Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162877 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siahaan, Richard Hudson
"ABSTRAK
Anak yang mengalami penyakit Hirschsprung atau Malformasi Anorectal sering mengalami kurang gizi dikarenakan terjadinya distensi abdomen yang menyebabkan penurunan asupan makanan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran praktik pemberian makan dan status gizi pada anak yang mengalami penyakit Hirschsprung atau Malformasi Anorectal. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan jumlah responden 48 anak yang dipilih dengan teknik pengambilan data consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan 52,1% ibu telah melakukan praktik pemberian makan sesuai dan 76% responden memiliki status gizi normal. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan dengan jumlah responden yang lebih banyak sehingga gambaran hasil penelitian dapat digeneralisasikan untuk populasi yang lebih luas.

ABSTRACT
Children suffer Hirschsprung Disease or Malformation Anorectal are often experiencing under nutrition because of distended abdomen that causes decreasing nutritional intake. This research aimed to describe feeding practice and nutritional status among children suffer Hirschsprung Disease or Anorectal Malformation.
This research used descriptive design with 48 children as respondents. The respondents were selected with consecutive sampling technique. The result showed that 52,1 % mothers had a good feeding practice and 76% of the children had normal nutritional status. Further research is expected to be done with more respondents so that the results can be generalized for the population"
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Dewi Utami
"ABSTRAK
Anak yang mengalami penyakit Hirschsprung atau Malformasi Anorectal sering mengalami kurang gizi dikarenakan terjadinya distensi abdomen yang menyebabkan penurunan asupan makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran praktik pemberian makan dan status gizi pada anak yang mengalami penyakit Hirschsprung atau Malformasi Anorectal. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan jumlah responden 48 anak yang dipilih dengan teknik pengambilan data consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan 52,1% ibu telah melakukan praktik pemberian makan sesuai dan 76% responden memiliki status gizi normal. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan dengan jumlah responden yang lebih banyak sehingga gambaran hasil penelitian dapat digeneralisasikan untuk populasi yang lebih luas.

ABSTRAK
Children suffer Hirschsprung Disease or Malformation Anorectal are often experiencing under nutrition because of distended abdomen that causes decreasing nutritional intake. This research aimed to describe feeding practice and nutritional status among children suffer Hirschsprung Disease or Anorectal Malformation. This research used descriptive design with 48 children as respondents. The respondents were selected with consecutive sampling technique. The result showed that 52,1 % mothers had a good feeding practice and 76% of the children had normal nutritional status. Further research is expected to be done with more respondents so that the results can be generalized for the population."
2016
S65045
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Dewi Utami
"ABSTRAK
Anak yang mengalami penyakit Hirschsprung atau Malformasi Anorectal sering mengalami kurang gizi dikarenakan terjadinya distensi abdomen yang menyebabkan penurunan asupan makanan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran praktik pemberian makan dan status gizi pada anak yang mengalami penyakit Hirschsprung atau Malformasi Anorectal. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan jumlah responden 48 anak yang dipilih dengan teknik pengambilan data consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan 52,1% ibu telah melakukan praktik pemberian makan sesuai dan 76% responden memiliki status gizi normal. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan dengan jumlah responden yang lebih banyak sehingga gambaran
hasil penelitian dapat digeneralisasikan untuk populasi yang lebih luas

ABSTRACT
Children suffer Hirschsprung Disease or Malformation Anorectal are often experiencing under nutrition because of distended abdomen that causes decreasing nutritional intake. This research aimed to describe feeding practice and nutritional status among children suffer Hirschsprung Disease or Anorectal Malformation. This research used descriptive design with 48 children as respondents. The respondents were selected with consecutive sampling technique. The result showed that 52,1 % mothers had a good feeding practice and 76% of the children had normal nutritional status. Further research is expected to be done with more respondents so that the results can be generalized for the population"
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Sri Melfa
"Stunting merupakan salah satu kondisi gagal tumbuh pada anak dimana tinggi badan anak <-2SD menurut tabel Z-score WHO. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab utama masalah stunting pada anak, salah satunya yaitu ketidakoptimalan praktik pemberian makan anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi gambaran praktik pemberian makan pada anak Batita yang mengalami stunting di Jakarta. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini yaitu sebanyak 15 orang partisipan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis konten. Hasil analisis data memperoleh 11 tema yang menggambarkan praktik pemberian makan pada anak Batita yang mengalami stunting di Jakarta antara lain : 1) Bayi dirawat terpisah dengan ibu setelah lahir, 2) Bayi diberikan susu formula menunggu ibu pulih, 3) Bayi diberikan ASI dan kontak dengan ibu hanya sebentar saat baru lahir, 4) Ibu senang bisa menyusui anaknya, 5) ASI dibantu dengan susu formula karena ASI kurang banyak pada usia 0-6 bulan, 6) Bayi diberikan ASI lanjutan, 7) Ibu memberikan MPASI dengan bubur bayi instan dan bubur tim siap saji, 8) Frekuensi pemberian makan 2-3 kali sehari dengan porsi yang sedikit, 9) Keragaman diet tidak terpenuhi, 10) Menu makanan disesuaikan dengan kondisi ekonomi, dan 11) Asupan makanan yang mengandung zat besi kurang optimal. Pemberian edukasi yang optimal kepada ibu hamil dan ibu yang memiliki Balita tentang praktik pemberian makan yang tepat diharapkan dapat menurunkan kejadian stunting di Indonesia.
Kata kunci : Batita, praktik pemberian makan, stunting

Stunting is a condition of failed to grow in children where the child's height is <-2SD according to the WHO Z-score table. There are several things that are the main causes of stunting problems in children, one of which is the inability to maximumly feed the children practices. The aim of this study is to explore the illustration of feeding practices for stunting toddlers in Jakarta. Participants involved in this study are 15 participants. The data analysis used in this study is content analysis. The results of the data analysis obtained 11 themes that illustrated the practice of feeding toddlers who experience stunting in Jakarta, among others : 1) Babies treated separately from mothers after birth, 2) Babies given formula milk waiting for mothers to recover, 3) Babies given breast milk and contact with mother only for a short while at birth, 4) Mother is happy to be able to breastfeed her child, 5) breast milk is assisted with formula milk because there is not much milk at the age of 0-6 months, 6) Babies are given continued breastfeeding, 7) Mothers provide instant porridge and ready-to-serve steam chicken rice, 8) Frequency of feeding 2-3 times a day with a small portion, 9) Diversity of diets not fulfilled, 10) Food menu adapted to economic conditions, and 11) Intake of foods containing iron is not optimal. Providing optimal education to pregnant women and mothers who have toddlers about proper feeding practices is expected to reduce the incidence of stunting in Indonesia.
Keywords : Toddlers, feeding practices, stunting
"
2019
T54064
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Namira Metasyah
"Latar belakang: Penyakit ginjal kronik menyebabkan beberapa perubahan fungsi tubuh dalam memetabolisme nutrisi. Hal ini menyebabkan ditemukannya kasus malnutrisi pada pasien PGK khususnya pada stadium akhir yang menjalani hemodialisis. Ini tentu perlu menjadi perhatian karena nutrisi sangat penting bagi pertumbuhan anak. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mencari pengaruh hemodialisis dan faktor yang berpengaruh lainnya terhadap status gizi anak. Metode: Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang dengan mengambil data sekunder berupa stadium penyakit, durasi penyakit, faktor etiologi primer, komorbiditas dari rekam medis. Data status gizi anak diperoleh dengan mengukur berat badan serta tinggi, lingkar lengan atas lalu dimasukan ke aplikasi WHO Anthro. Data demografi, seperti tingkat pendidikan ayah & ibu, status ekonomi keluarga, usia, dan jenis kelamin diperoleh dengan pengisian Case Report Form (CRF). Terdapat sebanyak 20 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dari penelitian ini. Hasil: Rerata penilaian status gizi dilihat dari indeks massa tubuh menurut umur menunjukkan hasil -2 SD < x < 1 SD dengan interpretasi gizi baik dan x <-2 SD (perawakan pendek) dilihat dari tinggi badan menurut umur. Berdasarkan analisis bivariat, tidak ditemukan adanya pengaruh signifikan antara durasi hemodialisis, frekuensi hemodialisis, etiologi, usia, jenis kelamin, dan komorbiditas (p>0.05) pada anak dengan gagal ginjal kronik yang sedang menjalani hemodialisis terhadap status gizinya. Kesimpulan: Status gizi pada anak PGK yang menjalani hemodialisis dinilai berdasarkan indeks massa tubuh dan tinggi badan menurut usia ditemukan hasil rata-rata gizi baik namun berperawakan pendek. Tidak ditemukan pengaruh durasi, frekuensi, etiologi, usia, jenis kelamin, dan komorbiditas pada anak dengan gagal ginjal kronik yang sedang menjalani hemodialisis terhadap status gizinya.

Introduction: Chronic kidney disease causes several changes in the body's function in metabolizing nutrients. This has led to the discovery of cases of malnutrition in CKD patients, especially in ESRD patients undergoing hemodialysis. This certainly needs to be a concern because nutrition is very important for children's growth. Therefore, this study was conducted to find out the effect of hemodialysis and other influencing factors on the nutritional status of children. Method: The study was conducted with a cross-sectional design by taking secondary data in the form of disease stage, duration of disease, primary etiologic factors, and comorbidities from medical records. Data on the nutritional status of children was obtained by measuring weight and height,
and upper arm circumference and then entered into the WHO Anthro application. Demographic data, such as the education level of the father & mother, family economic status, age, and gender were obtained by filling out the Case Report Form (CRF). 20 respondents met the inclusion and exclusion criteria of this study. Result: The average nutritional status assessment seen from the body mass index according to age showed results of -2 SD < x < 1 SD with good nutrition interpretation and x <-2 SD (short stature) in terms of height according to age. Based on bivariate analysis, there was no significant effect between duration of hemodialysis, frequency of hemodialysis, etiology, age, sex, and comorbidities (p>0.05) in children with chronic kidney failure who were undergoing hemodialysis on their nutritional status. Conclusion: The nutritional status of CKD children undergoing hemodialysis was assessed based on body mass index and height according to age. The average results were good nutrition but short stature. There was no effect of duration, frequency, etiology, age, gender, and comorbidities in children with chronic renal failure undergoing hemodialysis on their nutritional status.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Rania
"Prevalensi penyakit ginjal kronik pada anak selalu meningkat dan dapat menyebabkan malnutrisi hingga gagal tumbuh. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi gambaran status gizi dan mencari hubungan status gizi dengan faktor yang berhubungan pada anak dengan PGK fase pradialisis dengan desain cross-sectional. Data diambil di Poliklinik Nefrologi RSCM Jakarta. Analisis data menggunakan metode ANOVA, independent sample t-test, spearman, dan mann-whitney dengan SPSS Versi 25. Rerata status gizi berdasarkan IMT/U didapatkan bergizi baik, yakni -1,02. Rerata perawakan berdasarkan TB/U didapatkan perawakan pendek dengan z-score -2,71. Terdapat 8 subjek berusia di bawah 10 tahun dengan median z-score BB/U di rentang berat badan kurang, yakni -2,77. Analisis bivariat antara BB/U, IMT/U, dan TB/U dengan stadium penyakit ginjal kronik, jenis kelamin, faktor etiologi primer, hipertensi, anemia, usia, status ekonomi keluarga, durasi penyakit, dan tingkat pendidikan orangtua tidak menunjukkan hubungan signifikan (p>0,05). Analisis bivariat antara BB/U dan IMT/U dengan gangguan mineral tulang tidak berhubungan signifikan (p>0,05). Namun, analisis bivariat TB/U dengan gangguan mineral tulang (p=0,005) memiliki hubungan signifikan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa rerata status gizi anak PGK stadium 3—5 fase pradialisis memiliki berat badan kurang, perawakan pendek, tetapi bergizi baik. Terdapat hubungan antara status gizi anak dengan gangguan mineral tulang tetapi tidak berhubungan dengan faktor lainnya.

The prevalence of pediatric chronic kidney disease is increasing annually and can lead to malnutrition to failure to thrive. This study aims to identify the nutritional status of children with chronic kidney disease and its related factors using cross-sectional design held at Pediatric Nephrology Clinic RSCM Jakarta. Data were analyzed using ANOVA, independent sample t-test, spearman, and mann-whitney with SPSS Version 25. Nutritional status based on BMI-for-age showed the subjects had good nutrition with a mean z-score of -1.02. Stature based on height-for-age showed a mean z-score of -2,71, classified as stunted. There were 8 subjects under the age of 10 with a median z-score -2,77, classified as underweight based on the weight-for-age. Bivariate analysis between weight-for-age, height-for-age, and BMI-for-age with CKD stage, gender, primary etiological factor, hypertension, anaemia, age, family economic status, duration of illness, and parental education level did not show a significant association (p>0.05). Bivariate analysis between weight-for-age and BMI-for-age with mineral and bone disorder was also not significantly related (p>0.05). However, bivariate analysis of height-for-age with CKD-MBD (p=0.005) had a significant association. This study concluded that children with CKD stage 3-5 in the predialysis phase were underweight, stunted, but well-nourished. There was a significant association between nutritional status and CKD-MBD but no association with other factors."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Dewi Permatasari
"Tumbuh kembang anak salah satunya ditentukan oleh asupan yang baik. Asupan yang baik berhubungan dengan praktik pemberian makan yang baik pula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara praktik pemberian makan bayi dan anak pada ibu bekerja dengan status gizi balita usia 6-23 bulan di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan desain Cross sectional dengan menggunakan Cluster sampling. Populasi penelitian sebanyak 8772 dengan sampel sebanyak 223. Praktik pemberian makan diukur dengan panduan Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS dari Kemenkes RI, sementara status gizi diukur dengan perhitungan berat badan berdasarkan tinggi badan. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar praktik pemberian makan tidak sesuai 97,3 dan status gizi normal pada balita 82,8 . Hasil analisis statistik menunjukan tidak terdapat hubungan signifikan antara praktik pemberian makan dengan status gizi pada balita usia p=0,710 . Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat faktor lain yang mempengaruhi status gizi serta perlu dilakukan analisis lebih jauh kembali.

Growth of child is determined by a good intake. A good intake is associated with good feeding practices. This study aims to determine the relationship between infant feeding practices and children in working mothers with nutritional status of children aged 6 23 months in Depok City. This study used cross sectional design and Cluster Sampling. The study population was 8772 with 223 selected samples. Feeding practices were measured by a guide Book of Integrated Management of Toddlers from Ministry of Health, while nutrition status was measured by calculation of weight for height Z score . The results showed that most of feeding practice was inappropriate 97.3 and most of children has normal nutrition status 82.5 . The result of statistical analysis showed no significant relationship between feeding practices with nutritional status in infants p 0.710 . The results of this study indicate that there are other factors that affect nutritional status and need to be analyzed further."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Pratama Ibdani Agritian
"Penelitian ini membahas tentang dampak praktik pemberian makan terhadap status gizi anak dalam konteks malnutrisi yakni stunting anak di Indonesia. Penelitian dilakukan menggunakan data yang diambil dari Indonesia Family Life Survey (IFLS). Metode Ordinary Least Square (OLS) digunakan untuk menjelaskan tingkat signifikansi dari setiap variabel independen terhadap variabel dependen melalui parameter koefisien. Berdasarkan hasil penelitian pada model dengan metode Ordinary Least Square, ditemukan bahwa karakteristik praktik pemberian makan berupa pengetahuan ASI eksklusif ibu dan usia anak pertama kali diberi air putih secara signifikan menaikkan status gizi anak dan berpotensi dalam mengurangi resiko terkena malnutrisi, khususnya stunting. Durasi menyusui ditemukan secara signifikan menurunkan status gizi anak dan berpotensi dalam menaikkan resiko stunting. dalam konteks durasi menyusui, meskipun pada dasarnya bersifat counterintuitive, terdapat beberapa alasan mengapa lamanya durasi menyusui dapat menurunkan status gizi anak; keterlambatan atau tertundanya pemberian makanan tambahan pada pola makan bayi atau karena kurangnya sumber daya di rumah tangga untuk menyediakan makanan pendamping bagi bayi mengakibatkan anak tidak dapat mengembangkan nafsu makan yang sehat terhadap makanan pendamping sehingga membuat anak terlalu bergantung pada ASI sebagai sumber makanan utama. Meskipun ASI memiliki nilai gizi yang tinggi, tetapi memiliki nilai kalori yang rendah sehingga tidak cocok sebagai makanan tunggal setelah usia tertentu. Durasi menyusui harus disesuaikan dengan pengetahuan ibu dalam memberikan ASI eksklusif dan juga memperhatikan kapan umur yang tepat untuk memperkenalkan makanan pendamping ASI sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya malnutrisi gizi pada anak. Penelitian ini menujukkan betapa kompleksnya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status gizi anak. Praktik pemberian makan merupakan salah satu pondasi utama dalam mencegah stunting pada anak sehingga diperlukan desain kebijakan yang tepat agar praktik pemberian makan yang tepat dapat diterapkan sehingga hasilnya dapat meningkatkan status gizi anak Indonesia.

This study discusses the impact of feeding practices on children's nutritional status in the context of malnutrition, namely child stunting in Indonesia. The study was conducted using data taken from the Indonesia Family Life Survey (IFLS). The Ordinary Least Square (OLS) method was used to explain the level of significance of each independent variable to the dependent variable through the coefficient parameter. Based on the results of the study on the Ordinary Least Square method model, it was found that the characteristics of feeding practices in the form of knowledge of exclusive breastfeeding of mothers and the age of children first given water significantly increased children's nutritional status and had the potential to reduce the risk of malnutrition, especially stunting. The duration of breastfeeding was found to significantly reduce children's nutritional status and had the potential to increase the risk of stunting. In the context of breastfeeding duration, although basically counterintuitive, there are several reasons why the length of breastfeeding duration can reduce children's nutritional status; delay or postponement of supplementary feeding in infant diet or due to lack of resources in household to provide complementary feeding for infants results in children not being able to develop a healthy appetite for complementary feeding, making children too dependent on breast milk as the main food source. Although breast milk has high nutritional value, it has low calorie value, so it is not suitable as a single food after a certain age. The duration of breastfeeding must be adjusted to the mother's knowledge in providing exclusive breastfeeding and paying attention to when is the right age to introduce complementary feeding to reduce the possibility of malnutrition in children. This study shows how complex the factors that can affect a child's nutritional status are. Feeding practices are one of the main foundations in preventing stunting in children, so appropriate policy design is needed so that appropriate feeding practices can be implemented so that the results can improve the nutritional status of Indonesian children."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Elvia Amelia
"Permasalahan gizi masih menjadi persoalan serius bagi berbagai negara berkembang salah satunya adalah Indonesia. Masalah gizi anak perlu diatasi karena dapat menimbulkan permasalahan bagi pertumbuhan anak hingga berdampak pada kualitas sumber daya manusia unggul bagi bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status gizi anak dapat berasal dari karakteristik individu anak itu sendiri maupun dari pihak eksternal seperti ibu yang memiliki peran utama dalam pemenuhan gizi anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dan praktik pemberian makan anak dengan status gizi balita usia 2-5 tahun di Kelurahan Tugu Kecamatan Cimanggis Kota Depok. Desain penelitian ini adalah cross sectional yang melibatkan 100 ibu dan balita di Kelurahan Tugu. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu, kuesioner FPSQ-28 untuk mengetahui praktik pemberian makan, dan tabel z-score standar antropometri PMK No.2 Tahun 2020 untuk mengukur status gizi anak. Uji statistik bivariat yang dilakukan adalah Mann-Whitney dan uji korelasi Spearman’s rho. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dan status gizi balita (p=0,034) dan tidak ada hubungan yang signifikan antara praktik pemberian makan ibu dan status gizi balita (p=0.877 ; r=0,16). Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa penting untuk meningkatkan pengetahuan ibu sebagai bekal dalam pemberian makan sehingga status gizi anak baik. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menemukan variabel lain yang mempengaruhi status gizi balita sehingga muncul inovasi baru untuk mengatasi Malnutrisi anak.

Nutritional problems are still a serious problem for many developing countries, for example Indonesia. The problem of child nutrition needs to be addressed because it can cause problems for children's growth and thus have an impact on the quality of superior human resources for the Indonesian nation in the future. Several factors that can affect the nutritional status of children can come from the individual characteristics of the child itself or from external parties such as mothers who have a major role in fulfilling child nutrition. The purpose of this study was to determine the relationship between mother's knowledge and child feeding practices with the nutritional status of toddlers aged 2-5 years in Tugu Village, Cimanggis District, Depok City. The design of this study was cross-sectional involving 100 mothers and toddlers in the Tugu Village. The instruments used were a knowledge questionnaire to measure the mother's level of knowledge, the FPSQ-28 questionnaire to determine feeding practices, and the anthropometric standard z-score table PMK No.2 of 2020 to measure children's nutritional status. The bivariate statistical tests performed were the Mann-Whitney and the Spearman's rho correlation test. The results of this study showed that there was a significant relationship between mother's knowledge and toddler's nutritional status (p=0.034) and there was no significant relationship between mother's feeding practices and toddler's nutritional status (p=0,877: r=0,16). Based on the results of this study it is important to increase the mother's knowledge as a provision in feeding so that the child's nutritional status is good. Future research is expected to find other variabels that affect the nutritional status of toddlers so that new innovations emerge to overcome child malnutrition."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Wandini
"Secara umum studi cross sectional ini bertujuan untuk mengetahui status gizi dan praktik pemberian makan yang diterima oleh anak usia 0-59 bulan yang tinggal di panti asuhan di Jakarta. Penelitian dilakukan di tiga panti asuhan yang dikhususkan untuk menampung anak usia balita. Sebanyak 144 anak usia balita di panti dilibatkan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil studi, sebesar 21.9% anak termasuk dalam kategori gizi kurang, 35.2% pendek, dan 6,5% kurus. Hampir 90% anak yang kebutuhan protein dan vitamin A nya terpenuhi, namun lebih dari 90% anak yang kebutuhan zinc nya tidak terpenuhi. Pada kenyataannya, kandungan gizi pada makanan yang disajikan oleh panti pun tidak memenuhi kebutuhan anak untuk zinc.
Penelitian ini menemukan beberapa praktik pemberian makan yang tidak tepat seperti, tipe makanan dan respond pengasuh yang tidak tepat, juga praktik pemberian makan saat anak sakit dan dalam masa pemulihan. 71,5% anak menderita ISPA dan 22,2% menderita diare, sementara 18.8% anak menderita ISPA dan diare. Penelitian ini menemukan beberapa praktik yang tidak tepat seperti dalam hal penanganan makanan, penggunaan botol makanan (bottle feeding), tidak praktik cuci tangan yang tidak dilakukan oleh anak maupun pengasuh ketika menyajikan makanan atau menyuapi anak, serta beberapa hal lain yang dapat memungkinkan terjadinya kontaminasi silang ataupun memudahkan terjadinya penyebaran penyakit menular.

In general, this cross sectional study aims to explore nutritional status and feeding practice received by orphanage children aged 0-59 months in Jakarta. This study was conducted in three orphanages that are specifically accomodate under five children. Totally, 144 under five children in the orphanages were included in this study. This study found, 21.9% of children were underweight, 35.2% were stunting, and 6.5% were wasting. Almost 90% children had adequate protein and vitamin A, but more than 90% of them had zinc inadequacy. In fact, nutrient content in the food served by orphanage was also not fulfilled child's requirement for zinc.
This study found inappropriate feeding practice received by children, i.e in appropriate food type, inappropriate respond from caregiver during feeding and improper feeding during illness and recovery. 71.5% of children were suffered from ARI, 22.2% suffered from diarrhea and 18.8% children suffered from ARI and diarrhea. This study found some inappropriate practice of food handling such as the use of bottle feeding, hand-washing which was not practiced by children or caregivers when serve food or feeding children, as well as some other things that could allow cross-contamination, or facilitate the spread of infectious diseases.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31539
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>