Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69974 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Modelia Novinta Desweriel
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tindakan spesiesis manusia dalam pengelolaan kebun binatang yang menunjukkan hierarki pada alam semesta. Spesies non-manusia hidup dalam kekuasaan manusia yang mendominasi dan mengeksploitasi mereka. Kebun binatang mengambil satwa hidup dari habitat aslinya dan mengurung mereka di habitat buatan untuk dijadikan hiburan. Kepentingan non-utama manusia tersebut telah merenggut kebebasan mereka yang melambangkan antroposentrisme. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis. Hasil penelitian menyarankan manusia sebagai agen moral untuk mempertimbangkan penggunaan mahluk berperasa sebagai objek kebutuhan non-utama dari sudut pandang utilitarian.

ABSTRACT
The focus of this study is how speciecist acts of human beings reflects dominion which creates hierarchy. Putting non-human animals in captivity is a form of both domination and exploitation. Zoos capture wild animals from their natural habitats and put them in cages for the purpose of entertainment. This unnecessary interest of human has taken freedom of non-human species that shows anthropocentrism. This study used analytical descriptive method. The result of this study suggests humans as moral agents to consider using sentient beings as objects of their unnecessary interests from utilitarian prespective."
2016
S64301
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adham Azis Al Azmi
"ABSTRAK
Karya fotografi merupakan salah satu karya seni rupa yang dihasilkan dengan cara merekam pantulan cahaya yang mengenai objek dengan menggunakan kamera. Dalam pembuatan suatu karya fotografi, dimungkinkan adanya unsur non manusia yang ikut berpartisipasi, misalnya mesin, hewan atau tanaman. Dalam tulisan ini penulis akan membedah mengenai bagaimana menentukan pencipta dari suatu karya fotografi apabila terdapat unsur non manusia yang ikut berpartisipasi, apakah ciptaan karya fotografi tersebut dilindungi oleh hak cipta dan bagaimana kepemilikan hak cipta atas karya fotografi tersebut. Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian yuridis-normatif dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan bahan-bahan kepustakaan serta wawancara. Hasil temuan yang akan disampaikan dalam penulisan skripsi ini adalah teori-teori mengenai syarat sebagai pencipta karya fotografi yang harus diperhatikan dalam menentukan pencipta dari karya fotografi. Salah satunya adalah Teori Kepribadian dalam Hukum Personality Theory of Law . Mengenai objek perlindungan hak ciptanya, karya fotografi yang dilindungi oleh hak cipta adalah karya fotografi yang memenuhi syarat-syarat sebagai ciptaan yang dilindungi oleh hak cipta, yakni memenuhi syarat orisinalitas dan fiksasi. Ketika terdapat karya fotografi yang dihasilkan dilindungi oleh hak cipta, kemudian pencipta dari suatu karya fotografi tersebut telah ditentukan, maka dapat dikatakan bahwa perlindungan kepemilikan hak cipta atas karya fotografi tersebut menjadi jelas.

ABSTRACT
Photographic works is one of fine art works which is created by the way of recording light reflection that strikes into one object by using camera. In creating a photographic works, it is possible that non human participated, such as machines, animals, or plants. In this research the author will explain how to determine who the author of photographic works is if there is non human participation, then how the copyright protection of the photographic works is, and who the copyright holder of that photographic works is. The issues of this study were examined using method of juridical normative research with qualitative approach and using library materials also interview. The finding results presented in this study are theories of photographic works authorship requirements which is to determine who the author of photographic works is. One of doctrine to determine this is Personality Theory of Law. Then, about the object of copyright protection, photographic works itself should be protected by copyright when it fulfill requirements of works which are protected by copyright. These are originality and fixation. When the photographic works which is already produced protected by copyright, then author of that photographic works is already determined, so the ownership of copyright protection of that photographic works becomes clear."
2017
S69669
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anzal Aswar
"Penelitian ini melakukan eksplorasi kaitan antara Hak Asasi Manusia (HAM) dan Sungai Segah dalam perspektif ontologis. Melalui pendekatan Actor-Network Theory (ANT), penelitian ini berusaha memperpanjang konsepsi HAM dengan tidak terikat pada dikotomi biner antara manusia (subjek) dengan alam (objek). Dalam hal ini, kasus penyelewengan HAM melalui bencana yang terjadi akibat kasus kerusakan lingkungan, khususnya bencana banjir yang terjadi akibat luapan air sungai pada sungai Segah, Berau, Kalimantan Timur. Penelitian ini berupaya memberikan ruang bagi suara mereka (entitas non-manusia) yang dimediasi oleh penceritaan (storytelling). Tujuannya, agar konsepsi HAM tidak hanya terikat pada manusia sebagai subjek. Namun, juga untuk mencakup entitas non manusia dalam analisisnya. Wawancara dilakukan kepada salah satu tokoh masyarakat yang bermukim di sekitar bantaran aliran Sungai Segah sebagai upaya mendapatkan penceritaan intersubjektif mengenai peran aktif Sungai Segah dalam membentuk realitas sosial mereka. Selain itu, wawancara juga dilakukan kepada salah satu staf Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Berau yang sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam penanggulangan bencana sebagai usaha pengimplementasian HAM. Harapannya, agar dapat mendorong perubahan positif dalam praktik sosial untuk melindungi masyarakat dan lingkungan (entitas non manusia) yang rentan.
This research explores the relationship between human rights and the Segah River from an ontological perspective. Through the Actor-Network Theory (ANT) approach, this research seeks to extend the conception of human rights by not being bound to the binary dichotomy between humans (subjects) and nature (objects). In this case, the case of human rights abuse through disasters that occur due to cases of environmental damage, especially flood disasters that occur due to overflowing river water in the Segah river, Berau, East Kalimantan. This research seeks to provide space for their voices (non-human entities) mediated by storytelling. The aim is that the conception of human rights is not only tied to humans as subjects. But it also includes non-human entities in its analysis. An interview was conducted with one of the community leaders who lives around the Segah River in an effort to get intersubjective storytelling about the active role of the River in shaping their social reality. In addition, an interview was also conducted with one of the staff of the Regional Disaster Management Agency (BPBD) of Berau Regency who is the party responsible for disaster management as an effort to implement human rights. The hope is to encourage positive changes in social practices to protect vulnerable communities and the environment (non-human entities)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Umboh, Andrew Timothy
"Keberadaan Kebun Binatang Surabaya sebagai tempat untuk menjaga keberlangsungan spesies yang terancam punah menuai kritik karena terdapat indikasi adanya kekejaman terhadap satwa di dalamnya. Melalui sudut pandang species justice, manusia seharusnya bertanggung jawab terhadap spesies lain, namun berdasarkan kasus yang terjadi di Kebun Binatang Surabaya manusia merupakan subjek utama yang melakukan kekejaman terhadap satwa. Berbagai kasus yang menjadi temuan data dalam tulisan ini menunjukkan adanya bentuk kekejaman terhadap satwa yang berupa kematian satwa, kehilangan, dan kelalaian yang menyalahi kondisi positif dari animal welfare.
Penulis menyimpulkan bahwa pihak pengelola Kebun Binatang Surabaya telah melakukan pelanggaran hak-hak satwa karena lalai menyediakan perlindungan terhadap satwa di dalamnya sehingga perlu dilakukan penindakan dengan tegas. Meskipun uraian data mengenai kondisi satwa Kebun Binatang Surabaya tergolong kekejaman terhadap satwa, namun belum ada payung hukum yang kuat. Penggolongan kekejaman terhadap satwa sebagai tindak pelanggaran pidana dapat menjadi solusi untuk mencegah terjadinya kekejaman terhadap satwa lainnya.

The existence and role of Surabaya National Zoo as a safe haven for endangered species intice many critics due to indications of acts of cruelty against animals practiced inside the zoo by the its staff and management. Based on the perspective of species justice, humans are responsible for the well-being of other species. However, based on the case that took place at Surabaya National Zoo, humans were the main perpetrators of acts of cruelty against animals. Many cases included in this paper indicates acts of cruelty that inflicts harm to the extent of causing death, the loss of animals from captivity, and the unprofessionalism in the zoo keeping practices which violates the possitve conditions of animal wellfare.
The author of this paper concluded that the zoo's management have committed violations against animal rights due to their failure in providing safe haven for the animals under their captivity and must be severely punished. Even though the data in this paper are categorized as acts of cruelty against animals, there has yet to be any law that protects animals from said cruelty. The construction of animal cruelty as a violation against the law may be the solution in preventing other and/or possible cases of acts of cruelty against animals.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puspita Insan Kamil
"Menurut Epley, Waytz, Cacioppo 2007 , manusia memiliki kecenderungan untuk mengatribusikan sifat dan representasi manusia pada seekor binatang. Penelitian antropomorfisme pada binatang sayangnya belum lengkap menjelaskan sifat dan representasi manusia seperti apa yang kemudian memiliki dampak tertentu pada bagaimana manusia memperlakukan binatang. Penelitian dalam tesis ini mengujikan pengaruh jenis binatang dan jenis antropomorfisme ndash; menggunakan arketip innocent dan trouble maker terhadap intensi partisipan untuk memakan, menyarankan eradikasi pemusnahan, dan memelihara binatang. Penelitian ini dilakukan dalam dua studi, studi yang pertama dilakukan pada kelompok petani di Flores, dan kedua pada mahasiswa di Depok. Secara umum, manipulasi jenis binatang tidak mempengaruhi intensi partisipan untuk melakukan hal tertentu pada binatang, namun jenis antropomorfisme yang lebih memiliki peran dalam tiga intensi tersebut.

Epley, Waytz, Cacioppo 2007 argued that humans tend to attribute human's trait or representation to non human animal. However, researches in anthropomorphism have not yet comprehensively explained which traits or representations that lead to specific human behavior towards animal. This research examined the effect of animal and anthropomorphism types ndash using innocent and trouble maker archetypes to participant intention's in eating, suggesting eradication, and pet an animal.Conducted in two separated studies ndash to farmers community in Flores and college students in Depok, the two studies proved that animal types hold no effect on participants intention towards specific animal, and it is anthropomorphic types which has effect on the three intentions.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T50566
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Candra Muzaffar
Yogyakarta : Pilar Media, 2007,
323 Hum
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Monika
"Skripsi ini membahas pentingnya synurbization untuk hadir di kota. Synurbization adalah kejadian ketika binatang datang, beradaptasi, dan berkembang biak di kota karena kecocokan akan lingkungan kota. Manusia dan binatang perlu diintegrasi kehidupannya. Binatang merupakan komponen penting dalam ekosistem yang perlu diberikan ruang dalam kota. Sehingga kota tidak bisa dipandang hanya untuk kepentingan dan hunian bagi manusia saja karena kota mempunyai ekosistem yang membuat segala sesuatu hidup di dalamnya. Suatu ekosistem terdiri dari berbagai jenis keanekaragaman hayati yang bersama-sama memfungsikan ekosistem tersebut. Jadi, synurbization adalah subjek yang penting dalam kota yang mempunyai peluang untuk menjadikan kota lebih berkualitas.

This writing discusses the importance of synurbization existence in the city. Synurbization is a phenomenon in which the animals come, adapt, and breed in urban areas because of the environment. Human and animal environment need to be integrated. Animals, as one of component in urban ecosystem should be given the space to live in the city. City cannot be considered only for human, because a city is the ecosystem where human and animal live and alive. Within the ecosystem, there are biodiversity that participate in the functioning of the ecosystem. Thus, synurbization is an important aspect to enhance the quality of the city.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adiyanti Ekaputri
"Karya sastra tidak hanya berfungsi untuk menghibur, melainkan dapat dijadikan sebagai sarana penyampaian kritik sosial. Dalam jurnal ini penulis membahas, kritik sosial dalam Novel Kani Kosen karya Kobayashi Takiji melalui tokoh bernama Mandor Asakawa, juga terhadap tindak eksploitasi buruh dan pelanggaran Hak Asasi Manusia. Masalah yang dibahas adalah bentuk eksploitasi buruh yang dilakukan Mandor Asakawa dan kritik sosialnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan teknik pengumpulan data studi pustaka. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bentuk eksplotasi buruh oleh Mandor Asakawa dan kritik sosial dari perbuatan tersebut. Berdasarkan teori eksploitasi buruh Karl Marx, dapat disimpulkan bahwa tokoh Mandor Asakawa melakukan banyak tindak eksploitasi dan penggambaran perilaku eksploitasi tersebut adalah bentuk kritik sosial yang disampaikan Kobayashi Takiji selaku pengarang.

Literature is written not only to entertain readers, but also can be used as a tool to convey social criticism. This paper deals with social crticism which being portrayed by Mandor Asakawa's behaviour in the novel Kani Kosen written by Kobayashi Takiji. This study aims to describe labour exploitation performed by Mandor Asakawa and the social criticism from it. The data taken from original text of the Kani Kosen novel written in Japanese and Indonesian. Using theory about labour exploitation by Karl Marx and social criticism also with data analysis, Mandor Asakawa performed many labour exploitation and Kobayashi Takiji as Kani Kosen's author delivers his social criticism with Mandor Asakawa's behaviour."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Baihaqi Abdullah
"Tugas akhir ini ditulis dalam rangka mengkaji mengenai gratitude yang berperan sebagai elemen spasial yang dapat memberikan respon terhadap isu kelangkaan, lingkungan, dan ekonomi. Scarcity merupakan isu kompleks antara sebab dan akibat yang terjadi pada dunia saat ini. Salah satu hal yang merupakan alasan utama terjadinya scarcity adalah sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan populasi manusia yang tidak terbatas, ketidakseimbangan ini yang menjadi satu dari banyak faktor pemicu scarcity. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan kajian ini berupa pengkajian literatur dari buku dan jurnal yang membahas tentang scarcity, gratitude, & sensory spatial elements. Gratitude dalam merespon scarcity. Gratitude pada kehidupan keseharian, dan bagaimana gratitude hadir dalam ruang dan waktu. Selain itu terdapat studi kasus terkait aplikasi gratitude yang disintesakan oleh penulis dengan isu wabah Covid-19 yang terjadi di Kota Wuhan, China.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan kesimpulan bahwa elaborasi antara elemen simbolisme spasial seperti cahaya, suara, temparatur, dan skala pada ruang dapat menimbulkan emosi pada manusia dan merefleksikan memori yang terjadi saat pandemic melalui kualitas ruang. Museum pada area pasar ikan Huanan di pusat kota wuhan merupakan bentuk manifestasi arsitektur yang di desain oleh penulis.

The Final project was written in order to examine gratitude which acts as a spatial element that can provide responses to scarcity, environmental and economic issues. Scarcity is a complex issue between cause and effect that occurs in the world today. One of the main reasons for scarcity is limited resources to meet the needs of an unlimited human population, this imbalance which is one of the many triggers for scarcity.
Data collection methods used in writing this study in the form of a literature review from books and journals that discuss scarcity, gratitude, & sensory spatial elements. Gratitude in responding to scarcity. Gratitude in everyday life, and how gratitude is present in space and time. In addition there is a case study related to the application of gratitude that was synthesized by the author with the issue of the Covid-19 outbreak that occurred in Wuhan City, China.
Based on the results of the study, it was concluded that the elaboration between elements of spatial symbolism such as light, sound, temperature and scale in space can cause emotions in humans and reflect the memory that occurs during a pandemic through the quality of space. The museum in the Huanan fish market area in downtown wuhan is a form of architectural manifestation designed by the author.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farobi Fatkhurridho
"Waktu menjadi sebuah objek kaji dengan tingkat kompleksitas yang rumit, memahami waktu adalah berbicara perihal periodisasi, sejarah, dan memori. Waktu kemudian diidentifikasi sebagai gerak yang hadir dalam manifestasi masa lalu, masa kini dan masa depan. Film menjadi sebuah medium yang mampu memanifestasikan gerak dan waktu dalam produk visual dan tertangkap indera manusia. Film dapat membuat objek bergerak maju, mundur, atau bahkan berhenti sama sekali. Tenet (2020) adalah sebuah film yang mengaplikasikan konsep tersebut. Sebagai film fiksi sains, Tenet mengolah dimensi temporal baik dalam gagasan dan kemasan melalui sinematografi dan struktur naratifnya. Tenet menghadirkan gagasan kesadaran waktu yang tumpang tindih dari masa lalu, masa kini, dan masa sekarang. Sebuah mesin pintu putar dalam Tenet digunakan sebagai signifikansi hadirnya paradoks determinisme atau kondisi tercekik dalam lingkaran waktu yang sirkuler. Bentuk aporia atau kebimbangan deterministik yang dialami tokoh dalam Tenet merefleksikan dialog kesadaran manusia atas dimensi waktu. Tenet menyajikan perdebatan dua perspektif sikap manusia terhadap waktu, yakni perspektif yang modern dan manusia yang postmodern direpresentasikan melalui tokoh Protagonis dan Sator. Dalam tahapan yang lebih ideologis, Tenet menjadi film yang penuh ambivalensi dalam menyajikan dialog perspektif sikap manusia terhadap waktu tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan terminologi dan perspektif metamodenisme, yakni kemustahilan yang terus diusahakan. Segala agenda yang dilakukan oleh Protagonis dan Sator pada akhirnya akan berakhir pada kemustahilan, hal tersebut dikarenakan mereka telah terjebak dalam paradoks determinisme atau tercekik dalam putaran waktu yang sirkuler.

Time becomes an object of study with a complicated level of complexity, understanding time is talking about periodization, history, and memory. Time is then identified as motion that is present in past, present and future manifestations. Film is a medium capable of manifesting motion and time in visual products and is captured by the human senses. Movies can make objects move forward, backward, or even stop altogether. Tenet (2020) is a film that applies this concept. As a science fiction film, Tenet cultivates a temporal dimension both in ideas and packaging through its cinematography and narrative structure. Tenet presents the idea of overlapping time consciousness of the past, present, and present. A revolving door machine in Tenet used as a medium for the paradox of determinism or suffocation in a circular time loop. The form of aporia or deterministic indecision experienced by characters in Tenet reflects the dialogue of human consciousness on the dimension of time. Tenet presents a debate on two perspectives of human attitudes towards time, namely the modern perspective and the postmodern human being represented through the Protagonis and the Sator. In a more ideological stage, Tenet becomes a film full of ambivalence in presenting a dialogue from the perspective of human attitudes towards that time. This related to the terminology and perspective of metamodernism, namely the impossibility that continues to be pursued. All the agendas carried out by the Protagonis and Sator will eventually end in impossibility, this is because they have been trapped in the paradox of determinism or suffocated in a circular time loop.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>