Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64300 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irine Ayu Febiyanti
"Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) merupakan senyawa organik yang terkandung dalam limbah deterjen. Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) merupakan teknologi elektrokimia plasma yang menghasilkan radikal hidroksil (?OH) dalam jumlah besar dan dapat digunakan untuk mendegradasi LAS. Penelitian ini dilakukan untuk degradasi LAS menggunakan reaktor Multi-Anode Contact Glow Discharge Electrolysis (M-CGDE) sistem sirkulasi dan penambahan ion Fe2+ serta untuk mempelajari pengaruh jumlah anoda dan penambahan ion Fe2+ terhadap degradasi LAS. Penambahan jumlah anoda pada reaktor M-CGDE dapat meningkatkan degradasi LAS dengan hasil degradasi tertinggi sebesar 100 % dalam waktu 120 menit menggunakan 3 anoda. Penambahan ion Fe2+ dapat menekan rekombinasi ?OH menjadi H2O2 dan meningkatkan degradasi LAS dengan hasil degradasi LAS tertinggi sebesar 99,28 % selama 60 menit menggunakan 1 anoda dengan penambahan ion Fe2+ sebesar 20 mg/L. Nilai COD mengalami penurunan dari 290,02 mg/L menjadi 189,95 mg/L setelah proses CGDE menggunakan 1 anoda dengan penambahan ion Fe2+ sebesar 20 mg/L selama 120 menit. Selama proses degradasi LAS dihasilkan senyawa asam oksalat yang merupakan salah satu senyawa intermediet hasil degradasi LAS.

Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) is an organic compound which is commonly found in the detergent waste. Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) is a plasma electrochemical technology that produces hydroxyl radical (?OH) in large quantities and can be used for LAS degradation. This study has been conducted to degrade LAS using Multi-Anode Contact Glow Discharge Electrolysis (M-CGDE) circular system and the adding of Fe2+ ions, and to establish the influence of anode number and the adding of Fe2+ ion toward the degradation of LAS. Increasing the number of anode on M-CGDE reactor can increase LAS degradation with the greatest LAS degradation at a rate of 100% during 120 minutes using three anodes. The adding of Fe2+ ions can suppress ?OH recombination into H2O2 and increase LAS degradation with the greatest LAS degradation at a rate of 99,28% during 60 minutes using one anode with Fe2+ ion of 20 mg/L. COD value has decreased from 290,02 mg/L to 189,95 mg/L after CGDE process using one anode with Fe2+ ion of 20 mg/L during 120 minutes. It was confirmed that oxalic acid which is one of intermediate product was produced during LAS degradation process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45708
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adilfi Finasthi Kusuma Putri
"Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) merupakan salah satu teknologi elektrolisis plasma yang efektif digunakan dalam mendegradasi limbah. Penelitian ini dilakukan untuk mengaplikasikan sistem s-CGDE maupun m-CGDE dalam mendegradasi limbah LAS (Linear Alkylbenzene Sulfonate). Anoda yang digunakan berupa tungsten, sedangkan katoda yang digunakan berupa stainless steel SS-304. Larutan elektrolit yang digunakan berupa NaOH 0,02 M. Variabel proses dalam penelitian ini antara lain tegangan listrik, kecepatan pengadukan serta pengunaan lebih dari 1 anoda. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini yakni pengukuran konsentrasi LAS menggunakan metode MBAS, pengukuran konsentrasi H2O2 sebagai indikator produksi OH radikal menggunakan metode titrasi iodometri, dan pengukuran asam oksalat menggunakan metode titrasi permanganometri. Variabel proses yang menghasilkan konsentrasi limbah LAS paling rendah hingga 0,08 mg/L yakni tegangan listrik 700 V, kecepatan pengadukan sebesar 1000 rpm dan penggunaan 3 buah anoda. Konsentrasi H2O2 dan konsumsi energi listrik yang dibutuhkan untuk menghasilkan konsentrasi limbah LAS paling rendah yaitu 2,1025 mmol dan 1502,31 kJ/mmol.

Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) is one of plasma electrolysis technology which is effective for waste degradation. The aim of this research is to apply s-CGDE and m-CGDE in LAS degradation. Anode which is used on this research is made from tungsten and for the cathode from stainless steel (SS-304). NaOH 0,02 M as an electrolyte solution. Another variation are voltage variable on 600 V and 700 V, mixing speed variable, also multi anode variable. Some tests on this research are MBAS method to measure LAS concentration, iodometric titration to measure H2O2 concentration as indicator of OH radical, and permangometric titration to measure oxalic acid concentration. Process variable which result lowest of LAS concentration to 0,08 mg/L are 700 V of voltage, 1000 rpm of mixing speed, and using three anodes. H2O2 concentration and energy consumption of degradation which result those LAS concentration are 2,1025 mmol and 1502,31 kJ/mmol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58846
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Tien Seratri
"Penelitian ini bertujuan untuk mendegradasi fenol dengan metode Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) yang telah terbukti mampu mendegradasi beberapa macam polutan organik melalui mekanisme pembentukan radikal hidroksil. Radikal tersebut diperoleh melalui penguraian molekul H2O akibat adanya eksitasi elektron. Dari penelitian ini diperoleh kondisi optimum untuk degradasi fenol melalui pengujian pengaruh tegangan, konsentrasi Na2SO4, kedalaman anoda, dan penambahan Fe2+ terhadap persentase degradasi fenol dan konsumsi energi yang dihasilkan. Kondisi optimum tersebut diperoleh pada tegangan 700 Volt, Na2SO4 0,03 M, kedalaman anoda 5 mm, penambahan Fe2+ sebanyak 20 ppm selama 15 menit dengan persentase degradasi sebesar 92,57 % dan konsumsi energi sebesar 36,3 kJ/mmol.

This research aims to remove phenol contaminants using Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) method which has been approved to remove some organic pollutants through hydroxyl radical formation mechanism. Those radicals were acquired from H2O moleculs decomposition that caused by electron excitation. Optimum conditions for phenol degradation were obtained by known the influence of applied voltage, Na2SO4 concentration, depth of the anode, and Fe2+ addition toward percentage of phenol degradation and energy consumption. Optimum result of phenol degradation was 92,57 % which gets from applied voltage 700 volt, Na2SO4 0,03 M, 5 mm anode depth, and additon of 20 ppm Fe2+ during 15 minutes process with energy consumption as 36,3 kJ/mmol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46628
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrahim
"ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan metode elektrolisis Plasma untuk degradasi limbah
LAS. Metode elektrolisis plasma dapat digunakan untuk degradasi limbah organik
karena dapat memproduksi radikal hidroksil dalam jumlah besar. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas degradasi limbah
LAS menggunakan multi-reactor cascade sirkulasi semi-kontinu. Degradasi LAS
terbesar pada penelitian ini mencapai 81,91% dengan konsumsi energi sebesar
2227,34 kJ/mmol pada kondisi tegangan 600 V, konsentrasi KOH 0,03 M,
kedalaman anoda 0,5 cm dan menggunakan 3 reaktor selama 120 menit proses.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa degradasi LAS menggunakan multireactor
cascade sirkulasi semi-kontinu pada kondisi optimum belum dapat
memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia dalam Kep-
51/MenLH/10/1995.

ABSTRACT
This research using Plasma Electrolysis method for degradation LAS waste.
Research plasma electrolysis for degradation of organic waste has been carried out.
Plasma electrolysis method can be used for degradation organic waste because this
method can produce large amounts hydroxyl radicals. The purpose of this research
is to increase the efficiency and effectiveness of the LAS waste degradation using
multi-reactor cascade with semi-continuous circulation system. The greastest LAS
degradation in this study up to 81.91% with 2227,34 kJ/mmol of the energy
consumption that is obtained by using 600 V of the voltage, 0.03 M of the KOH,
0.5 cm of the anode depth and using 3 reactor during 120 minutes of the process.
The results showe that degradation of LAS using multi-reactor cascade with semicontinuous
circulation system at the optimum condition can not fulfill quality
standards from Indonesia Government on Kep-51/MenLH /10/1995"
2016
T45703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhirah Zulfakhri
"S-CGDE merupakan salah satu teknologi elektrolisis plasma yang banyak digunakan dalam mendegradasi limbah cair. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan efektivitas s-CGDE dengan memodifikasi reaktor menjadi multi anode-CGDE (m-CGDE). Limbah yang digunakan adalah limbah LAS sintetik dengan konsentrasi awal 100 ppm dalam larutan elektrolit KOH 0,02 M, suhu operasi dijaga 30?60 oC, anoda berjenis tungsten diameter 1,6 mm, dan katoda SS-304 diameter 5 mm. Variasi yang dilakukan adalah tegangan listrik 600 dan 700 V, kecepatan pengaduk 0, 250, 500, 750, dan 1000 rpm, serta jumlah anoda 1, 2, dan 3 anoda. Pengujian yang dilakukan yakni pengukuran konsentrasi LAS menggunakan metode MBAS, pengukuran konsentrasi H2O2 sebagai indicator produksi radikal OH menggunakan titrasi iodometri, dan pengukuran konsentrasi asam oksalat menggunakan metode titrasi permanganometri. Variabel proses yang menghasilkan persentase degradasi limbah LAS paling besar hingga 99,97% yakni tegangan listrik 700 V, kecepatan pengaduk 500 rpm, dan menggunakan 3 anoda (m-CGDE) dengan energi yang dibutuhkan untuk mendegradasi limbah LAS sebesar 1264,2 kJ/mmol.

Single anode Contact Glow Discharge Electrolysis (s-CGDE) is one of plasma electrolysis technology which is commonly used for waste water degradation. The aim of this research is to increase the effectiveness of s-CGDE through m-CGDE. Waste is synthetic LAS with initial concentration 100 ppm in electrolyte solution KOH 0,02 M, range temperature in 30-60 oC, using wolfram anode 1,6 mm, and SS-304 cathode 5 mm. Variation including voltage on 600 and 700 V, stirrer speed on 0, 250, 500, 750, and 1000 rpm, number of anode 1, 2, and 3. Some of tests in this research are using MBAS method to measure LAS concentration, iodometric titration to measure H2O2 concentration as an indicator of OH radical, and permanganometric titration to measure oxalic acid concentration. Process variables which can reach 99,97% degradation of LAS are voltage on 700 V, stirrer speed 500 rpm, and using 3 anodes, and energy needs is 1264,2 kJ/mmol during 30 minutes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S59626
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nissa Utami
"Penelitian ini bertujuan untuk menegradasi limbah Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) agar mencapai baku mutu yang telah ditetapkan dengan metode Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE). LAS yang digunakan merupakan LAS sintetis dengan konsentrasi awal 100 ppm, dan larutan KOH sebagai elektrolitnya. Variasi variabel yang digunakan untuk penelitian ini adalah tegangan listrik (500 V, dan 600 V), konsentrasi elektrolit (0.01 M, 0.02 M, dan 0.03 M), dan kedalaman anoda (CGDE, 1 cm, dan 2 cm). Analisis produk yang dilakukan adalah pengukuran hidrogen peroksida, pengukuran kandungan LAS dengan metode MBAS, dan pengukuran konsumsi energi listrik selama proses degradasi berlangsung. Dari hasil penelitian didapat persentasi degradasi LAS mencapai 99,14% pada tegangan 600 volt, selama 2 jam dan menggunakan larutan elektrolit KOH 0,02 M. Konsumsi energi untuk mendegradasi LAS tersebut sebesar 1149,8817 KJ/mmol LAS yang terdegradasi dan konsentrasi hidrogen peroksida sebesar 298,52 ppm.

This research aimed to degrade Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) in order to achieve the quality standards established by Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) method. That are used synthetic LAS with initial concentrations 100 ppm, and KOH solution as the electrolyte. In this research variation of variables used are the power supply voltages (500 V, and 600 V), electrolyte concentrations (0,01 M, 0,02 M and 0,03M) and the depths of an anode (CGDE, 1cm and 20 cm). The product analysis is the measurements of hydrogen peroxide, concentration of LAS with MBAS method, and measurement of electrical energy consumption during the degradation process takes place. The result is the percentage of LAS degradation reached 99.14% at the voltage of 600 volts, in time 2 hours degradation and using KOH 0.02 M electrolyte solution. The energy consumption amounted to degrade LAS 1149.8817 kJ/mmol and the concentration of hydrogen peroxide at 298.52 ppm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marisa Tedjo
"Departemen Teknik Gas dan Petrokimia Universitas Indonesia telah melakukan beberapa penelitian tentang kemampuan pendegradasian satu jenis mikroorganisme terhadap senyawa hidrokarbon tertentu. Untuk melanjutkan dan lebih mengembangkan penelitian sebelum-sebelumnya, dilakukan penelitian untuk menguji ketahanan dan keefektifan konsorsium bakteri (kultur campuran) dalam mendegradasi limbah produk petroldmia yang digunakan oleh masyarakat secara luas. Dalam penelitian ini digunakan jenis sampel kontaminan berupa surfactant sintetis Linear AlkylBenzene Sulfonate (LAS), yang banyak diaplikasikan dalam detergen pembersih. Sedangkan mikroorganisme yang digunakan adalah mikroorganisme konsorsium yang telah dikultur sendiri oleh LEMIGAS, yaitu Pseudomonas aeroginosa, Bacillus subtilis, Bacillus aglomerans. Bacillus cereus, Bacillus alvae. Pelaksanaan proses biodegradasi dilakukan selama 12 hari dengan medium Lockhead and Chase, pada temperatur ruang, kecepatan pengocokan tetap, dengan inokulum awal bakteri sebesar 1.59 x 108 CFU/mL. Sementara itu variasi konsentrasi awal LAS yang digunakan adalah 100,400,700,1000 dan 1500 ppm. Hasil yang diperoleh dan penelitian menunjukkan bahwa konsorsium bakteri yang digunakan dapat hidup dalam lingkungan LAS sampai 1500 ppm. Pertumbuhan dan penurunan chemical oxygen demand teriadi maksimum pada konsentrasi yang terkecil, yaitu 100 ppm. Di sini LAS dapat berfungsi sebagai sumber karbon namun juga dapat berisiko tinggi terhadap kelangsungan hidup beberapa jenis bakteri karena faktor penurunan tegangan permukaan. Hal ini menyebabkan konsorsium bakteri dengan jenis bakteri yang digunakan dalam penelitian ini dapat mendegradasi LAS, namun kurang efektif."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49548
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Puspita
"Contact glow discharge electrolysis (CGDE) terbukti mampu mendegradasi banyak senyawa organik berat seperti zat pewarna karena produksi ?OH yang sangat banyak. Penelitian ini bertujuan untuk mendegradasi limbah pewarna batik jenis Remazol Red dengan metode CGDE dan penambahan ion Fe2+. Penambahan garam besi terbukti dapat meningkatkan efisiensi proses. Degradasi zat pewarna diamati dengan mengukur absorbansi dengan alat Spektrofotometer UV-Vis. Kondisi optimum yang diperoleh adalah dengan larutan elektrolit Na2SO4 0,01 M; tegangan 860 V; penambahan FeSO4 0,1 gram, volum limbah 1500 mL, dan menggunakan 1 anoda tungsten kedalaman 5 mm dengan persentase degradasi limbah mencapai 99,92% dalam waktu 20 menit.

Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) has been shown to degrade much weight organic compounds such as dyes for the production of ?OH is excess. This research aims to degrade batik dye waste Remazol Red, using CGDE method with the addition of Fe2+ ion. The addition of iron salt compounds has proven to increase process efficiency. Dye degradation is known by measure its absorbances with Spectrophotometer UV-Vis. The result of study showed that percentage degradation was 99,92% in 20 minutes which obtained by using Na2SO4 0,01 M, with addition FeSO4 0,1 gram, applied voltage 860 volt, and 1 wolfram anode 5 mm depth."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64284
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Nugraha
"CGDE merupakan salah satu teknologi elektrolisis plasma yang efektif digunakan dalam mendegradasi limbah. Penelitian ini dilakukan untuk mengaplikasikan sistem CGDE dalam mendegradasi LAS. Anoda yang digunakan yakni tungsten dan katoda yakni SS-314 dengan jarak diantara keduanya sebesar 40 mm. Larutan elektrolit yang digunakan yakni Na2SO4 yang divariasikan pada konsentrasi 0,01 M, 0,02 M, dan 0,03 M. Variasi lainnya yakni variabel tegangan listrik 500 V dan 600 V serta variasi panjang kedalaman anoda pada 0,5 mm, 10 mm, dan 20 mm. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini yakni pengukuran konsentrasi LAS menggunakan metode MBAS, pengukuran konsentrasi H2O2 sebagai indikator produksi radikal OH (OH•) menggunakan metode titrasi iodometri, dan pengukuran konsentrasi asam oksalat menggunakan metode titrasi permanganometri. Variabel proses yang menghasilkan konsentrasi limbah LAS paling rendah hingga 3,81 mg/L yakni tegangan listrik 600 V, konsentrasi larutan elektrolit Na2SO4 0,02 M, dan panjang kedalaman anoda yang tercelup 20 mm di dalam larutan sistem. Konsentrasi H2O2 dan konsumsi energi degradasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan konsentrasi limbah LAS paling rendah yaitu 958 mmol dan 2650 kJ/mmol.

CGDE is one of plasma electrolysis technology which is effective for waste degradation. The aim of this research is to apply CGDE in LAS degradation. Anode which is used on this research is made from tungsten and cathode from SS-314 with the distance between them are 40 mm. Na2SO4 as an electrolyte vary on concentration 0.01 M, 0.02 M, and 0.03 M. Another variation are voltage variable on 500 V and 600 V, also anode depth in solution on 0.5 mm, 10 mm, and 20 mm. Some of tests on this research are MBAS method to measure LAS concentration, iodometric titration to measure H2O2 concentration as an indicator of OH radical (OH•), and permanganometric titration to measure oxalic acid concentration. Process variabel which result lowest LAS concentration to 3.81 mg/L are 600 V of voltage, 0.02 M of electrolyte concentration, and 20 mm of anode depth. H2O2 concentration and energy consumption of degradation which result those LAS concentration are 958 mmol and 2650 kJ/mmol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Ridzki Aditya Kurniawan
"ABSTRAK
Fenol dan logam Cr VI merupakan limbah organik dan logam berat berbahaya yang dihasilkan dari berbagai macam proses industri seperti industri tekstil, cat, pewarna, dan lain lain. Untuk itu diperlukan teknologi pengolahan limbah yang efektif, salah satunya yaitu Contact Glow Discharge Electrolysis CGDE . Metode ini dapat menghasilkan spesi reaktif seperti radikal hidroksil sehingga mampu untuk mendegradasi limbah fenol dan Cr VI secara efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi optimum dalam mendegradasi limbah fenol dan Cr VI secara simultan melalui pengujian konsentrasi awal limbah fenol, penambahan aditif Fe2 , serta penambahan gelembung udara. Degradasi limbah diukur absorbansinya melalui alat spektrofotometer UV-Vis. Kondisi maksimum tersebut diperoleh pada tegangan 600 Volt, Na2SO4 0,02 M, kedalaman anoda 1,5 cm, penambahan Fe2 40 ppm dan penambahan gelembung udara selama 30 menit dengan persentase degradasi fenol sebesar 99,47 dan Cr VI 76,75 serta energi spesifik sebesar 344,473 kJ/mmol. Kata kunci : CGDE, limbah fenol dan Cr VI , aditif Fe2 dan gelembung udara

ABSTRACT
Phenol and Cr VI is an organic waste and dangerous heavy metals which generated from a wide variety of industrial processes such as textiles, paints, dyes, and others. For that reason, we need effective waste treatment technologies, one of them is Contact Glow Discharge Electrolysis CGDE . This method produce reactive species such as radical hidroxyl so as to be able to degradate phenol and Cr VI wastewater effectively. This research aims to obtain optimum condition in degradation of phenol and Cr VI wastewater simultaneously through variations such as initial concentration of phenol wastewater , the additive Fe2 , and bubbler addition. Waste degradation is measured its absorbances with UV Vis spectrophotometer. The maximum condition was obtained at a voltage of 600 Volt, Na2SO4 0.02 M, anoda depth 1.5 cm, additive Fe2 40 ppm and bubbler addition for 30 minutes with percentage of phenol is 99.47 , Cr VI 76.75 , and specific energi of 344.473 kJ mmol. Keywords Addition of Fe2 and bubbler, CGDE , Phenol and Cr VI wastes, Reactive species. "
2017
S67210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>