Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 209512 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rania Amalia F Alatas
"ABSTRAK
Pasar tradisional sebagai lokasi penghasil timbulan limbah padat kedua terbesar menghasilkan air lindi melalui proses dekomposisi limbah padat. Penelitian ini menggunakan unit bioreaktor secara aerob dengan proses aerasi dalam mengolah air lindi sampah Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi karakteristik awal dan mengetahui waktu kontak serta persentase efisiensi penurunan konsentrasi COD dan amonia (NH3) yang optimum dengan pemberian bioaktivator, yaitu antara bioaktivator Effective Microorganisms 4 (EM4) dan Bioprisma. Bioaktivator merupakan stimulan bakteri in situ air limbah dalam proses pengolahan biologis yang mengandung konsorsium mikroorganisme sehingga pencemaran dapat cepat terurai. Kinerja bioreaktor diketahui melalui eksperimental secara batch dengan waktu kontak 7, 14, 21, 28, dan 35 hari. Variasi pemberian bioaktivator tidak menghasilkan perbedaan yang signifikan berdasarkan uji statistik Independent t-Test (95%). Hasil penelitian memperoleh konsentrasi COD sebesar 15025 mg/L dan amonia sebesar 161,52 mg/L yang melebihi baku mutu PermenLH No. 5 Tahun 2014 sehingga perlu diolah. Waktu kontak optimum pada kedua bioaktivator selama 28 hari dengan melakukan tahapan pengenceran (dilution) 10 kali sebelum pengolahan dan menghasilkan konsentrasi akhir COD sebesar 516,25 mg/L (65,63%) dan amonia sebesar 5,35 mg/L (66,58%) pada pemberian bioaktivator EM4 serta konsentrasi akhir COD sebesar 298 mg/L (80,16%) dan amonia sebesar 4,82 mg/L (69,89%) pada pemberian bioaktivator Bioprisma.

ABSTRACT
Traditional market as the biggest second producer location of solid waste which generates leachate through decomposition of solid waste processes. This research uses aerobic bioreactors unit with aeration process on leachate treatment from solid waste of Traditional Market at Kramat Jati, East Jakarta. It aims to identify initial characteristic and know both the detention time and presentation of reduction efficiency of COD concentration and ammonia (NH3) which optimum by giving bio-activator which is among Effective Microorganisms 4 (EM4) and Bioprisma. Bio-activator is stimulant of in situ bacterial of waste water in biological treatment process which contain microorganism?s consortium so the pollution can quickly unravel. Bioreactor performance is known through experimental in batch system with the detention time of 7, 14, 21, 28, and 35 days. Variation of given bio-activator does not produce significant differences based on statistical tests Independent t-Test (95%). The research results shows COD?s concentrations is amount 15025 mg/L and ammonia is amount 161.25 mg / L which exceed the adequate quality of PermenLH No. 5 Tahun 2014 so it need to manage furthermore. The optimum detention time on both bio-activator for 28 days by doing dilution process 10 times before processing and produce COD final concentration is amount 516.25 mg/L (65.63%) and ammonia is amount 5.35 mg/L in given bio-activator EM4 then COD final concentration is amount 298 mg/L (80.16%) and ammonia is amount 4.82 mg/L (69.89%) in given Bioprisma?s bio-activator.;"
2016
S65580
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Rahayu Pujiastuti
"ABSTRACT
Indonesia merupakan negara dengan produktivitas tambak udang tertinggi yakni sebesar 267 kg/ha pada tahun 2012. Potensi yang besar tersebut menyebabkan Indonesia menerapkan budidaya tambak udang semi intensif, dengan memanfaatkan luas sekecil mungkin dan padat penebaran sebesar mungkin. Budidaya tersebut akan menghasilkan air limbah dengan kadar amonia dan nitrat yang tinggi yang berasal dari sisa pakan dan kotoran udang. Kadar amonia dan nitrat pada air tambak udang dapat diolah menggunakan teknologi bioflok dengan bantuan Effective Microorganisms 4 (EM4). Penelitian ini dilaksanakan selama 31 hari dalam skala laboratorium menggunakan akuarium berukuran 40 cm x 25 cm x 30 cm yang berisikan 15 liter air tambak dan udang sebanyak 20 ekor, dengan variasi konsentrasi EM4 3 ml/l, 5 ml/l, dan 7 ml/l. Berdasarkan uji statistik dengan Independet t-test perbandingan variasi konsentrasi EM4 3ml/l dengan 5 ml/l dan EM4 5 ml/l dengan 7 ml/l menghasilkan perbedaan yang tidak signifikan sedangan perbandingan konsentrasi EM4 3 ml/l dengan 7 ml/l menunjukkan perbedaan yang signifikan sehingga kedua konsentrasi tersebut dapat dikomparasikan. Persentase penurunan rata-rata amonia untuk pemberian konsentrasi EM4 3 ml/l, 5 ml/l, dan 7 ml/l masing-masing 74,079%, 84,161% dan 88,864%. Sedangkan persentase penurunan nitrat pemberian konsentrasi EM4 3 ml/l, 5 ml/l, dan 7 ml/l masing-masing 68,429%, 72,579% dan 83,650%.

ABSTRACT
Indonesia is a country has a high shrimp farms production, as many as 267 kg/ha in 2012. That great potential caused Indonesia to apply semi-intensive shrimp aquaculture, by utilizing the smallest area with the highest stocking rate. The shrimp farms generates wastewater which contained high levels of ammonia and nitrate from feed residue and dirt shrimp. Ammonia and nitrate levels in wastewater shrimp farms can be processed using biofloc technology by helping Effective Microorganisms 4 (EM4). This research was carried in 31 days with laboratory scale using an aquarium measuring 40 cm x 25 cm x 30 cm containing 15 liters water in ponds and shrimp as many as 20 shrimps, with the variations of EM4 consentrations, which is 3 ml/l, 5 ml/l, and 7 ml/l. Based on the statistical test by Independent t-test, comparison of various concentration EM4 3ml/l with 5 ml/l and EM4 5 ml/l and 7 ml/l resulted in not significant difference while the comparison of various 3 ml/l with 7 ml/l showed a significant difference so that two concentration can be compared. The biggest reduction percentage of ammonia for aquarium with EM4 concentration 3 ml/l, 5 ml/l, and 7 ml/l respectively 74,079%, 84,161% and 88,864%, while the biggest reduction percentage of nitrate respectively were 68,429%, 72,579% and 83,650%."
2016
S62837
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathya Khalisa Manzis
"Air limbah domestik merupakan air limbah yang berasal dari aktivitas hidup sehari-hari manusia yang berhubungan dengan pemakaian air. Untuk mengetahui karakteristik air limbah diperlukan pengujian segera setelah sampel diambil, namun pada realitanya seringkali sampel tidak dapat langsung diuji dan membutuhkan waktu tunggu penyimpanan sebelum diuji di laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh waktu tunggu terhadap perubahan konsentrasi dan laju penurunan konsentrasi, serta memprediksi konsentrasi awal berdasarkan perubahan konsentrasi BOD dan COD. Penentuan koefisien laju penurunan dilakukan menggunakan fitur “Trendline” jenis eksponensial dari grafik scatter plot pada Microsoft Excel, sedangkan analisis prediksi konsentrasi awal dilakukan dengan pemodelan menggunakan solusi persamaan diferensial reaksi orde pertama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi BOD menurun seiring waktu tunggu, sedangkan konsentrasi COD mengalami peningkatan setelah turun terlebih dahulu. Diperoleh rata-rata koefisien laju penurunan BOD sebesar 0,278/hari pada sampel tanpa pengawetan dan 0,13/hari pada sampel dengan pengawetan, sedangkan rata-rata koefisien laju penurunan COD sebesar 0,046/hari pada sampel tanpa pengawetan dan 0,0185/hari pada sampel dengan pengawetan. Hasil pemodelan untuk memprediksi konsentrasi awal BOD reliabel hingga hari ke-2 penyimpanan pada sampel tanpa pengawetan dan hari ke-2,25 penyimpanan pada sampel dengan pengawetan. Sementara itu, hasil pemodelan untuk memprediksi konsentrasi awal COD reliabel hingga hari ke-21 penyimpanan pada sampel dengan pengawetan, namun tidak reliabel sama sekali pada sampel tanpa pengawetan.

Domestic wastewater originates from daily human activities involving the use of water. To determine the characteristics of wastewater, testing is required immediately after sample collection. However, samples often cannot be tested immediately and require a holding period before laboratory testing. This study aims to analyze the impact of holding time on the concentration changes and the degradation rate, as well as to predict the initial concentration based on changes in BOD and COD concentrations. The determination of the degradation rate coefficient was performed using the "Trendline" feature with an exponential type from the scatter plot graph in Microsoft Excel, while the analysis of the initial concentration prediction was conducted through modeling using the solution of the first-order reaction differential equation. The results showed that BOD concentration decreases over the holding time, whereas COD concentration increases after initially decreasing. The average degradation rate coefficient for BOD was found to be 0.278/day in samples without preservation and 0.13/day in preserved samples, while the average degradation rate coefficient for COD was 0.046/day in samples without preservation and 0.0185/day in preserved samples. The modeling results for predicting the initial BOD concentration were reliable up to the 2nd day of storage for samples without preservation and the 2.25th day for preserved samples. Meanwhile, the modeling results for predicting the initial COD concentration were reliable up to the 21st day of storage in preserved samples but not reliable at all in samples without preservation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diza Rahmania Zawatki
"Lindi hasil pengolahan IPAS III TPST Bantar Gebang yang dibuang ke badan air masih mengandung zat pencemar COD dan amonia dengan konsentrasi yang tinggi. Konsentrasi COD dan amonia akan menurukan kualitas badan air dan ekosistemnya jika tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang. Penelitian skala laboratorium menggunakan lahan basah buatan dilakukan menurunkan konsentrasi COD dan amonia pada air lindi IPAS III TPST Bantar Gebang. Penelitian dilakukan menggunakan reaktor (50x25x40 cm) yang ditanami 6 batang Scirpus grossus dengan media tanam kerikil dan tanah merah, dengan variasi waktu tinggal 2 4, 6, 8, dan 10 hari. Nilai k (laju penurunan) dari perhitungan kinetika orde-1 untuk COD dan amonia adalah 0,1044 hari-1 dan 0,1108 hari-1.
Hasil penelitian menunjukkan efisiensi penyisihan COD dan amonia yang paling baik pada lahan basah buatan didapatkan pada hari ke-10 penelitian dengan efisiensi sebesar 70,4% dan 75,8%. Lahan basah buatan dapat digunakan sebagai pengolahan lanjutan yang tepat untuk menurunkan konsentrasi COD dan amonia pada air lindi IPAS III TPST Bantar Gebang, dengan waktu tinggal optimum untuk menurunkan konsentrasi keduanya sesuai baku mutu berdasarkan hasil perhitungan kinetika orde-1 adalah 12 hari dan 24 hari.

Leachate from IPAS III Bantar Gebang that discharged into the stream still contain of COD and ammonia in high concentrations. Both concentrations will decreased the quality of the stream and ruined the aquatic ecosystems if it?s not processed well before discharged. A laboratory-scale research using constructed wetland has been done to reduced the concentration of COD and amonia that contain in landfill leachate from IPAS III TPST Bantar Gebang. This research used a reactor with the dimension of 50x25x40 cm which was planted by 6 stems of (Scirpus grossus) plant on the growing media that consists of gravel and red soil, with variation of time 2, 4, 6, 8, and 10 days. The value of k (decrease rate) for COD and ammonia was 0,1044 day-1 and 0,1108 day-1.
The results show that the best removal efficiency of COD and ammonia in this study was in the tenth day with the efficiency of 70,4% and 75,8%. Constructed wetlands can be used as an appropriate advanced treatment to reduce COD and ammonia that contain in leachate IPAS III TPST Bantar Gebang, with the optimum time to reach the quality standard based on the first-order kinetics calculations is 12 days and 24 days.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59833
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amrina Rosyada
"Proses produksi gula aren di rumah Industri CV Diva Maju Bersama menghasilkan air limbah dalam prosesnya. Air limbah industri ini memiliki konsentrasi COD yang tinggi yakni lebih dari 2000 mg/l sehingga melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa efektivitas system Moving-bed biofilm sequencing batch reactor dalam mengurangi konsentrasi COD pada air limbah industri gula aren sekaligus kesesuaiannya dengan baku mutu yang ada. Proses penelitian berlangsung secara eksperimental pada skala laboratorium dengan menggunakan 1 unit MBSBR dengan working volume 25 liter. Media yang digunakan sebagai tempat pertumbuhan bakteri adalah Kaldness K1 dengan rasio 60. Pada proses pembebanan digunakan variasi waktu detensi 12 sampai 24 jam.
Hasil percobaan menunjukan rentang efisiensi penyisihan COD pada waktu detensi 12, 18, dan 24 jam berturut-turut 84 ndash; 89 , 86 ndash; 91 , dan 88 ndash; 92 dengan konsentrasi DO optimum 2.41 ndash; 2.62 mg/l. Nilai beban organik pada rentang 3.27 ndash; 4.27 kg COD/m3.hari menghasilkan efisiensi penyisihan COD diatas 88 . Peningkatan nilai beban organik mengakibatkan penurunan efisiensi penyisihan COD. Berdasarkan uji statistik independent t-Test dan analisa terhadap baku mutu, waktu detensi 24 jam dipilih sebagai waktu detensi optimum yang akan digunakan untuk kebutuhan perancangan.

The production of palm sugar in CV Diva Maju Bersama home industry produces waste water in the process. This industrial waste water has a high concentration of COD that is more than 2000 mg l which exceeds the quality standard. The purpose of this research is to analyze the effectiveness of Moving bed biofilm sequencing batch reactor system in reducing the concentration of COD in its suitability with the quality standard. The research process was conducted experimentally on a laboratory scale. MBSBR unit with working volume 25 liters is being used during the experimental. The medium used as a place for bacterial growth is Kaldness K1 with a ratio of 60. The detention time were varied from 12 to 24 hours during the feeding time.
The results show the efficiency removal of COD at 12, 18, and 24 hours detention time respectively is 84 ndash 89 , 86 ndash 91 , and 88 ndash 92 with optimum DO concentration 2.41 2.62 mg L. The optimum organic loading rate to reach COD removal efficiency above 88 is in the range of 3.27 4.27 kg COD m3.day. The increasing of organic loading rate will result in decreased efficiency removal of COD. Based on statistical independent t Test method and also consideration of the quality standard, 24 hour detention time is chosen as the most optimum detention time that will be used for the designing requirement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Teknologi Bioremediasi merupakan teknologi yang belakangan ini digunakan sebagai cara altematif penanggulangan limbah I-lidrokarbon _ Metode ini menggunakan mikroorganisme bakteri pemecah minyak seperti Rveudomanus aeruginosa untuk mendegradasi senyawa hidrokarbon sehingga dapat mcmulihkan lingkungan, tanah dan air yang tercemar.
Penelitian pengujian ketahanan dari bakteri Pseudomonas aeruginosa ini merupakan bagian dari penelitian Bioremediasi yang dilakukan di Departemen Teknik Gas dan Petrokimia. Penelitian ini dilakukan dalam kultur medium Nutrien Broth (NB) dengan menggunakan teknik pengguncangan. Proses tcrsebut berlangsung pada kondisi temperatur 35"C, kecepatan shaker 30 rpm dan tekanan I atm dengan variasi konsentrasi substrat iso-oktana yang cligunakan sebesar 800 ppm, 1600 ppm, 3200 ppm, 6400 ppm, dan 10000 ppm volum.
Secara umum hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dengan semakin tingginya konsentrasi kontaminan yang diberi kan pada sei (pada rentang substrat 800 ppm - 10000 ppm), maka semakin berkurangjumlah massa se! akhir yang dihasilkan dan laju pcrmmbuhan spesifik sel Pseudomonas aeruginosa berada pada laju yang hampir sama. Pertumbuhan terbaik sel dicapai pada konsentrasi 800 ppm dengan jurniah massa sel akhir sebesar 0.007079 gr/dmg-
pada akhimya model pendekatan secara empiris terhadap laju pertumbuhan sel mcngikuti persamaan Ierusalimsky."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49530
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidauruk, Ingen Augdiga
"Populasi penduduk yang kian bertambah akan meningkatkan jumlah timbulan sampah yang nantinya akan membebani daya tampung TPA. Hal ini juga dirasakan TPA Cipayung yang memiliki luas area 11,6 ha sebagai tempat pemrosesan akhir penduduk Kota Depok. Dikhawatirkan tidak mampu menampung lagi timbulan sampah yang masuk sebesar 1000-1200 m3/hari. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui laju penurunan sampah menggunakan prinsip resirkulasi air lindi terhadap kapasitas dan umur landfill. Feedstock yang diteliti merupakan sampah organik Pasar Kemiri Muka, Kota Depok. Penelitian ini membandingkan lysimeter I menggunakan sistem resirkulasi air lindi dengan lysimeter II sebagai kontrol. Pemberian resirkulasi air lindi berguna untuk proses in situ sehingga sampah lebih cepat terdegradasi. Variasi frekuensi pemberian air lindi dilakukan dalam 4 tahap. Pertama adalah Tahap 0 yakni merupakan tahap yang tidak diberikan penambahan air dan resirkulasi air lindi dalam rentang 0 hingga 8 hari. Tahap 1 yakni ketika resirkulasi air lindi diberikan tiap hari. Kemudian tahap 2 yakni resirkulasi air lindi diberikan satu kali dalam satu minggu. Terakhir adalah tahap 3 yakni resirkulasi air lindi hanya diberikan satu kali dalam dua minggu. Dengan durasi penelitian selama 104 hari, laju penurunan sampah yang dihasilkan lysimeter I yakni sebesar 0,26 cm/hari lebih cepat dibandingkan lysimeter II yakni 0,18 cm/hari. Laju penurunan sampah akan mengakibatkan perubahan volume di landfill. Hal in imenjadi alternatif dalam mengoptimalkan umur landfill lebih lama dibandingkan landfill tanpa resirkulasi air lindi.

Human population will increase the amount of waste generation that would encumber landfill capacity. It also felt by TPA Cipayung which posseses 11,6 ha as the Depok society?s final disposal. Foresightly, it could not be able to hold waste generation which predict 1000-1200 m3/day. The purpose of this study to observe the rate of waste reduction used by leachate recirculation system toward age and capacity landfill. Feedstock that observed in this study were organic waste which has been taken from Pasar Kemiri Muka, Kota Depok. This study was comparing the lysimeter I which used leachate recirculation system and lysimeter II as a control. Provision of leachate recirculation utilitarian for in situ process so that the waste more quickly degraded. Variation of frequency leachate recirculation could devided in 4 stages. Stage 0 has not given the water addition and the leachate recirculation that had range 0 to 8 days. Stage 1, when they had given daily. Then, stage 2 when they had given once a week. The last stage was stage 3 which had given once in two weeks. The rate of waste reduction in the lysimeter I is approximately 0,26 cm/day faster than the lysimeter II is 0,18 cm/day during 104 days. It will affect waste volume in the landfill. The conclusion of this study coul be alternatived for optimizing landfill age more longer than landfill without leachate recirculation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52978
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Meiliasari
"Industri pencucian pakaian dan alat rumah tangga lainnya (laundry) merupakan salah satu usaha yang menjamur di beberapa kota besar di Indonesia, khususnya kota Depok. Air limbah laundry yang dihasilkan akan merusak lingkungan jika dibuang ke badan air tanpa pengolahan khusus, sehingga diperlukan tindakan pencegahan pencemaran badan air melalui pengolahan air limbah dengan FBR menggunakan EM4 dan reaktan CaCl2 dengan media pasir silika. Pada penelitian ini, air limbah yang digunakan berasal dari air hasil cucian pada Laundry House Ajeng, Depok.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi penyisihan COD, BOD, dan fosfat pada air limbah laundry serta HRT optimumnya yang akan digunakan sebagai desain usulan di lapangan. Pada penelitian ini, FBR dioperasikan secara kontinyu dan air limbah dialirkan secara upflow dengan variasi HRT 1 hari dan 2 hari. Berdasarkan hasil penelitian, FBR mampu menurunkan konsentrasi COD, BOD, dan fosfat mencapai 87,18%; 85,22%; dan 71,17%, dengan HRT 2 hari.
Berdasarkan uji t-test yang dilakukan, variasi HRT 1 hari dan 2 hari mempengaruhi efisiensi penyisihan COD secara signifikan, namun tidak mempengaruhi efisiensi penyisihan BOD dan fosfat. Aplikasi di lapangan dengan debit eksisting 3 m3/hari membutuhkan unit FBR dengan diameter 0,75 meter dan tinggi total 4,75 meter.

Laundry Industry in Indonesia are increasing, especially in Depok. Laundry wastewater potentially damage the environment if discharged into the stream without any treatment, hence on-site wastewater treatment with Fluidized Bed Reactor (FBR) using EM4 and CaCl2 with silica sand media is needed to avoid water pollution. In this study, laundry wastewater sample comes from Laundry House Ajeng, Depok.
This study aims to determine removal efficiency COD, BOD, and phosphate concentration of laundry wastewater and optimum HRT to be used for unit design of FBR in the field. In this study, FBR operated continuously and streamed upflow with HRT variation 1 day and 2 days. Based on the result, FBR is able to decrease the concentration of BOD, COD, and phosphate reached 87,18%; 85,12%; and 71,17%, on 2 days HRT.
Based on t-test, the variation of HRT (1 day and 2 days) influence removal efficiency of COD significantly, but does not influence the removal efficiency of BOD and phosphate. Applications in the field with 3 m3/day wastewater flowrate requires FBR unit with 0,7 meter diameter and 4,4 meter total height.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S655667
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretta Elsa Damayanti
"Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan tanaman yang umum dikonsumsi masyarakat Indonesia. Pemenuhan pemanfaatan mentimun tersebut perlu didukung dengan pertumbuhan tanaman mentimun yang baik, khususnya pada lahan terbatas. Pertumbuhan tanaman mentimun pada lahan terbatas dapat ditingkatkan dengan pemberian Effective Microorganisms (EM4) pada polybag pada saat penanaman tanaman. Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menentukan dosis EM4 yang terbaik bagi pertumbuhan dan produktivitas tanaman mentimun. Percobaan terdiri dari kontrol dan tiga perlakuan dengan enam ulangan, yakni pemberian EM4 dengan dosis sebanyak 20 mL, 40 mL, dan 60 mL per polybag. Pemberian EM4 dilakukan dengan cara dikocor setiap delapan hari sekali ke media tanam dalam polybag yang mengandung pupuk kandang dan NPK. Pemberian EM4 menghasilkan peningkatan pertumbuhan dan produktivitas tanaman mentimun, yakni tinggi tanaman, waktu munculnya bunga, jumlah bunga, jumlah bunga yang membentuk buah, serta kadar klorofil daun. Dosis EM4 sebanyak 40 mL memberikan hasil yang terbaik. Hasil pemberian EM4 tersebut tidak terlepas dari pengaruh parameter lingkungan, yakni suhu dan kelembapan udara, curah hujan serta pH tanah. Perlu adanya pengkajian lebih lanjut mengenai kandungan hasil panen mentimun dengan pemberian EM4 dosis 40 mL.

Cucumber (Cucumis sativus L.) is a nutritious and flavored plant that is widely consumed in Indonesia. Cucumber utilization must be supported by good cucumber plant growth, especially on restricted land. Cucumber plant growth on restricted land can be accelerated by adding Effective Microorganisms (EM4) to polybags during the planting. A study has been conducted to discover the best dose of EM4 for cucumber plant growth and productivity. The experiment consisted of control and three treatments with six replications, including the administration of EM4 in doses of 20 mL, 40 mL, and 60 mL per polybag. EM4 is applied by pouring it into the planting media in polybags containing manure and NPK every eight days. Giving EM4 resulted in enhanced cucumber plant growth and productivity, namely plant height, time of flower emergence, number of flowers, number of flowers that become fruit, and leaf chlorophyll content. The best results are obtained with a 40 mL EM4 dosage. The effects of environmental elements, such as air temperature and humidity, rainfall, and soil pH, are inseparable from the results of providing EM4. Further research into the content of cucumber yields produced by administering EM4 at a dose of 40 mL is required."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hero Suspadama Budiman
"Air limbah industri Sapibagus memiliki kandungan konsentrasi nitrat dan Chemical Oxygen Demand COD yang tinggi. Dampak yang ditimbulkan dari tingginya konsentrasi nitrat dan COD pada air limbah industri Sapibagus ini adalah terjadinya eutrofikasi pada badan air yang dijadikan tempat pembuangan efluen air limbah industri Sapibagus. Tujuan utama penelitian skala laboratorium ini adalah mengetahui efisiensi penurunan nitrat dan COD pada air limbah industri Sapibagus dengan menggunakan reaktor Anaerobic Fixed Bed Reactor AFBR. Reaktor AFBR berbentuk silinder dengan aliran up-flow dioperasikan dengan variasi waktu detensi selama 24 jam dan 32 jam.
Hasil penelitian menunjukkan efisiensi COD dan nitrat berturut-turut pada waktu detensi 24 jam sebesar 69 dan 30 , sedangkan efisiensi COD dan nitrat pada waktu detensi 32 jam sebesar 81 dan 36 . Efisiensi COD pada waktu detensi 32 jam lebih besar daripada waktu detensi 24 jam t-test,? > 0,05 ;p < 0,025 sedangkan penurunan nitrat pada waktu detensi 24 jam dan 32 jam tidak menunjukkan nilai perbedaan yang signifikan t-test,? > 0,05 ;p > 0,025.

Sapibagus industrial wastewater contains high concentration of nitrate and chemical oxygen demand COD . The impact caused by such high concentration of both in the wastewater is eutrophication in water bodies into which the wastewater is being dumped to. The main goal of this laboratory scaled experiment is to identify the efficiency of nitrate and COD concentration reduction in Sapibagus industrial wastewater using Anaerobic Fixed Bed Reactor AFBR. This reactor takes the shape of cylinder with operating up flow with detention time variation of 24 and 32 hours.
The result shows the efficiency of COD and nitrate reduction is 69 and 30 in 24 hours detention time, and 81 and 36 in 32 hours detention time, respectively. COD reduction with 32 hours of detention time shows higher efficiency than that of 24 hours detention time t test, 0,05 p 0,025, while the case in nitrate reduction does not show any significant difference in both scenarios t test, 0,05 p 0,025.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>