Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121320 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Zuhdi Dwi Kusuma
"Skripsi ini membahas tentang dampak persaingan antar maskapai penerbangan Indonesia terhadap On-time performance melalui indikator kompetisi Multi-Market Contact. Penelitian yang dilakukan memiliki lingkup jenis penerbangan Non-Stop Flight pada Bandara Soekarno-Hatta di tujuh rute terpilih pada periode tahun 2013-2015. Di dalam analisisnya penelitian ini menggunakan metode regresi Random Effect Model untuk mengolah data panel Carrier-Route-Month yang dibentuk dari data mikro yang diperoleh dari PT. Angkasa Pura II (Cabang Utama). Di samping itu, penelitian ini juga memiliki tujuan untuk membandingkan hasil yang ditunjukan oleh indikator kompetisi umum yakni Market Share (MS), Concentration Ratio (CR) dan Herfindahl Hirschman Index (HHI) dengan Multi-Market Contact (MMC). Hasil penelitian menunjukan bahwa ditengah kontrol terhadap jumlah permintaan, kepadatan penerbangan, dan cuaca, Multi-Market Contact memiliki korelasi negatif yang signifikan secara statistik terhadap On-time performance serta memberikan penggambaran yang berbeda dari ketiga indikator kompetisi lain.

This thesis aimed to describes the effects of competition between Indonesia?s Airlines on its on-time performance by comparing the result of the common indicator; Market Share, Concentration Ratio and Herfindahl-Hirschman Index, to main competition indicator, Multi-Market Contact. The scope of this research comprised of non-stop flight on seven routes which depart from Soekarno-Hatta Airport throughout 2013-2015. For analysis, the research utilized Random Effect Model to process Carrier-Route-Month panel data which were obtained from PT. Angkasa Pura II's (Main Branch) micro data. Results from the study indicated that by controlling demand, congestion, and weather, Multi-Market Contact showed a different result with three others competition indicator while has a significantly positive correlation to On-time performance."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S62981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadan Iskandar
"Bisnis transportasi udara ditantang untuk mengawasi kinerja dan operasionalnya untuk menjaga eksistensi bisnisnya di tengah merebaknya COVID-19. Sangatlah mendasar untuk membedakan kinerja dan operasi yang sesuai dan hubungannya dengan pandemi. Dengan cara ini, kami menggunakan indikator dengan menggunakan Systematic Literature Review dan metode Delphi untuk memilih dan mengelompokkan indikator yang sesuai untuk mengatasi kesenjangan literatur. Dua puluh indikator kinerja dan operasi internal diidentifikasi dan didefinisikan ulang dari tinjauan. Hasil metode Delphi menunjukkan delapan indikator yang dikategorikan dalam indikator kinerja maskapai dan tujuh indikator yang dikategorikan dalam indikator operasi internal. Kami menyelidiki hubungan pandemi COVID-19 pada indikator yang dipilih menggunakan SmartPLS berdasarkan kinerja lima puluh dua minggu, dan laporan operasi salah satu maskapai layanan penuh mulai dari 08 Maret 2020 hingga 28 Februari 2021. Dapat disimpulkan bahwa COVID-19 Pandemi -19 memiliki pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap kinerja maskapai. Terakhir, studi ini mengisi kesenjangan dengan mensintesis dan menciptakan indikator kinerja dan operasi yang sesuai dan komprehensif dari maskapai penerbangan dalam situasi pandemi dan hubungannya. Akhirnya, penelitian ini memberikan poin yang sangat berharga untuk menganalisis industri operator transportasi udara dalam pandemi.

Air transport business is challenged to oversee their performance and operations to preserve their business presence within the COVID-19 widespread. It is fundamental to distinguish the suitable performance and operation and their relationship with the pandemic. In this way, we used the indicators to employ a systematic literature review and experts’ point of view to select and group suitable indicators to address the literature gap. Twenty performance and internal operations indicators are identified and redefined from the review. The Delphi method’s result suggests eight indicators categorized in airline performance indicators and seven indicators categorized in internal operation indicators. We investigate the relationship of COVID-19 pandemic on the selected indicators using SmartPLS based on fifty-two weeks performance, and operation report of one of full-service airline started from 08 March 2020 until 28 February 2021. It can be deduced that the COVID-19 pandemic has a significant and negative influence on the airline’s performance. Finally, this study fills the gap by synthesizing and creating suitable and comprehensive performance and operation indicators of air transport carriers in a pandemic situation and their relationships. Finally, this study provides an invaluable point for analyzing the air transport carrier industries in a pandemic. "
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Ayu Rahmawati
"Tingginya tingkat persaingan di industri penerbangan saat ini mengakibatkan maskapai penerbangan harus berusaha untuk bisa tetap bertahan. Pemberian pelayanan yang berkualitas merupakan salah satu hal yang dapat menjadi daya saing bagi perusahaan maskapai penerbangan Indonesia untuk tetap dapat bersaing. Pramugari merupakan rekan strategis bagi perusahaan maskapai penerbangan karena merupakan pelaku utama dalam pemberian pelayanan yang berkualitas dan penanganan terhadap keluhan serta masalah penumpang secara efektif.
Pramugari berpotensi menghadapi stres dalam melakukan pekerjaannya yang dapat mengakibatkan perilaku kasar dalam melayani penumpang. Oleh sebab itu, perusahaan maskapai penerbangan harus dapat memotivasi pramugari untuk melakukan pekerjaannya dengan sukses. Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah menerapkan high-performance work practices. Penerapan high-performance work practices di perusahaan diharapkan akan dapat meningkatkan career satisfaction dan work engagement yang selanjutnya akan mempengaruhi kinerja pramugari.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh high-performance work practices, terhadap job performance dan service recovery performance dengan career satisfaction dan work engagement sebagai mediasi menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Data penelitian diperoleh dengan menyebarkan kuesioner secara online dan offline terhadap 180 pramugari maskapai penerbangan Indonesia.
Hasil penelitian menunjukan bahwa high-performance work practices memiliki pengaruh tidak langsung terhadap job performance dan service recovery performance. Hasil-hasil tersebut dibahas lebih jauh dalam penelitian ini.

The high level of competition in the aviation industry currently results in airlines having to try to survive. Providing quality services is one of the things that can be a competitiveness of Indonesian airline companies to remain competitive. Flight attendants are strategic partners for airlines because they are the main actors in providing quality services and handling passenger complaints and problems effectively.
Flight attendants have the potential to deal with stress in carrying out their work which can lead to abusive behavior in serving passengers. Therefore, airline companies must be able to motivate flight attendants to do their jobs successfully. One of the things that can be done by companies is implementing high-performance work practices. The implementation of high-performance work practices in the company is expected to be able to improve career satisfaction and work engagement which will further affect the performance of flight attendants.
This study aims to determine the effect of high-performance work practices, on job performance and recovery performance services with career satisfaction and work engagement as mediation using Structural Equation Modeling (SEM). The research data was obtained by distributing questionnaires online and offline to 180 Indonesian airline flight attendants.
The results show that high-performance work practices have an indirect influence on job performance and service recovery performance. These results are discussed further in this study.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raniyah
"This study aims to assess and evaluate the business model of airlines as an air cargo terminal operator. Correspondingly, to analyze the business model, the airline is run as an air cargo terminal operator on its own compared to if the cargo services outsourced to other parties at the terminal. This research uses a case study approach with PT. Garuda Indonesia, as the object or context of the study. PT. Garuda Indonesia Tbk is the only one of the airlines in Indonesia that operates as non-integrated cargo services and manages air cargo terminal service. The analysis will conduct by performing financial analysis and comparative study analysis. After that, scenario and sensitivity analysis will lead and decided the priority of air cargo business. The result is when the company decides to outsource the business to the other party is better than if they run by themselves. From the sensitivity and scenario analysis results, it shows that all the scenarios of the outsourced still better compared to if they run their business by themselves. The implications obtained from the research is they got more benefit from cost-efficiency and revenue enhancement.

Penelitian ini bertujuan untuk menilai dan mengevaluasi model bisnis maskapai penerbangan sebagai operator terminal kargo udara. Sejalan dengan itu, untuk menganalisis model bisnis, maskapai ini dijalankan sebagai operator terminal kargo udara sendiri dibandingkan dengan jika layanan kargo di-outsourcing ke pihak lain di terminal. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan PT. Garuda Indonesia, sebagai objek atau konteks penelitian. PT. Garuda Indonesia Tbk adalah satu-satunya maskapai penerbangan di Indonesia yang beroperasi sebagai layanan kargo non-terintegrasi dan mengelola layanan terminal kargo udara. Analisis akan dilakukan dengan melakukan analisis keuangan dan analisis studi banding. Setelah itu, analisis skenario dan sensitivitas akan memimpin dan memutuskan prioritas bisnis kargo udara. Hasilnya adalah ketika perusahaan memutuskan untuk melakukan outsourcing bisnis ke pihak lain lebih baik daripada jika mereka menjalankannya sendiri. Dari hasil analisis sensitivitas dan skenario, itu menunjukkan bahwa semua skenario outsourcing masih lebih baik dibandingkan dengan jika mereka menjalankan bisnis mereka sendiri. Implikasi yang diperoleh dari penelitian ini adalah mereka mendapat lebih banyak manfaat dari efisiensi biaya dan peningkatan pendapatan.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54656
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmaya Annisah
"Persaingan dalam dunia bisnis penerbangan semakin bergejolak akhir-akhir ini. Strategi "low cost airline" atau strategi berkonsep murah menjadi tren yang sedang naik daun. Namun yang jelas Pemerintah Indonesia sampai detik ini belum pernah mengumumkan adanya Low Cost Airline.
Kebijakan pemerintah di bidang angkutan udara membawa dampak positif dan negatif bagi industri penerbangan. Sisi positif ditandai dengan peningkatan sisi pelayanannya karena adanya persaingan yang ketat, operasi yang lebih efisien dan efektif, serta harga tiket yang relatif murah sehingga bisa dinikmati konsumennya dan tidak hanya terbatas konsumen lama tetapi juga konsumen baru. Istilah Garuda, membidik pasar menengah ke bawah. Sedang sisi negatifnya adalah apabila manajemen maskapai penerbangan tidak mampu bertahan dengan situasi bersaing, maka kemungkinannya hanya dua, pertama, perusahaan tidak akan mampu bersaing dalam pasar, yang kedua apabila dipaksakan, faktor kenyamanan dan keselamatan konsumen dapat diabaikan. Kecenderungan yang terjadi di pasar adalah tarif yang ditawarkan kepada pelanggan jauh berada di bawah publish fare. Kondisi ini terjadi karena keadaan pasar airline business saat ini adalah penawaran lebih besar daripada permintaan. Penawaran disini dimaksudkan banyaknya perusahaan penerbangan yang masuk pasar, sedangkan permintaan seat dan space lebih kecil dari seat dan space yang tersedia. Akibatnya timbul persaingan yang tajam dan tidak sehat di antara perusahaan penerbangan dalam menentukan tarif yang akan diberlakukanya dari segi produk, promosi dan saluran distribusi hampir semua perusahaan penerbangan yang beroperasi baik di domestik maupun di dunia internasional, memiliki pola yang hampir sama. Hal ini menyebabkan perusahaan penerbangan baik penerbangan domestik maupun penerbangan internasional melakukan kebijakan tarif yang jauh lebih rendah dari tarif batas atas, sehingga pemerintah mengambil tindakan menetapkan tarif referensi.
Inovasi dan diversifikasi usaha juga dapat menjadikan perusahaan tetap bersaing dan bermain dalam pasar. Inovasi dilakukan terhadap penetapan tarif, untuk itu Garuda melakukan product differentiation & innovative pricing (multiple-price) berdasarkan customer value setiap sub-classes dengan tujuan Garuda dapat mengambil lebih banyak surplus produsen dengan sub-classes jika dibanding single price. Pola Nub & Spoke memungkinkan perusahaan penerbangan mengurangi atau menekan biaya operasinya dengan cukup signifikan: Dengan demikian mampu meningkatkan efisiensi dan menawarkan pelayanan angkutan udara kepada para konsumennya dengan harga yang cukup murah. Diversifikasi juga dilakukan Garuda dengan membuat produk citilink. Citilink dari Garuda merupakan product differentiaton yang bertujuan untuk membidik pasar menengah ke bawah menjadi strategi yang baik dalam meningkatkan performance perusahaan.
Pada dasarnya Regulasi di bidang angkutan udara niaga berjadwal yang mengetengahkan masalah penyelenggaraan udara, penetapan tarif dan juga kebijakan persaingan dapat dikatakan cukup memadai dan merespon keinginan masyarakat. Deregulasi yang terjadi pada kebijakan penyelenggaraan angkutan udara dan penetapan tarif membuka kompetisi di udara, sehingga menciptakan iklim kondusif bagi industri penerbangan itu sendiri. Sementara kebijakan persaingan merupakan suatu pendekatan baru dalam sistim hukum kita, oleh karena itu dapat dimaklumi apabila substansi dan cara pemecahannya masih diperlukan pengalaman dan pemahaman baik dari dunia usaha, pemerintah dan lembaga penegak hukum."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taviana Dewi K
"ABSTRAK
Pada saat ini PT Garuda Indonesia dalam peijalanan menuju ?world class airline?. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, kinerja perusahaan perlu terus ditingkatkan. Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah meningkatkan kinerja karyawan dengan pemahaman akan nilai-nilai kerja sebagai landasan sikap kerja yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas.
Dalam mengevaluasi kinerja karyawan diperlukan komponen yang dapat mendukung sistem tersebut dan dapat dipakai sebagai tolok ukur kinerja karyawan. Salah satu cara dalam mengukur kinerja karyawan adalah penilaian prestasi kerja (performance appraisal).
Awak kabin PT Garuda Indonesia dalam fungsinya sebagai 'operating core' menjadi pendukung langsung fungsi layanan penerbangan. Hal ini membawa konsekuensi bahwa awak kabin melakukan aktifitas dasar yang berhubungan langsung dengan produk/jasa. Dalam menjalankan fungsinya awak kabin berpedoman pada Standard Operating Procedures (SOP) yang penjabaran/petunjuk pelaksanaannya secara teknis diatur dalam Cabin Attendant Manual (CAM) dan Purser's Handbook serta tetap mengacu pada prosedur kinerja standar (standard performance procedures).
Pada saat ini sistem penilaian prestasi kerja awak kabin PT Garuda Indonesia menggunakan tolok ukur yang sama dengan sistem yang digunakan bagi pegawai lainnya (pegawai darat, penerbang dan juru mesin udara). Oleh karena itu, diperlukan sistem penilaian prestasi kerja yang tepat sesuai dengan analisis jabatan awak kabin serta sistem yang dapat memotivasi awak kabin dalam meningkatkan kinerjanya agar mendukung kualitas layanan penerbangan.
Salah satu alternatif sistem penilaian yang sesuai untuk jabatan awak kabin adalah dengan menerapkan teori sistem manajemen kinerja (performance management system) dari Konsultan Hay yang dimodifikasi dengan sistem skala rating (rating scale). Proses sistem manajemen kinerja merupakan suatu proses yang berkesinambungan antara : a) Penetapan Kinerja (sasaran pokok dan sasaran kompetensi) atau juga disebut Goal Setting (untuk awak kabin menggunakan standard performance), b) Pembinaan (Coaching) yang dilakukan secara formal maupun informal, c) Penilaian Kinerja (Performance Review), d) Imbalan (Reward).
Modifikasi sistem manajemen kinerja dengan rating scale, yaitu dalam hal pencatatan keputusan tentang kinetja dalam suatu skala.
Faktor-faktor yang dinilai dalam sistem manajemen kinerja awak kabin berkaitan Iangsung dengan key result area dan kompetensi awak kabin dalam menjalankan tugasnya. Penggabungan dua metode ini merupakan model yang tepat untuk awak kabin, karena sesuai dengan basil analisis jabatan awak kabin dan diharapkan dapat memotivasi awak kabin dalam menjalankan tugasnya.
"
1997
T 17251
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harefa, Jovan Farus Pasau
"Pencabutan kebijakan serta aturan pemerintah yang berkaitan dengan COVID-19 membuat sektor pariwisata kembali meningkat. Peningkatan pariwisata ini tentu kembali mendorong persaingan antar maskapai penerbangan di Indonesia untuk bisa menjadi pilihan pertama customer serta mempertahankan customer yang dimilikinya. Penelitian ini ingin meneliti apakah dengan meningkatkan Switching Cost dan Consumer Inertia akan semakin besar Customer Retention pada maskapai penerbangan di Indonesia. Pengolahan data dilakukan dengan metode SEM-PLS menggunakan aplikasi SmartPLS. Hasil penelitian ini menunjukkan Procedural Switching Cost dan Consumer Inertia berpengaruh signifikan terhadap Customer Retention pada maskapai penerbangan di Indonesia. Lebih lanjut, Financial Switching Cost juga berpengaruh signifikan terhadap Customer Retention, namun harus melalui mediasi Consumer Inertia. Berdasarkan hasil analisis, diharapkan studi ini dapat berguna bagi maskapai penerbangan di Indonesia dalam meningkatkan Customer Retention masing-masing maskapai.

The lifting of government policies and regulations related to COVID-19 has led to a resurgence in the tourism sector. This increase in tourism is naturally driving competition among airlines in Indonesia to become the top choice for consumers and retain their existing customers. This study aims to investigate whether increasing switching cost and consumer inertia will lead to greater customer retention for airlines in Indonesia. Data processing was conducted using the SEM-PLS method with the SmartPLS application. The results of this study indicate that Procedural Switching Cost and Consumer Inertia have a significant impact on customer retention for airlines in Indonesia. Furthermore, financial switching cost also significantly affects customer retention, but it must be mediated through consumer inertia. Based on the analysis results, this study is expected to be useful for Indonesian airlines in enhancing their customer retention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melia Retno Astrini
"Berdasarkan peraturan perundang-undangan di Indonesia, pelaksanaan kegiatan CSR merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan perusahaan secara umum. Garuda Indonesia, sebagai salah satu entitas penyedia jasa penerbangan di Indonesia, telah melaksanakan kewajiban tersebut dengan menerapkan program CSR yang berkelanjutan di bawah nama "Garuda Indonesia Peduli".
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh CSR association pada customer satisfaction dan brand loyalty, dengan mempertimbangkan brand identification dan persepsi service quality yang dimiliki konsumen. Sampel penelitian ini adalah pengguna jasa penerbangan Garuda Indonesia 6 (enam) bulan terakhir. Data diolah dengan menggunakan metode Structural Equation Modelling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa service quality tidak berpengaruh signifikan terhadap brand identification, sedangkan CSR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap brand identification. Namun, brand identification tidak terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap customer satisfaction. Di sisi lain, service quality terbukti memiliki pengaruh positif terhadap customer satisfaction, dan terhadap brand loyalty. Hasil penelitian juga menunjukkan service quality tidak meningkatkan pengaruh CSR pada brand identification dan customer satisfaction.

Based on the laws and regulations in Indonesia, the implementation of corporate social responsibility (CSR) is an obligation that must be carried out by companies in general. Garuda Indonesia, as one of the flight service provider in Indonesia, has carried out the obligation by implementing sustainable CSR program under the name of "Garuda Indonesia Cares".
This study aims to analyze the effect of CSR on customer satisfaction and brand loyalty, by considering consumer’s brand identification and perception of service quality. Data for this research were collected from Garuda Indonesia consumers, specifically those who used Garuda Indonesia flight services in the last 6 (six) months. They were then analyzed using Structural Equation Modelling method.
The result of this research shows that service quality does not have significant effect on brand identification, whilst CSR has positive effect on brand identification. However, this identification does not affect customer satisfaction significantly. Meanwhile, service quality proved to have positive effect on customer satisfaction, and on brand loyalty (via customer satisfaction). Furthermore, the results showed that service quality does not enhance CSR effect on brand identification and customer satisfaction.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S57726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Naseva Tuslian
"Sebelum masuknya Hukum Persaingan Usaha, Penerbangan Niaga Berjadwal merupakan Industri jasa yang menseparasi kelas sosial konsumennya. Hanya kalangan menengah keataslah yang sanggup mengaksesnya. Hal ini karena belum dikenalnya prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat dimana penetapan tarif diserahkan kepada Pelaku Usaha sehingga Para pelaku usaha melakukan eksploitasi harga. Dengan Masuknya Undang-Undang 5 Tahun 1999, penetapan tarif berhasil dikembalikan kepada Pemerintah dan tarif jasa penerbangan ini berhasil dikendalikan oleh badan regulator. Kemudian, masuknya regulasi persaingan usaha juga membawa pengaruh terhadap Perilaku Pelaku Usaha yang digambarkan melalui Penegakan Hukum persaingan Usaha melalui putusan KPPU yang melibatkan Pelaku Usaha Pada Industri ini. Skripsi Ini menganalisa pengaruh masuknya hukum persaingan usaha pada regulasi penetapan tarif dan perilaku pelaku usaha pada Industri jasa penerbangan niaga berjadwal di Indonesia.
Before The Competition Policy was regulated, Scheduled Commercial Airlines was a Service which separated social stratum of its consumers. Only the high end social classes which could afford it. This Condition happened because the principles of fair competition on business actors on this sector was not recognized. By that time The Government give its authority to business actors which finaly exploited the price. By the regulation of UU No 5/1999 this condition was succeed to overcome. The Pricing Authority was returned to the government and the price was controled by its regulator agency. The Competition law regulation also give significant effect on Business Actor’s conduct in This Industry which can be seen by the enforcement of Competition law in this Industry. This thesis analize The implication of Competition law regulation on the Pricing regulation and business actor’s conduct on scheduled Commercial Airlines in Indonesia. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
S58683
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diki Hartanto
"Pandemi COVID-19 menyebabkan permintaan layanan penerbangan turun drastis dan menyebabkan penurunan pada layanan penerbangan komersial di dunia. Banyak maskapai menangguhkan operasi penerbangan mereka beberapa bulan setelah pandemi terjadi. Untuk bertahan, banyak maskapai merespons dengan menunda pengiriman pesawat baru, meng-grounded pesawat mereka, dan bahkan mengurangi armada mereka. Saat dunia pulih dari pandemi, maskapai penerbangan harus bersiap untuk kembali beroperasi. Pesawat yang di-grounded, masalah keuangan, dan ketidakpastian perjalanan udara menjadikan proses itu sendiri sebagai sistem dinamis yang kompleks. Kompleksitas tersebut mengganggu tujuan maskapai untuk kembali beroperasi. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis kompleksitas proses return to operation maskapai. Untuk tujuan ini, penelitian mengembangkan model konseptual menggunakan causal loop diagram (CLD). Selanjutnya divisualisasikan melalui sistem diagram untuk menggambarkan permasalahan maskapai secara komprehensif. Hasil studi ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan beberapa skenario intervensi kebijakan yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan tersebut.

The COVID-19 pandemic has caused demand for flight services to drop dramatically and caused a decline in commercial flight services in the world. Many airlines were suspending their flight operation several months after the outbreak. To survive, many airlines respond by postponing new aircraft delivery, grounding their aircraft, and even reducing their fleet. When the world is recovering from the pandemic event, airlines must prepare for a return to operation. Grounded aircraft, financial issues, and air travel uncertainty made the process itself a complex dynamic system. Those complexity is interfering with the airline objective for returning into operation. This paper aims to understand and analyze the complexity of the airline return to operation process. For this purpose, the study develops a conceptual using the causal loop diagram. It is further visualized through a system diagram to illustrate the airline return to operation problem comprehensively. This study’s result can be used as the basis for developing several scenarios and policy interventions that can affect the process's objective."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>