Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141353 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ririn Setyaningsih
"Peperomia pellucida Kunth. mengandung senyawa fenolik dan diketahui berkhasiat sebagai antihipertensi dengan mekanisme penghambatan angiotensinconverting enzyme (ACE) dan antioksidan. Metode microwave-assisted extraction (MAE) berpotensi besar untuk mengekstraksi senyawa aktif pada tanaman. Pada penelitian ini, metode MAE dikembangkan untuk memperoleh kadar fenolik total, aktivitas penghambatan ACE, dan antioksidan yang optimum dari Peperomia pellucida Kunth. Parameter efisiensi MAE yang digunakan yaitu konsentrasi pelarut etanol, rasio sampel-pelarut, waktu ekstraksi, dan daya gelombang mikro.
Analisis dilakukan menggunakan response surface methodology (RSM). Kadar fenolik total diukur dengan metode Folin-Ciocalteu, sedangkan aktivitas penghambatan ACE dievaluasi menggunakan ACE kit-WST, dan aktivitas antioksidan diukur dengan metode FRAP. Kondisi optimum MAE untuk kadar fenolik total (49,78 mgEAG/g ekstrak) adalah pelarut etanol 80%, rasio sampelpelarut 1:12, waktu ekstraksi 2 menit, dan daya 30%. Aktivitas penghambatan ACE yang optimum (54,73% pada konsentrasi 100 g/mL) dan kapasitas antioksidan metode FRAP (130,33 molEAG/g ekstrak pada konsentrasi 32,26 g/mL) diperoleh pada kondisi ekstraksi berturut-turut berupa pelarut etanol 80%, rasio 1:12, waktu ekstraksi 2 menit, daya 70%, serta pelarut etanol 65%, rasio 1:12, waktu ekstraksi 1 menit, dan daya 70%. Analisis korelasi Pearson menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara kadar fenolik total dengan aktivitas penghambatan ACE dan aktivitas antioksidan.

Peperomia pellucida Kunth. contain phenolic compounds and known to have efficacy as antihypertensive by the mechanism of inhibition of angiotensinconverting enzyme (ACE) and antioxidants. Microwave-assisted extraction (MAE) method has great potential for extracting the active compound in plant. In this study, MAE method was developed to obtain optimum total phenolic content, angiotensin-converting enzyme inhibitory activity, and antioxidant activity from Peperomia pellucida Kunth. MAE efficiency parameters used were ethanol concentration, sample to solvent ratio, extraction time, and microwave power.
The analysis was performed using response surface methodology (RSM). Total phenolic content was measured by Folin-Ciocalteu method, while ACE inhibitory activity was evaluated using ACE kit-WST, and antioxidant activity was measured by FRAP method. The optimum conditions of MAE for total phenolic content (49.78 mgGAE/g extract) were 80% ethanol, sample-solvent ratio of 1:12, extraction time of 2 min, and power of 30%. The optimum ACE inhibitory activity (54.73% at a concentration of 100 μg/mL) and antioxidant capacity of FRAP method (130.33 μmolGAE/g extract at a concentration of 32.26 μg/mL) were obtained at 80% ethanol, ratio of 1:12, time of 2 min, 70% power, and 65% ethanol, ratio of 1:12, time of 1 min, and 70% power respectively. The analysis of Pearson correlation indicated that there was no correlation between total phenolic content with ACE inhibitory activity and antioxidant activity."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S65445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mamora, Elda Yulia
"Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama dalam penyakit kardiovaskular. Angiotensin converting enzyme (ACE) adalah komponen penting renin angiotensin aldosterone system (RAAS) dalam mengatur tekanan darah. ACE dapat mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II dan akan menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah atau hipertensi. Terapi melalui mekanisme penghambatan ACE bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan dapat mengurangi morbiditas serta mengurangi kematian akibat gagal jantung. Peperomia pellucida L.HBK termasuk suku Piperaceae dapat digunakan sebagai pengobatan tradisional untuk hipertensi karena memiliki kemampuan menghambat aktivitas ACE. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui fraksi teraktif herba suruhan dalam penghambatan aktivitas ACE dan golongan senyawa kimia yang terkandung dalam fraksi teraktif tersebut. Penghambatan Aktivitas ACE diuji menggunakan metode in vitro dengan substrat Hipuril-Histidil-Leusin (HHL) menunjukkan bahwa fraksi diklorometana merupakan fraksi teraktif dengan nilai IC50 9,08 μg/mL diikuti dengan fraksi etil asetat dengan nilai IC50 10,98 μg/mL. Hasil uji penapisan fitokimia menunjukkan golongan senyawa kimia yang terkandung dalam fraksi diklorometana adalah alkaloid, flavonoid, fenol dan terpen. Pada fraksi etil asetat terkandung flavonoid, glikosida, dan fenol.

Hipertension is one the key risk factors of cardiovascular disease. Angiotensin converting enzyme (ACE) is a key component in the renin angiotensin aldosterone system (RAAS) which regulates blood pressure. ACE can convert angiotensin I to angiotensin II and cause an increase in blood pressure or hypertension. A therapy with ACE inhibition mechanism is a useful to lower blood pressure, to reduce morbidity and mortality of heart failure. Peperomia pellucida L.HBK belongs to the Piperaceae family was used traditionaly to treat of hypertension because it has an ACE inhibition activity. The research aims to determine active fraction which has ACE inhibition activity and active chemical coumpounds in the active fraction. The ACE Inhibition activity was tested using in vitro methods with substrate hipuril-histidil-leucine (HHL) was showed that the fraction of dichloromethane is the most active fraction with IC50 value of 9.08 μg/mL and fraction of ethyl acetate with IC50 value 10.98 μg/mL. Phytochemical screening test results showed that the chemical groups contained in the dichloromethane fraction are alkaloids, flavonoids, phenols, and terpenes. Ethyl acetate fraction contains of flavonoids, glycosides, and phenols."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S54774
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muh Ashar Munadhil
"Biji melinjo Gnetum gnemon L. mengandung banyak senyawa turunan stilbene dan senyawa fenolik yang diketahui berkhasiat sebagai antihipertensi dengan menghambat Angiontensin Converting Enzyme ACE . Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis aktivitas penghambatan ACE dan kadar fenolik total dari ekstrak biji melinjo. Pada penelitian ini biji melinjo diekstraksi menggunakan metode refluks dengan pelarut bertingkat yang dimulai dari n-heksana, diklorometana, etil asetat, metanol dan air. Aktivitas penghambatan ACE diuji menggunakan ACE kit-WST dan ekstrak teraktif diuji IC50 sedangkan penetapan kadar fenolik total diukur dengan metode Folin-Ciocalteu.
Hasil uji aktivitas penghambatan ACE menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat merupakan ekstrak dengan aktivitas penghambatan ACE tertinggi sebesar 92,11, kemudian ekstrak metanol 90,64, ekstrak diklorometana 89,93, ekstrak air 89,81 dan yang terendah adalah ekstrak n-heksana sebesar 79,29. Selanjutnya nilai IC50 ekstrak etil asetat sebagai ekstrak teraktif sebesar 9,77x10-8 g/mL dan nilai IC50 kaptopril sebesar 1,13x10-12 g/mL. Hasil penetapan kadar fenolik total menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat merupakan ekstrak dengan kadar fenolik tertinggi sebesar 575,884 mgGAE/g, ekstrak metanol 398,551 mgGAE/g, ekstrak diklorometana 104,102 mgGAE/g, ekstrak air 41,224 mgGAE/g dan yang terendah adalah ekstrak n-heksana sebesar 30,611 mgGAE/g.

Melinjo seeds Gnetum gnemon L. contains many stilbene derivative and phenolic compounds which known efficacious as antihypertensive by inhibit the Angiotensin Converting Enzyme ACE. The purpose of this study was to analyze the inhibition of ACE activity and total phenol content. In this study, Melinjo seed was consecutively extracted with reflux method using five different solvents such as nhexane, dichloromethane, ethyl acetate, methanol, and water. ACE inhibitory activity was tested using ACE kit WST and the highest ACE inhibitory extract tested with IC50 while determination of total phenolic content was measured by Folin Ciocalteu method.
The results of ACE inhibitory activity showed that the ethyl acetate extract is an extract with highest ACE inhibitory activity 92.11, then the methanol extract 90.64, dichloromethane extract 89.93, water extract 89,81, and the lowest is n hexane extract 79.29. Furthermore, IC50 results show the ethyl acetate extract is 9,77x10 8 g mL and IC50 value captopril is 1,13x10 12 g mL. The results of determination of total phenolic content showed that ethyl acetate extract is an extract with the highest phenolic content 575.884 mgGAE g, then the methanol extract 398.551 mgGAE g, dichloromethane extract 104.102 mgGAE g, water extract 41.224 mgGAE g and the lowest is n hexane extract of 30.611 mgGAE g."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S68136
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Rasta Waty
"Penghambat Angiotensin Converting Enzyme ACE merupakan salah satu golongan obat antihipertensi utama dalam menurunkan tekanan darah. Metabolit sekunder golongan flavonoid telah banyak diteliti dan terbukti memiliki aktivitas penghambat ACE. Herba suruhan Peperomia pellucida L. Kunth. merupakan tanaman yang berpotensi sebagai penghambat ACE. Belum diketahui karakterisasi senyawa yang terdapat dalam herba suruhan dengan aktivitas penghambat ACE.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakterisasi senyawa golongan flavonoid dengan aktivitas penghambat ACE yang terdapat dalam ekstrak metanol herba suruhan serta keamanan penggunaan ekstrak metanol herba suruhan. Penentuan karakterisasi senyawa dilakukan dengan metode Liquid Chromatography-Mass Spectrophotometry LC-MS dan uji aktivitas penghambat ACE secara in vitro menggunakan metode Lam, sedangkan uji keamanan ekstrak metanol dengan uji toksisitas akut.
Melalui penelitian ini dihasilkan bahwa nilai IC50 ekstrak metanol herba suruhan adalah 19,356 g/mL dengan karakterisasi senyawa flavonoid dengan aktivitas penghambat ACE yang terdapat dalam ekstrak metanol herba suruhan memiliki nilai [M] m/z 329; 433; 477; 537; 591; 593; 609; dan 623. Uji toksisitas akut ekstrak metanol herba suruhan menunjukkan bahwa tidak terdapat kematian dengan LD50>4000 mg/kg BB, serta tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai AST dan ALT.
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol herba suruhan mengandung senyawa flavonoid dengan aktivitas penghambat ACE yang tidak menimbulkan kematian dan perubahan pada organ hati hewan coba.

Inhibition of Angiotensin Converting Enzyme ACE is one of therapeutic treatment of hypertension in decreasing blood pressure. Many evident and research done for flavonoid as one of secondary metabolite that has ACE inhibitor activity. Peperomia pellucida L. Kunth. herb is one of the Indonesian potential plant as an ACE Inhibitor. It is not known characterization of the active substances with ACE inhibitor activity. Many flavonoids substances have ACE inhibitor activity.
The present study was aimed at investigating the characterization of flavonoid substances with ACE inhibitor activity in Peperomia pellucida methanolic extracts. Substances characterization conducted using Liquid Chromatography Mass Spectrophotometry LC MS while in vitro ACE inhibitor test performed using Lam method and acute toxicity test for safety assessment. Peperomia pellucida methanolic extracts showed ACE inhibitor activity with IC50 value 19,356 g mL. Substances characterization analysis revealed the presence of flavonoid with M m z 329 433 477 537 591 593 609 623.
Acute toxicity test analysis showed that there was no death with LD50 value more than 4000 mg kg BW. Blood analysis for aspartate aminotransferase AST and alanine aminotransferase ALT showed no significant differences between normal group and dose group in male and female mice.
From this study, it is suggested that Peperomia pellucida methanolic extracts have many flavonoid substances with ACE inhibitor activity that did not cause mortality and liver function changes."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
T47240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Ramadhani
"Iradiasi sinar gamma merupakan teknologi efektif yang dapat digunakan untuk mengurangi kontaminan pada simplisia. Peperomia pellucida (L.) Kunth termasuk suku piperaceae yang memiliki aktivitas sebagai ACE inhibitor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap jumlah mikroba, aktivitas ACE inhibitor dan perubahan komponen kimia dari herba suruhan (Peperomia pellucida (L.) Kunth). Herba suruhan diiradiasi dengan berbagai dosis 0;2,5; 5;7,5 dan 10 kGy kemudian diekstraksi menggunakan metode refluks dengan etanol 80% selama 30 menit. Jumlah mikroba dihitung menggunakan petrifilm aerobic count plate. Penghambatan aktivitas ACE diukur menggunakan ACE kit WST dan perubahan kimia dilihat melalui profil kromatografi lapis tipis menggunakan lempeng silica gel f254 sebagai fase diam dan campuran diklorometana:metanol (90:10) sebagai fase gerak. Iradiasi sinar gamma hingga dosis 7,5 kGy mengurangi cemaran mikroba hingga 2x102±0,00 koloni/gram. Aktivitas ACE inhibitor meningkat secara signifikan (p<0,05) setelah diiradiasi sinar gamma, namun iradiasi sinar gamma menyebabkan degradasi pada senyawa flavonoid yang terdapat pada herba suruhan.

Gamma irradiation is an effective technique can be used to reduce contaminants in herbal products. Peperomia pellucida (L.) Kunth belongs to piperaceae family has activity as ACE inhibitor. The aimed of this research were to determine the effects of gamma irradiation on microbial load, ACE inhibition activity and change of chemical compounds of P. pellucida (L.) Kunth). Sample was irradiated at various dose of 0, 2.5, 5, 7.5 and 10 kGy and extracted by reflux method using 80% ethanol for 30 minutes. Microbial load was counted by using petrifilm aerobic count plate method. The ACE inhibition activity was tested by using ACE kit WST and change of chemical compounds, was examined by using thin layer chromatography profiling, used silica gel f254 plate as stationary phase and dichloromethane-methanol (90:10) mixture as eluent. Gamma irradiation up to 7,5 kGy reduced microbial load up to 2x102±0,00 cfu/g. ACE inhibition activity significantly increased (p<0,05) after irradiation treatment, but gamma irradiation caused degradation of flavonoid content in Peperomia pellucida (L.) Kunth."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S65249
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mubarika Sekarsari Yusuf
"ABSTRAK
Peperomia pellucida (L.) Kunth telah diketahui memiliki aktivitas antihipertensi secara in-vitro melalui penghambatan angiotensin converting enzyme (ACE) dan berpotensi sebagai bahan baku obat herbal dimana dalam proses penyimpanannya pengawetan merupakan faktor krusial. Iradiasi sinar gamma merupakan metode yang efektif untuk pengawetan serbuk herba. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi pengaruh iradiasi sinar gamma (0; 2,5; 5; 7.5; dan 10 kGy) serbuk simplisia herba suruhan terhadap aktivitas penghambatan ACE ekstrak etanolnya menggunakan substrat 3-Hidroksibutiril-Glisil-Glisil-Glisin (3HB-GGG) dari ACE Kit - WST test kit dengan microplate reader, serta menganalisis profil KLT dari masing-masing ekstrak etanol menggunakan lempeng silika gel 60 F254 dan fase gerak diklormetana:metanol (92:8). Hasil uji menunjukkan bahwa dosis 5 kGy efektif digunakan karena menghasilkan penurunan aktivitas penghambatan ACE terkecil dibandingkan sampel iradiasi lainnya. Selain hasil uji aktivitas penghambatan ACE, iradiasi sinar gamma ditemukan tidak mempengaruhi profil KLT dari masing-masing ekstrak etanol selama dua bulan penyimpanan, sehingga iradiasi sinar gamma dapat dimanfaatkan untuk metode pengawetan serbuk herba.

ABSTRACT
Peperomia pellucida (L.) Kunth has been known for its in-vitro antihypertensive activity through inhibition of angiotensin converting enzyme (ACE) and is potential of being raw material for herbal medicine, where during its storage process, preservation is a crucial factor. Gamma ray irradiation is an effective method for preservation of herb powders. The purpose of this research is to evaluate the effect of gamma ray irradiation (0; 2,5; 5; 7,5; and 10 kGy) of the herb powder against the ACE inhibitory acitivity of its ethanol extracts using 3-Hydroxybutyryl-Glysil-Glysil-Glysil (3HB-GGG) as the substrate from the ACE kit – WST test kit using a microplate reader and also analyzing their TLC profiles using silica gel 60 F254 plates and dichlormethane:methanol (92:8) as the mobile phase. Results showed that the 5 kGy dose was effective for use because it resulted in the smallest decrease of ACE inhibitory activity compared to other irradiated samples. Besides the ACE inhibitory activity assay results, it was found that gamma ray irradiation didn’t effect TLC profiles of each ethanol extracts from the herb powders which were stored for two months, therefore gamma ray irradiation can be used for the preservation of the herb powder."
2016
S64840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joseph Stephen Rinandy
"Indonesia merupakan negara yang kaya akan tanaman obat. Tanaman obat tersebut dapat dimanfaatkan di dalam bidang kesehatan. Pemanfaatan tanaman obat tersebut salah satunya adalah sebagai pengobatan penyakit hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit mendunia yang jumlah penderitanya meningkat sejak tahun 1980 hingga sekarang. Hipertensi merupakan penyakit pada pembuluh darah yang dapat memicu risiko faktor penyakit lain seperti stroke, gagal ginjal, kebutaan, kebocoran pembuluh darah, dan penurunan fungsi kognitif. Terapi melalui mekanisme penghambatan ACE bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan dapat mengurangi morbiditas, mengurangi kematian akibat gagal jantung, dan menghambat keparahan diabetes nefropati. Pada penelitian ini, pengujian dilakukan berdasarkan pendekatan ilmiah untuk menentukan efek penghambatan aktivitas ACE dari beberapa tanaman obat di Indonesia. Pengukuran efek penghambatan aktivitas ACE dilakukan dengan menggunakan substrat hipuril-histidil-leusin (HHL) dengan metode secara in vitro. Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak biji Sesamum indicum L. memberikan nilai penghambatan ACE terbesar dengan nilai IC50 sebesar 30,44 µg/mL, namun penghambatannya lebih rendah dibandingkan dengan standar kaptopril (IC50 13,69 µg/mL). Hasil uji penapisan fitokimia dari ekstrak biji Sesamum indicum L. mengandung senyawa golongan alkaloid, glikosida, dan terpenoid. Berdasarkan penelitian ini, ekstrak biji Sesamum indicum L. memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai inhibitor ACE untuk menemukan senyawa aktif biologi yang berperan dari ekstrak tersebut.

Indonesia is a country that has many medicinal plants which can be used as hypertension medicine. Hypertension cases has been increasing since 1980. Hypertension as a blood vascular disease can give another risk factors of diseases like stroke, kidney failure, blindness, rupture of blood vessel, and cognitive impairment. A therapy with ACE inhibition mechanism is a useful therapy to decrease blood pressure and gives another benefits to reduce morbidity, mortality by heart failure, and inhibit the progresiveness of diabetic nephropathy. One source of ACE inhibitors can be obtained from plants. In this research, the test is based on a scientific approach to determine inhibition activity effect of ACE from several medicinal plants in Indonesia. The measurement of the inhibition activity effect of ACE is done by using hippuryl-L-histidyl-L-leucine (HHL) as the substrate with in vitro method. The test results showed the inhibition activity effect of ACE from Sesamum indicum L. seed extract gives the largest value of ACE inhibition with IC50 values ​​of 30.44 µg/mL, but the inhibition value is lower than captopril as standard (IC50 13.69 µg/mL). The result of phytochemical screening in Sesamum indicum L. seed extract contains alkaloids, glycosides, and terpenoids.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46472
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Wulandari
"Pengawetan dengan iradiasi sinar gamma diketahui dapat membuat kandungan produk tetap terjaga dan juga terbebas dari kontaminasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek iradiasi gamma terhadap aktivitas antioksidan, kadar fenol total dan kadar flavonoida total serbuk herba Peperomia pellucida (L.) Kunth. Uji aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan metode peredaman radikal DPPH, uji kadar fenol total menggunakan metode kolorimetri dengan reagen Folin-Ciocalteu dan uji kadar flavonoida total menggunakan metode kolorimetri AlCl3 dan natrium asetat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis iradiasi 5 kGy dan 7,5 kGy tidak menyebabkan perubahan secara signifikan (p>0,05) pada kadar fenol total, kadar flavonoida total dan aktivitas antioksidan. Sedangkan dosis iradiasi 2,5 kGy dan10 kGy menyebabkan perubahan secara signifikan (p<0,05) pada kadar fenol total dan kadar flavonoida total. Akan tetapi pada dosis iradiasi 2,5 kGy, aktivitas antioksidan tidak mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa iradiasi sinar gamma pada dosis 5 dan 7,5 kGy dapat digunakan untuk serbuk herba Peperomia pellucida (L.) Kunth karena tidak mempengaruhi aktivitas antioksidan, kadar fenol total dan kadar flavonoida total secara signifikan (p>0,05). Aktivitas antioksidan memiliki korelasi dengan kadar fenol total tetapi aktivitas antioksidan tidak berkorelasi dengan kadar flavonoida total.

Preservation using gamma ray irradiation is known to preserve the content of the products and saving the products from contamination. The aim of this study is to evaluate the effect of gamma ray irradiation of Peperomia pellucida (L.) Kunth herb powder on its antioxidant activity, total phenolic content and total flavonoid content. The evaluation of antioxidant activity have been done by DPPH radical scavenging methode, evaluation of total phenolic content with colorimetry methode using Folin-Ciocalteu reagent, and evaluation of total flavonoid content with colorymetry methode using AlCl3 and sodium acetate. The result shows that, at irradiation dose 5 and 7,5 kGy, there is no significant change (p<0,05) for total phenolic content, total flavanoid content and antioxidant activity. But at irradiation dose of 2,5 and 10 kGy, there were significant change (p<0,05) in total phenolic content and total flavonoid content compared to control (non-irradiated). Meanwhile antioxidant activity doesn’t change significantly at dose 2,5 kGy. It can be concluded that gamma ray irradiation at dose 5 and 7,5 kGy can be use for Peperomia pellucida (L.) Kunth herb because it shows no significant effect (p>0,05) on antioxidant activity, total phenolic content and also total flavonoid content. There is a correlation between antioxidant activity with total phenolic content but there is no correlation between antioxidant activity with total flavonoid content."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S62964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nur Priantia
"Peperomia pellucida (L.) Kunth (Piperaceae) adalah tumbuhan herba yang berguna dalam mengobati hipertensi, rematik, asam urat, sakit kepala dan sakit perut. Kandungan senyawa utama adalah alkaloid, flavonoid, saponin, tannin. Metode ekstraksi Microwave Assisted Extraction (MAE) yang akan digunakan untuk memperoleh kadar flavonoid total, profil flavonoid menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) densitometri dan uji aktivitas antioksidan menggunakan DPPH yang optimum dari herba Peperomia pellucida (L.) Kunth. Faktor efisiensi MAE yang digunakan meliputi, konsentrasi pelarut, waktu ekstraksi ratio sampel terhadap pelarut, dan daya alat MAE yang dianalisis menggunakan Response Surface Mathodology (RSM).
Hasil analisis, kondisi optimum yang diperoleh untuk kadar flavonoid total (36, 91 mg kuersetin ekuivalen / g ekstrak) adalah konsentrasi pelarut 80 %, ratio sampel terhadap pelarut 1:12, waktu ekstraksi 2 menit, dan daya alat mae 70 %. Uji aktivitas penghambatan radikal bebas antioksidan menggunakan metode DPPH (28,85 %) dengan konsentrasi pelarut 65 %, ratio sampel terhadap pelarut 1:10, waktu ekstraksi 3 menit dan daya alat MAE 50 %. Profil KLT densitometri menunjukkan adanya senyawa flavonoid yang terkandung dalam herba Peperomia pellucida (L.) Kunth. Analisis hubungan menunjukkan tidak ada korelasi antara kadar flavonoid total dengan aktivitas antioksidan.

Peperomia pellucida (L.) Kunth known as ? Suruhan? is one of the potential medical plants that used for the treatment of rheumatism, gout, headache and abdominal pain. Chemical constituens contained in this plant are alkaloids, flavonoid, sapponins tannins. The extraction method Microwave Assisted Extraction (MAE) which will be used to obtain the total flavonoid content, flavonoid profiles using thin layer chromatography (TLC) densitometry and test the antioxidant activity using DPPH optimum of Peperomia pellucida (L.) Kunth herb. This study to obtain optimum conditions MAE covering, solvent concentration, extraction time, solid-liquid ratio, and MAE power using RSM.
The analysis result of optimum condition obtained was the content of flavonoid was 36,91 mg quercetin ekuivalents / g extract the condition with solvent concentration of ethanol 80 %, solid-liquid ratio 1:12, extraction time of 2 minutes, and MAE power 70%. The result of antioxidant activity 28.85 % with solvent concentration of ethanol 65%, solid-liquid ratio 1:10, extraction time 3 minutes and MAE power 50%. TLC densitometry profile showed flavonoid compounds contained in Peperomia pellucida (L.) Kunth herb. The analysis showed no correlation between the levels of total flavonoids with antioxidant activity."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S64142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarlina Jihan Lusiyanti
"Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEi) merupakan obat yang dapat mengontrol hipertensi. Penelitian secara in vivo melaporkan bahwa stres oksidatif berperan dalam patogenesis hipertensi. Daun jarum tujuh bilah (Pereskia sacharosa Griseb.) secara tradisional telah digunakan sebagai antihipertensi dan antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui penghambatan aktivitas ACE dari ekstrak etanol Pereskia sacharosa Griseb., aktivitas antioksidan metode FRAP dari ekstrak dan fraksi, menentukan kadar fenolik total dan flavonoid total fraksi, serta melihat korelasinya dengan aktivitas antioksidan. Ekstraksi dilakukan secara maserasi dengan etanol 80% dan fraksinasi dilakukan dengan metode partisi cair-cair. Uji penghambatan ACE secara in vitro dari ekstrak menggunakan ACE Kit-WST Dojindo dan diperoleh nilai IC50 3,448 μg/mL.
Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode FRAP dari fraksi n-heksana, etil asetat, dan n-butanol diperoleh EC50 berturut-turut 91,270; 15,085; dan 36,070 μg/mL. Penapisan fitokimia menunjukkan ekstrak etanol daun Pereskia sacharosa Griseb. mengandung alkaloid, fenol, flavonoid, glikosida, steroid, tanin, dan saponin. Fraksi n-butanol memiliki kadar fenolik total dan flavonoid total tertinggi yaitu 8,456 ± 0,151 mg EAG/g ekstrak dan 3,858 ± 0,285 mg EK/g ekstrak. Terdapat korelasi yang kuat antara kadar fenolik total pada fraksi dan aktivitas antioksidannya dengan metode FRAP.

Angiotensin converting enzyme inhibitors (ACEi) are drugs that can control hypertension. In vivo studies have reported that oxidative stress plays a role in the pathogenesis of hypertension. Jarum tujuh bilah (Pereskia sacharosa Griseb.) leaves have been used traditionally as antihypertensive and antioxidant. The purpose of this study was to determine the inhibition of ACE activity of the ethanolic extract of Pereskia sacharosa Griseb., antioxidant activity of the extract and fractions using FRAP method, determine the total phenolic and total flavonoids content its fractions and its correlation with antioxidant activity. Extraction was done by maceration with 80% ethanol and fractionation performed by liquid-liquid partition. In vitro inhibition of ACE activity assay of the extract using ACE Kit-WST Dojindo had IC50 value of 3.448 μg/mL.
Antioxidant activity using FRAP method of the n-hexane, ethyl acetate, and n-butanol fractions had EC50 value of 91.270; 15.085; and 36.070 μg/mL respectively. Phytochemical screening showed that ethanolic extract of Pereskia sacharosa Griseb. leaves contained alkaloids, phenols, flavonoids, glycosides, steroids, tannins, dan saponins. n-butanol fraction had the highest total phenolic content and total flavonoids content with 8.456 ± 0.151 mg GAE/g extract and 3.858 ± 0.285 mg QE/g extract. There was a high correlation between total phenolic content of the fraction with their antioxidant activity using FRAP method.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S64307
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>