Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157405 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Via Apriyani
"Penelitian mengenai potensi stok dan serapan karbon ekosistem mangrove di Pulau Tunda telah dilakukan pada bulan April--Juni 2016. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi stok dan serapan karbon ekosistem mangrove, mengetahui spesies mangrove yang memiliki stok dan serapan karbon potensial, dan memperoleh estimasi harga karbon ekosistem mangrove di Pulau Tunda. Penentuan lokasi pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling pada enam stasiun bagian selatan dan timur Pulau Tunda.
Berdasarkan hasil analisis kandungan karbon ekosistem mangrove Pulau Tunda, diperoleh nilai biomassa 196,76 ton/ ha, stok karbon 91,48 ton/ ha, dan serapan karbon 335,06 ton/ ha. Proporsi stok dan serapan karbon terbesar tingkat pohon dan pancang mangrove di Pulau Tunda berasal dari spesies Excoecaria agallocha yaitu 107,47 ton/ ha dan 392,23 ton/ ha. Ekosistem mangrove Pulau Tunda memiliki estimasi harga karbon sebesar Rp 88.690.382--Rp 221.725.955 ton/ ha.

Research on the carbon uptake and stock potency of mangrove ecosystem in Tunda Island was conducted on April--June, 2016. The aim of the study was to analyze the mangrove ecosystem potency of carbon stock and its uptake, to know the mangrove species that has potential carbon stock and its uptake, and to estimate the potency of carbon price mangroveecosystem in Tunda Island. The location of sampling was determined by purposive sampling at six stations of south and east part Tunda Island.
The analysis result of carbon content at Tunda Island mangrove ecosystem showed that, biomass 196.76 ton/ ha, carbon stock 91.48 ton/ ha, and carbon uptake 335.06 ton/ ha. The largest proportion of the stock and carbon uptake at the level of mangrove tree and sapling in Tunda Island derived from Excoecaria agallocha, that is 107.47 ton/ ha and 392.23 ton/ ha. Tunda Island mangrove ecosystem have an estimated total carbon price of Rp 88.690.382--Rp 221.725.955 ton/ ha.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Citra Pertiwi
"Penelitian mengenai analisis kerapatan dan persebaran vegetasi mangrove menggunakan teknologi penginderaan jauh berlokasi di Pulau Tunda, Kabupaten Serang, Provinsi Banten perlu dilakukan untuk memberikan informasi dan data ilmiah mengenai vegetasi mangrove di Pulau Tunda. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui komposisi spesies vegetasi mangrove, kerapatan vegetasi mangrove, dan zonasi vegetasi mangrove. Penelitian ini telah dilakukan pada 1--5 April 2016. Metode penelitian yang digunakan antara lain purposive sampling, metode transek garis berpetak, dan pengolahan citra landsat 8 OLI.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi mangrove sejati terdiri atas 9 spesies dari 7 famili, sedangkan mangrove asosiasi terdiri atas 9 spesies dari 8 famili. Kerapatan vegetasi mangrove berdasarkan transfomrasi NDVI (0,194) dan EVI (0,085) termasuk ke dalam kelas kerapatan mangrove jarang dan tingkat kesehatan mangrove rendah. Koefisien korelasi antara NDVI (0,147) dan EVI (0,007) dengan luas basal area berkolerasi positif tetapi tergolong rendah. Zonasi mangrove sejati yang paling dominan ialah 1) Rhizophora stylosa, 2) Excoecaria agallocha, dan 3) Sonneratia caseolaris, sedangkan zonasi mangrove asosiasi ialah 1) Pongamia pinnata, 2) Morinda citrifolia, dan 3) Pandanus odoratissima. Mangrove di Pulau Tunda memiliki kelas kerapatan jarang dan persebaran acak.

Research on analysis of the density and distribution of mangrove vegetation using remote sensing technology in Tunda Island, Serang Regency, Banten Province, was needed to give information and scientific data about mangrove vegetation in Tunda Island. The study aims to know species composition of mangrove vegetation, mangrove vegetation density, and mangrove vegetation zonation. The study was conducted on 1st -- April 5th, 2016. The method was used purposive sampling, partition line transect, and landsat satellite image 8 OLI processing.
The results showed that true mangrove composition consist of 9 species from 7 families, while associate mangrove consist of 9 species from 8 families. Mangrove vegetation density based transformation of NDVI (0,194) and EVI (0,085) was considered as rare class of mangrove density and mangrove healthy as low grade. Correlation coefficient between NDVI (0,147) and EVI (0,007) with basal area was considered as positive correlation but low grade correlation. The most dominant zonation of true mangrove vegetation were 1) Rhizophora stylosa, 2) Excoecaria agallocaha, and 3) Sonneratia caseolaris, while zonation of associate mangrove were 1) Pongamia pinnata, 2) Morinda citrifolia, and 3) Pandanus odoratissima. Mangrove in Tunda Island has rare class of density and random distribution.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64368
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Dian Rosadi
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang potensi karbon dan valuasi ekonomi mangrove di Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat. Tujuan pertama penelitian yaitu untuk menghitung dan menganalisis potensi penyimpanan dan penyerapan karbon mangrove di Kecamatan Gerung serta menentukan tumbuhan potensial yang memiliki kemampuan tertinggi dalam menyimpan dan menyerap karbon. Pengambilan sampel karbon dilakukan pada 14 stasiun pengamatan. Data karbon diestimasi dari potensi biomassa atas tanah, bawah tanah, tumbuhan bawah dan karbon organik tanah. Hasil analisis kandungan karbon diperoleh nilai biomassa sebesar 401,15 ton/ha, stok karbon sebesar 186,05 ton/ha dan serapan karbon sebesar 682,81 ton/ha. Spesies yang memiliki poteni penyimpanan dan penyerapan karbon tertinggi adalah S. alba. Tujuan lain dilakukannya penelitian yaitu untuk menghitung dan menganalisis nilai ekonomi mangrove termasuk nilai ekonomi yang diperoleh dari potensi karbon serta untuk mengetahui nilai ekonomi terbesar yang dihasilkan ekosistem mangrove. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan studi literatur. Data dianalisis secara kuantitatif untuk menjelaskan nilai ekonomi mangrove dan dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Nilai ekonomi yang diperoleh dari pemanfaatan langsung mangrove mencapai Rp. 675.140.000/tahun, dari manfaat tidak langsung mencapai Rp. 33.710.361.020/tahun, dari manfaat pilihan sebesar Rp. 78.120.000/tahun, dan dari manfaat eksistensi sebesar Rp. 124.000.000/tahun. Nilai ekonomi total yang diperoleh dari mangrove Kecamatan Gerung pada tahun 2018 yaitu sebesar Rp. 34.587.621.020/tahun (2.461.839  US$/tahun). Nilai ekonomi terbesar yang dihasilkan ekosistem mangrove diperoleh dari manfaat tidak langsung mangrove terutama potensi karbon.

 


Research regarding carbon potential and economic valuation of mangroves in Gerung District, West Lombok Regency has been conducted. This research was aimed to calculate and analyze carbon storage and absorption of mangroves in Gerung District and to determine potential plants that have the ability to store and absorb carbon. Carbon sampling was carried out on 14 observation stations. Carbon data is estimated from potential biomass on land, underground, understorey and soil organic carbon. The results of the analysis of the carbon content of the mangrove ecosystem in Gerung Subdistrict, obtained a biomass value of 401.15 tons/ha, a carbon stock of 186.05 tons/ha and carbon absorption of 682.81 tons/ha. The species that has the highest carbon storage and absorption potential is S. alba. The purposes of this research were to calculate and analyze economic value from mangrove ecosystem and to find out the largest economic value produced by mangroves. Data collection is done through interviews, observation and literature studies. Data were analyzed quantitatively to explain the economic value of mangroves and analyzed descriptively to describe socio-economic activities of the community. The economic value obtained from direct use of mangroves reaches IDR. 2,565,140,000/year, from indirect benefits with a value IDR. 33,710,361,020/year, option economic value reaching IDR. 78,120,000/year and from the existence benefits were IDR. 124,000,000/year. The total economic of  mangroves in Gerung District in 2018 were IDR. 36,477,621,020/year (2,492,826 US$/year). The biggest economic value produced by mangrove ecosystems is derived from the indirect benefits of mangroves, especially carbon potential.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T52416
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranti Ayunda
"Telah dilakukan penelitian mengenai komunitas Gastropoda pada ekosistem mangrove di Gugus Pulau Pari, Kepulauan Seribu pada bulan Juli 2010. Penelitian bersifat deskriptif-analitik dan bertujuan untuk mengetahui komposisi, kepadatan, keanekaragaman, kemerataan, dominansi, penyebaran, kesamaan, dan korelasinya dengan parameter abiotik. Penelitian dilakukan dengan purposive sampling dan menggunakan metode transek kuadrat di tiga pulau, yaitu Pulau Pari, Pulau Tengah, dan Pulau Burung. Parameter abiotik yang diukur meliputi, suhu, salinitas, kedalaman, dan kandungan bahan organik. Sebanyak 33 spesies Gastropoda ditemukan di ekosistem mangrove Gugus Pulau Pari. Gastropoda yang ditemukan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu 6 jenis diantaranya merupakan moluska asli mangrove, 2 jenis diantaranya moluska fakultatif, dan 25 jenis sisanya merupakan moluska pengunjung. Kepadatan Gastropoda tertinggi terdapat di Pulau Tengah (112,48 ind/m2) dan terendah di Pulau Burung (66,19 ind/m2). Terebralia sulcata merupakan Gastropoda dengan kepadatan tertinggi, yaitu 31,6 ind/m2. Indeks keanekaragaman jenis tertinggi terdapat di Pulau Burung (1,978) dan terendah di Pulau Pari (1,497). Gastropoda di ekosistem mangrove Gugus Pulau Pari cukup merata dengan pola sebaran mengelompok dan tidak ada spesies yang mendominasi. Indeks kesamaan terbesar terdapat pada substasiun P1 dan T1 (92,74%), sedangkan terendah terdapat pada T3 dan B8 (14,65%). Kandungan lumpur dan bahan organik memiliki korelasi positif terhadap kepadatan Gastropoda.

Abstract
The research had been done for structure community of Gastropods at mangrove ecosystem in complex Pari's Island, Seribu Islands on July 2010. The purpose for this particular descriptive analysis research was to know the composition, density, diversity, evenness, domination, distribution, similarity and it?s correlation with abiotic parameters. Samples were taken by using purposive sampling and transect square method on three islands, namely Pari Island, Tengah Island and Burung Island. The abiotic parameters were measured (temperature, salinity, depth, and organic matter). We found 33 species of gastropods, which they were divided into three groups, namely native (6), facultative (2), and visitor (25) species molluscs of mangrove, respectively. The highest density was found in the Tengah island (112,48 ind/m2) and the lowest in the Burung Island (66,19 ind/m2). Terebrealia sulcata was Gastropod with the highest density (31,6 ind/m2). The highest diversity index occured at Burung Island (1,978) and the lowest at Pari Island (1,497). In general the distribution of Gastropods at mangrove ecosystem in complex Pari?s Island was clumped distribution pattern and no species domination. The highest similarity index found in substation P1 and T1 (92,74%), while the lowest found in T3 and B8 (14,65%). The mud and total organic matter (TOM) has a positive correlation to Gastropods density. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S193
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dienda Shintianata
"Sedimen mangrove berperan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim melalui proses sedimentasinya dengan menangkap dan menyerap karbon (disebut karbon biru). Indonesia memiliki 2,9 juta hektar hutan mangrove dengan total penyimpanan 3,14 miliar ton karbon di hutan mangrove, menjadikan Indonesia salah satu penyumbang karbon biru yang potensial. Penelitian ini menentukan stok karbon (Corg) dan laju sedimentasi (SAR) untuk mengetahui laju akumulasi karbon (CAR) pada sedimen mangrove di Taman Nasional Ujung Kulon. Teknik isotop 210Pb digunakan untuk mengukur CAR dan metode Walkey-Black digunakan untuk mentukan kandungan Corg. Pengambilan sampel dilakukan di 3 lokasi yang tegak lurus dengan garis pantai : interior, fringe, dan mudflat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah interior memiliki CAR tertinggi (0,32 ± 0,34 Mg C ha-1 tahun-1) meskipun stok karbon paling rendah (90,19 Mg C ha-1) dibandingkan dua titik lainnya. Sebaliknya, mudflat yang memiliki stok karbon tertinggi (169,6 Mg C ha-1), menunjukkan CAR terendah (0,32 ± 0,34 Mg C ha-1 tahun-1). Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan laju sedimentasi merupakan salah satu penyebab terjadinya variasi CAR

Mangroves sediment play a role in adapting and mitigating climate change through their sedimentation process by capturing and sequestering carbon (termed blue carbon). Indonesia has 2.9 million hectares of mangroves with a total storage of 3.14 billion tonnes of carbon in mangrove forests, making Indonesia one of the potential contributors of blue carbon. This study determines carbon stock (Corg) and sediment accumulation rate (SAR) to find the carbon accumulation rate (CAR) in sediment mangroves at Ujung Kulon National Park. The 210Pb isotope technique was used to measure CAR, and the Walkey-Black method was used to determine the Corg content. Sampling was taken in 3 locations perpendicular to the shoreline : interior, fringe, and mudflat. The result shows that the interior area has the highest CAR (0.32 ± 0.34 Mg C ha-1 year-1) even though the carbon stock (90.19 Mg C ha-1) is the lowest from the other two. On the contrary, mudflat, which has the highest carbon stock (169.6 Mg C ha-1), shows the lowest CAR (0.32 ± 0.34 Mg C ha-1 year-1). This indicates that sedimentation rate differences are one of the causes of variations in CAR "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Sari Nurhidayati
"Penelitian di ekosistem mangrove Tanjung Lesung, Banten bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang struktur dan komposisi vegetasi; potensi produksi dan kecepatan dekomposisi serasah, dan produksi C,N, P; serta kemampuan menyimpan dan menyerap karbon mangrove. Struktur dan komposisi vegetasi diukur dengan transek kuadrat dengan total luasan pengamatan 3300 m2. Produksi serasah dihitung menggunakan perangkap serasah ukuran 1x1 m2. Laju dekomposisi serasah diukur selama 84 hari dengan pengamatan setiap 14 hari sekali. Cadangan karbon diestimasi dengan persamaan allometrik. Total spesies vegetasi yang ditemukan di areal penelitian adalah 7 spesies dari 6 famili. Vegetasi tingkat pohon dan belta didominasi oleh Lumnitzera racemosa dengan kerapatan 670 pohon/ha dan 2252 pohon/ha. Produksi serasah sebesar 1,571 ± 0,924 g/m2/hari, tersusun atas daun 1,563 ± 0,916 gr/m2/hari (99,50%) dan ranting sebesar 0,008 ± 0,048 gr/m2/hari (0,50%). Laju dekomposisi serasah sebesar 0,09 ± 0,07 gr/hari dengan persentase serasah daun yang terdekomposisi/hilang sebesar 47,9 ± 15,5%. Potensi unsur hara dari serasah daun sebesar 0,025 ± 0,002 g C/m2/hari; dan 0,001 ± 0,0006 g N/m2/hari; serta 0,0003 ± 0,00026 g P/m2/hari. Rata-rata unsur karbon yang terlepas dari serasah daun selama proses dekomposisi sebesar 5,36 ± 2,24%, sementara untuk nitrogen sebesar 0,009 ± 0,008%, dan total phosfat sebesar 0,0012 ± 0,00038%. Biomassa dan kandungan karbon di atas dan bawah permukaan tanah sebesar 24,29 ton/ha dengan 11,4 ton C/ha, kandungan karbon tanah sebesar 127,88 ton C/ha. Total cadangan karbon mangrove di Tanjung Lesung sebesar 139,296 ton C/ha, sebesar 91,8% cadangan karbon tersimpan dalam tanah. Kemampuan menyerap CO2 atmosfer sebesar 24,522 Ton CO2/ha untuk tingkat pohon dan 4,79 Ton CO2/ha untuk tingkat anakan.

Research in mangrove ecosystem of Tanjung Lesung, Banten aims to obtain information of vegetation structure and composition; production, decomposition rates, nutrient contribution of mangrove litter; and potential carbon stocks. Structure and composition of vegetation measured by quadrant method, with total observation area is 3300 m2. Litter production was collected using the litter-trap (1 x 1m) during two months. Litter decomposition rates were measured for 84 days with observations every 14 days. Carbon stock are estimated by allometric equation. The diversity of mangrove vegetation consists of 7 species from 6 families. At the tree level and sapling, vegetation is dominated by Lumnitzera racemosa has the density around 670 tree/ha and 2252 tree/ha. Litter production is about 1,571 ± 0,924 g/m2/day, that consist of leaf 1,563 ± 0,916 gr/m2/day (99,50%) and stalk 0,008 ± 0,048 gr/m2/day (0,50%). Litter decomposition rate is about 0,09 ± 0,07 gr/day with the percentage of litter decomposed of 47,9 ± 15,5%. The potential of litter nutrient are 0,025 ± 0,02 g C/m2/day; 0,001 ± 0,0006 g N/m2/day; and 0,0003 ± 0,00026 g P/m2/day. Carbon average that was detached from litter during decomposition is 5,36 ± 2,24%, while for nitrogen is 0,009 ± 0,008%, and total phosphate is 0,0012 ± 0,00038%. Biomass and carbon stock above and below the ground surface are 24,29 ton/ha with 11,4 tons C/ha. Carbon stock of sedimen mangrove is 127,88 ton C/ha. Total carbon stock of mangrove in Tanjung Lesung, Banten is about 139,296 ton C/ha, where 91,8% of them stored in sediment mangrove. The ability to absorb CO2 in atmosphere is 24,522 tons CO2/ha for trees level and 4,79 tons CO2/ha for sapling.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T46072
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titing Pudiawati
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai struktur komunitas kepiting dan potensi kepiting bakau Scylla oceanica di ekosistem mangrove Kecamatan Panimbang, Banten, bertujuan untuk mengetahui stuktur komunitas kepiting dan potensikepiting bakauserta mengetahui indeks persepsi masyarakatyang tinggal di sekitar hutan mangrove. Pengambilan sampel vegetasi mangrove menggunakan metode Line Transect Plot,dan untuk sampel kepiting dilakukan dengan metoda transek pada tiga stasiun pengamatan. Setiap stasiun dibuat tiga plot dengan tiga kali ulangan. Hasil yang diperoleh ditemukan 6 jenis mangrove yaituAvicennia alba, Bruguiera sp, Excoecaria agollocha, Lumnitzera littorea, Rhizopora apiculata, dan Sonneratia alba serta4 suku kepiting dengan 14 jenis dari 354 kepiting, yaitu sukuGrapsidae, Sesarmidae, Ocypodidae, dan Dotillidae. Rata-rata kepadatan kepiting 36 ind/m2 - 43 ind/m2, indeks keanekaragaman 1,86-2,01, indeks keseragaman 0,706 - 0,763, indeks dominansi 0,142 - 0,166, dan pola distribusi mengelompok Id = 1,282-1,494 . Indeks kesamaan antara stasiun 1, 2, dan 3, hampir sama 78,01 - 85,96 . . Rata-rata kepadatan kepiting bakau Scylla oceanica yaitu 19,1ekor/100 m2. Berat kepiting bakau betina berkisar 95 ndash; 495 g dan kepiting jantan berkisar 100 ndash; 420 g. Lebar karapaks kepiting bakau betina 6,8 ndash; 14,5 cm dan kepiting bakau jantan 7,1 ndash; 13,5 cm. Pola pertumbuhan kepiting bakau jantan dan betina menunjukkan tipe allometrik negatif, dengan pola distribusi mengelompok Id = 1,5176 . Indeks persepsi masyarakat tentang potensi kepiting bakau di Panimbang, Banten tergolong baik 78 . Potensi hasil tangkapan kepiting bakau per bulan sebesar 2.820 ndash; 4.440 kg dan pendapatan penduduk dari sektor ini berkisar Rp169.200.000,00- sampai Rp266.400,00,- per-bulan.

ABSTRACT
A research has been conducted regarding the structural type of the crab community and the potential of the mangrove crab Scylla oceanica at mangrove ecosystem station Panimbang sub district, Banten. The objective of the research is to understand the structure of the crab community and the potential of the mangrove crab and to discover the perception index of communities living around the mangrove forest. Sampling of the local mangrove vegetation uses Line Transect Plot and the crabs is using the transect method at the three observation station. Three plots at each location was observed and executed three times. The result was as follows 6 types of mangrove which areAvicennia alba, Bruguiera sp, Excoecaria agollocha, Lumnitzera littorea, Rhizopora apiculata, and Sonneratia alba including 4 family of crabs from 14 species from the 354 crabs caught, which are family of Grapsidae, Sesarmidae, Ocypodidae, and Dotillidae. The population density of being 36 ind m2 43 ind m2, the diversity index of crabs is 1,86 ndash 2,01, the uniformity index of mangrove crabs is 0,706 0,763, dominancy index around 0,142 ndash 0,166, and the distribution pattern of grouping crabs Id 1,282 ndash 1,494 . Uniformity index between station 1, 2 and 3 are almost similar 78,01 85,96 . Population density of mangrove crabs Scylla oceanica are19,1 ind 100 m2. The average weight of female mangrove crabs caught were around 95 495 g, the average weight of male crabs being at 100 420 g. Diameter of carapace of the female crabs are around 6,8 ndash 14,5 cm and the average carapace diameter of male crabs were found at 7,1 ndash 13,5 cm. The growth pattern of male and female mangrove crabs is the negative aloometric type, with a grouping distribution value Id 1,5176 . The community perception index regarding the potential of the mangrove crabs at Panimbang sub district, Banten is considered good 78 . The potential catch mud crabs per month of 2.820 4.440 kg and incomes of population in this sector ranges Rp169.200.000,00 until Rp266.400.000,00 per month."
2016
T46902
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Mutha Selina
"Penelitian tentang struktur komunitas makrozoobentos dalam ekosistem mangrove telah dilakukan di Cilamaya Wetan, Karawang, Jawa Barat pada Mei 2019. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan struktur komunitas makrozoobentos seperti komposisi, kepadatan, keanekaragaman, kerataan, kerataan, dominansi, dan frekuensi kehadiran. . Tujuan lain adalah untuk menentukan hubungan antara kepadatan bakau dengan kepadatan dan keanekaragaman makrozoobentos di daerah tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dan menggunakan metode transek kuadrat di tiga stasiun, yaitu Desa Muara Baru, Desa Tangkolak Barat, dan Desa Tangkolak Timur. Studi ini menemukan 16 jenis makrozoobentos dan 7 jenis bakau dengan kepadatan yang sangat padat (0,23-0,32 ind / m2). Kepadatan makrozoobentos tertinggi di Desa Tangkolak Barat (8 ind / m2) dan terendah di Desa Muara Baru (2 ind / m2). Keragaman makrozoobentos tergolong tinggi di Desa Tangkolak Barat dengan indeks 1,58 dan Desa Tangkolak Timur dengan indeks 2,05, sedangkan keragaman tergolong rendah di Desa Muara Baru dengan indeks 0,28. Distribusi makrozoobentos diklasifikasikan hampir terdistribusi secara merata di Desa Tangkolak Barat dan Desa Tangkolak Timur dengan indeks kegagangan masing-masing 0,88 dan 0,85, sementara itu didistribusikan secara merata di Desa Muara Baru dengan indeks kegagahan 0,59. Data menunjukkan tidak ada spesies yang mendominasi di Desa Tangkolak Barat dan Desa Tangkolak Timur, kecuali di Desa Muara Baru. Episesarma palawanense adalah macrozoobenthos yang memiliki frekuensi kehadiran tertinggi di Desa Muara Baru dengan frekuensi 27,7%. Parameter lingkungan termasuk suhu, pH, dan salinitas dianggap sebagai kategori normal untuk makrozoobentos dan kehidupan bakau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan bakau berhubungan dengan kepadatan dan keanekaragaman makrozoobentos.

Research on the structure of macrozoobenthos communities in mangrove ecosystems has been conducted in Cilamaya Wetan, Karawang, West Java in May 2019. This study aims to determine the structure of macrozoobenthos community such as composition, density, diversity, flatness, flatness, dominance, and frequency of attendance. . Another goal is to determine the relationship between mangrove density and the density and diversity of macrozoobenthos in the area. Sampling was carried out by purposive sampling and using the quadratic transect method at three stations, namely Muara Baru Village, West Tangkolak Village, and East Tangkolak Village. This study found 16 types of macrozoobenthos and 7 types of mangrove with very dense density (0.23-0.32 ind / m2). The highest density of macrozoobenthos is in West Tangkolak Village (8 ind / m2) and the lowest in Muara Baru Village (2 ind / m2). The diversity of macrozoobenthos is relatively high in the village of West Tangkolak with an index of 1.58 and the village of East Tangkolak with an index of 2.05, while the diversity is relatively low in the village of Muara Baru with an index of 0.28. The distribution of macrozoobenthos is classified almost evenly in the Village of West Tangkolak and the Village of East Tangkolak with a trade index of 0.88 and 0.85 respectively, while it is distributed equally in the Muara Baru Village with a pride index of 0.59. Data shows that there are no species that dominate in the villages of West Tangkolak and East Tangkolak, except in Muara Baru Village. Palawanense Episesarma is macrozoobenthos which has the highest attendance frequency in Muara Baru Village with a frequency of 27.7%. Environmental parameters including temperature, pH, and salinity are considered normal categories for macrozoobenthos and mangrove life. The results showed that mangrove density was related to macrozoobenthos density and diversity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Setya Putra
"Mangrove di Indonesia mempunyai luasan yang cukup besar, akan tetapi dalam 3 dekade terakhir luasannya berkurang hingga 40%. Mangrove selain mempunyai fungsi sebagai pelindung pesisir pantai juga mampu menjaga kualitas perairan di sekitarnya. Saat ini, sedang dilaksanakan pembangunan pulau reklamasi di Teluk Jakarta dimana akan memberikan dampak terhadap hutan mangrove yang ada di sekitarnya. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui dampak reklamasi pulau di Teluk Jakarta terhadap sedimentasi dan perkembangan mangrove disana. Penelitian ini dilakukan dengan studi literatur, analisis vegetasi, analisis kualitas air dan juga analisis spasial dengan citra satelit WorldView-2. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hutan mangrove yang ada di pesisir Jakarta Utara khususnya di kawasan
Muara Angke cenderung meningkat terutama di areal pulau reklamasi. Tegakan mangrove bertambah luas kira-kira 1,32
ha/tahun. Hasil analisis menyimpulkan nilai kerapatan dan diameter batang yang berbeda-beda di 5 lokasi. Kadar oksigen
di lokasi penelitian sangat rendah akan tetapi hutan mangrove yang ada mampu menyerap logam berat yang terlarut.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa luas areal yang berpotensi untuk ditanami mangrove adalah 30 ha. Secara
keseluruhan, proses sedimentasi membantu perluasan hutan mangrove secara alami sedangkan kualitas air yang buruk
tidak terlalu berpengaruh terhadap perkembangan mangrove. Justru sebaliknya, mangrove eksisting mampu menjaga kualitas air di sekitarnya tetap stabil"
Bandung : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2019
551 JSDA 15:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fiani Tiara Putri
"Plastik yang terdapat di laut dapat terdegradasi menjadi partikel kecil < 5mm yang dikenal sebagai mikroplastik. Mikroplastik mengandung toksik dan memiliki kemampuan dalam mengikat zat beracun pada lingkungan yang berbahaya apabila tertelan oleh biota laut, terutama filer feeder dan deposit feeder. Telescopium telescopium merupakan organisme deposit feeder. ditemukannya mikroplastik dalam tubuh organisme deposit feeder dapat menyebabkan adanya biomagnifikasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan jumlah partikel mikroplastik, yang terdapat di dalam tubuh T. telescopium, organ pernapasan dan pencernaan T. telescopium, serta pada sampel sedimen dan air. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui korelasi antara jumlah mikroplastik yang terdapat pada sedimen dan air di ekosistem mangrove Pulau Rambut, terhadap jumlah mikroplastik di dalam tubuh T. telescopium.
Hasil menunjukkan bahwa, mikroplastik ditemukan di dalam tubuh T. telescopium, serta pada sampel sedimen, dan air. Organ pernapasan mengandung lebih banyak mikroplastik dibandingkan organ pencernaan. Korelasi positif ditemukan antara jumlah mikroplastik pada lingkungan terhadap jumlah mikroplastik di dalam tubuh T. telescopium. Film merupakan tipe mikroplastik yang paling banyak ditemukan pada seluruh sampel.

Plastic in the ocean can be degraded into small sized particles Plastic in the ocean can be degraded into small sized particles <5mm known as microplastics. Microplastics are toxic and have the ability to bind toxic substances in dangerous environments when ingested by marine biota, especially filter feeders and feeder deposits. Telescopium telescopium is a feeder deposit organism. the discovery of microplastics in the body of feeder deposit organisms can lead to biomagnification.
This study aims to determine the type and number of microplastic particles contained in the body of T. telescopium, the respiratory and digestive organs of T. telescopium, as well as in sediment and water samples. This study also aims to determine the correlation between the number of microplastics in the sediment and water in the Pulau Rambut mangrove ecosystem and the number of microplastics in the body of T. telescopium.
The results showed that, microplastics were found in the body of T. telescopium, as well as in sediment and water samples. Respiratory organs contain more microplastics than digestive organs. A positive correlation was found between the number of microplastics in the environment and the number of microplastics in the body of T. telescopium. Film is the type of microplastic that is mostly found in all samples.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>