Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122434 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Evi Retno Cristiyan Dewi
"Dalam dunia sastra Indonesia, nama Hasnan Singodimayan tidak begitu dikenal. Dalam sejumlah esai yang ditulis Jassin, nama ini tidak pernah disebut, juga dalam buku sejarah sastra yang ditulis Ajip Rosidi dan Jakob Sumardjo. Teeuw pun tidak menyebut nama Singodimayan. Akan tetapi, dalam konteks Banyuwangi, nama Singodimayan tidak bisa dinafikan. Ia telah menghasilkan paling tidak tiga novel dan satu buku takwil. Salah satu novelnya yang terpenting adalah Kerudung Santet Gandrung. Novel ini melukiskan kehidupan penari gandrung yang sering mendapat stigma negatif dari kalangan masyarakat nonbudaya (nonbudayawan). Melalui novel ini, Singodimayan menunjukkan bahwa penari gandrung tidak seburuk yang disangkakan orang. Dalam kaitannya dengan kajian tentang budaya Banyuwangi, novel ini penting sebab di dalamnya tidak sekadar dilukiskan mengenai penari gandrung, tetapi juga persoalan lain yang bertalian dengan identitas masyarakat Banyuwangi. Hingga kini penelitian terhadap seni gandrung sudah banyak dilakukan, tetapi penelitian terhadap novel tersebut belum banyak, padahal novel ini sarat dengan masalah sosial-budaya di Banyuwangi. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan pro-kontra terhadap penari gandrung di Banyuwangi. Dalam novel ini tersirat adanya konflik antara kalangan budayawan dan kalangan nonbudayawan. Dari konflik tersebut mengemukalah persoalan identitas masyarakat Banyuwangi. Dengan pendekatan sosiologis, persoalan tersebut akan dikaji dalam penelitian ini. Untuk menunjang analisis, dilakukan pengamatan di lapangan dan wawancara dengan Hasnan Singodimayan, tokoh santri, dan tokoh budayawan

In Indonesian's literature, the name of Hasnan Singodimayan is not popular. Neither in Jassin's essays or in the history of literature written by Ajib Rosidi and Jakob Sumardjo, the name of Hasnan Singodimayan is also not mentioned. Teeuw also does not mention the name of Hasnan Singodimayan. Nevertheless, the name of Hasnan Singodimayan cannot be ignored in the context of Banyuwangi. In Fact, Hasnan Singodimayan has already written at least three novels and one Takwil book. One of his important novels is Kerudung Santet Gandrung. This novel tells about the gandrung dancer who was often stigmatized by nonculturalist society. For that reason, through this novel, Singodimayan wanted to show that the gandrung dancer is not as bad as what people thought. In relation with Banyuwangi culture, this novel is important because it does not simply portray the gandrung dancer but it also tells other issues related to the identity of Banyuwangi's people. Until now, the research on gandrung art has been done many times, but the research about the novel is still fewly done even though the novel has important contains the socialculture issue in Banyuwangi. This research aims to unveil the truth of gandrung dancer pros-cons in Banyuwangi. This novel implies the conflict between the culturalist society and the nonculturalist society. This conflict then raises the issue of identity problem faced by the people of Banyuwangi. This issue will be analyzed using sociological approach. An observation and an interview with Hasnan Singodimayan were done to support the analysis"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65084
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.Ng. [Raden Ngabehi] Yasadipura I
"Buku Menak Gandrung ini adalah salinan dari naskah tulisan tangan koleksi KGB van Kunsten en Wetenschappen Hs KBG 264 pupuh 205--219. Buku Menak Gandrung adalah salah satu bagian dari rangkaian Serat Menak gubahan Jasadipura I terbitan Bale Pustaka tahun 1934. Adapun rangkaian isinya adalah: 1. Sarsaban takluk pada Wong Agung; 2. Dewi Sekar Kadhaton melakukan ?bela pati? atas kematian putranya; 3. Rd. Maryunani dan ibunya dimakamkan. Rd. Maryunani dimakamkan bersama-sama dengan kudanya yang bernama Kalisahak; 4. Permaisuri di Medayin meminta tolong pada Wong Agung; 5. Wong Agung datang ke Ngabesi memohon dibebaskannya Prabu Nuriswan; 6. Wong Agung terjerumus atau tercebur di rawa beracun; 7. Kadarisman, raja putra di Ngabesi, takluk pada Wong Agung; 8. Negara Kaos kedatangan musuh; 9. Prabu Kobat Sarehas tewas oleh musuh; 10. Dewi Muninggar ikut ?bela pati? atas kematian putranya; 11. Wong Agung sedang jatuh cinta (gandrung); 12. Dewi Muninggar dimakamkan di Mekah; 13. Wong Agung (masih) sedang jatuh cinta (gandrung); 14. Para raja disuruh pulang ke negara masing-masing oleh Wong Agung; 15. Wong Agung akan didatangi musuh dari Parangakik."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1934
BKL.0626-CP 22
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
R.Ng. [Raden Ngabehi] Yasadipura I
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1982
899.231 YAS m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia Jasmine
"Skripsi ini membahas novel karya Remy Sylado yang berjudul Kerudung Merah Kirmizi dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra dan kritik sosial pengarang sebagai pisau pembedahnya. Hasil temuan ini menyatakan bahwa novel mencerminkan kritik sosial pengarang terhadap pengaruh budaya yang dibawa pemerintah Orde Baru pada masyarakat masa Reformasi. Kritik pengarang tersampaikan melalui peristiwa dalam novel yang memiliki kemiripan peristiwa yang terjadi pada masa Soeharto menjadi presiden, meliputi penyerobotan tanah, pembungkaman aktivis, pembunuhan, penyuapan, dan korupsi. Penelitian ini membuktikan bahwa Remy Sylado melalui karyanya ingin menyuarakan kritik terhadap budaya pada masa Orde Baru yang menciptakan praktik KKN dan kekerasan dalam kehidupan masyarakat.

This thesis discusses the novel by Remy Sylado entitled Kerudung Merah Kirmizi. This research uses sociology literature approach with the author 39 s social critique as a medium. The results of this study prove social criticism in the novel reflects the cultural influences brought by the New Order government to people 39 s lives in the early Reformation. The author 39 s criticisms are seen from events in novels that bear the resemblance of events that occurred during Soeharto 39 s presidency, including land usurpation, activist coertion, murder, bribery, and corruption. This study proves that Remy Sylado uses his work to criticize the the culture of the New Order era which created practices of KKN and violence in community life. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini menguraikan mengenai sejumlah ?gandrung? sebagai berikut: gandrung nyelir; gandrung sari; gandrung palakrama; gandrung kapegatan kresna; gandrung kayungyun; rumpakan gandrung warni-warni; bantahanipun Pak Besur kaliyan ingkang estri bab royalan wayuh."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BKL.0240-PW 65
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
A. Mustofa Bisri, 1944-
Rembang: Yayasan Al-Ibriz, 2000
899.221 MUS g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks naskah ini terdiri dari tiga episode cerita Menak, yakni Menak Gandrung, Kanjun dan Khandabumi. Episode Menak Gandrung mengisahkan tatkala Wong Agung Menak dilanda kedukaan karena kematian istrinya, Dewi Muninggar. Kedukaan itu membuat galau perasaannya, karena dilanda rindu dendam asmara. Episode Menak Kanjun menceritakan perihal peperangan antara Wong Agung Menak dengan Raja Kanjun dan pernikahannya dengan Putri Parangakik. Episode Menak Khanadabumi berkisah tentang pertunangan Wong Agung Menak dengan Dewi Marpijun, adik Dewi Muninggar. Pada teks ini episode Menak Kandhabumi hanya sampai pada cerita ketika pasukan Arab dan Kandhabumi terlibat dalam peperangan. Teks ini sama dengan Serat Menak versi cetak tahun 1884 oleh Van Dorp di Semarang, pupuh 39-49. Untuk ringkasan selengkapnya lihat Pratelan I: 263-267. Menurut kolofon depan, naskah disalin oleh Pak Sakirman di Kampung Tonya, nulai 5 Mei 1892. Penyalin memberitahukan sedikit tentang pekerjaannya, yakni: 'karyanira ana surat, surat kinarya sewan.' Dengan demikian, diketahui bahwa naskah ini berasal dari semacam kamar baca, atau perpustakaan pribadi. Perpustakaan pribadi tersebut menyediakan naskah sewaan bagi masyarakat penggemar sastra Jawa, dengan harga sewa sebesar sakece. Letak Kampung Tonya, yang disebutkan oleh Sakirman dalam kolofonnya, kurang jelas. Namun dari bentuk corak tulisannya dapat diduga bahwa naskah berasal dari kawasan utara Jawa, mungkin di wilayah Semarang. Untuk naskah lain yang ditulis oleh Pak Sakirman, lihat naskah KBG 397. Naskah ini merupakan hadiah dari 'Babah Toeloes, djoeloek Goey ing Siang' di Semarang, yang diserahkan kepada Fakultas Sastra Universitas Indonesia, diterima pada tanggal 18 Oktober 1973. Untuk naskah lain dari koleksi yang sama, lihat FSUI/CI.73 dan CI.99."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.62-NR 536
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Surawijaya
"Naskah ketikan ini merupakan alih aksara dari buku Gandrung lan Gambuh, karangan R. Surawijaya (alias Suratman), yang diterbitkan di Batavia pada tahun 1907 oleh Landsdrukkerij (lihat Pratelan II:218, 483), Dalam buku tersebut, Surawijaya, seorang mantri guru di Wanakrama, memberikan penyelasan tentang dua macam tontonan atau komedi yang kerap dipergelarkan di wilayah Surabaya,yaitu tarian Gandrung Bali dan Gambuh Banyuwangi (semacam wayang wong). Penyelasan Surawijaya ini meliputi sejarah, tata cara mempergelarkannya, cerita yang dimainkan,iringan musik, sertaacara-acara yang tepat untuk memainkan pertunjukkan tersebut. Staf Pigeaud membuat salinan ketik ini sebanyak empat eksemplar, pada tahun 1931. Penyalinan ini barangkali dimksudkan untuk menunjang penelitian Pigeaud tentang bahasa Jawa maupun pertunjukan Jawa. Dalam bukunya yang berjudul Javaanse Volksvertoningen (Batavia: Volslectuur, 1938), Pigeaud menyinggung pula tentang buku Surawijaya ini -- Lihat h.319 (&313) dan h.327 (&323)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
ST.6-A 24.03
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
cover
PATRA 3 (3-4) 2002
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>