Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56095 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Belda Bianda Nadhifa
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang pergeseran makna kosakata wasei eigo yang
mengalami proses peminjaman semu dalam ranah fashion. Penelitian ini adalah
penelitian kualitatif yang mengeksplorasi kosakata kata wasei eigo dari segi proses
morfologis serta menganalisa pergeseran maknanya secara semantis. Penelitian ini
mengungkapkan bahwa ada adalah pola pergeseran makan wasei eigo dalam ranah
fashion antara lain penyempitan makan, perluasan makana, dan pembentukan
makna baru. Dalam pembentukan makna baru terlihat adanya relasi makna antara
leksem wasei eigo dengan gairaigo maupun Bahasa Inggris.

ABSTRACT
This research analyses meaning shift in wasei eigo as a pseudo-loanwords in
fashion related glossary. This research used qualitative method to explore wasei
eigo?s morphological process and semantic change. The result of this research
shows that there are meaning shift pattern of wasei eigo in fashion such as
restriction, extention, and structuring new meaning. There are semantic relations
between wasei eigo and gairaigo/ English itself in wasei eigo that has new meaning
structure pattern."
2016
S64761
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Maulina Hidayat
"Wakamono kotoba atau bahasa anak muda merupakan bahasa yang digunakan oleh kaum muda. Salah satu karakteristik yang membedakan wakamono kotoba dengan bahasa Jepang standar adalah adanya perubahan makna. Perubahan ini dapat dilihat melalui salah satu wakamono kotoba, yaitu kata toutoi. Kata toutoi awalnya bermakna ‘suci’, ‘mulia’. Akan tetapi, makna kata toutoi mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pergeseran makna kata toutoi dalam wakamono kotoba. Data penelitian bersumber dari media sosial X. Kuisioner terhadap penutur jati bahasa Jepang juga dibuat untuk membantu analisis makna dari kata toutoi. Hasilnya ditemukan bahwa makna kata toutoi bermacam-macam tergantung konteks yang mengikutinya. Kata toutoi dapat bermakna ‘suka’, ‘terbaik’, ‘luar biasa’, ‘lucu’, ‘terharu’, ‘hebat’, ‘sempurna’, serta ‘senang’. Selain itu, ditemukan variasi kata toutoi yang telah mengalami perubahan secara morfologis dan fonologis, yaitu (i) toutoi, (ii) toutoiiii, (iii) teetee, (iv) toutoshi, (v) touto, serta toutoi yang berkolokasi dengan (i) nomina dan (ii) verba. Kata toutoi juga dapat digunakan sebagai adverbia.

Wakamono kotoba or youth language is a language used by young people. One of the characteristics that distinguishes wakamono kotoba from standard Japanese is the change in meaning. This change can be seen through one example of wakamono kotoba, the word toutoi. The word toutoi originally meant ‘holy’, ‘noble’. However, the meaning of the word toutoi has changed over time. This research aims to explain the shift in the meaning of the word toutoi in wakamono kotoba. The data in this research was sourced from social media X. A questionnaire for Japanese native speakers was also created to help analyse the meaning of the word toutoi. The result shows that the meaning of the word toutoi varies depending on the context that follows. The word toutoi can mean ‘like’, ‘best’, ‘marvellous’, ‘cute’, ‘moved’, ‘amazing’, ‘perfect’, and ‘happy’. In addition, there are variations of the word toutoi that have undergone morphological and phonological changes, namely (i) toutoi, (ii) toutoiiii, (iii) teetee, (iv) toutoshi, (v) touto, and toutoi that collocate with (i) nouns and (ii) verbs. The words toutoi can also be used as an adverb."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ajrina Nurul Fallah
"Saat ini penerjemahan telah menjadi kegiatan sehari-hari. Selain teks-teks dan artikel ilmiah, penerjemahan puisi berbahasa asing juga sering dilakukan oleh banyak penerjemah. Namun, penerjemahan puisi tidak sama dengan penerjemahan teks-teks bahasa asing lain. Puisi merupakan karya sastra yang unik, saat menerjemahkan penerjemah tidak hanya harus mempertahankan makna puisi namun juga harus mempertahankan bentuknya. Dalam tulisan ini akan membahas tentang pergeseran struktur dan makna dalam puisi terjemahan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan studi kepustakaan terhadap buku yang relevan dengan topik ini.

Nowadays, translation already become a daily activity. Beside science texts and articles, foreign-language poetry translation often done by many translators. However , poetry translation is different with other foreign-language texts translation. Poetry is an unique literature work, translator have to maintain not only structure but also poetry's meaning. This paper will discuss about structural and meaning shift in translated poetry. The method used is qualitative method with a literature study of the book which relevant with the topic."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Putri
"ABSTRAK
Fashion merupakan gaya busana populer yang dipakai dan atau ditiru oleh sekelompok masyarakat. Budaya fashion masyarakat Korea (K-Fashion), merupakan salah satu produk Korean Wave yang mulai diminati masyarakat mancanegara. Korean Wave awalnya hanya berfokus pada musik dan drama mulai merambah ke dunia kecantikan dan fashion. Hal ini yang membuat masyarakat Korea lebih memperhatikan gaya berpakaiannya, tak terkecuali kaum lelaki. Jurnal ini meneliti tentang makna fashion di Korea terutama bagi kaum laki-laki. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah makna fashion bagi laki-laki Korea sama seperti yang tergambar dalam film Pesyeonwang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data adalah metode kepustakaan. Temuan dari jurnal ini menunjukkan bahwa ada tiga makna fashion bagi laki-laki Korea, yaitu fashion sebagai gaya busana sehari-hari, fashion sebagai tren, dan fashion sebagai prestise bagi laki-laki Korea.

ABSTRACT
Fashion is one popular style that wore or copied by a group of people. Korean fashion culture or simply called as K-Fashion is one of culture’s product made by the growth of Korean Wave. At the beginning, Korean Wave only focused on its music or drama and later try to maintain people’s interest through fashion and beauty. This is why people in Korea even men, pay more attention to fashion. This journal is about the meaning of fashion in South Korea, especially for Korean men. The purpose of this research is to find wether the meaning of fashion for Korean men is the same in the Pesyeonwang film. This journal is using descriptive qualitative method. Collecting data is literature method. This journal have found that there were three meanings of fashion for Korean men, namely fashion as daily outfit, fashion as a trend, and fashion as a prestige for Korean men.;"
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Awaliyatul Fajriyah
"ABSTRAK
Di dalam dunia arsitektur, khususnya di Indonesia, tidak ada aturan baku mengenai penamaan sebuah karya arsitektur. Karena ketiadaan ini, beberapa karya arsitektur dinamai tidak sesuai dengan definisinya. Hal ini dapat terjadi karena berbagai macam kepentingan dari banyak pihak. Lambat laun setelah masyarakat mengalami proses berpikir yang panjang, penggunaan nama-nama yang tidak sesuai definisinya ini akan menggeser makna dari istilah itu sendiri karena tanda-tanda yang disajikan tidak sesuai dengan makna ideal yang terkandung. Dampaknya, definisi yang masyarakat pahami mengenai sebuah istilah adalah definisi yang sudah bergeser. Pergeseran makna ini mempengaruhi interpretasi ruang yang ditimbulkannya. Dalam tulisan kali ini, yang terjadi adalah degradasi ruang publik dimana ruang publik dimaknai sebatas pusat perbelanjaan. Hal ini menyebabkan kebutuhan-kebutuhan manusia atas ruang publik sedikit terusik bahkan hingga tidak terpenuhi. Diperlukan sebuah mekanisme khusus mengenai penamaan sebuah karya arsitektur untuk menghindari penafsiran bebas. Skripsi ini bertitik berat pada kesesatan bahasa yang mengacu pada definisi ideal dan definisi riil sebuah istilah.

ABSTRACT
In architecture, especially in Indoesia, there are no standard rule for giving a name of an architectural work. Because of this lack, some architectural work haven?t named accordance with its definition. This case could happened because any concernment from any side. Gradually after the people have a long-thinking experience, application of the name which not accordance with its definition would shift the meaning of the term because the sign that given is not appropriate with its ideal meaning. The affection, definition that understood by the communities about some term is a shifted-meaning. This shifting of meaning influence the interpretation of public space inflicted. In this writing, the occurrence is public space degradation where public space just meant with shopping center. This cause the people needs of public space bothered and unfulfilled. We need some requirement about giving-building-name for architectural work to avoid a free-interpretation. This thesis, focused on linguistic fallacy which refer to ideal and riil definition of some term."
2016
S64525
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khadijah Putri Rahmadewi
"Pergeseran bentuk dan makna dalam penerjemahan terjadi karena perbedaan aturan dan budaya masing-masing bahasa. Hal ini juga terjadi pada cerpen berjudul Nadir yang terdapat dalam kumpulan cerpen Niederungen karya Herta Mueller (2010) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Tiya Hapitiawati berjudul Nadir (2022). Subjek dalam penelitian ini adalah metafora antropomorfik yang ditemukan dalam cerpen Nadir. Fokus penelitian ini adalah pergeseran bentuk dan makna pada metafora antropomorfik. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dan studi pustaka. Kalimat yang mengandung metafora antropomorfik dianalisis dengan metode kualitatif deskriptif dan dianalisis pergeseran bentuknya berdasarkan teori dari Catford (1965) dan teori pergeseran makna dari Simatupang (1999) dengan menggunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia serta Duden dan Dict.cc untuk bahasa Jerman. Dari 29 data metafora antropomorfik, ditemukan 46 pergeseran. Pergeseran bentuk berjumlah 43 dengan detail 14 pergeseran struktur, enam pergeseran kelas kata, 21 pergeseran unit, dan dua pergeseran intrasistem. Sementara itu, pergeseran makna berjumlah tiga, ketiganya adalah pergeseran makna generik ke spesifik. Dari semua data, tidak ada pergeseran makna budaya yang terjadi. Selain itu, ada pula tiga data yang tidak mengalami pergeseran dan sebuah data yang dalam TSu bukan merupakan antropomorfik.

Category shift and meaning shift occur in translation because of the differences in each language's rules and culture. These shifts also exist in a narrative text, Nadir, which is part of the narrative text compilation book Niederungen written by Herta Herta Mueller (2010). The book is translated into Indonesian by Tiya Hapitiawati into Nadir (2022). Anthropomorphism found in Nadir is the subject of this research. This research’s focuses are category and meaning shift in anthropomorphism. The methods are qualitative descriptive and library research. The sentence which contains anthropomorphism is analyzed through the qualitative descriptive method and its shifts are also analyzed through category shift theory by Catford (1965) and meaning shift theory by Simatupang (1999). Tools used in this research are Kamus Besar Bahasa Indonesia, Duden, and Dict.cc. The result is from 29 anthropomorphisms, there are 46 shifts on them. The category shift has 43 data with 14 structure shifts, six class shifts, 21 intra-system shifts, and two unit shifts. The meaning shift has three data. All of them are generic to specific. No data was found on the cultural point of view shift. There are also three data that don’t have shifts and a data that isn’t a part of anthropomorphism in German, but it is in Indonesian."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kamil Sakato
"Kata serapan muncul karena adanya kontak bahasa. Bahasa Indonesia banyak menyerap kata-kata dari bahasa Belanda, termasuk kata-kata dalam bidang mode. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan perubahan makna pada kata-kata serapan bahasa Indonesia dari bahasa Belanda dalam bidang mode. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 93 kata serapan dari buku `A to Z Istilah Fashion di Indonesia`. Makna dari kata-kata serapan yang telah dikumpulkan didasarkan pada Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Van Dale Groot Woordenboek van de Nederlandse Taal. Analisis dilakukan untuk mengelempokkan jenis perubahan makna dari kata-kata serapan tersebut berdasarkan komponen maknanya. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar kata serapan dalam bidang mode (85%) tidak mengalami perubahan makna. Hanya 14 kata yang mengalami perubahan makna, yaitu meluas, menyempit, dan berubah total.

Loanwords emerge from contact between languages. A lot of words in Indonesian were absorbed from Dutch, including terms of fashion. This aims of this study is mapping the meaning changes in Indonesian loanwords from Dutch in terms of fashion. The data used in this paper consist of 93 loanwords from the book titled `A to Z Fashion di Indonesia`. The meaning of the loanwords that have been collected are based on Kamus Besar Bahasa Indonesia and Van Dale Groot Woordenboek van de Nederlandse Taal. The analysis aims to categorize the type of meaning change from the loanwords based on the componential meaning. The result shows that the meaning of the most loanwords in terms of fashion (85%) do not undergo meaning change. Only 14 words have changed of meaning, namely: extension, narrowing, and totally changed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian berjudul ?Konstruksi Makna
Hijab Fashion bagi Moslem Fashion Blogger
di Indonesia? dilatarbelakangi oleh perkembangan busana muslim di Indonesia yang mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Fenomena tersebut tidak terlepas dari pengaruh gaya hidup masa kini yang tidak dapat dipisahkan dari teknologi.
Blog yang merupakan perkembangan teknologi media baru (new media) dimanfaatkan oleh para
Moslem Fashion Blogger untuk mengekspresikan gaya berbusana muslim sebagai suatu trend fashion
yang berperan dalam perkembangan fashion moslem
di Indonesia. Peneliti ingin mengkaji
lebih jauh mengenai pemahaman, motif, dan pengalaman
Moslem Fashion Blogger dalam menggunakan
blog sebagai media komunikasi mengenai
Hijab Fashion di Indonesia. Teori yang digunakan untuk membentuk kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah teori fenomenologi Alfred Schutz, Teori Konstruksi Sosial
Atas Realitas Luckmann dan Berger, dan Teori Interaksi Simbolik George Herbert Mead. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui pendekatan tradisi fenomenologi yang memusatkan perhatian pada
pengalaman hidup dan mencari makna mengenai realitas berdasarkan sudut pandang subjek penelitian. Peneliti
menetapkan enam informan sebagai sumber informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman
Moslem Fashion Blogger
mengenai
hijab fashion
adalah bahwa perkembangan tren hijab fashion
di Indonesia merupakan perkembangan yang positif namun terjadi suatu pergeseran makna. Motif dalam menggunakan
blog sebagai media komunikasi mengenai
hijab fashion terbagi atas motif atraksi, motif inspirasi, dan motif eksistensi. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah perkembangan
hijab fashion merupakan salah satu
fenomena yang menarik dan terus berkembang, maka diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengkaji lebih
mendalam khususnya mengenai konstruksi makna
hijab fashion bukan hanya terhadap pelaku industri
hijab namun juga lebih dalam terhadap mereka yang benar-benar memahami syariat agama Islam"
JKKOM 3:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fakhri Larustam
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang pergeseran makna yang terjadi pada kata serapan bahasa Inggris dalam bahasa Jepang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen. Data bersumber dari media sosial Twitter dan referensi kata serapan yang digunakan berasal dari buku pelajaran Minna no nihongo 1 dan 2. Data dianalisis dengan metode analisis deskriptif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pergeseran makna J.D Parera. Melalui penelitian ini diharapkan pembaca dapat memahami kesan makna dari kata serapan yang terdapat dalam karya tulis maupun yang diucapkan oleh penutur bahasa Jepang agar tidak terjadi gagal paham saat berkomunikasi. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pergeseran makna yang terjadi dapat berjenis menyempit dan meluas.

ABSTRACT
This research discusses about semantic shift phenomena that occurs in English loanword into Japanese language. Data collecting method is study documents. Data resources are obtained from social media Twitter and the reference words are derived from Minna no Nihongo lesson book, chapter 1 and 2. The data is analyzed by descriptive analysis method. This research used the theory of a semantic shift from J.D Parera. From this research, it is expected that the readers would understand the meaning of the loanword which was contained in the papers and spoken by Japanese speaker in order to avoid misunderstanding in communication. The result of this research proves that the occuring semantic shift phenomena can be narrowing and widening."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Pawitrasari
"Skripsi ini membahas penggandaan makna ruang yang terjadi pada ruang mal. Mal tidak hanya dimaknai sebagai ruang terjadinya kegiatan perdagangan saja, namun juga sebagai ruang terjadinya kegiatan catwalk. Hal ini terkait dengan kualitas ruang pada mal yang membentuk hubungan antara manusia, yaitu dilihat dan melihat, sehingga memicu manusia untuk tampil dalam atribut fesyen yang stylish.
Berfesyen merupakan cara bagi manusia untuk mengintimidasi ruang yang mereka jejaki. Fesyen sebagai tampilan luar manusia, dapat menggambarkan identitas manusia berdasarkan tingkat ekonomi, sosial, dan budaya. Semakin tinggi tingkatan ekonomi, sosial, dan budaya yang manusia punya, maka manusia semakin mempunyai kekuatan terhadap ruang yang dijejakinya.

This thesis discusses about doubling meaning of space that occurred at the mall space. Mall is not only defined as the occurrence of space commerce activities, but also as a space of catwalk events. This is related to the quality of space in malls that produce the relationship between humans, which is seen and see, leading them to appear in a stylish fashion attributes.
Wearing fashion is a way for people to intimidate their space. Fashion as the outer appearance of human, can describe human identity based on the level of economic, social, and cultural. The higher level of economic, social, and cultural that human have, the more she/he has the power of her/his space.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52274
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>