhkan pengolahan. Salah satu pengolahan air lindi secara biologis adalah filter terendam dengan memanfaatkan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi penghilangan dengan media sarang tawon dan EM4 dalam mereduksi kadar COD dan BOD pada air lindi TPA Cipayung. Penelitian ini dilakukan secara anaerobik dengan variasi HRT 3, 5, dan 7 hari. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa persentase penghilangan kadar COD pada HRT 3 hari berkisar 45,5―52,3%, HRT 5 hari berkisar 55,5―61%, dan HRT 7 hari berkisar 68,6―73,2%. Sedangkan, untuk parameter BOD menghasilkan efisiensi sebesar 60,3―63% pada HRT 3 hari, HRT 5 hari berkisar 72,5―74,6%, dan HRT 7 hari berkisar 77―80,8%. Penggunaan EM4 terbukti mampu mempercepat pembentukan

ABSTRACT
Based on data of monitoring result by Depok Agency for Hygiene and Landscape Gardening in 2015, leachate quality at the inlet and outlet in TPA Cipayung?s leachate treatment showed that the content of COD and BOD are the parameters that have high concentration of effluent, so they need a treatment. One of biological treatment for leachate is submerged filter by utilizing bacterial. This research aims to know the removal efficiency with honeycomb medium and EM4 in reducing COD and BOD in TPA Cipayung?s leachate treatment. This research used anaerobic process with the HRT variations 3, 5, and 7 days. The result of this research showed that COD removal at 3 days HRT were 45,5―52,3%, 5 days HRT were 55,5―61%, and 7 days HRT were 68,6―73,2%. While the BOD efficiency removal were 60―63% in 3 days HRT, 5 days HRT were 72,5―74,6%, and 7 days HRT were 77―80,8%. Using EM4 can generate the formation of biofilm which increases the removal efficiency of COD and BOD.;"
2016
S65567
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sesara Maharani
"ABSTRAK
Industri pembuatan benang termasuk dalam kategori industri tekstil yang di mana air buangannya memiliki kandungan COD dan BOD yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji efisiensi penyisihan COD dan BOD dengan metode Anaerobic Baffled Reactor ABR serta berapa hydraulic retention time HRT optimum untuk pengolahan air limbah industri pembuatan benang. Air limbah diproses dalam reaktor ABR 5 kompartemen dengan volume 10 L. Proses penelitian meliputi tahapan seeding, aklimatisasi, dan feeding. Feeding dilakukan dengan variasi HRT 12 jam, 18 jam, dan 24 jam. Karakteristik air limbah memiliki kandungan COD 1.950 ndash; 3.210 mg/L, BOD 300,8 ndash; 421 mg/L dengan pH 5,66, dan temperature 28,5 ndash; 28,9oC. Efisiensi penyisihan mampu mencapai 97,58 untuk parameter COD dan 82,11 untuk parameter BOD. HRT optimum untuk parameter COD diperoleh pada saat HRT 12 jam dengan rata-rata penyisihan 94,79 dan untuk parameter BOD diperoleh pada saat HRT 18 jam dengan rata-rata penyisihan 71,73 . Tidak terdapat perbedaan hasil yang signifikan antar variasi HRT. HRT optimum pada penelitian ini adalah 12 jam.

ABSTRACT
Yarn making industry is part of textile industry with high COD and BOD wastewater. The purpose of this study is to figure the efficiency decreased levels of COD and BOD in processing with Anarobic Baffled Reactor ABR method and also the optimum HRT in processing yarn making industry wastewater. The wastewater processed in 5 compartment ABR with 10 L volume. The research process include seeding, acclimatization, and feeding. Feeding is done with HRT variations of 12 h, 18h, and 24h. The characteristic of the wastewater contain 1.950 ndash 3.210 mg L COD, 300,8 ndash 421 mg L BOD with pH 5,66 and temperature of 28,5 ndash 28,9oC. Highest efficiency of COD and BOD removal up to 97,58 and 82,11 , respectively. Optimum HRT achieved at HRT 12h for COD removal with average efficiency 94,74 and 18h for BOD removal with average efficiency 71,73 . There were no significant differences between HRT variations. Optimum HRT in this study is 12h."
2017
S66982
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanyzia Fajrianas Kautsar
"ABSTRAK
Peningkatan produksi lindi dari TPA banyak yang tidak diikuti dengan banyaknya instalasi pengolahan lindi yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar penyisihan COD, TN, dan TSS serta waktu detensi optimumnya menggunakan Anoxic-Aerobic Moving Bed Biofilm Reactor MBBR . MBBR merupakan suatu unit pengolahan biologis dengan mengkombinasikan sistem attached growth dengan suspended growth. Operasioanal MBBR dilakukan menggunakan sistem batch, yang terdiri atas tiga proses, yaitu seeding, aklimatisasi, dan feeding. HRT atau waktu detensi yang digunakan pada penelitian ini adalah 12 dan 24 jam. Konsentrasi COD, TN, dan TSS pada influen lindi yang digunakan pada penelitian ini berturut-turut berada pada rentang 3345 mg/L ndash; 6000 mg/L, 2285 mg/L ndash; 2585 mg/L, dan 650 mg/L ndash; 2155 mg/L. Dari penelitian ini diketahui efisiensi penyisihan COD, TN, dan TSS pada saat HRT 12 jam berturut-turut berada pada rentang 59.47 - 66.58 , 58.87 - 70.50 , dan 51.72 - 54.79 . Sedangkan efisiensi penyisihan COD, TN, dan TSS pada saat HRT 24 jam berturut-turut berada pada rentang 62.48 - 69.99 , 70.23 - 83.56 , dan 53.33 ndash; 61.17 . Dari efisiensi penyisihan tersebut dapat diketahui bahwa waktu detensi optimum pada penelitian ini adalah 24 jam. Namun efisiensi penyisihan yang kurang maksimal menyebabkan efluen dari penelitian ini masih berada di atas baku mutu.

ABSTRACT
There are so many leachate produced by solid waste landfill which is not required by effective leachate treatment unit. The purpose of this study is to know the removal efficiency of COD, TN, and TSS, and also the optimum HRT using Anoxic Aerobic Moving Bed Biofilm Reactor MBBR . MBBR is a biological processing unit that combine attached growth system with suspended growth system. The MBBR 39 s operational system that used in this study is batch system. HRT that used in this study is 12 and 24 hours. COD, TN, and TSS concentrations of Cipayung landfill leachate is in range 3345 mg L ndash 6000 mg L, 2285 mg L ndash 2585 mg L, dan 650 mg L ndash 2155 mg L resepectively. The removal efficiency of COD, TN, and TSS with 12 hours HRT as result of this study is in range 59.47 66.58 , 58.87 70.50 , dan 51.72 54.79 respectively. And The removal efficiency rof COD, TN, and TSS with 24 hours HRT as result of this study is in range 62.48 69.99 , 70.23 83.56 , dan 53.33 ndash 61.17 respectively. The optimum time detention HRT of this study is 24 hours. The small value of removal efficiency causes the leachate concentrations still exceeds the quality standard."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denok Wahyuningtyas
"Cakupan pelayanan air bersih PT. PALYJA untuk DKI Jakarta berkisar 60% pada tahun 2015, sedangkan target yang ditetapkan pada MDGs tahun 2015 cakupan pelayanan air bersih akses aman nasional adalah 68,87%. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah kurangnya pasokan air baku yang memenuhi syarat untuk diolah menjadi air bersih/ air minum dikarenakan kualitas air baku yang makin menurun akibat buangan limbah domestik maupun nondomestik. Untuk memperbaiki kualitas air baku maka dilakukan pengolahan secara biologis dengan optimalisasi parameter operasi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kinetika dan efisiensi removal zat organik dan amonia pada pengolahan air baku IPA Cilandak yang bersumber dari Sungai Krukut menggunakan Moving Bed Biofilm Reactor terhadap variasi laju aerasi dan waktu tinggal hidrolik. Pada laju aerasi 40 L/menit efisiensi removal COD dengan waktu tinggal 20, 40, dan 60 menit berturut-turut adalah 47,23%, 49,35%, dan 52,04%, sedangkan amonia berturut-turut 47,83%, 50,63%, dan 54,01%. Untuk kinetika penguraian COD adalah 0,0369 jam-1 dan amonia 0,0578 jam-1. Sedangkan pada laju aerasi 30 L/menit efisiensi removal COD dengan waktu tinggal 20, 40, dan 60 menit berturut-turut adalah 43,80%, 45,20%, dan 46,99%, untuk amonia berturut-turut 43,26%, 46,23%, dan 48,96%. Kinetika penguraian COD pada laju aerasi tersebut adalah 0,0288 jam-1 dan amonia 0,0539 jam-1. Kondisi optimum pengolahan MBBR pada percobaan ini dicapai pada saat waktu tinggal 60 menit dan laju aerasi 30 L/menit.

Coverage of water service to the Jakarta area ranges from 61.06% in 2015, while the target set in the MDGs by 2015 service coverage of national safety access clean water in Jakarta is 68,87%. The problems faced today was the lack of supply of raw water that is eligible to be processed into clean water/ drinking water, it?s because the quality of the raw water is decreasing due to domestic and non-domestic waste disposal. To improve the quality of raw water, biological processing is carried out by optimizing the operating parameters. The purpose of this study was to analyze the kinematics and the efficiency of organic matter and ammonia removal in the raw water treatment Cilandak Drinking Water Plant from Krukut River source using Moving Bed Biofilm Reactor to variations aeration rate and hydraulic retention time. At 40 L/minutes aeration rate, removal efficiency of COD with 20, 40, and 60 minutes retention time are 47,23%, 49,35%, dan 52,04%, while removal efficiency of ammonia are 47,83%, 50,63%, dan 54,01%. For the decomposition kinetics of COD and ammonia is 0,0369 hour-1 and 0,0564 hour-1. At 30 L/minutes aeration rate, removal efficiency of COD with 20, 40, and 60 minutes retention time are 43,80%, 45,20%, dan 46,99%, while removal efficiency of ammonia are 43,26%, 46,23%, dan 48,96%. Decomposition kinetics of COD and ammonia at this aeration rate is 0,0288 hour-1 and 0,0539 hour-1. The optimum conditions of MBBR treatment in this trial achieved when the retention time is 60 minutes and aeration rate is 30 L/min"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45929
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S34386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febry Dahyani
"Kuantitas biogas dan kadar metana yang dihasilkan dari proses anaerobik berhubungan erat dengan aktivitas mikroorganisme yang dipengaruhi oleh parameter proses maupun komposisi substrat. Salah satu cara optimalisasi proses anaerobik ini adalah dengan menggunakan tambahan inokulum berupa kultur mikroorganisme. Reaktor batch skala laboratorium volume 6000 mL dengan konsentrasi padatan rendah (4-5%) digunakan untuk menganalisa pengaruh penambahan Effective Microorganism 4 (EM4) terhadap penguraian anaerobik hasil cacahan sampah makanan. Penelitian yang berlangsung selama 90 hari membuktikan bahwa, dalam kondisi suhu mesopilik (29,5 ± 1,5 0C), reaktor tanpa penambahan EM4 mengalami penurunan Total Solid (TS) dan Volatile Solid (VS) berturut – turut sebanyak 24% dan 3%, menghasilkan biogas 0,67 m3/kg VS yang hilang, dengan persentase metana 0%. Sedangkan, dengan penambahan EM4 0,2% (v/v) penurunan TS dan VS berturut-turut mencapai 60% dan 44%, dengan laju penurunannya (orde pertama) dipercepat sebanyak 3x dan 20x (dibandingkan tanpa penambahan EM4). Serta menghasilkan biogas 2,01 m3/kg VS yang hilang (hari ke-0 – ke-57) dan 0,98 m3/kg VS yang hilang (hingga hari ke- 90) dengan persentase metana 83%, dan laju pembentukan metana (k) 0,024 hari-1 atau 254,5 L/kg VS.hari. Dari hasil tersebut, diperoleh bahwa proses lebih optimal dengan adanya penambahan kultur mikroorganisme EM4.

Biogas and methane yield from anaerobic process are related to microorganism activity which are affected by process parameters and substrate composition. Optimization of this anaerobic process can be conducted using microorganism culture as inoculums for substrate. Lab-scale batch reactor with volume of 6000 mL and low solid concentration (4 – 5%) are used for analyzing the effect of added Effective Microorganism 4 (EM4) on the anaerobic digestion of shredded food waste. The 90 days experiment at mesophilic condition (29.5 ± 1.5 0C) showed that reactor without addition of EM4 can only achieve Total Solid (TS) and Volatile Solid (VS) removal of 24% and 3%, respectively, biogas yield 0.67 m3/kg VS destroyed, with 0% methane. While, the reactor with addition of 0.2% EM4 (v/v) can achieve TS and VS removal of 60% and 44%, with decomposition rate (first order) were accelerated 3x and 20x (compared to without addition of EM4), respectively. Biogas yield are 2.01 m3/kg VS destroyed (day- 0 – 57) and 0.98 m3/kg VS destroyed (until day- 90), with 83% methane, and methane yield rate (k) at 0.024 day-1or 254.5 L/kg VS.day. These result showed that anaerobic process can be optimized with addition of EM4."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46848
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Rahayu Pujiastuti
"Shrimp farms generates wastewater which contain high concentration of ammonia and nitrate produced from feed residue and shrimp secretion. This study aimed to analyse concentration changes of ammonia and nitrate in shrimp farm wastewater by applying Biofloc Technology (BFT) combined with Effective Microorganisms 4 (EM4), and to determine the optimum concentration of EM4 in reducing ammonia and nitrate concentration. Experiment was carried out for 30 days in laboratory scale using three treatment tanks sized of 40x25x30 cm3. Each tanks equipped with aerator 7 L/min and lamp 30 watts contains different EM4 concentration: 3 ml/l; 5 ml/l; and 7 ml/l, 15 liters of fresh water, and 20 young shrimps. By the end of observation in all three treatment tanks, water parameter such as DO was recorded in ranged between 4.11-4.48 mg/l, pH 7.7-8.4, and temperature 29.1-30.7oC. Nutrients level include ammonia and nitrate were declined with the maximum removal of ammonia concentration from each treatment tank for EM4 3 ml/l, 5 ml/l, and 7 ml/l were 74.1%, 84.2%, and 88.9%, whereas for nitrate were 68.4%, 72.6%, and 83.7%, respectively. Ammonia and nitrate concentration were reduced to about 0.634 mg/l and 1.261 mg/l, respectively. Dosage EM4 of 7 ml/l was considered as the optimum concentration in reducing ammonia and nitrate concentration. It can be concluded that combination of BFT and EM4 is successfully work in removing ammonia and nitrate wasted in shrimp farm wastewater and maintain the nutrients and water quality in the safety level so that potential to be used as water recycle for shrimp aquaculture"
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2017
UI-IJTECH 8:6 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>