Ditemukan 159713 dokumen yang sesuai dengan query
Nurfany Hasanatur Rizky
"Skripsi ini membahas pola investasi daerah di Pulau Jawa dengan pendekatan spasial. Investasi telah menjadi urban-biased dimana investasi banyak berkumpul di wilayah kota dan kabupaten yang saling berdekatan. Daerah yang memiliki nilai investasi yang tinggi cenderung dikelilingi oleh daerah yang juga memiliki investasi tinggi, begitu juga sebaliknya. Hal ini mengindikasikan terjadinya spillover effect antar-daerah. Skripsi ini menggunakan metode ekonometrika spasial untuk menganalisis aurokorelasi spasial dari investasi dan faktor-faktor yang menyebabkan pola investasi.
Hasil yang didapat dari penenlitian ini adalah bahwa investasi memiliki autokorelasi secara positif dan signifikan. Investasi berkumpul dan membentuk kelompok dimana wilayah yang memiliki investasi tinggi mempengaruhi daerah sekitarnya. Investasi di Pulau Jawa terkonsentrasi di dua wilayah yakni DKI Jakarta dan Kota Surabaya. Pola dan konsentrasi investasi tersebut bisa terjadi karena faktor-faktor yang sudah diuji yaitu jumlah penduduk, aglomerasi industri, infrastruktur daerah, dan upah minimum.
The study aims to discuss the pattern of regional investment in Java with a spatial approach. Investment has become an urban-biased, where investments are gathered in cities and counties which are contiguous. The areas that have a high investment value tend to be surrounded by areas that also have a high investment, and vice versa. This indicates a spillover effect occurs between regions. This study uses spatial econometric methods to analyze the spatial autocorrelation of investment and determinants that lead to cause the pattern of investment. The results obtain from this study is that investment has a positive autocorrelation. Investment gather and form groups where areas that have high investment affect the surrounding area. Investment in Java are concentrated in two areas, Jakarta and Surabaya. Determinants that affect the spatial pattern of investments are the population, agglomeration of industry, regional infrastructure, and minimum wage."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S63834
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dwi Fanny Wulandari
"Kelurahan Kukusan berkembang pesat setelah dibangunnya kampus Universitas Indonesia di Kota Depok. Terdapatnya populasi mahasiswa yang tinggi menyebabkan permintaan sarana hunian mahasiswa, yang dapat di identifikasi sebagai studentification. Empat aspek yang dapat dilihat dalam proses studentification, yaitu aspek fisik, ekonomi, sosial, dan budaya. Metode yang digunakan adalah analisis deskripsi dan analisis spasial, didapatkan tingkat studentification di Kelurahan Kukusan yang dilihat jarak dari titik pintu masuk UI dengan Kelurahan Kukusan. Tingkat studentification tertingggi berada pada jarak terdekat dengan kampus UI yaitu jarak hingga 400 m dari pintu masuk UI, Tingkat studentification sedang pada jarak 400-600 m, dan tingkat studentification rendah pada jarak >600 m dari pintu masuk UI. Besaran tingkat studentification di Kelurahan Kukusan mengikuti persentase perubahan fungsi bangunan yang mana rumah yang dihuni keluarga diubah fungsinya menjadi bangunan komersialisasi mengikuti kebutuhan mahasiswa. Status kepemilikan didominasi oleh pendatang dan terjadinya kenaikan harga tanah tiga kali lipat dalam lima tahun terakhir. Populasi penduduk berdasarkan mata pencaharian kategori usaha meningkat dan peningkatan populasi penduduk pendatang tinggi.
Kelurahan Kukusan expands rapidly after the constructions of the campus of Universitas Indonesia in Depok. High student populations cause high demand of house facilities, which is going to be identified as studentfication. Four aspects that can be revealed through the process of studentfication are physic, economic, social and culture. Descriptive and spatial analyses are methods that are used to obtain the level of studentfication in Kelurahan Kukusan, which is observed from the distance between UI`s entrance and Kelurahan kukusan. The high level of studentfication speards out in the nearest location to campus, which is 400 meters from campus`s entrance. The middle level is 400-600 meters while the low level is > 600 meters from campus entrance. The magnitude of studentfication level is followed with the percentage of changes in the function of building, which usually uses for family residence, but then changes to commercial building based on students needed. Ownership status is dominated by comers, and the land price increases three times in the last five years. The increasing of population based on business livelihood and the increasing of comers are high."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63369
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Daffa Mohammad Aufari
"Penuaan penduduk merupkan salah satu fenomena yang sedang dihadapi Indonesia di mana proporsi penduduk lansia terhadap populasi meningkat. Salah satu konsekuensi sosial dan ekonomi dari penuaan penduduk adalah melebarnya ketimpangan pendapatan. Studi ini bertujuan untuk mempelajari secara empiris dampak penuaan penduduk terhadap ketimpangan pendapatan dengan mempertimbangkan aspek lokasi spasial di Indonesia. Studi ini menggunakan data panel dari 119 kota dan kabupaten di Pulau Jawa selama periode 2010 s.d. 2020 dengan metode regresi GLS dengan random-effects dan Spatial Autoregressive (SAR). Hasil studi menunjukkan bahwa penuaan penduduk berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan ketimpangan pendapatan kota dan kabupaten di Pulau Jawa. Studi ini juga menemukan bahwa terdapat klasterisasi spasial yang positif dan kuat pada tingkat ketimpangan kota dan kabupaten di Pulau Jawa. Dengan demikian, penuaan penduduk yang terjadi di suatu kota/kabupaten juga akan memengaruhi tingkat ketimpangan kota/kabupaten yang berada di sekitarnya. Studi ini memberikan rekomendasi kebijakan bagi masyarakat dan pemerintah daerah di akhir bagian.
Aging population is one of the phenomena that is being faced by Indonesia where the proportion of the elderly population to population increases. One of the social and economic consequences of aging population is the widening of income inequality. This study aims to empirically examine the impact of aging population on income inequality by considering the spatial location aspect in Indonesia. This study uses panel data from 119 cities and regencies in Java Island during the period of 2010 to 2020 using GLS with random-effects regression and Spatial Autoregressive (SAR) methods. The result of this study shows that aging population has a significant impact on increasing income inequality in cities and regencies in Java Island. This study also finds that there is a positive and strong spatial clustering in the level of inequality between cities and regencies in Java Island. Thus, aging population that occurs in a city/regency will also affect the level of inequality of the neighbouring city/regency. This study provides recommendations for communities and local governments at the end of the section."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Deny Yudhistira
"Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat global yang sampai saat ini masih perlu memperoleh perhatian penting terutama di negara-negara berkembang. Indonesia perlu menurunkan prevalensi stunting menjadi 14% pada tahun 2024. Sebanyak 108 kabupaten/kota di Provinsi Banten, Jawa Barat, jawa Tengah dan Jawa Timur termasuk lokasi fokus intervensi percepatan penurunan stunting terintegrasi tahun 2023 dengan skema percepatan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui visualisasi dashboard data wilayah berisiko stunting dikaitkan dengan pola asuh, faktor lingkungan, faktor akses pelayanan kesehatan, penyakit infeksi dan BBLR di Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur tahun 2021. Penelitian ini merupakan studi ekologi dengan unit analisis di tingkat kabupaten/kota dan menggunakan data sekunder berupa data agregat hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021 yang diperoleh dari BKPK Kemenkes RI. Hasilnya dashboard yang dibuat dapat menyajikan data pemetaan sebaran risiko stunting dikaitkan dengan pola asuh, faktor lingkungan, faktor pelayanan kesehatan, penyakit infeksi dan BBLR. Selain itu juga menyajikan data dan grafik variabel di tingkat kabupaten/kota yang interaktif, serta menyajikan simulasi prevalensi stunting yang dihubungkan dengan variabel yang signifikan berhubungan dengan stunting pada penelitian ini.
Stunting is one of the global public health problems that still needs important attention, especially in developing countries. Indonesia needs to reduce the prevalence of stunting to 14% by 2024. A total of 108 districts/cities in the provinces of Banten, West Java, Central Java and East Java are included in the focus locations of the integrated stunting reduction acceleration intervention in 2023 with a special acceleration scheme. This study aims to describe the dashboard visualization of data on areas at risk of stunting associated with parenting, environmental factors, health service access factors, infectious diseases and LBW in Banten, West Java, Central Java and East Java Provinces in 2021. This research is an ecological study with a unit of analysis at the district / city level and used secondary aggregated data of the 2021 Indonesian Nutrition Status Study (SSGI) obtained from the BKPK Kemenkes RI. As a result, the dashboard created can present data mapping the distribution of stunting risk associated with parenting, environmental factors, health service factors, infectious diseases and LBW. In addition, it also presented data and graphs of variables at the interactive district / city level, and presented a simulation of the prevalence of stunting associated with variables that were significantly associated with stunting in this study."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Karlina Khairunnisa
"Fenomena urbanisasi menjadi tren di dunia saat ini. Eksternalitas dari aglomerasi ekonomi di kawasan urban dianggap mampu menciptakan penurunan kemiskinan. Di samping itu, paradigma pertumbuhan kota saat ini mengarahkan pada pertumbuhan suatu kota memiliki hubungan dengan kota lainnya. Sejauh ini, studi yang mengukur hubungan antara urbanisasi dan kemiskinan, khususnya spillover effect ke wilayah sekitar, masih terbatas dengan hasil yang masih beragam. Studi ini bertujuan untuk menganalisa peran dari urbanisasi terhadap penurunan kemiskinan di wilayah kabupaten/kota di Pulau Jawa. Studi ini menggunakan pendekatan remote sensing dalam mengukur urbanisasi serta menangkap spillover effect dari urbanisasi terhadap kemiskinan di wilayah sekitar dengan menggunakan model ekonometrika Spatial Durbin. Hasil empiris dari studi ini adalah peningkatan urbanisasi di suatu wilayah memungkinkan terjadinya penurunan kemiskinan di wilayah tersebut. Namun peningkatan urbanisasi di wilayah tetangga berasosiasi dengan peningkatan kemiskinan di suatu wilayah. Faktor lain yang berasosiasi dengan penurunan kemiskinan adalah porsi dari sektor industri dan tersier di suatu wilayah dan wilayah sekitarnya. Tingkat pengangguran terbuka di wilayah sekitar memungkinkan terjadinya peningkatan kemiskinan di suatu wilayah.
The phenomenon of urbanization is a trend in the world today. Externalities from economic agglomeration in urban areas are considered capable of creating poverty reduction. In addition, the current urban growth paradigm leads to the growth of a city having a relationship with other cities. So far, studies that measure the relationship between urbanization and poverty, especially the spillover effect to surrounding areas, are still limited with mixed results. This study aims to analyze the role of urbanization on poverty reduction in districts/cities in Java. This study uses a remote sensing approach in measuring urbanization and captures the spillover effect of urbanization on poverty in surrounding areas using a Spatial Durbin econometric model. The empirical result of this study is that an increase in urbanization in a region allows a decrease in poverty in that region. However, an increase in urbanization in neighboring regions is associated with an increase in poverty in the region. Other factors associated with poverty reduction is the share of industrial and tertiary sectors in a region and its neighboring regions. The open unemployment rate in the neighboring region allows for an increase in poverty in a region."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nugraha Indrakusumah
"Fenomena urban development menuntut tingginya tingkat permintaan (demand) dari masyarakat terhadap bangunan gedung untuk hunian dan tempat usaha serta tingginya nilai ekonomis dari properti tiap tahunnya. Hal ini memicu pembangunan gedung bertingkat untuk hunian seperti apartemen dan rumah susun di Kota Bekasi. Aplikasi dari teknologi LIDAR dan Foto Udara terlihat sangat membantu didalam menganalisis pola persebaran spasial terhadap obyek gedung bertingkat hunian yang ada di Kota Bekasi menggunakan teknik analisis tetanggga terdekat dan kernel density.
Hasil menunjukkan bahwa pola persebaran spasial terhadap obyek gedung bertingkat hunian yang ada di Kota Bekasi adalah cenderung mengelompok dengan ciri jarak antara lokasi gedung bertingkat yang satu dengan lokasi gedung bertingkat lainnya berdekatan dan cenderung mengelompok pada tempat-tempat tertentu. Sedangkan kesesuaian antara tata ruang wilayah Kota Bekasi dengan lokasi sebaran gedung bertingkat hunian baik yang befungsi sebagai apartemen, maupun hotel, plaza secara umum memperlihatkan adanya ketidaksesuaian.
Implikasi pola spasial gedung bertingkat yang dijumpai di Kota Bekasi memperlihatkan semakin bertambahnya gedung bertingkat hunian, akan mengakibatkan semakin bertambahnya share pembangunan gedung terhadap sektor bangunan pada PDRB yaitu yang tercantum pada PDRB Atas Dasar Harga Bangunan. Namun kondisi tersebut tidak semata - mata secara total meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi regional di Kota Bekasi.
The phenomenon of urban development requires high levels of demand (demand) from the public against the building for residential and business premises as well as the high economic value of the property each year. This triggers the construction of multi-storey buildings for residential as apartments and flats in the city of Bekasi. Application of LIDAR technology and Air Photo looks very helpful in analyzing the spatial distribution pattern of the object existing residential high rise building in Bekasi using analytical techniques a neighbor nearby and kernel density.Results showed that the spatial distribution pattern of the object-storey residential building in the city of Bekasi tend to cluster with the characteristic distance between the location of the one-storey building with other tall buildings adjacent locations and tend to cluster in certain places. While the conformity between the spatial distribution of Bekasi City with locations storey residential building both functioned as apartments, hotels, plazas generally showed discrepancies.Implications of spatial patterns storey building found in Bekasi show the increasing of multi-storey residential buildings, would result in the increasing share of the building construction sector for the GDP listed in GDP Based On Building Price. However, these conditions might have partly improved the rate of economic growth in Bekasi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Nugraha Indrakusumah
"Fenomena urban development menuntut tingginya tingkat permintaan (demand) dari masyarakat terhadap bangunan gedung untuk hunian dan tempat usaha serta tingginya nilai ekonomis dari properti tiap tahunnya. Hal ini memicu pembangunan gedung bertingkat untuk hunian seperti apartemen dan rumah susun di Kota Bekasi. Aplikasi dari teknologi LIDAR dan Foto Udara terlihat sangat membantu didalam menganalisis pola persebaran spasial terhadap obyek gedung bertingkat hunian yang ada di Kota Bekasi menggunakan teknik analisis tetanggga terdekat dan kernel density. Hasil menunjukkan bahwa pola persebaran spasial terhadap obyek gedung bertingkat hunian yang ada di Kota Bekasi adalah cenderung mengelompok dengan ciri jarak antara lokasi gedung bertingkat yang satu dengan lokasi gedung bertingkat lainnya berdekatan dan cenderung mengelompok pada tempat-tempat tertentu. Sedangkan kesesuaian antara tata ruang wilayah Kota Bekasi dengan lokasi sebaran gedung bertingkat hunian baik yang befungsi sebagai apartemen, maupun hotel, plaza secara umum memperlihatkan adanya ketidaksesuaian. Implikasi pola spasial gedung bertingkat yang dijumpai di Kota Bekasi memperlihatkan semakin bertambahnya gedung bertingkat hunian, akan mengakibatkan semakin bertambahnya share pembangunan gedung terhadap sektor bangunan pada PDRB yaitu yang tercantum pada PDRB Atas Dasar Harga Bangunan. Namun kondisi tersebut tidak semata ? mata secara total meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi regional di Kota Bekasi.
The phenomenon of urban development requires high levels of demand (demand) from the public against the building for residential and business premises as well as the high economic value of the property each year. This triggers the construction of multi-storey buildings for residential as apartments and flats in the city of Bekasi. Application of LIDAR technology and Air Photo looks very helpful in analyzing the spatial distribution pattern of the object existing residential high rise building in Bekasi using analytical techniques a neighbor nearby and kernel density. Results showed that the spatial distribution pattern of the object-storey residential building in the city of Bekasi tend to cluster with the characteristic distance between the location of the one-storey building with other tall buildings adjacent locations and tend to cluster in certain places. While the conformity between the spatial distribution of Bekasi City with locations storey residential building both functioned as apartments, hotels, plazas generally showed discrepancies. Implications of spatial patterns storey building found in Bekasi show the increasing of multi-storey residential buildings, would result in the increasing share of the building construction sector for the GDP listed in GDP Based On Building Price. However, these conditions might have partly improved the rate of economic growth in Bekasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T44827
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Naili Fathiyah
"
ABSTRAKTSS Total Suspended Solid merupakan material padatan dalam perairan yang tersuspensi berupa zat organik maupun anorganik yang jika keberadaannya banyak di perairan terutama di estuari dapat mengganggu ekosistem perairan di dalamnya. Penelitian ini menggunakan citra SPOT-4 tahun 2007 dan 2011, serta SPOT-6 tahun 2016 untuk mengidentifikasi konsentrasi TSS dengan menerapkan formula algoritma TSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pola spasial nilai konsentrasi TSS di Estuari Ci Mandiri pada tahun 2007, 2011 dan 2016. Faktor arus, pasang surut, debit, dan tutupan lahan mempengaruhi kondisi TSS di Estuari Ci Mandiri. Faktor oseanografi dan debit yang memiliki besaran terbesar mempengaruhi arah pola TSS, sedangkan faktor tutupan lahan mempengaruhi nilai konsentrasi dan juga pola TSS di estuari.
ABSTRACTTotal Suspended Solid TSS is solid materal in the water which suspended as organic or anorganic substance. If the amount of TSS the estuaries to a lot, it can disrupt the aquatic ecosystem. This research used SPOT 4 Image for 2007 and 2011, also SPOT 6 for 2016 to identify the concentration of TSS through TSS algorithm. The result of this research showed there are the different pattern of concentration values of TSS at 2007, 2011 and 2016. Ocean currents, tidal, rate of flow and landcover affected the condition of TSS at Ci Mandiri Estuaries. The majority value of oceanography rsquo s factors and rate of flow affected the direction of TSS pattern, meanwhile landcover affected the concentration values and also TSS pattern at the estuaries."
2017
S67525
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Adzkia Nabila Zahrani
"PPDB merupakan tonggak awal proses pendidikan dengan menyeleksi peserta didik baru pada sekolah. SMPN kota Depok dipilih dalam penelitian ini karena adanya pengelompokan kontras dalam penerimaan siswa baru dalam jalur prestasi akademik pada SMPN unggul dan non unggul di tengah keterbatasan jumlah dan persebaran SMP negeri kota ini. Sehingga peran geografi dalam penelitian ini difokuskan pada pendekatan keruangan dalam ranah pendidikan yang disajikan dalam analisis spasial dan analisis deskriptif. Penelitian ini menggunakan metode pemetaan yang dikhususkan untuk preferensi spasial siswa dalam memilih sekolah dan buffer untuk menganalisis zona pelayanan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memahami preferensi spasial siswa dalam memilih sekolah melalui jalur prestasi akademik serta menganalisis segmentasi yang terjadi dalam PPDB berdasarkan pola pelayanan SMPN kota Depok. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa preferensi spasial siswa dalam memilih SMPN Depok melalui jalur prestasi akademik diperoleh perbedaan yang kontras antara SMPN unggul dan non unggul. Bahwasannya preferensi siswa dalam memilih SMPN unggul memiliki keistimewaan tersendiri, sementara SMPN non unggul sebaliknya. Dalam hal ini, pola pelayanan dari jalur prestasi akademik mayoritas berada di luar zona pelayanan sekolah manapun. Sehingga dari sudut pandang spasial menunjukkan adanya segmentasi PPDB antara pusat dan pinggir kota dalam penerimaan siswa baru berdasarkan jenis SMPN.
PPDB is an early milestone in the educational process by selecting new students at school. SMPN Depok city was chosen in this study because of the contrast in the acceptance of new students in the academic achievement track at superior and non-excellent SMPNs amidst the limited number and distribution of public junior high schools in this city. So that the role of geography in this study is focused on a spatial approach in the realm of education which is presented in spatial analysis and descriptive analysis. This study uses the flow mapping method which is specifically for students' spatial preferences in choosing schools and buffers to analyze service zones. Therefore, this study aims to understand students' spatial preferences in choosing schools through the academic achievement path and to analyze the segmentation that occurs in PPDB based on service patterns at SMPN Depok city. The results of this study indicate that the students' spatial preferences in choosing SMPN Depok through the academic achievement path obtained contrasting differences between superior and non-excellent SMPNs. That is, student preferences in choosing superior SMPN have their own privileges, while non-superior SMPN is the opposite. In this case, the pattern of service from the majority of academic achievement pathways is outside the service zone of any school. So that from a spatial perspective it shows that there is PPDB segmentation between the center and the outskirts of the city in admitting new students based on the type of SMPN."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Simanjuntak, Angel Theresia Rouli
"Penghidupan meliputi orang-orangnya, aset, kemampuan, pendapatan, dan aktivitas untuk kehidupan. Penghidupan dikatakan berkelanjutan ketika teratasi dari tekanan, bertahan serta meningkatkan kapasitasnya untuk sekarang dan masa depan, sementara tidak merusak alam. Pendekatan penghidupan berkelanjutan merupakan salahsatu jenis pendekatan dalam intervensi penghidupan untuk mencapai keberlanjutan. Pulau Mare dan sekitarnya merupakan kawasan lindung yang memiliki keanekaragaman hayati dan potensi tinggi untuk kegiatan perikanan dan kelautan. Ada peraturan dan batasan yang diberlakukan dalam pemanfaatan maupun pengelolaan kawasan lindung. Pada Pulau Mare dan sekitarnya juga terdapat desa-desa pesisir yang memungkinkan adanya perbedaaan karakteristik ruang. Pentingnya keberadaan kawasan lindung berimbas pada penghidupan manusia di sekitar desa sebagai tempat tinggal nelayan. Pembangunan desa dan kondisi perairan potensial menjadi karakteristik terbentuknya tipologi desa nelayan. Tipologi desa nelayan terbagi menjadi desa berkembang dan desa belum berkembang, serta desa dengan jarak dekat (< 4 mil) dan jarak jauh (>4 mil) terhadap perairan potensial. Variasi spasial tipologi desa nelayan menjadi dasar dari pola penghidupan berkelanjutan nelayan di Pulau Mare dan sekitarnya. Nelayan yang tinggal pada tipologi desa yang sama, belum tentu memiliki aset, strategi dan hasil penghidupan yang sama. Fenomena pada penelitian ini adalah nelayan pada desa berkembang dengan jarak dekat terhadap perairan potensial, paling banyak merupakan nelayan dengan tingkat kesejahteraan tinggi.
Livelihood includes people, assets, abilities, income, and activities for life. Livelihoods are said to be sustainable when they are overcome from pressure, survive, and increase their capacity for the present and future, while not destroying nature. The sustainable livelihood approach is one type of approach in livelihood interventions to achieve sustainability. Mare Island and its surroundings are protected areas that have high biodiversity and high potential for fisheries and marine activities. There are rules and restrictions that apply to the use and management of protected areas. On Mare Island and its surroundings there are also coastal villages which allow for different spatial characteristics. The importance of the existence of protected areas has an impact on the livelihoods of people around the village as a place for fishermen to live. Village development and potential water conditions characterize the formation of a fishing village typology. Typology of fishing villages is divided into developing and underdeveloped villages, as well as villages with short distances (<4 miles) and long distances (> 4 miles) to potential waters. The spatial variations in the typology of fishing villages are the basis for the sustainable livelihood patterns of fishermen in Mare Island and its surroundings. Fishermen who live in the same village typology do not necessarily have the same assets, strategies, and livelihood outcomes. The phenomenon in this study is that fishermen in developing villages with a close distance to potential waters are mostly fishermen with a high level of well-being."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library