Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 211491 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Aryastuti
"Komplikasi persalinan merupakan penyebab langsung kematian maternal yang sebenarnya dapat dicegah melalui perawatan kehamilan yang baik. Peningkatan cakupan pemeriksaan kehamilan yang tidak diikuti dengan menurunnya komplikasi persalinan karena para ibu hamil belum sepenuhnya mendapatkan pelayanan yang sesuai standar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara perawatan kehamilan dengan komplikasi persalinan pada ibu di Indonesia. Penelitian ini merupakan studi analitik menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian yaitu semua perempuan usia 15-49 tahun yang pernah melahirkan anak hidup maupun mati, tercakup dalam rumah tangga yang disurvei di 33 propinsi di Indonesia yang memenuhi kriteria sampel penelitian sebanyak 11.803 responden.
Variabel yang diteliti adalah komplikasi persalinan, perawatan kehamilan, umur ibu saat melahirkan, pendidikan, paritas, jarak kelahiran, penolong persalinan, tempat persalinan, riwayat komplikasi kehamilan, riwayat komplikasi persalinan sebelumnya dan kehamilan kembar. Analisis menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kejadian komplikasi persalinan di Indonesia antara kurun waktu tahun 2007-2012 sebanyak 49,2% dan prevalensi perawatan kehamilan yang buruk tidak sesuai standar sebanyak 91,2%. Ibu dengan perawatan kehamilan yang buruk berisiko 1,3 kali lebih tinggi mengalami komplikasi persalinan dibandingkan dengan ibu dengan perawatan kehamilan baik (OR: 1,3, 95% CI: 1,14-1,49).

The complication that appears during delivery is the direct cause of maternal death which could be prevented through a better antenatal care. Improved antenatal coverage was not followed by decline of delivery complication since mothers/pregnant women has not been fully obtained adequate standard services. The purpose of this study to analyze the relationship between antenatal care with childbirth complications on mothers in Indonesia. This research is an analytical study uses data of Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) at year 2012 with cross-sectional design study. The research sample was all women aged 15-49 years who had given birth the child alive or dead, is included in the households surveyed in 33 provinces in Indonesia that meet the criteria of the study sample as many 11.803 respondents.
Variables studied are childbirth complications, antenatal care, maternal age in childbirth, education, parity, preceding birth interval, birth attendence, place of delivery, a history of pregnancy complications, previous history of childbirth complications and multiple pregnancies. Analysis using multiple logistic regression. Results showed the prevalence of childbirth complications on mother's in Indonesia between the period of 2007-2012 as much as 49.2% and the prevalence of poor antenatal care (is not according to standards) as much as 91.2%. Mothers with poor antenatal care were 1,3 times higher risk for complications of childbirth compared with women with good antenatal care (OR: 1.3, 95% CI: 1.1 to 1.4).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46221
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Nurjanah
"Plasenta previa merupakan salah satu resiko tinggi dalam kehamilan. Salah satu faktor yang meningkatkan terjadinya plasenta previa adalah kehamilan diatas usia 35 tahun. Faktor usia pada saat ini menjadi perhatian karena kecenderungan menunda kehamilan semakin meningkat terutama di kota besar. Salah satu faktor menunda kehamilan yaitu yaitu karena mengejar karir. Usia diatas 35 tahun termasuk dalam kategori risiko tinggi untuk terjadinya komplikasi karena kehamilan dan persalinan. Ada beberapa intervensi yang dilakukan pada periode antenatal dan postnatal. Pada antenatal yaitu penanganan risiko perdarahan dan cemas, pada periode postnatal yang mengatasi nyeri, seperti teknik relaksasi nafas dalam, distraksi, Penulis mengambil semua intervensi sebagai intervensi yang akan dianalisis. Hasil dari intervensi terhadap pasien kelolaan adalah semua intervensi dapat diimplementasikan. Rekomendasi penulisan ini adalah perawat harus memberikan edukasi kepada ibu hamil secara dini komplikasi yang mungkin terjadi seperti adanya tanda-tanda perdarahan. Keluarga juga harus Diberikan motivasi oleh perawat untuk berperan aktif dalam memberikan dukungan kepada klien.

Placenta previa is a high risk pregnancy. One factor that increases the incidence of placenta previa is a pregnancy over the age of 35 years. The age factor at this time of concern because of the tendency of delaying pregnancy has increased, especially in big cities. One of the factors delaying pregnancy because that is the pursuit of a career. Age over 35 years included in the high risk category for complications due to pregnancy and childbirth. There are several interventions at the antenatal and postnatal period. At the antenatal treatment of bleeding risk and anxiety, in the postnatal period pain management, relaxation techniques such as deep breathing, distraction, author takes all interventions as interventions to be analyzed. The results of these interventions on patients under management are all interventions can be implemented. Recommendation of this paper is to educate nurses should pregnant women early complications that may occur as signs of bleeding. Families should also be motivated by a nurse Awarded to play an active role in providing support to clients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ulul Albab
" Angka kematian ibu masih tinggi di Indonesia. Tahun 2012 angka kematian ibu 359 per 100.000 kelahiran hidup. Tingginya angka kematian ibu antara lain disebabkan kurangnya pemanfaatan pelayanan asuhan antenatal (ANC), serta pelayanan asuhan antenatal yang dilakukan oleh ibu hamil masih belum efektif karena secara kualitas belum sesuai dengan standar yang ditetapakan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas asuhan antenatal ibu hamil yang ditata laksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo dan faktor-faktor yang berhubungan. Penelitian observasional dengan desain cross sectional untuk mengetahui efektifitas asuhan antenatal ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo dan faktor-faktor yang berhubungan. Subjek penelitian ibu hamil yang ditatalaksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo bulan Desember 2013 – Mei 2014 yang memenuhi kriteria inklusi, dilakukan wawancara dan mengisi kuisioner yang telah disusun sesuai asuhan antenatal WHO. Dilakukan penilaian tentang data sosiodemografi ibu, tempat pelayanan kesehatan, petugas kesehatan, kesesuaian dengan asuhan antenatal WHO, pengetahuan, sikap dan perilaku responden serta efektifitas asuhan antenatal yang dilakukan. Jumlah total responden 100 orang. 54% berusia 20-34 tahun, 72% berpendidikan SMU atau sederajat, 45 % paritas 2-3, 74 % tidak bekerja, 67% pendapatan keluarga menengah ke bawah dan 79% mendapatkan dukungan dari keluarga. 48 % Responden mendapatkan asuhan antenatal di puskesmas, dan oleh 74% oleh bidan. 52 % asuhan antenatal yang dilakukan tidak sesuai dengan asuhan antenatal WHO. Tingkat pengetahuan dan perilaku responden tentang asuhan antenatal kurang, sedangkan sikap responden tergolong baik. Berdasarkan luaran pengetahuan, sikap dan perilaku responden 78% asuhan antenatal yang dilakukan tidak efektif. Tidak terdapat hubungan yang bermakna (P> 0.05) antara faktor usia, pendidikan,paritas,pendapatan, dukungan keluarga, faktor tempat pelayanan kesehatan, faktor petugas kesehatan dengan efektifitas asuhan antenatal. Terdapat hubungan yang bermakna (P<0.05) antara pekerjaan dengan efektifitas asuhan antenatal. Terdapat hubungan yang bermakna (P<0.05) antara usia, pekerjaan, dukungan keluarga dan pelayanan asuhan antental oleh dokter spesialis dengan perilaku responden. Kesimpulan penelitian ini, Asuhan antenatal ibu hamil yang ditata laksana di UGD RSUPN Dokter Cipto Mangunkusumo 78% tidak efektif.

Maternal mortality ratio in Indonesia is still high, as high as 359 / 100.000 live births in 2012. This number may be due to limited use of antenatal care and ineffective antenatal care because of substandard quality. The objective of this study determine the effectivity of antenatal care of pregnant women managed in emergency room of Cipto Mangunkusumo National Referral Hospital and associated factors. This is an observational study with cross sectional design. Subjects recruited are pregnant womenmanaged in emergency room of Cipto Mangunkusumo National Referral Hospital from December 2013 – Mei 2014, who fulfilled the inclusion and exclusion criteria. We conducted an interview and filled a questionnaire accoring to WHO standards. We assessed maternal sociodemographical data, health facility, health professional, accordance to WHO antenatal care standards, knowledge, attitude, and practice of respondents and effectivity of antenatal care performed. One-hundred subjects were recruited. 54 % 20-34 years old, last education high school (72%), parity 2-3 (45%), not working (74%), lower to middle income class (67%), and had support from family (79%). Respondents received antenatal care in primary health centre (48%), performed by midwives (74%). 52 % received antenatal care doesn’t meet the standard antenatal care model by WHO. Knowledge and practice of respondents about antenatal care were low, but the attitude was good. Based on knowledge, attitude and practice, 78% antenatal care whose performed are ineffective There was no correlation (P>0.0) between age, education level, parity, income, family support, health facility, and health professional with effectivity of antenatal care. There was a correlation (P<0.05) between job with effectivity of antenatal care. There was a correlation (P<0.05) between age, job, family support, and antenatal care performed by specialist with practice. Conclusion of this study Antenatal care of pregnant women managed in emergency room of Cipto Mangunkusumo National Referral Hospital 78% ineffective. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Fatmawati
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi pada ibu hamil terhadap kemungkinan terjadinya preeklampsia berat/eklampsia berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi di Puskesmas Sumberjaya tahun 2012. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Sampel dari penelitian ini adalah ibu hamil di Wilayah Puskesmas sumberjaya berjumlah 90 orang. Hasil penelitian menyarankan bahwa dokumentasi asuhan kebidanan harus diterapkan untuk semua ibu hamil, dan informasi tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan harus disampaikan kepada ibu hamil.

This study aims to identify pregnant Woman to the possibility of Serious preeclampsia/eclampsia based on factors that affect In Sumberjaya Community Health Centers year of 2012. The study was a quantitative study With cross sectional research design. Sample of the study was pregnant at the Sumberjaya Community Health Centers numbered 90 people. The results suggest that the documentation of midwifery care should be applied to all pregnant Woman."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Neneng Herawati
"Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda mulai persalinan dan ditunggu satu jam sebelum terjadi in partu . Sebagian besar ketuban pecah dini terjadi pada kehamilan aterm lebih dari 37 minggu, sedangkan kurang dari 36 minggu tidak terlalu banyak. Manuaba. (2006). Penulisan karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan Pada Ny. D dengan G3 P2 A0 Pre dan Post SC dengan indikasi ketuban pecah dini. Masalah pre operasi dan post operasi ansietas, risiko infeksi, nyeri akut dan ketidakefektifan pemberian ASI. Intervensi keperawatan yang diberikan meliputi mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam, melakukan, pemantauan kehamilan selama proses persalinan dengan ketuban pecah dini, mengajarkan manajemen laktasi. Hasil karya ilmiah ini menyarankan institusi pelayanan kesehatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara holistik dan komprehensif.

Premature rupture of membranes is rupture of membranes before there are signs of labor and eagerly begin one hour before the in partu. Most of premature rupture of membranes at term pregnancy occurs in more than 37 weeks, whereas less than 36 weeks is not too much. Manuaba. (2006). Writing scientific papers end aims to provide an overview of nursing care In Ny. D with G3 P2 A0 Pre and Post SC with Indication premature rupture of membranes. Problems preoperative and postoperative anxiety, risk of infection, acute pain and ineffectiveness of breastfeeding. Nursing interventions provided include teaches deep breathing relaxation techniques, conduct, monitoring pregnancies with premature rupture of membranes during childbirth, lactation management teaching. The results of this paper suggest a health care institution to provide nursing care in a holistic and comprehensive.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Esriani
"Pelayanan antenatal (ANC) adalah salah satu program kegiatan Puskesmas yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang berupaya memberikan pelayanan yang berkualitas kepada ibu hamil, mendidik serta memotivasi ibu hamil agar dapat merawat dirinya selama hamil, serta berupaya merubah sikap dan perilaku kearah keamanan persalinan.
Berdasarkan basil survei yang dilakukan, maka peneliti mencoba melakukan analisis data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2002-2003 tentang Hubungan Kualitas Layanan Antenatal dengan Kejadian Komplikasi Persalinan, yang terdiri dari beberapa variabel yaitu variabel babas utama adalah kualitas layanan antenatal, dan variabel kontrol adalah status reproduksi (umur, paritas, jarak kehamilan), status kesehatan (riwayat obstetri), Perilaku sehat (penolong persalinan, penggunaan KB), tempat persalinan, kualitas pelayanan (penyuluhan) dan komplikasi persalinan yang terdiri dari dua kriteria (partus lama dan perdarahan).
Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional, dengan melakukan analisis data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2002-2003. Setelah ditentukan kriteria inklusi dan eksklusi maka diperoleh sampel minimal meliputi 11674 sampel. Analisis data yang digunakan meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan kualitas layanan antenatal berinteraksi dengan jarak kelahiran, dimana pada jarak kelahiran ? 2 tahun hubungan kualitas antenatal dengan komplikasi persalinan (OR F 0,94), sedangkan pada jarak kelahiran < 2 tahun hubungan kualitas layanan antenatal dengan komplikasi persalinan (OR = 1,98) atau dari hasil uji interaksi diperoleh (OR = 2,01, 95%CI 1,11-3,97).
Hasil penelitian masih dipengaruhi cara pengukuran, sehingga untuk memperoleh hasil yang iebih valid disarankan dilakukan penelitian selanjutnya dengan perigukuran yang lebih baik dan desain yang lebih baik.

Antenatal Service (ANC) is one of the Puskesmas activities, which is Mother and Child Health (KIA) that make effort in giving quality service to pregnant mother, educating and also motivating pregnant mother to take care of herself during pregnancy, and also make effort to change attitude and behavior toward give birth safety.
Based on survey conducted, researchers try to do data analysis of Demographic Survey and Health in Indonesia year 2002 - 2003 about Relation of Antenatal Service Quality with Give Birth Complication Cases, which consist of some variables such as main free variable is antenatal service quality, and control variable is reproduction status (age, parity, pregnancy gap), health status (obstetric history), health behavior (give birth assistance, KB use), give birth place, service quality (counseling) and give birth complication that consist of two criteria (delivery length and haemorrahage).
Research design was cross sectional, with data analysis of Demographic Survey and Health in Indonesia year 2002 - 2003. After criteria of inclusion and exclusion determined then obtained minimal sample include 11674 samples. Data analysis that used is including univariate, bivariate, and multivariate analysis.
Research result shows that relation of antenatal service quality interact with birth gap, where in birth gap? 2 years of antenatal quality relation with give birth complication (OR = 0,94). While in birth gap < 2 years of antenatal service quality with give birth complication (OR = 1.98) or from interaction test result got (OR = 2,01, 95% CI 1,11 - 3,97).
Research result still affected by measuring method, so that to obtain valid result suggested that advanced research done with better measuring and better design.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T18984
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2020
618.2 KEL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mulhaeriah
"Kehamilan postterm adalah usia kehamilan yang memanjang sampai 42 minggu atau lebih yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti hormonal dan genetik. Meskipun angka kejadian kehamilan postterm sedikit, namun kehamilan postterm dapat memberikan dampak yang besar tehadap ibu dan janin. Oleh karena itu, penanganan kehamilan postterm dengan mengaplikasikan pendekatan yang efektif seperti Teori Model Keperawatan Need for Help sangat diperlukan dalam melakukan pengkajian, observasi dan tindakan yang cepat dan tepat selama proses persalinan. Selain itu, Theory of Unpleasant Symptoms dapat juga diaplikasikan untuk membantu mengurangi gejala-gejala ketidaknyaman dari segala aspek baik aspek fisik, psikologis, dan situasional selama proses persalinan. Kelima kasus kelolaan mengalami gejala-gejala ketidaknyaman yang saling mempengaruhi setiap gejala dan membutuhkan penanganan segera. Setelah dilakukan terminasi kehamilan melalui induksi persalinan, ditemukan hasil yang berbeda di setiap kasus. Kasus dua sampai lima setelah diinduksi maka dapat melalui persalinan secara pervaginam sedangkan kasus satu berakhir dengan tindakan seksio sesaria karena terjadi gawat janin. Peran perawat khususnya perawat spesialis maternitas sangat diperlukan pada masa terminasi kehamilan tersebut dalam memberikan asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah pada ibu dengan dengan kehamilan postterm.

Post-term pregnancy is a prolonged pregnancy period till 42 weeks or more that can be caused by varied factors such as hormonal and genetic. Although the incident rate is considerably small, it can bring negative impacts to mother and her baby. Thus, it is important to manage the post-term pregnancy by applying effective approaches such as Need for Help Nursing Theory to ensure rapid and precise assessment, observation and immediate intervention carried out during delivery process. In addition, The Theory of Unpleasant Symptoms can also be applied to minimize unpleasant symptoms either physically or psychologically and situational discomfort during the labor. The five study cases revealed that the mothers experienced unpleasant symptoms that affected each other and required immediate treatment. After termination with labor induction were conducted, different results were found among the cases. Case two to five after be indiuced, they gave birth trough vaginal birth, whil case one ended with caesarean section because of fetal distress. Nurse role especially maternity nursing specialist is imperative during the gravidity termination period in performing nursing care to overcome problems experienced by mother with post-term pregnancy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Puspasari Ayu
"ABSTRAK
Kehamilan menjadi krisis situasional terutama bagi ibu primigravida sehingga berdampak pada kesejahteraan ibu dan janin. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi prenatal distress pada ibu primigravida dan faktor yang memengaruhinya. Desain penelitian berupa deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional pada 214 ibu primigravida di Kota Serang. Variabel independen yang diteliti diantaranya usia ibu, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, usia kehamilan, dukungan sosial, pengalaman masa lalu, kepuasan terhadap dukungan suami, perencanaan kehamilan serta prenatal distress sebagai variabel dependennya. Instrumen yang digunakan diantaranya Socio-demographic questionnaire, PTSD Symptom Scale PSS , Multidimensional scale of perceived social support MSPSS , London Measure of Unplanned Pregnancy Instrument LMUP , Marital Adjustment Test MAT dan Prenatal Distress Questionnaire PDQ . Hasil penelitian menunjukan mayoritas responden mengalami distress tinggi 55,6 . Usia ibu merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap terjadinya prenatal distress pada ibu primigravida OR=10,31; 95 CI, 4,7-22,6 . Semakin rendah usia ibu maka semakin meningkat masalah psikososialnya. Sebaliknya, semakin tinggi usia ibu maka semakin meningkat koneksi sosialnya sehingga lebih mudah menyesuaikan diri selama kehamilan. Petugas kesehatan sebaiknya lebih gencar memberikan penyuluhan pada remaja mengenai perencanaan kehamilan.

ABSTRACT
Pregnancy is a crisis situation, especially for primigravida, which affects the well being of mother and fetus. The aim of this research is to identify prenatal distress in primigravida and the factors that could affect it. The research design is in the form of analytic descriptive with cross sectional approach on 214 primigravida in Serang City. The independent variables of the research are including maternal age, education level, income level, gestational age, social support, past experience, satisfaction of husband support, pregnancy planning and prenatal distress as the dependent variable. The used Instruments are Socio demographic questionnaire, PTSD Symptom Scale PSS , Multidimensional scale of perceived social support MSPSS , London Measure of Unplanned Pregnancy Instrument LMUP , Marital Adjustment Test MAT and Prenatal Distress Questionnaire PDQ . The results showed that the majority of respondents have been through severe distress 55.6 . Maternal age is the most important factor which effects on prenatal distress in primigravida OR, 10.31 95 CI, 4.7 22.6 . The lower of the mother 39 s age, the more it increases his psychosocial problems. Or vice versa, the higher of the mother 39 s age, the easier they make social connections during pregnancy. Health workers should be more aggressive giving counseling to the teenagers about the planning of pregnancy."
2017
T49375
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Dewi Yusro Maha
"Pendahuluan: Indonesia adalah negara dengan angka kematian ibu kedua tertinggi di Asia Tenggara yang berhubungan secara langsung kejadian komplikasi persalinan. Masa kehamilan ditandai sebagai masa yang paling rentan yang dapat meningkatkan risiko kejadian komplikasi persalinan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemeriksaan kehamilan dengan kejadian komplikasi persalinan.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan menganalisis data Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2017. Sampel pada penelitian ini ialah 18.765 wanita usia 15-49 tahun yang melahirkan anak terakhir baik lahir hidup maupun lahir mati selama 5 tahun terakhir. Analisis multivariat menggunakan uji regresi cox untuk mengetahui besaran risiko pemeriksaan kehamilan dengan kejadian komplikasi persalinan.
Hasil: Dari hasil analisis diperoleh bahwa terdapat 21,1% wanita mengalami 3 dari 6 gejala komplikasi persalinan dan kejadian komplikasi persalinan yang paling banyak terjadi pada ibu yang tidak melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal (ANC) secara lengkap dan tidak mendapatkan layanan 7T sebesar, yakni 28,9%. Wanita Usia Subur (WUS) yang melakukan kunjungan ANC secara lengkap dan tidak mendapatkan layanan 7T berisiko 1,19 kali untuk mengalami kejadian komplikasi persalinan, WUS yang tidak melakukan kunjungan ANC secara lengkap dan mendapatkan layanan 7T memiliki besaran risiko yang sama untuk mengalami kejadian komplikasi persalinan dan WUS yang tidak melakukan kunjungan ANC secara lengkap berisiko 1,43 kali untuk mengalami kejadian komplikasi persalinan setelah melakukan kontrol terhadap variabel penolong persalinan, riwayat ibu bersalin dan variabel interaksi.
Kesimpulan: Penelitian ini mengimplikasikan ibu yang tidak melakukan kunjungan ANC secara lengkap dan tidak mendapatkan layanan 7T dapat meningkatkan risiko mengalami kejadian komplikasi persalinan.

Introduction: Indonesia is the country with the second highest maternal mortality rate in Southeast Asia which is directly related to the incidence of labor complications. Pregnancy is marked as the most vulnerable period which can increase the risk of labor complications.
Objective: This study aims to determine the relationship between antenatal care with the incidence of labor complications.
Method: This study used a cross-sectional design by analyzing data from Indonesian Health Demographic Survey 2017. The sample in this study was 18,765 women aged 15- 49 who gave birth to the last child, both live and stillbirth during the last 5 years. Multivariate analysis using cox regression test to determine the magnitude of the risk of antenatal care with the incidence of childbirth complications.
Results: From the analysis, there were 21.1% of women experiencing 3 of the 6 symptoms of childbirth complications and the most frequent occurrence of labor complications in mothers who did not have complete antenatal care (ANC) visit and did not get 7T services of 28 9%. Fertile Age Women who make a complete ANC visit and do not get 7T services have a risk of 1.19 times to experience the incidence of labor complications, WUS who do not complete the ANC visit and get 7T services have the same magnitude of risk for experiencing the incidence of labor complications and WUS who did not make a complete ANC visit had a risk of 1.43 times to experience the incidence of labor complications after controlling for the birth attendants, maternal history and interaction variable.
Conclusion: This study implies that mothers who did not complete ANC visits and did not receive 7T services could increase the risk of experiencing labor complications.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>