Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 210543 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinta Krisdamayanti
"Kebutuhan akan minyak bumi mentah semakin meningkat dalam pangsa pasar nasional maupun Internasional. Berbagai upaya terus dilakukan guna meningkatkan kualitas minyak mentah, salah satunya melalui proses pendistribusian minyak mentah. Pendistribusian yang dinilai efisien yaitu dengan menggunakan pipa bawah laut ataupun bawah tanah yang terbuat dari material baja karbon. Sehingga sangat penting bagi industri minyak berfokus pada pemeliharaan alat dan konstruksi pipa terutama bahan material baja dari potensi terkena korosi.
Salah satu upaya dalam mencegah korosi yaitu penambahan inhibitor korosi dengan konsentrasi kecil (ppm) ke dalam media pengkorosif guna mengendalikan korosi pada material logam. Inhibitor korosi dari senyawa bahan alam mempunyai banyak keunggulan yaitu ramah lingkungan, mudah didapatkan, dan mudah diproduksi.
Pada penelitian ini dilakukan seleksi inhibitor korosi terbaik dari tiga fraksi yaitu fraksi n-heksana, fraksi etil asetat, dan fraksi metanol dari ekstrak daun alang-alang berdasarkan metode Weight Loss. Karakterisasi lapisan yang terbentuk pada permukaan baja karbon diamati dengan FT-IR, UV-Vis DRS, XRD dan bentuk morfologi permukaan plat baja karbon berdasarkan SEM EDS.
Keberhasilan inhibitor korosi dalam melindungi baja karbon terlihat dari persen efisiensi inhibitor yaitu 94.89% pada konsentrasi 600 ppm suhu 30oC dalam larutan pengkorosif HCl 0.5M. Adsorpsi inhibitor korosi FH secara isoterm mengikuti isoterm adsorpsi Langmuir. Aplikasi inhibitor korosi FH dengan konentrasi 600 ppm pada suhu 60oC dengan waktu kontak 36 jam memberikan % efisiensi inhibitor di atas 90% pada larutan brine sintesis.

Demand for crude oil has increased in market share both national and international. There are continuous efforts to improve the quality of crude oil, one of them through the process of distribution of crude oil. The distribution is considered efficient by using underwater or underground pipelines which are made of carbon steel material. So it is very important to the oil industry focusing on equipment maintenance and pipeline construction materials, especially steel of potential for corrosion.
One effort in preventing corrosion is the addition of a corrosion inhibitor with a small concentration (ppm) to the corrosive agent media to control corrosion on metallic materials. Corrosion inhibitors from natural materials compounds have many advantages that are environmentally friendly, readily available, and easily manufactured.
In this study, corrosion inhibitor selected the best of the three fractions, there are n-hexane fraction, ethyl acetate fraction, and methanol fraction from extract of leaves reeds based of Weight Loss method. Characterization layer formed on the surface of carbon steel was observed by FT-IR, UV-Vis DRS, XRD and the morphology of the surface of carbon steel plate by SEM EDS.
The success of corrosion inhibitors to protect carbon steel look of a percent efficiency inhibitor that is 94.89% at a concentration of 600 ppm temperature 30°C in a HCl corrosive agent solution of 0.5 M. FH corrosion inhibitor adsorption isotherm is followed Langmuir adsorption isotherm. FH corrosion inhibitor application with concentration 600 ppm at temperature 60°C with a contact time of 36 hours gave % inhibitor efficiency above 90% in the brine solution synthesis.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65412
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giannisa Mashanafie
"Ekstrak syzygium cumini (ESC) dievaluasi sebagai inhibitor korosi ramah lingkungan pada sampel carbon steel API 5L dalam larutan korosif HCl 1M dengan variasi komposisi 0, 100, 200, 300, 400 dan 500 ppm pada temperatur 303-323 K. Efisiensi penghambatan korosi diukur menggunakan metode elektokimia potensiodinamik polarisasi dan electrochemical impedance spectroscopy. Efisiensi inhibisi meningkat seiring peningkatan konsentrasi ESC namun berbanding terbalik dengan peningkatan temperatur. Berdasarkan hasil uji elektrokimia, efisiensi inhibisi tertinggi 90% diperoleh dengan penambahan 500 ppm ESC. Residence time meningkatkan efisiensi inhibisi hingga 97% pada waktu perendaman 60 menit. ESC diklasifikasikan kedalam tipe inhibitor campuran dan mengalami mekanisme inhibisi dengan cara adsorpsi monolayer secara physisorption, dengan mengikuti model isoterm adsorpsi Langmuir. Hasil spektrum FTIR membuktikan bahwa ESC mengandung gugus hidroksil fenol, karbonil dan aromatik yang berguna dalam aktifitas antioksidan. Selain itu, karakterisasi AFM menunjukan tingkat kekarasan rata-rata menurun dari 48.8 nm ke 7.2 nm, kehalusan permukaan menunjukan terbentuknya lapisan film pelindung pada permukaan carbon steel.

Syzygium cumini extract (ESC) was evaluated as an environmentally friendly corrosion inhibitor on API 5L carbon steel samples in 1M HCl corrosive solution with composition variations of 0, 100, 200, 300, 400 and 500 ppm at a temperature of 303 – 323 K. Corrosion inhibition efficiency was measured using Polarization potentiodynamic electrochemical methods and electrochemical impedance spectroscopy. The inhibition efficiency increased with increasing ESC concentration but inversely with increasing temperature. Based on the results of electrochemical tests, the highest inhibition efficiency of 90% was obtained with the addition of 500 ppm ESC. Residence time increases the inhibition efficiency up to 97% at a 60 minute immersion time. ESC is classified into mixed type inhibitor and undergoes an inhibition mechanism by physisorption monolayer adsorption, obey to Langmuir adsorption isotherm model. The results of the FTIR spectrum prove that ESC contains phenolic, carbonyl and aromatic hydroxyl groups which are useful in antioxidant activity. Furthemore, the AFM characterization showed that the average roughness decreased from 48.8 nm to 7.2 nm, the surface smoothness indicated the for mation of a protective film on the carbon steel surface. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siska Prifiharni
"Korosi dapat menghambat produksi minyak dan gas serta menyebabkan kerugian untuk industri. Salah satu cara untuk mencegah dan mengurangi dampak korosi adalah dengan menambahkan inhibitor pada lingkungan korosif. Inhibitor ramah lingkungan atau yang biasa disebut green inhibitor belakangan ini banyak diteliti karena dapat mencegah terjadinya korosi namun tetap ramah lingkungan dan hemat biaya. Kayu sarampa (Xylocarpus moluccensis) merupakan salah satu tanaman potensial yang dapat digunakan sebagai inhibitor korosi. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini meliputi pengujian polarisasi, EIS, FTIR, flavonoid dan phenolic content, serta pengujian AFM. Hasil pengujian polarisasi menunjukkan efisiensi optimal inhibitor ekstrak kayu sarampa sebesar 68% pada temperatur 40°C dengan konsentrasi 500 ppm. Jenis inhibitor ekstrak kayu sarampa adalah tipe campuran yang telah diketahui dari nilai Ecorr. Nilai Rct yang dihasilkan dari kurva EIS Nyquist menunjukkan adanya peningkatan seiring dengan meningkatnya temperatur. Dengan adanya waktu perendaman selama 60 menit dapat meningkatkan efisiensi inhibitor mencapai 80% dan nilai Rct juga meningkat. Dari hasil perhitungan dengan metode Langmuir diketahui bahwa mekanisme adsorpsi ekstrak kayu sarampa adalah fisisorpsi dan adsorpsi terjadi secara eksotermik. Hasil FTIR menunjukkan adanya gugus O-H yang dapat berperan sebagai antioksidan sehingga dapat menghambat korosi. Setelah dilakukan uji morfologi dengan AFM, diketahui bahwa permukaan baja karbon yang direndam dengan inhibitor akan memiliki permukaan yang lebih halus.

Corrosion can hinder oil and gas production and cause industrial losses. One way to prevent and reduce the impact of corrosion is to add inhibitors to the corrosive environment. Environmentally friendly inhibitors or commonly called green inhibitors have recently been widely studied because they can prevent corrosion but are still environmentally friendly and cost effective. Sarampa wood (Xylocarpus moluccensis) is a potential plant that can be used as a corrosion inhibitor. The tests carried out in this study included testing for polarization, EIS, FTIR, flavonoids and phenolic content, as well as testing for AFM. The results of the polarization test showed that the optimal efficiency of the inhibitor of sarampa wood extract was 68% at a temperature of 40°C with a concentration of 500 ppm. The inhibitor type of sarampa wood extract is a mixed type which is known from the Ecorr value. The Rct value generated from the EIS Nyquist curve shows an increase with increasing temperature. With the immersion time for 60 minutes can increase the efficiency of the inhibitor up to 80% and the Rct value also increases. From the results of calculations using the Langmuir method, it is known that the adsorption mechanism of sarampa wood extract is physisorption and adsorption occurs exothermic. FTIR results indicate the presence of O-H groups that can act as antioxidants so that they can inhibit corrosion. From morphological tests with AFM, it is known that the surface of carbon steel soaked with inhibitor will have a smoother surface. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kaban, Agus Paul Setiawan
"Pada penelitian ini dilakukan studi terhadap molekul Catechin pada teh Putih (Camellia sinensis) sebagai inhibitor ramah lingkungan (IRL). Penggunaan metoda spektroskopi Elektrokimia Impedansi (EIS), Fourier transform infrared (FTIR) dan Raman, digunakan untuk mempelajari interaksi antara atom-atom/gugus fenol dengan lingkungannya. Sedangkan Scanning Electronic Microscope (SEM)/Energy X-Ray Dispersive (EDX) dan Atomic Force Microscope digunakan untuk mempelajari permukaan substrat. Selain itu, Wettability test digunakan untuk mempelajari sifat hidrofobik dari lapisan film pada permukaan logam. Data eksperimen akan dibandingkan dengan hasil kimia komputasi untuk mendapatkan prediksi efisiensi inhibisi dan orientasi molekul inhibitor. Untuk itu, digunakan metoda Density Functional Theory (DFT) dan Simulasi Monte Carlo. Hasil yang didapat yaitu pengukuran efisiensi inhibisi secara eksperimen dengan komputasi menunjukkan kesesuain. Hasil pemanasan larutan inhibitor pada suhu 25-600C menunjukkan bahwa inhibitor teradsorpsi lebih banyak pada suhu tinggi. Hasil karakterisasi gugus fungsi menunjukkan bahwa gugus -OH, C=O, Aril C=C, C-O-C teradsorpsi dari larutan inhibitor ke permukaan logam. Hal ini diperkuat dari hasil studi permukaan yang menunjukkan terjadinya pengurangan jumlah korosi sumuran dan menurunnya root mean square (RMS) height. Nilai fitting R2 mendekati 1 berkorelasi dengan Langmuir Isotherm Adsorption dan penambahan inhibitor mampu menurunkan energi aktifasi hingga 70%. Kenaikan suhu 600C dan konsentrasi hingga 80 ppm menyebabkan penurunan nilai laju korosi sebesar 0.016 mpy sedangkan nilai potensial passivasinya mengalami kenaikan hingga -103.7 mV. Sedangkan hasil prediksi komputasi menunjukkan molekul penyusun catechin terikat secara parallel pada bidang (110) atom besi dan memudahkan terjadinya ikatan kimia antara inhibitor dengan logam. Data pengujian dan hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai guideline pada penelitian di masa akan datang dalam hal pengembangan inhibitor ramah lingkungan baik secara eksperimen maupun pendekatan komputasi.

This work covers the comprehensive studies on the catechin molecule in White tea (Camellia sinensis) as a green corrosion inhibitor. To achieve this aim, the spectroscopic technique such as Electrochemical Impedance (EIS), Fourier transform infrared (FTIR) and Raman was used to studying the interaction between the atom(s)/phenolic group and the environment. Surface analysis of Scanning Electronic Microscope (SEM)/Energy X-Ray Dispersive (EDX) and Atomic Force Microscope was used to study the surface of the substrate. A Wettability test was used to study the hydrophobic nature of pasif film on the surface of the metal. The experimental results will be compared to computational outcomes. The elevating temperatur at 25-600C extends a stable and thicker layer of the inhibitor. Several functional groups accountable to adsorption were -OH, C=O, Aryl C=C , and C-O-C. As a result, the reduction of pitting corrosion and root-mean-square height of the damaged surface. The fitting value of R2 close to 1 incorporates to Langmuir Isotherm Adsorption and decreases the activation energy of inhibition nearly to 70%. Rising temperatur and concentration at 600C and 80 ppm lowers the corrosion rate at 0.016 mpy and increases the passivation potential at -103.7 mV. The computational prediction on the catechin molecule shows that the molecule is oriented at the flat orientation of (110) surface and eases the formation of the Chemiadsorbed reaction. I expect our results are expected to provide a guideline to facilitate prospective research in White tea as a green corrosion inhibitor both experimentally and computationally."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Versal
"Kemampuan kombinasi ekstrak temulawak Curcuma Xanthorrhiza dan bawang Dayak Eleutherine Americana sebagai inhibitor ramah lingkungan untuk baja karbon API 5L X42 pada lingkungan HCl 1M diinvestigasi dengan pengujian tafel, weight loss, polarisasi, Electrochemical Impedance Spectroscopy EIS , dan Fourier Transform Infrared Spectroscopy FTIR . Senyawa flavonoid dan antioksidan yang berperan untuk menginhibisi korosi diinvestigasi melalui pengujian FTIR. Selain itu, lapisan yang terbentuk di permukaan logam juga dipelajari dengan menggunakan metode adsorpsi Langmuir isotherm. Campuran ekstrak temulawak dan bawang Dayak merupakan inhibitor jenis campuran, dan dominan pada katodik. Efisiensi inhibisi paling tinggi didapatkan dengan persentase 80 :20 yaitu 91,78 . Campuran ekstrak temulawak dan bawang Dayak dapat digunakan sebagai alternatif inhibitor ramah lingkungan untuk baja karbon API 5L X42 pada lingkungan asam.

This study aimed to investigate the ability of combination from Curcuma Xanthorrhiza and Eleutherine Americana extract as an environment friendly inhibitor for API 5L X42 steel in 1M HCl environment. Corrosion inhibition ability of this extract was tested using weight loss, tafel polarization, electrochemical impedance spectroscopy methods, and fourier transform infrared spectroscopy. FTIR test was used to investigate flavonoid and antioxidant compound that plays an important role to inhibit corrosion. In addition, formed layer on the metal surface was also studied using Langmuir isotherm adsorption methode. It can be concluded that combination from Curcuma Xanthorrhiza and Eleutherine Americana extract could be used as an alternative and environmental friendly inhibitor for API 5L X42 steel in acidid environment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Wanti Ekawati
"Korosi adalah suatu proses degradasi material yang dapat menyerang semua jenis logam dan paduannya. Serangan korosi menjadi permasalahan besar yang sangat merugikan yang dialami oleh perusahaan minyak. Pipa adalah salah satu sarana vital yang diperlukan sebagai alat transportasi minyak, sehingga apabila mengalami kebocoran akan sangat mengganggu jalannya proses produksi. Hal ini tentu tidak dapat dibiarkan begitu saja, sebaiknya dilakukan analisa kegagalannya agar dapat menghindari kejadian yang sama di waktu mendatang. Penulis melakukan pengumpulan data dan informasi, komposisi material, pengamatan visual, pemeriksaan foto makro dan mikro untuk mengetahui penyebab kerusakan/korosi yang terjadi. Dari hasil pengujian dan kemudian studi literatur maka penulis mencoba menganalisa kegagalan yang teijadi dan menyimpulkan faktor yang menyebabkan kerusakan pada pipa. Dari beberapa faktor penyebab kegagalan yang ada diperkirakan bahwa kegagalan disebabkan oleh korosi yang terjadi karena pengaruh kecepatan alir yang rendah di bawah standar yang seharusnya, sehingga air dan minyak terpisah dan terbentuk endapan, karena kadar air yang tinggi dalam pipa maka terjadi reaksi antara air dan pipa yang membentuk produk korosi pada pennukaan pipa sehingga terjadi reduksi ketebalan pipa. Selain itu ditunjang dengan adanya CO2 O2 dan H2S yang larut dalam air, dimana semakin tinggi kadar gas yang larut dalam air akan meningkatkan korosiiitas air. Reaksi dari banyaknya gas yang terlarut mambentuk produk korosi pada dasar pipa, permukaan dasar pipa tentu terlindungi sampai suatu saat tingginya gas terlarut menyebabkan pecahnya lapisan pasif pada pemukaan Iogam, sehingga permukaan logam akan terekspos langsung, korosi akan semakin cepat terjadi. Dengan mengetahui penyebab kebocoran pipa tersebut diharapkan kita dapat menghindari terjadinya kegagalan sejenis agar tidak terulang lagi di masa mendatang."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41245
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taumy Alif Firman
"Permasalahan korosi dalam bidang minyak dan gas, menjadi salah satu perhatian serius. Proses penanganan korosi ini dilakukan dengan dua klasifikasi metode yaitu secara fisika dan kimia. Pada penelitian ini dilakukan penanganan korosi secara kimia menggunakan 2-mercaptobenzothiazole (MBT) sebagai inhibitor korosi pada tembaga. Pengamatan dilakukan menggunakan metode berat hilang dan polarisasi ekstrapolasi Tafel dalam larutan yang mengandung ion klorida (HCl dan brine). Karakteristik film yang terbentuk diamati menggunakan spektrofotometer ATR-IR dan spektrofotometer UV Vis. Studi morfologi hasil menggunakan SEM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terbentuknya film Cu(II)-2-mercaptobenzothiazole pada permukaan tembaga melalui mekanisme adsorpsi isotermal Langmuir. Peningkatan konsentrasi MBT akan meningkatkan % inhibisi pada tembaga dari proses korosi, sedangkan peningkatan temperatur akan menurunkan % inhibisi korosi pada tembaga dikonsentrasi yang sama. Aplikasi penggunaan MBT dengan konsentrasi minimal 25 ppm pada temperatur 70 oC dengan waktu kontak 72 jam memberikan % inhibisi diatas 90,00 % pada brine sintetis.

Corrosion problems in oil and gas fields are very serious concern. Corrosion treatment process is used by two methods, physical and chemical. In this research, the corrosion treatment by chemical method with 2-mercaptobenzothiazole (MBT) as a corrosion inhibitor in copper. This research used weight loss method and polarization with extrapolation Tafel in solution which chloride ion contains (HCl and brine). Characteristic of film layer using ATR-IR spectrophotometer and UV Vis spectrophotometer. Surface morphological study was observed on SEM.
The results showed that formed Cu(II)-2-mercaptobenzothiazole on copper surface through the Langmuir isothermal adsorption mechanism. Increasing of concentration MBT will improve the % inhibition of copper from the corrosion process, whereas an increase in temperature will decrease the % corrosion inhibition of copper in the same concentration. The application of MBT in the minimal concentration 25 ppm at 70 °C in 72 hours contact times gave % inhibition value more than 90.00 % in synthetic brine.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harianto
"Korosi merupakan masalah utama dalam sistem resirkulasi air pendingin semi-tertutup saat sistem off-line dan baru dioperasikan. Dalam makalah ini, tahapan metode evaluasi chemical cleaning & pasivasi pada pengendalian masalah korosi untuk pipa baja karbon dalam sistem pendingin semi-tertutup dipelajari secara ekstensif selama pra-comissioning. Hasil penelitian menunjukkan bahwa citric acid dan EDTA, sebagai chemical cleaning efektif menghilangkan tubercules oksida besi dan karat yang terakumulasi selama kegiatan fabrikasi, penyimpanan, dan kontruksi. Pada tahap selanjutnya, poly- and ortho-phosphate bersama dengan zinc sebagai inhibitor korosi pasivasi membentuk lapisan film pelindung chemi-absorbed pada permukaan baja karbon. Pengaruhnya pada pipa baja karbon dipelajari melalui nilai target analisis air dan corrater monitoring. Analisa kualitas air dan corrater monitoring menunjukkan konsentrasi Iron content rata-rata 593,63 ppm yang dijaga setelah chemical cleaning dan laju korosi 2,34 mpy diperoleh setelah pasivasi. Hasil uji korosi ditampilkan menggunakaan teknik potensiodinamik. Pengarang menganalisa perbandingan tiga (3) tahapan kategori sampel, yaitu pre cleaning, chemical cleaning, dan pasivasi. Pada kurva tafel plot jelas terlihat langsung laju korosi perbedaannya. Pengurangan laju korosi disebabkan karena pembentukkan lapisan film pelindung oleh inhibitor dan stabilisasi lapisan film pelindung. Studi impedansi arus AC mendukung adanya peningkatan lapisan pada permukaan baja karbon dengan inhibitor, membentuk film pelindung. Verifikasi lebih lanjut dengan karakterisasi permukaan menggunakan spektrum SEM dan EDS pada permukaan baja karbon dengan inhibitor menunjukkan puncak spektrum elemen O, P, Zn, dan Ca, disamping puncak Fe.

Corrosion are main problems on carbon steel pipes in the recirculating semi-closed cooling water system when the system is off-line and newly operated. In this paper, chemical cleaning & passivation evaluation of sequence method on control of these problems for carbon steel pipes in the recirculating semi-closed cooling water system was extensively studied during precommissioning. The results showed that citric acid and EDTA, as chemical cleaning effectively remove iron oxide tubercles that have accumulated during fabrication, storage, and construction activities. At the same time, elevated levels of poly- and ortho-phosphate are maintained along with zinc as corrosion inhibitor to develop a chemi-absorbed passivating protective film on the carbon steel surface. The influence of these on carbon steel pipes were studied through water analysis and corrater monitoring. Water analysis and corrater monitoring showed that iron content 593.63 ppm are maintained after cleaning and corrosion rate of 2.34 mpy was obtained after passivation. The results of corrosion tests using potensiodynamic technique are presented. Authors analized in sequence different three parts of the features samples carbon steel such as pre-cleaning, chemical cleaning, and simulated passivation. These are clearly distinguished on the tafel plot of an instantaneous corrosion rate. The decrease  is caused by the formation of a protective film with the participation of the inhibitor and a subsequent stabilization of these film. AC impedance study by EIS supports the increase in surface coverage of the carbon steel surface by the inhibitor, forming a protective film. Further verification comes from the surface characterization of the inhibited metal surface by SEM and EDS spectrum revealed O, P, Zn, and Ca, beside Fe peaks. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supratman
"Ekstrak biji keluak dan ubi ungu merupakan ekstrak inhibitor dari tumbuhan yang potensial dapat dijadikan bahan inhibitor alternatif ramah lingkungan untuk diaplikasikan pada pipa baja API 5L. Kemampuan inhibisi korosi dari kedua inhibitor ini diinvestigasi dengan menggunakan pengujian Polarisasi Potensiodinamik dan 'Electrochemical Impedance Spectroscopy<' (EIS). Sedangkan senyawa kimia yang terkandung didalam inhibitor diinvestigasi dengan pengujian FTIR. Dari hasil karakterisasi yang dilakukan terhadap kedua ekstrak inhibitor tersebut dengan pengujian FTIR menunjukkan bahwa senyawa yang terdapat pada kedua inhibitor tersebut adalah senyawa golongan 'flavonoid<' dari group fungsi polar seperti hidroksil dan karbonil.
Sedangkan dari hasil pengujian elektrokimia didapatkan efisiensi inhibisi terbaik terjadi pada konsentrasi inhibitor yang secara berturut- turut adalah 4000 ppm pada ekstrak biji keluak dengan efisiensi 61.28%, 3000 ppm pada ekstrak ubi ungu dengan efisiensi 65.31% dan 4000 ppm : 4000 ppm pada kombinasi ekstrak biji keluak & ubi ungu dengan efisiensi sebesar 26.93%. Hasil pengujian EIS menunjukkan bahwa kedua inhibitor ini dapat melindungi logam dengan membentuk sebuah lapisan film yang melapisi permukaan logam. Mekanisme adsorpsi inhibitor menunjukkan sebagai mekanisme adsorpsi secara fisik serta sesuai dengan model dari Langmuir dan Tempkin.

Keluak seed extract and purple sweet potato are inhibitor extracts from plants that have the potential to be made as an environmental friendly inhibitors to apply for API 5L steel pipes. Corrosion inhibition ability of these two inhibitors were investigated by using Potentiodynamic Polarization and Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) tests. While the chemical compounds contained in inhibitor were investigated by FTIR testing. From the results of the characterization performed on the two inhibitor extracts by FTIR testing showed that the compounds contained in the two inhibitors were flavonoid compounds from polar function groups such as hydroxyl and carbonyl.
Meanwhile, the results of the electrochemical test showed that the best inhibition efficiency occurred on inhibitor concentration of 4000 ppm in the extract of keluak seed with efficiency of 61.28%, 3000 ppm in the purple sweet potato extract with efficiency of 65.31% and 4000 ppm : 4000 ppm in a combination of keluak seed extract & purple sweet potatoes with efficiency of 26.93%, respectively. The EIS test results showed that these two inhibitors can protect the metal by forming a film layer that inhibited the metal surface. The adsorption mechanism of the inhibitor shows as a physical adsorption mechanism and in accordance with the models from Langmuir and Tempkin.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52530
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>