Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78300 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rendi Dwidi
"Perubahan budaya dalam organisasi merupakan upaya dalam menciptakan suatu budaya baru bagi organisasi untuk berubah menjadi lebih baik. Dalam organisasi pemerintah sektor publik di bidang pelayanan kesehatan yaitu Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan ataupun Rumah Sakit Umum (RSU) dituntut untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat. Dalam kondisi semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan, maka organisasi pemerintah di bidang pelayanan kesehatan dituntut untuk melakukan perubahan budaya organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan budaya organisasi Puskesmas Cilincing setelah menjadi RSU Cilincing. Penelitian ini menggunakan pendekatan post positivis dengan metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam.
Hasil penelitian menunjukan bahwa perubahan budaya organisasi pada RSU Cilincing dari sisi proses telah dilakukan melalui perumusan dan penetapan perubahan budaya organisasi. Sedangkan dari sisi konteks telah dilaksanakan melalui sosialisasi budaya organisasi serta penanganan resistensi terhadap perubahan budaya organisasi. Namun dari sisi subjektif pada RSU Cilincing belum mengalami perubahan budaya organisasi karena kurangnya pemahaman pegawai terhadap pedoman tata nilai RSU Cilincing, serta bentuk sikap pegawai RSU Cilincing di dalam bekerja mengenai pelanggaran disiplin seperti datang terlambat yang belum mencerminkan budaya organisasi RSU Cilincing.

The cultural change in the organization is an attempt to create a new culture for the organization to change for the better. In the public sector governmental organizations in the health care field, namely Community Health Center (Puskesmas) and or the General Hospital (RSU) are required to be able to provide good health services to the community. Under conditions of increasing health care needs of the community, then government organizations in the health care field is required to change the culture in the organization. This study aimed to analyze the changes in the organizational culture Health Center of Cilincing after being General Hospital of Cilincing. This study uses a post-positivist approach and the method of data collection through in-depth interviews.
The results showed that changing the organizational culture at RSU Cilincing of the process has been done through the formulation and determination of organizational culture change. In terms of context has been implemented through the socialization of organizational culture as well as the handling of the resistance to change organizational culture. But in terms of the subjective in RSU Cilincing has not undergone changes in organizational culture due to a lack of understanding of the guideline values employee RSU Cilincing as well as employee attitudes in the work of the disciplinary offenses like coming late for work has not yet reflect the organizational culture of RSU Cilincing."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S65153
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diantri Astuti
"Penyakit pada Lanjut usia umumnya penyakit degeneratif, yang penanganannya membutuhkan waktu lama dan biaya tinggi, ini menjadi beban yang berat bagi pemerintah. Puskesmas Santun Lansia merupakan puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan kepada penduduk Lansia yang meliputi promotif, kuratif, preventif, rehabilitatif. Pemeliharaan kesehatan lanjut usia seharusnya lebih mengutamakan promotif dan preventif yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi bagaimana Pelaksanaan Kegiatan Promotif dalam Program Santun Lansia di Puskesmas Kecamatan Cilincing pada tahun 2019 dan apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan kegiatan ini. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi formatif terhadap Pelaksanaan Kegiatan Promotif dalam Program Santun Lansia di Puskesmas Kecamatan Cilincing. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan teknik purposive dan snowball sampling. Informan penelitian ini terdiri dari staf program di Puskesmas, Kader Lansia dan pendamping Lansia. Pengumpulan data dilakukan melalui penelusuran dokumen dan literatur, observasi, dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelaksanaan terhadap kegiatan promotif dalam Program Santun Lansia di Puskesmas kecamatan Cilincing pada tahun 2019 telah berjalan sesuai rencana yang tertuang dalam model logika Rancangan Usulan Kegiatan pada tahun 2019 Puskesmas Santun Lansia kecamatan Cilincing dan diharapkan kegiatan promotif dalam program Santun Lansia ini tetap dipertahankan keberadaanya di masa mendatang, karena Lansia sebagai sasaran langsung (direct beneficiaries) sangat merasakan manfaatnya setelah mengikuti kegiatan ini. Kegiatan ini memiliki faktor-faktor pendukung yaitu; 1) Lokasi Puskesmas yang berdekatan dengan rumah para kader; 2) Jumlah Kader Lansia yang cukup; 3) Pengetahuan dan pemahaman para Kader dan Lansia terhadap kesehatan yang memadai; 4) Pelayanan Kesehatan Santun Lansia di Poli Lansia Puskesmas kecamatan Cilincing yang sudah berjalan sesuai rencana; 5) Koordinasi lintas sektor antara kecamatan, kelurahan, RW dan Kader serta Puskesmas yang terbina dengan baik. Sedangkan faktor-faktor penghambatnya yaitu; 1) Belum ada anggaran untuk transportasi para Petugas Puskesmas dan Kader untuk mengunjungi rumah para Lansia; 2) Ruangan Poli Lansia yang kurang luas; 3) Pencatatan laporan kegiatan Lansia yang masih secara manual; 4) Keterbatasan komunikasi dan mobilitas Lansia untuk datang ke Kegiatan Promotif Santun Lansia; 5) Perlunya reward agar Lansia mau hadir ke Kegiatan Promotif; 6) Keterbatasan anggaran yang menunjang kegiatan promotif Lansia.

The disease in the elderly is generally a degenerative disease, which takes a long time to handle and costs a lot of money. This becomes a heavy burden for the government. The Puskesmas Santun Lansia is a public health center that provides health services to the elderly, including promotive, curative, preventive, rehabilitative. Health care for the elderly should give priority to quality promotion and prevention. This study aims to evaluate how the process of implementing the Promotional Activities in the Santun Lansia Program at the Cilincing District Health Center in 2019 and what are the supporting and inhibiting factors in the implementation of this activity. This research is a formative evaluation research on the implementation process of Promotional Activities in the Santun Lansia program at the Cilincing District Health Center which is still running until the end of 2019. This study uses a qualitative research approach with purposive techniques and snowball sampling. The informants of this study consisted of program staff at the Puskesmas, elderly cadres and elderly assistants. The data was collected through document and literature search, observation, and in-depth interviews. The results of this study indicate that the implementation process of the promotional activities in the Santun Lansia Program at the Cilincing Subdistrict Health Center in 2019 has been going according to the plan set out in the logic model of the Proposed Activity Design in 2019 Puskesmas Santun Lansia, Cilincing district and it is hoped that promotional activities in this Santun Lansia program their existence will be maintained in the future, because the elderly as direct beneficiaries really feel the benefits after participating in this activity. The supporting factors; 1) Location of the Puskesmas near to the houses of the cadres; 2) Sufficient number of Elderly cadres; 3) Knowledge and understanding of cadres, the Elderly towards adequate health; 4) Health Services for the Elderly in Puskesmas Cilincing, which has gone according to plan; 5) Cross-sector well coordination between sub-districts, and cadres and Puskesmas. The inhibiting factors; 1) No budget for transportation of Puskesmas officers and cadres to visit the homes of the Elderly; 2) The Poli Room at Puskesmas is less spacious; 3) Manual recording of Elderly reports; 4) Limited communication and mobility for the Elderly to come to Promotional Activities; 5) The need for rewards, that the Elderly want to attend the Promotional Activities; 6) Limited budget to support promotional activities for the Elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Kurniasari
"Emisi mesin diesel (diesel exhaust) merupakan bahan yang karsinogenik terhadap manusia (grup 1 IARC). Sektor transportasi merupakan penyumbang terbesar diesel exhaust di udara. Polisiklik Aromatik Hidrokarbon (PAH) merupakan komponen yang banyak ditemukan dalam diesel exhaust. 1-Hidroksipirena (1-OHP) merupakan metabolit pyrene yang digunakan sebagai penanda adanya pajanan PAH.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi 1-OHP dalam urin terkait dengan pajanan diesel exhaust pada pekerja uji mekanis di Pusat Pengujian Kendaraan Bermotor Cilincing. Pajanan diesel exhaust diukur melalui konsentrasi personal PM2,5, PM1, PM0,5, dan PM0,25. Penelitian dilakukan pada 19 petugas uji mekanis dan 18 orang pembanding. Pengukuran partikulat dilakukan menggunakan pompa Leland Legacy dengan Sioutas Cascade Impactor. Analisis 1-OHP dalam urin dilakukan menggunakan HPLC dengan detektor fluoresensi. Distribusi frekuensi 1-OHP dalam urin berkisar antara 11,72 - 61,88 µg/gr kreatinin urin.
Hasil analisis menunjukkan terdapat rata-rata konsentrasi 1-OHP petugas uji mekanis signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok pembanding (p=0,001). Terdapat korelasi positif dengan derajat keeratan kuat antara konsentrasi partikulat pada semua ukuran dengan konsentrasi 1-OHP dalam urin. Partikulat yang dihasilkan dari emisi mesin diesel merupakan kontributor utama terhadap peningkatan konsentrasi 1-OHP dalam urin petugas uji mekanis PKB Cilincing.

Diesel engine exhaust is categorized as carcinogenic to human (group 1) by IARC in 2012. Transportation is the biggest contributor of diesel exhaust pollutant. Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs) are the major compound of diesel exhaust that can be found on gas and particle phases. 1-Hydroxypyrene (1-OHP), a metabolite of pyrene, has been used extensively as a biological monitoring of exposure to PAHs.
This study aimed to analyze the concentration of urinary 1-OHP related to diesel engine exhaust among vehicle testing mechanics at vehicle testing center Cilincing, Jakarta. Diesel exhaust exposure was measured by personal concentration of PM2,5, PM1, PM0,5, dan PM0,25. The subject was 19 vehicle testing mechanics and 18 non-mechanics as a comparator. Personal concentration of particulate matter collected using Leland Legacy pump and Sioutas Cascade Impactor and analyzed using gravimetric method. Urinary 1-OHP analyzed using High Performance Liquid Chromatography with fluorescence detector. Concentration of urinary 1-OHP ranging from 11,72 to 61,88 µg/gr creatinine.
The result show that mean concentration of 1-Hydroxypyrene of mechanic group is significant higher than non-mechanic group (p=0,001). There is a positive correlation between particulate matter concentration in all size and urinary 1-hydroxypyrene concentration. In this study, particulate related to diesel engine exhaust is the main contributor of the increasing of urinary 1-hydroxypyrene concentration among vehicle testing mechanics.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48928
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Refarianto Nugroho
"Industri penutuhan kapal merupakan industri yang bergerak di bidang pemotongan dan penghancuran kapal yang sudah tidak layak beroperasi atau sudah tidak digunakan lagi yang dilakukan secara aman dan ramah lingkungan. Kegiatan penutuhan kapal meliputi bersandarnya kapal, pemotongan material dan pengiriman material baik untuk digunakan kembali ataupun dilebur. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui (1) Mengidentifikasi dampak kegiatan penutuhan kapal di Cilincing, Jakarta Utara terhadap keselamatan dan kesehatan kerja, (2) Melakukan penilaian risiko dari sumber bahaya dan potensi bahaya yang muncul di galangan penutuhan kapal Cilincing, Jakarta Utara. dan (3) Memberikan masukan untuk pemerintah dan stakeholders terkait untuk memenuhi keselamatan dan kesehatan kerja.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan metode HazOp (Hazard and Operability), metode Analisis Gap dan pengambilan sampel air untuk diteliti kandungan pencemarnya. Titik kajian ditentukan berdasarkan pembagian area dan proses tahapan pekerjaan. Lokasi yang diambil sebagai objek penelitian adalah galangan penutuhan kapal yang terletak di Kelurahan Kali Baru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai terekstrim dari kajian risiko ini adalah 15 untuk akibat sisa minyak pada sarung tangan terekspos dengan gas LPG.

The ship recycling industry is an industry that is engaged in the cutting and destruction of ships that are no longer suitable for operation or are no longer used in a safe and environmentally friendly manner. Ship recycling activities include berthing of ships, cutting of materials and shipping of materials for reuse or smelting. The aims of the study were to (1) identify the impact of ship recycling activities in Cilincing, North Jakarta on occupational safety and health, (2) conduct a risk assessment of the sources of danger and potential hazards that arise at the Cilincing ship recycling yard, North Jakarta. and (3) Provide input for the government and relevant stakeholders to meet occupational safety and health.
This research is a descriptive study that uses the HazOp (Hazard and Operability) method, the Gap Analysis method and water sampling to examine the pollutant content. The study point is determined based on the division of the area and the process of the work stages. The location taken as the object of research is a ship recycling yard located in Kali Baru, Cilincing District, North Jakarta. The results showed that the extreme value of this risk assessment was 15 for the effect of residual oil on the gloves being exposed to LPG gas.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Janissa Ekapratiwi
"Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, mendeskripsikan peran masyarakat terhadap partisipasi anak dan gambaran partisipasi anak dalam organisasi yang mengambil tempat pada forum anak cilincing, Cilincing, Jakarta Utara. Penelitian ini memperlihatkan peran-peran masyarakat yang diberikan kepada forum anak cilincing sebagai komunitas sasaran. Dari penelitian ini dapat terlihat bahwa masyarakat telah mampu menjalankan peran sebagai pelaku perubahan, walaupun banyak kekurangan yang dirasakan forum anak. Masyarakat telah mampu mendampingi dan membawa dampak yang baik bagi forum anak. Dalam penelitian ini diperlihatkan juga bagaimana indikator kesejahteraan anak dalam UUD yaitu menyediakan wadah partisipasi dan berpendapat telah dipenuhi masyarakat untuk forum anak.

This study is a qualitative research, describe the role of society towards child participation and how child participating in organizations that take place on the Cilincing Child Forum, Cilincing, North Jakarta. This study shows that community roles given to Cilincing Child Forum as a target community. From this study it can be seen that the community has been able to perform the role as agents of change, although many perceived flaws child forums. Society has been able to assist and bring a good impact for children forum. In this study also demonstrated how the welfare indicator which is provide a space for child participation and opinion has met the public for children forum.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herni Lestyaningsih
"Tesis ini membahas tentang kesiapan sebuah puskesmas kecamatan di wilayah DKI Jakarta yang akan dialih fungsi menjadi rumah sakit kelas D untuk memenuhi kebutuhan ruang rawat inap kelas tiga yang kerap kali tidak dapat dipenuhi oleh rumah sakit yang ada di DKI Jakarta, terutama setelah diberlakukannya Kartu Jakarta Sehat (KJS) sejak November 2011 yang dilanjutkan dengan diberlakukannya Jaminan Kesehatan nasional (JKN) sejak Januari 2014. Penelitian ini dilakukan dengan cara kombinasi antara penelitian kuantitatif dan kualitatif, dimana penelitian primer yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode cross sectional dan dilengkapi penelitian kualitatif untuk menunjang hasil penelitian kuantutatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa puskesmas kecamatan Kramat Jati belum siap untuk menjadi Rumah sakit umum kelas D berdaarkan dua instrumen penelitian yang didapat dari standar nasional (Permenkes 56/20140 dan standar internasional (standar akreditasi JCI 2011), maka diperlukan waktu dan strategi tertentu guna mewujudkan puskesmas kecamatan Kramat jati menjadi rumah sakit kelas D.

This focus of this study is about the preparedness of a district health centers in Jakarta which will converted into a hospital function class D to meet the needs of inpatient ward three classes which often can not be met by existing hospital in Jakarta, especially after the enactment of Healthy Jakarta Card (KJS) since November 2011, followed by the enactment of national Health Insurance (JKN) since January 2014. the study was conducted by means of a combination of quantitative and qualitative research, which is the primary research conducted quantitative research with cross sectional descriptive and qualitative research comes to support research kuantutatif.
The results showed that Kramat Jati district health center is not ready to be a general hospital grade D yet, by two research instruments that were obtained from the national standard (Permenkes 56/20140 and international standards (JCI accreditation standards, 2011), it takes time and a certain strategy in order to make a change Kramat Jati district helath center in to general hospital grade D."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42806
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rian Agus Setiawan
"Kualitas kinerja perawat sangat menentukan dalam pemberian pelayanan keperawatan di puskesmas. Penelitian ini merupakan penelitian korelatif, bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan kinerja perawat terhadap persepsi tentang undang-undang praktik keperawatan pada perawat puskesmas dengan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 perawat puskesmas di Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Teknik sampling yang digunakan ialah total populasi.
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan antara kinerja perawat dan persepsi tentang undang-undang praktik keperawatan pada perawat puskesmas, dengan nilai p yang diperoleh sebesar 0,004. Jadi, kinerja perawat yang baik akan membentuk persepsi positif terhadap undang-undang praktik keperawatan.

Nurse's work performance determines quality of nursing care in Public Health Center. This descriptive correlative research aimed to identify the relationship of nurse's work performance with perception about nursing practice law in nurse at Public Health Center using cross sectional design. Sample of this research is 40 nurses in Public Health Center at Cilincing, North Jakarta. This research used total population sampling technique.
The result showed that there is relationship between nurse's work performance and perception about nursing practice law, with p value 0,004. It means that the nurse's work performance is good, the perception of nursing practice law will be positive.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5825
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Julia Afni
"Penyakit kulit saat ini masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, menurut Riskesdas (2007) prevalensi penyakit kulit di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 67,8 %. Di Provinsi DKI Jakarta, prevalensi dermatitis cukup tinggi yaitu sebesar 99,9 %. Di Jakarta Utara penyakit kulit termasuk ke dalam sepuluh penyakit terbanyak dengan prevalensi sebesar 6% (33.025) orang. Di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Cilincing II penyakit kulit termasuk dalam 10 penyakit terbesar dan berada pada urutan ketiga. Jumlah penderita penyakit kulit pada tahun 2010 sebanyak 1354 orang. Resiko terjadinya penyakit kulit dapat disebabkan oleh kurangnya jumlah air bersih, faktor lingkungan dan hygiene perorangan.
Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan antara kondisi sarana air bersih, kuantitas dan kualitas air bersih secara fisik, faktor lingkungan dan hygiene perorangan dengan kejadian penyakit kulit pada masyarakat di wilayah kerja puskesmas kelurahan Cilincing II Jakarta Utara Tahun 2011.
Metode penelitian ini menggunakan desain studi kasus kontrol perbandingan 1:1 dengan 46 kasus menderita penyakit kulit infeksi dan 46 kontrol tidak menderita penyakit kulit infeksi. Kasus dan kontrol diperoleh dari Puskesmas Kelurahan Cilincing II.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kuantitas dan kualitas air bersih secara fisik, faktor lingkungan dan hygiene perorangan dengan kejadian penyakit kulit infeksi dengan nilai p>0,05.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara kuantitas dan kualitas air bersih secara fisik, faktor lingkungan dan hygiene perorangan dengan kejadian penyakit kulit infeksi.

Dermatitis still becomes a health problem in Indonesia. According to Riskesdas (2007), the prevalence of the disease in Indonesia is quite high that is 67,8 %. In DKI Jakarta province, the prevalence is 99,9 %. In North Jakarta, the disease is one of the most ten diseases with prevalence 6 % (33.025) infected people. In the work area of community health center in Cilincing II district, the disease is the third of ten 10 biggest diseases. The number of victims in 2010 is 1354. The risk of the skin disease occurance can be caused by the lackness of fresh water, environmental factors and individual hygiene.
The aim of this study is to find out the relationship between fresh water facility condition, phisical quantity and quality of fresh water, environmental factors and individual hygiene and dermatitis occurances in society of community health center work area in Cilincing II district, North Jakarta, in 2011.
The method used is a control 1:1 comparison case study design with 46 dermatitis victim cases and 46 control of uninfected people. The control case is obtained from Cilincing II community health center.
The result of bivariat analysis indicates that there isn't any relationship between the physical fresh water quality and quantity, environmental factors and individual hygiene and the disease occurances with p>0,05.
The conclusion drawn is that there isn't any relationship between the physical fresh water quality and quantity, environmental factors and individual hygiene and the dermatitis occurances.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfia Fitriany
"Budaya organisasi berkaitan erat dengan perubahan perilaku karyawan di suatu organisasi. Semakin baik budaya organisasi, semakin besar dorongan para karyawan untuk maju bersama dengan organisasi. Dalam penelitian ini budaya organisasi diartikan sebagai pola keyakinan dan nilai-nilai organisasi yang dijiwai oleh seluruh karyawan dalam melakukan pekerjaan sebagai cara yang tepat unhrk memahami, memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait, sehingga akan mer{adi sebuatr nilai atau aturan di dalam organisasi tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan unhrk mengetahui budaya organisasi dan kepemimpinan terhadap perubahan perilaku karyawan yang ada Rumah Sakit Urnum Bhakti Yudha Depok. Dan secara khusus untuk mengetahui gambaran penrbahan perilaku karyawan, serta diketalruinya hubungan antara kepemimpinan terhadap perubahan perilaku ataupun hubungan antara budaya organisasi terhadap perubalran perilaku karyawan pada di Rumah sakit Umum Bhaldi Yudha Depok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalatr Deskriptif analitik yang bersifat kuantitatif. Data dalam penelitian di peroleh dengan menyebarkan angket atau kuisioner kepada 222 orang responden yang merupakan karyawan di rumah sakit umum Bhalai Yudha Depoh Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil bahwa budaya organisasi dan kepemimpinan di rumah sakit umum Bhakti Yudha Depok berada pada kategori mempunyai berhubungan yang erat dengan perubahan perilaku karyawan yang ada.

Organizational culture is closely related to changes in employee behavior in a culture well. More and more better the culture of organization the grcater of encouragement of the employee to move forward together with the organization. In a study interpreted as pattems of this organizational culttue. Culture beliefs and values that inspired the organization by all employees in performing work as a way to understand, think' and feel of the associated problems, so it will be a value or rule within the organization' This study was aimed to determine the organizational culture and leadership to change employee behavicr in a public hospital Bhakri Yudha Depok. And in particular to know the description of changes in employee behavior, and knowing the relationship between leadership behavior change or the relationship between organizational culture on employee behavior in a public hospital Bhakti Yudha Depok' Methods used in this study is descriptive nature analytic kuantitatif. Data in this study were obtained by disnibuting questionnaires or questionnaires to 222 resporLdents who are employees at pubtic hospital Bhakti Yudha Depok. Based on research that was done of the obtained results that organizational culture and leadership in public hospitals Bhakti Yudha Depok, in the category of having a close relationship with changes in the behavior of existing employees."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Netty
"Standar Pelayanan Minimal Kemenkes No 129 Tahun 2008 yaitu respon time dankepuasan pelanggan. Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja denganmenerapkan metode Lean. Penelitian ini menggunakan operasional researchdengan pendekatan kualitatif bertujuan untuk melihat kinerja pelayanan IGDRumah Sakit Umum Daerah Cilincing sebelum dan sesudah penerapan metodeLean.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar waktu pelayanan merupakannon value added waste sebesar 65.39 sedangkan kegiatan value added sebesar34,61. Setelah penerapan metode Lean di IGD menghasilkan perbaikan kinerjapelayanan IGD dengan menurunkan kegiatan non value added menjadi 38,6 danmeningkatkan kegiatan value added menjadi 61,4 . Perbaikan respon time dari30,37 menjadi 10,4 menit dan kepuasan pelanggan dari 60,28 menjadi 77,78 .Keynote :Metode Lean, Value Added, Non Value Added, Kinerja, Respon Time, KepuasanPelanggan

Name Netty SiahaanStudy Program Hospital Administration StudyJudul Application of Lean Method on Improving Service Performanceof IGD at Cilincing Hospital 2017The performance of service at IGD Cilincing Hospital still under MinimumService Standard Kemenkes No 129 2008 that is the response time and customersatisfaction. One way to improve performance by applying the Lean method. Thisresearch uses operational research with qualitative approach aims to see serviceperformance of IGD Cilincing Hospital Area before and after application of Leanmethod.
The result of research shows that most of service time is non value added waste equal to 65.39 while value added activity is 34,61. After theapplication of Lean method in IGD resulted in improved performance of IGDservices by decreasing non value added activities to 38.6 and increasing valueadded activities to 61.4. Improved response time from 30.37 to 10.4 minutes andcustomer satisfaction from 60.28 to 77.78 .Keywords Lean Method, Value Added, Non Value Added, Performance, Response Time,Customer Satisfaction."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T48502
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>