Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52810 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Delly Astria Darwin
"ABSTRACT
Solid Seperation Chamber (SSC) merupakan unit pengolahan lumpur yang merupakan modifikasi dari Sludge Drying Bed (SDB). SSC dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengolah lumpur IPA dengan cara filtrasi melalui sand filter dan lapisan geotekstil, serta pengeringan dengan sinar matahari yang dilengkapi polycarbonate sebagai penutup. Studi ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas unit SSC dalam memisahkan kandungan air dan padatan lumpur, menurunkan kandungan pencemar, dan mengeringkan lumpur. Studi dilakukan menggunakan unit SSC skala laboratorium, dengan loading lumpur secara tunggal dan kontinu, dengan volume lumpur 70 liter/loading. Kandungan padatan dan kondisi iklim diukur secara berkala. Penurunan konsentrasi COD, TSS, dan kekeruhan juga diamati. Pada loading tunggal (single loading) dan loading seri (continuous loading) diperoleh lumpur dengan ketebalan 0.5 cm dan 21 cm. Unit SSC dapat mereduksi volume lumpur hingga 95.43%. Setelah pengeringan selama 15 hari, diperoleh lumpur dengan kandungan padatan 97.71% (lumpur dengan tebal 0.5 cm) dan 51.33% (lumpur dengan tebal 21 cm). Unit SSC dapat mereduksi kandungan COD hingga 98.05%, kekeruhan 99.65%, dan TSS 99.82%.

ABSTRACT
Solid Separation Chamber (SSC) is a sludge processing unit, which is a modification from Sludge Drying Bed (SDB). SSC can be used as an alternative to treat water works sludge by filtration process through sand filter and a layer of geotextile, and solar drying with polycarbonate as the cover. The purpose of this study is to determine the effectiveness of SSC unit in seperating water and solid content of sludge, reducing pollutant content, and drying sludge. This study was done using a laboratory scale SSC unit, with a single and continuous sludge loading, with a volume of 70 liter sludge/loading. Solid content and climate conditions was measured constantly. Reduction of COD, TSS, and turbidity content was also monitored. In the single loading and continous loading, sludge that was obtained has 0.5 cm and 21 cm of thickness. SSC unit can reduce sludge volume up to 95.43%. And after 15 days of drying, sludge solid content increases to 97.71% (0.5 cm thick sludge) 51.33% (21 cm thick sludge). SSC unit can reduce the content of COD up to 98.05%, turbidity up to 99.65%, and TSS up to 99.82%;"
2016
S65750
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andryansya Putra Abinda
"Pengoperasian IPA Legong menimbulkan residu/limbah yang berupa lumpur yang tidak sesuai dengan baku mutu air limbah. Hingga saat ini IPA legong masih belum memiliki sistem pengolahan lumpur sehingga lumpur dialirkan kembali ke Sungai Ciliwung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Menganalisis karakteristik dan kuantitas lumpur IPA Legong dan merencanakan sistem pengolahan lumpur yang akan diterapkan di IPA Legong. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan pengujian karakteristik lumpur dan melakukan pemilihan alternatif teknologi dengan menggunakan tools berupa pairwise comparison chart dan decision matrix. Hasil dari penelitian ini adalah konsentrasi COD untuk Lumpur sedimentasi Kedasih, sedimentasi Konvensional, filtrasi Kedasih, dan filtrasi Konvensional sebesar 545,2 mg/L, 649,6 mg/L, 112,5 mg/L, dan 119 mg/L. % total solid untuk lumpur sedimentasi Kedasih, filtrasi Kedasih, sedimentasi Konvensional, dan filtrasi Konvensional berurut sebesar 1,89%, 1,06%, 1,39%, dan 0,65%. Dengan debit yang dihasilkan berurut sebesar 77,78 m3 /hari, 517 m3 /hari, 259,28 m3 /hari, dan 1723,33 m3 /hari. Untuk teknologi pengolahan yang terpilih adalah proses Thickening dengan unit Dissolved Air Flotation (DAF), Conditioning dengan Polymer Conditioning, dan proses Dewatering dengan unit Centrifuge Decanter. Terdapat juga Recovery Basin sebagai unit pelengkap untuk lumpur filter backwash. Sistem ini dengan % solid influent sebesar 3,4% dapat diproses hingga menjadi 40% total solid untuk Cake dan 0,43% total solid untuk effluent resirkulasi serta total reduksi volume lumpur sebesar 98,5%.

The operation of Legong Wastewater Treatment Plant (WTP Legong) generates residues/wastes in the form of sludge that do not comply with the wastewater quality standards. Currently, IPA Legong lacks a sludge treatment system, leading to the discharge of sludge back into the Ciliwung River. The objective of this research is to analyze the characteristics and quantity of IPA Legong sludge and to design a sludge treatment system for implementation at IPA Legong. The research method involves testing the sludge characteristics and selecting alternative technologies using tools such as pairwise comparison charts and decision matrices. The research findings indicate that the COD concentrations for Kedasih sedimentation sludge, Conventional sedimentation, Kedasih filtration, and Conventional filtration are 545.2 mg/L, 649.6 mg/L, 112.5 mg/L, and 119 mg/L, respectively. The % Total Solids for Kedasih sedimentation sludge, Kedasih filtration, Conventional sedimentation, and Conventional filtration are 1.89%, 1.06%, 1.39%, and 0.65%, respectively. The generated flow rates are 77.78 m3 /day, 517 m3 /day, 259.28 m3 /day, and 1723.33 m3 /day in sequence. The selected treatment technology comprises the Thickening process with Dissolved Air Flotation (DAF) unit, Conditioning with Polymer Conditioning, and Dewatering process with Centrifuge Decanter unit. Additionally, a Recovery Basin serves as a complementary unit for filter backwash sludge. This system, with an influent % solid of 3.4%, can process sludge to achieve 40% total solids for Cake and 0.43% total solids for effluent recirculation, resulting in a total sludge volume reduction of 98.5%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najwan Nadhif Syarifudin
"Kebutuhan air DKI Jakarta saat ini mencapai 24.000 liter/detik. Namun, kapasitas produksi PAM Jaya hanya mampu menyediakan 20.225 liter/detik. Defisit ketersediaan air bersih disebabkan oleh kurangnya sumber air baku yang memenuhi standar baku mutu untuk dapat diolah menjadi air bersih, salah satu contohnya adalah Kali Krukut. Dengan demikian, maka digunakanlah proses MBBR pada IPA Cilandak sebagai pre-treatment untuk dapat meningkatkan kualitas air baku. Penggunaan MBBR pada proses pengolahan air minum merupakan hal yang masih terbilang baru di Indonesia. Dengan demikian, maka diperlukan analisis mengenai efektivitas penggunaan MBBR dalam menyisihkan polutan pada air baku yang diolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis evektivitas dan efisiensi penyisihan, menganailisis kesesuaian dengan kriteria desain, dan menganalisis efektivitias dan efisiensi penyisihan dengan GPS-X. Setelah dilakukan pengujian sampel dan perhitungan efisiensi penyisihan, maka ditemukan bahwa efisiensi penyisihan MBBR untuk parameter amonia, nitrat, nitrit, COD, BOD, total fosfat, dan total koliform masih belum maksimal. Efisiensi penyisihan untuk MBBR 1 secara berturut-turut yaitu 61, -32, 8, 33, -227, 11, dan -23 %. Sedangkan untuk MBBR 2 secara berturut-turut yaitu 66, -29, 8, 33, -181, 13, dan -259 %. Selain itu, analisis desain dan parameter operasional terhadap kriteria desain menunjukkan beberapa ketidaksesuaian seperti untuk SALR dan dimensi fisik MBBR. Proses MBBR juga dimodelkan dan disimulasi dengan perangkat lunak GPS-X. Hasil perhitungan efisiensi penyisihan setelah simulasi untuk seluruh parameter kecuali total koliform secara beturut-turut yaitu 41,3; -211; 69,8; 1,85; 17; dan 0 %. Setelahnya, dilakukan analisis sensitivitas terhadap parameter COD, amonia, dan oksigen terlarut (DO) dengan menaikkan dan menurunkan input parameter operasional sebesar 5%. Ditemukan bahwa parameter operasional yang paling berpengaruh yaitu debit air yang masuk, fraksi pengisian, dan debit udara. Selanjutnya dilakukan variasi terhadap ketiga parameter tersebut untuk mencari nilai yang paling optimum dalam meningkatkan efisiensi penyisihan MBBR. Diperoleh nilai optimum untuk debit, fraksi pengisian, dan debit udara berturut-turut yaitu 5.000 m3/hari; 55 %; dan 20.000 m3/hari. Dengan nilai optimum tersebut, model disimulasi ulang sehingga terjadi peningkatan efisiensi untuk amonia, nitrit, COD, dan BOD berturut-turut yaitu 76,72; 92,67; 7,50; dan 64,39 %.

Currently, DKI Jakarta's water demand reaches 24,000 liters/second. However, PAM Jaya's production capacity is only able to provide 20,225 liters/second. The deficit in clean water availability is caused by the lack of raw water sources that meet quality standards to be processed into clean water, one example is Kali Krukut. Thus, the MBBR process is used at IPA Cilandak as a pre-treatment to improve the quality of raw water. The use of MBBR in the drinking water treatment process is still relatively new in Indonesia. Thus, it is necessary to analyze the effectiveness of the use of MBBR in removing pollutants in the treated raw water. The purpose of this study is to analyze the effectiveness and efficiency of removal, analyze compliance with design criteria, and analyze the effectiveness and efficiency of removal with GPS-X. After conducting sample testing and calculating the removal efficiency, it was found that the removal efficiency of MBBR for ammonia, nitrate, nitrite, COD, BOD, total phosphate, and total coliform parameters was still not optimal. The removal efficiency for MBBR 1 is 61, -32, 8, 33, -227, 11, and -23%, respectively. Meanwhile, MBBR 2 is 66, -29, 8, 33, -181, 13, and -259%, respectively. In addition, the analysis of design and operational parameters against the design criteria showed some discrepancies such as for SALR and physical dimensions of the MBBR. The MBBR process was also modeled and simulated with GPS-X software. The results of the removal efficiency calculation after simulation for all parameters except total coliform were 41.3; -211; 69.8; 1.85; 17; and 0%, respectively. Afterward, sensitivity analysis was conducted on COD, ammonia, and dissolved oxygen (DO) parameters by increasing and decreasing the operational parameter inputs by 5%. It was found that the most influential operational parameters were incoming water discharge, filling fraction, and air discharge. Furthermore, variations were made to the three parameters to find the most optimum value in increasing the MBBR removal efficiency. The optimum values for discharge, filling fraction, and air discharge were 5,000 m3/day; 55%; and 40,000 m3/day, respectively. With these optimum values, the model was re-simulated resulting in an increase in efficiency for ammonia, nitrite, COD, and BOD of 76,72; 92,67; 7,50; dan 64,39 %, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amallia Ashuri
"Air merupakan kebutuhan utama manusia, begitu pula untuk masyarakat terdampak bencana. Mereka harus bisa menjangkau ketersediaan air bersih yang memadai untuk memelihara kesehatannya. Pada tahap awal kejadian bencana, ketersediaan air bersih bagi pengungsi perlu mendapat perhatian karena tanpa air bersih pengungsi akan rentan tertular penyakit seperti diare, tifus, scabies, dan penyakit lainnya. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan penyediaan air minum di daerah bencana adalah dengan menyediakan air melalui unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) dengan sistem mobile. IPA mobile dalam kegiatan ini didesain dengan tetap mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan air bagi masyarakat yang memenuhi persyaratan kuantitas, kualitas, dan kontinuitas. Aspek kuantitas dievaluasi dengan pengukuran kapasitas operasi selama uji kinerja IPA mobile. Aspek kualitas dievaluasi dengan perbandingan kualitas air olahan dengan baku mutu air minum Permenkes No. 492/MENKES/PER/IV/2010. Sementara aspek kontinuitas dievaluasi dengan kemampuan IPA beroperasi selama 12 jam. Berdasarkan hasil uji kinerja, IPA mobile telah mampu memenuhi ketiga aspek tersebut. Catatan penting yang didapat selama uji kinerja adalah operasional IPA mobile harus diperhatikan agar kinerja IPA mobile terutama dalam pemenuhan aspek kualitas dapat terjaga."
Bandung: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2022
728 JUPKIM 17:2 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Reza Fernanda
"Mikroplastik adalah partikel plastik kecil yang ukurannya kurang dari 5 mm. Ditemukan di sungai, mikroplastik menjadi polutan yang signifikan di Instalasi Pengolahan Air (IPA), sumber utama air minum masyarakat. Kondisi hujan dan kering mempengaruhi kekeruhan air baku, yang juga memengaruhi operasional IPA. Penelitian ini mengeksplorasi efektivitas penyisihan mikroplastik di IPA X selama hujan dan kemarau, terutama penting di Indonesia yang minim penelitian serupa. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi kelimpahan mikroplastik di setiap unit pengolahan, efisiensi penyisihan, dan hubungan dengan pH serta kekeruhan air. Dalam penelitian ini digunakan metode National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan uji FTIR dalam mengetahui kelimpahan dan karakteristik dari mikroplastik. Sampel akan diambil dari 5 titik di IPA, yaitu bak pengumpul, akselator, flokulasi, sedimentasi, dan air produksi. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa kelimpahan mikroplastik di air baku adalah sebanyak 256 partikel/L pada hari kering dan 109 partikel/L pada hari basah dengan kelimpahan rata-rata sebesar 182,5 partikel/L. Di air produksi, ditemukan kelimpahan mikroplastik sebesar 77 partikel/L pada hari kering dan 44 partikel/L pada hari basah dengan nilai kelimpahan rata-rata sebesar 60,5 partikel/L. Berdasarkan karakteristik, bentuk dan warna dari mikroplastik yang dominan ditemukan pada setiap unit di IPA X adalah bentuk fragmen dan warna hitam dengan rentang ukuran berkisar antara 8-3.221 µm. Selain itu, jenis material polimer dari mikroplastik yang diamati didominasi oleh Fluorinated Ethylene Propylene (FEP), Nylon (Polyhexamethylene Adipamide), dan Polyvinylchloride (PVC). Efisiensi total penyisihan mikroplastik di IPA X adalah sebesar 69,9% pada hari kering dan 59,6% pada hari basah. Kelimpahan mikroplastik memiliki korelasi dengan parameter kekeruhan.

Microplastics are small plastic particles measuring less than 5 mm. Found in rivers, microplastics pose a significant pollutant in Water Treatment Plants (WTPs), the main source of drinking water for communities. Weather conditions such as rain and dry spells affect the turbidity of raw water, which in turn impacts WTP operations. This study explores the effectiveness of microplastic removal at WTP X during both rainy and dry seasons, particularly crucial in Indonesia where such research is scarce. The aim is to evaluate microplastic abundance at each treatment unit, removal efficiency, and its correlation with pH and water turbidity. The National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) method and FTIR analysis were employed to determine microplastic abundance and characteristics. Samples were collected from five points within the WTP: raw water intake, accelerator, flocculation, sedimentation, and production water. The study found that microplastic abundance in raw water was 256 particles/L during dry days and 109 particles/L during wet days, with an average abundance of 182.5 particles/L. In production water, microplastic abundance was 77 particles/L during dry days and 44 particles/L during wet days, averaging 60.5 particles/L. Dominant characteristics included fragment shapes, black color, and sizes ranging from 8-3,221 µm. The observed polymer types were predominantly Fluorinated Ethylene Propylene (FEP), Nylon (Polyhexamethylene Adipamide), and Polyvinylchloride (PVC). Overall microplastic removal efficiency at WTP X was 69.9% on dry days and 59.6% on wet days, correlating with water turbidity parameters."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afrike Wahyuni Saputri
"Air merupakan salah satu kebutuhan utama dalam menunjang kehidupan manusia. Kebutuhan terhadap air minum terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan aktifitasnya. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Kota Tangerang secara umum, maka kebutuhan akan air minum juga akan terus meningkat. Dan usia instalasi yang sudah tua (28 tahun) serta belum pernah dilakukan evaluasi dan perbaikan. Untuk itu, diperlukan evaluasi dan optimalisasi kinerja dari instalasi. Kinerja instalasi pengolahan air diketahui melalui evaluasi dengan meninjau kualitas dan kuantitas air baku yang digunakan, kualitas air produksi yang dihasilkan, dan kapasitas pengolahan instalasi (IPA) Babakan. Dari hasil evaluasi dapat dilakukan optimalisasi kinerja instalasi untuk mengetahui efektifitas pengolahan dari instalasi. Metode penelitian yang akan dilakukan adalah observasi secara langsung ke IPA Babakan. Hasil dari evaluasi instalasi eksisting dengan debit 80 L/dtk adalah dapat mengolah air baku sehingga menghasilkan air minum yang memenuhi baku mutu. Namun terdapat beberapa masalah pada beberapa unit pengolahan yang sebaiknya diperbaiki guna meningkatkan kinerja instalasi.

Water is one of the major needs in supporting human life. The need for drinking water continues to increase along with the increasing of population and its activities. As the increasing number of population in Tangerang city in general, the demand for drinking water will also continue to increase. The installation was old (28 years) and has never been evaluated and repaired before. That is why, it needs an evaluation and performance optimization of the installation. The Performance of water treatment plant can be known through the evaluation by reviewing the quality and quantity of raw water used, quality of water production, and installation of processing capacity (IPA) Babakan. From the results of the evaluation we can do an optimizing the performance of the installation to determine the effectiveness of the installation process. The research method is done by direct observation on the IPA Babakan. The results of the evaluation of existing installations with the discharge 80 L / sec are able to treat raw water to produce drinking water that meets quality standards. But there are some problems in several processing units that should be improved to enhance the performance of the installation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S594
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Melati Wahyu Rizki Pratami
"Instalasi Pengolahan Air bersih Pejompongan I dan II merupakan unit pengolahan air bersih yang dimiliki oleh PT. PALYJA. Sumber air baku yang yang digunakan berasal dari Sungai Krukut dan Kalimalang. Disamping menghasilkan air minum, unit pengolahan air minum ini juga menghasilkan residu. Residu ini ditimbulkan dari unit pengolahan tergantung pada kualitas air baku, proses pengolahan, dan penggunaan bahan kimia, residu ini umumnya berupa lumpur. Lumpur dari unit pengolahan air didefinisikan sebagai akumulasi padatan atau endapan yang dihasilkan dari koagulasi bahan kimia, flokulasi dan sedimentasi air baku. Lumpur dari Pengolahan Air Bersih (IPA) I dan II Pejompongan hingga saat ini masih dibuang ke Sungai Krukut. Berdasarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta NO.582 1995 mengenai Baku Mutu Limbah Cair, lumpur tersebut harus diolah terlebih dahulu sehingga memenuhi standar baku mutu sehingga tidak merusak lingkungan.
Melihat kondisi tersebut, maka diperlukan sistem pengolahan lumpur serta proses penanganan lumpur pada fasilitas pengolahan air. Metodologi yang digunakan dalam desain perencanaan ini adalah dengan melakukan analisa krakteristik lumpur serta kuantitas lumpur dari data sekunder maupun primer. Dari data waterbalance periode 2010 volume lumpur IPA I adalah sebesar 1.808.414 m3/tahun, dan 3.728.688 m3/tahun untuk IPA II. Produksi lumpur dalam massa selama periode 2010 untuk IPA I mencapai 34.291,1 ton/tahun dan IPA II sebesar 37.762,68 ton/tahun. Pemilihan alternatif pengolahan lumpur berdasarkan pertimbangan penggunaan lahan, unit effisiensi, serta aspek lingkungan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka desain unit pengolahan lumpur IPA I terdiri dari 1 unit bak penampung, 2 unit Gravity thickener, 1 unit bak penampung lumpur, 2 unit centrifuge, 1 unit bak penampung drycake, dan 1 unit tangki supernatant dengan estimasi luas lahan yang dibutuhkan adalah sebesar 5060 m2. Unit pengolahan lumpur terpilih untuk IPA II terdiri dari 1 unit bak penampung, 3 unit Gravity thickener, 1 unit bak penampung lumpur, 2 unit centrifuge, 1 unit bak penampung drycake, dan 1 unit tangki supernatan dengan estimasi luas lahan yang dibutuhkan adalah sebesar 4467 m2.

Water treatment plant in Pejompongan I and II is a unit of water treatment plant which is owned by PT. PALYJA. Source of raw water for this water treatment plant comes from the Krukut River and Kalimalang River. Besides producing drinking water, this water treatment plant is also produced residues. In form of sludge, these residues which is generated from water treatment unit depends on the quality of raw water, the treatment process, and the used of some chemicals. Water treatment sludge is defined as the accumulated solids or precipitate removed from a sedimentation basin, settling tank, or clarifier in a water treatment. The accumulated solids are the result of chemical coagulation, flocculation, and sedimentation of raw water. Residues from the process of water treatment plant in Pejompongan 1 and II have still discharged into the Krukut River until now. Based on the Governor Regulation No. 582 of 1995 which is about the Standardization of Liquid Waste Quality, residual water should be processed before they are discharged so that they meet the standard of liquid waste quality and good for the environment.
Based on that condition, the sludge treatment system and processes for sludge handling in water treatment facilities is a need. Methodology in this planning design was used analyse of sludge characteristic and quantities from primary and secondary data. From waterbalance data during 2010, volume of sludge from IPA I is about 1.808.414 m3/year, and 3.728.688 m3/year from IPA II. Sludge production during period 2010 from IPA I reach 34.291,1 ton/year dan 37.762,68 ton/year from IPA II. Selection of the best alternative based on land use consideration, efficiency of the unit and environmental aspect. From this consideration, design of sludge treatment for IPA I consist of 1 unit collector basin, 2 units of gravity thickener, 1 unit sludge collector, 2 units centrifuge, 1 unit drycake collector are chosen, with estimated land area required was around 5060 m2. Design of sludge treatment selected for IPA II consist of 1 unit collector basin, 3 units of gravity thickeners, 1 unit sludge collector, 2 units centrifuges, 1 unit drycake collector with estimated land area required was around 4467 m2.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1743
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Siswoyo
"Lumpur yang dihasilkan dari instalasi pengolahan air minum di Indonesia masih belum dimanfaatkan dengan baik dan menjadi permasalahan bagi lingkungan. Salah satu alternatif yang dapat diterapkan yaitu dengan memanfaatkan lumpur tersebut sebagai bahan baku paving block. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa
perbandingan limbah lumpur yang baik dari hasil uji daya serap air, uji kekuatan dan uji Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) kemudian juga untuk mengetahui mutu paving block serta nilai tambah ekonomi dalam produksi paving block. Pada penelitian ini dibuat beberapa variasi komposisi lumpur
PDAM yaitu 0%, 10%, 30% dan 50% dari komposisi total bahan paving block. Proses pembuatan paving block pengikuti prosedur yang ada yaitu tahapan pembuatan komposisi beton yang diinginkan, melakukan pencetakan dengan mesin press, melakukan pengeringan selama 14 hari dan perendaman selama 14 hari berikutnya. Setelah melalui tahap pengerasan selama 28 hari, kemudian dilakukan pengukuran kuat tekan dan daya serap air yang mengacu pada SNI 03-1691-1996. Selain itu dilakukan juga uji TCLP untuk
mengetahui potensi limbah berbahaya yang dapat timbul dari produk paving block yang dihasilkan. Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa komposisi limbah lumpur 10% memberikan hasil uji kuat tekan rata-rata sebesar 8,55 MPa dan daya serap air rata-rata sebesar 3,57%. Hasil uji ini dapat memenuhi uji mutu paving block kategori ‘D’ sesuai dengan SNI-03-0691-1996. Dan pada hasil uji TCLP menunjukkan kadar logam berat yang diujikan tidak melebihi dari baku mutu yang ada."
Bandung: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2022
728 JUPKIM 17:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rifky Arif Yuliantono
"Pertumbuhan penduduk Kota Depok menyebabkan meningkatnya kebutuhan air minum yang harus diolah oleh PDAM Kota Depok. Instalasi Pengolahan Air (IPA) Legong merupakan salah satu instalasi yang beroperasi di Kota Depok dengan kapasitas eksisting 1400 l/s. IPA tipe Konvensional memiliki kapasitas awal 300 l/s mengalami uprating hingga 1000 l/s untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Namun kualitas air baku yang diolah mengalami fluktuasi. Untuk mengolah air baku tersebut, IPA Legong menggunakan desinfektan klorin yang memungkinkan pembentukan Disinfection By-Products (DBP) berupa asam haloasetat (HAA) dan total trihalometana (TTHM). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas air baku dan produksi serta menganalisis pembentukan DBP menggunakan software Watpro. Parameter yang akan dianalisis kualitasnya adalah TOC, UV 254, kekeruhan, kesadahan, alkalinitas dan amonia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat parameter air baku yaitu amonia yang tidak memenuhi baku mutu Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 2021 yakni melebihi 0,1 mg/l. Sementara itu kualitas air produksi telah memenuhi baku mutu Permenkes No.2 Tahun 2023. Untuk dapat menentukan parameter yang memiliki pengaruh terbesar pada pembentukan DBP dilakukan analisis sensitivitas pada parameter TOC, pH, UV 254 dan dosis klorin. Berdasarkan analisis tersebut, kondisi maksimum parameter memberikan pengaruh terbesar pada pembentukan TTHM sebesar 8,93 μg/l dan HAA sebesar 74,1 μg/l. Kondisi tersebut meningkatkan risiko terkena kanker berdasarkan penilaian Excess Cancer Risk (ECR) yang melebihi 10-4. Karena hal tersebut, diperlukan optimasi jangka pendek yaitu pengurangan dosis klorin yang digunakan sampai 4 mg/l dan optimasi jangka panjang berupa penggantian jenis desinfektan seperti ozon dan sinar UV sehingga dapat meminimalisir kehadiran DBP.

The population growth of Depok City has led to an increase in the demand for drinking water that must be processed by the Depok City PDAM. Legong Water Treatment Plant (IPA) is one of the installations operating in Depok City with an existing capacity of 1400 l/s. Conventional type IPA has an initial capacity of 300 l/s uprating to 1000 l/s to meet these needs. However, the quality of raw water treated fluctuates. To treat the raw water, Legong IPA uses chlorine disinfectants which allow the formation of Disinfection By-Products (DBP) in the form of haloacetic acid (HAA) and total trihalomethane (TTHM). This study aims to analyze the quality of raw and production water and analyze the formation of DBP using Watpro software. The parameters to be analyzed for quality are TOC, UV 254, turbidity, hardness, alkalinity and ammonia. The results showed that there is a raw water parameter, ammonia, which does not meet the quality standards of Government Regulation No.2 of 2021, which exceeds 0.1 mg/l. Meanwhile, the quality of production water has met the quality standards of Permenkes No.2 of 2023. To be able to determine the parameters that have the greatest influence on the formation of DBP, a sensitivity analysis was carried out on the parameters TOC, pH, UV 254 and chlorine dose. Based on this analysis, the maximum condition of the parameters has the greatest influence on the formation of TTHM of 8.93 μg/l and HAA of 74.1 μg/l. These conditions increase the risk of developing cancer based on the Excess Cancer Risk (ECR) assessment which exceeds 10-4. Because of this, short-term optimization is needed, namely reducing the dose of chlorine used to 4 mg/l and long-term optimization in the form of replacing disinfectant types such as ozone and UV light so as to minimize the presence of DBP."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Irhamillah
"Limbah residu lumpur dari pengolahan air wajib untuk diolah sebelum dibuang ke badan air sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005. IPA Cipaku yang merupakan salah satu insatalasi pengolahan
air bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor saat ini masih melakukan pembuangan lumpur sisa pengolahan pada badan air sungai Cisadane tanpa melalui pengolahan limbah apapun. Timbulan volume lumpur maksimum
sebesar 1471,49 m3/hari dan timbulan volume rata-rata sebesar 724,54 m3/hari. Timbulan massa lumpur maksimum sendiri adalah sebesar 1731,38 kg/hari dengan nilai rata-rata 1074,54 kg/hari. Pemilihan
pengolahan lumpur didasarkan pada karakteristik lumpur yang dihasilkan, luas lahan, dan timbulan dry cake dari dua alternatif desain. Dari hasil perhitungan dan pertimbangan didapatkan alternatif desain berupa 1 bak
penampung, 1 Chemical Conditioning Tank, 1 Recovery Basin, 1 Gravity Thickener, dan 1 Belt Filter Press. Luas lahan yang dibutuhkan sekitar 360m2.

Residual sludge waste from water treatment plant needs to be treated before being discharged into water bodies in accordance with Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005. IPA Cipaku as one of Water Treatment Plant under PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor still disposes process residual sludge to river Cisadane water bodies without going through any waste processing. The maximum sludge generation volume is 1471,49 m3/day and the average generation volume is 724,54 m3/day. The maximum mass of sludge generation alone is 1731,38 kg/day with an average mass generation value of 1074,54 kg/day. The selection of sludge treatment is based on the characteristics of the sludge produced, the land area, and the dry cake generation of two alternative designs.
The calculations and considerations resulted an alternative design of a sludge treatment plant consisting of 1 holding tank , 1 Chemical Conditioning Tank, 1 Recovery Basin, 1 Gravity Thickener, and 1 Belt Filter Press. The land area required is approximately 360 m2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60838
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>