Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106508 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratu Dety Laila Qara
"Industri bumbu masak mengalami perkembangan pesat. Peluang bisnis di industri ini menarik para pengusaha MSG (mononatrium glutamat) untuk membangun bisnis dalam ceruk pasar ini. Tak terkecuali PT Miwon Indonesia pada tahun 1973 ikut hadir dalam bisnis penyedap rasa MSG sebagai produk me-too dengan merek Miwon. Saat ini terdapat kurang lebih tiga merek produk MSG yang bersaing untuk memperebutkan pasar konsumen di industri MSG.
Akan selalu bermunculan para pengikut baru, hal ini membuat perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan pada keunggulan produk MSG mereka, tetapi juga harus menerapkan konsep strategi komunikasi pemasaran yang mampu menarik perhatian pasar dan bisa mendapat tempat dihati konsumen juga bagaimana perusahaan mampu menghasilkan produk yang memang dibutuhkan dan diinginkan konsumen sehingga akan menciptakan permintaan pasar.
Penelitian ini menggambarkan dan menganalisa bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh produk Miwon sebagai produk me-too, serta menganalisa kendala-kendala yang dihadapi dan mengidentifikasi medium apa yang paling tepat untuk digunakan oleh produk Miwon.
Di akhir penelitian, penulis menemukan bahwa Miwon memadukan berbagai unsur pemasaran melalui marketing mix dan promotion mix. Untuk kualitas rasa maupun isi, produk Miwon sudah mampu mengakomodir keinginan dan kebutuhan konsumennya. Ukurannya yang kecil hingga besar menjadi keunggulan dan diferensiasi karena kebanyakan kompetitornya berukuran lebih besar dan lebih mahal. Sejauh ini target retailer sudah mencapai target tetapi target konsumennya belum mencapai target. Hal ini dikarenakan distribusi yang belum menyebar rata.

Seasoning industry grows very fast in Indonesia. Good opportunity lures entrepreneurs to build their seasoning business. Miwon Indonesia Ltd joins the current competition by introducing me-too product called Miwon. Nowadays, there are three seasoning products in Indonesian market.
It's always possible for new brands to join the crowd. Each brand can't only boast its overcoming quality of the product. They must adapt the right strategy of marketing communication to attract customers.
The research explains the strategy of marketing communication of me-too product. The possible communication problems and the most precise medium are identified by the researcher.
In conclusion, researcher finds that me-too product use two concepts of marketing, marketing mix and promotion mix. Speaking of the product quality, me-too product can accommodate the need of the customers. Me-too product may use differentiation to compete with other products. Sizing strategy is an example of the differentiation. Me-too product can fulfill the sales goal for retailers. But, reaching the sales goal for customers needs more efforts. Me-too product needs prevalent distribution to survive the business.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albertus Andre
"Tesis ini membahas strategi komunikasi pemasaran produk digital yang dimiliki oleh Harian Kompas bernama Kompas Epaper. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Paradigma penelitan yang dipilih adalah sosial konstruktivisme dengan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan diperkuat oleh pengamatan langsung dari lapangan. Hasil penelitian menyatakan bahwa strategi komunikasi pemasaran Kompas Epaper masih mengunggulkan kanal konvensional dan tidak banyak memanfaatkan kanal promosi digital. Hal ini seiring dengan tujuan utama komunikasi produk Epaper Kompas yang fokus untuk menjaga minat baca target pembaca harian yang sudah ada (existing reader), yang tren konsumsi medianya sudah berubah menjadi media digital, dengan tetap mempertahankan pengalaman (experience) membaca berita dalam bentuk surat kabar non-konvensional. Konteks dari khalayak yang ingin dijangkau oleh produk Epaper Kompas juga tidak hanya para pembaca berita, melainkan juga para pengiklan, dimana strategi bisnis Harian Kompas dilakukan untuk mengomunikasikan diversifikasi pelantar (platform) yang dimiliki sehingga mendapakan peningkatan pendapatan (revenue) dari para pemasang iklan yang sudah ada (existing advertiser).

This thesis paper investigated the marketing communication strategy of a digital product developed by Kompas Daily Newspaper. This study was conducted using qualitative approach with descriptive method. The selected research paradigm was social constructivism strengthened by a case study of the currently developed digital product, namely Kompas Epaper. In-depth interviews and direct field observation were the selected methods to collect primary data. The findings of this study states that the marketing communication strategy of Kompas ePaper still favors conventional channels and does not take advantage of the variousity of digital promotional channels. This finding is in line with the main purpose of communication of Kompas Epaper, which emphasized more on maintaining the exisiting reader's interest in reading daily newspaper, despite the trend that has shifted into digital media consumption, whilst keeping the experience of reading the news in the form of conventional newspaper. The targeted audiences by Kompas Epaper are not merely the readers, but also the advertisers as the quintessential part of Kompas daily?s business strategy. What it does is communicating the newly developed platform diversification of Kompas and eventually, to increase the current revenue from the existing advertisers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43713
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pita Cindriyani Utami
"Pesatnya perkembangan Korean Wave di Indonesia menjadi kesempatan baru bagi industri kecantikan dalam membangun strategi pemasaran. Salah satunya adalah Whitelab, yang telah menjadikan Sehun–seorang anggota boyband EXO asal Korea Selatan–sebagai Brand Ambassador mereka. Whitelab berusaha memanfaatkan ketertarikan dan loyalitas penggemar Sehun untuk menyebarkan brand awareness, membangun engagement, dan menaikkan angka penjualan melalui pengadaan merchandise serta event. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana fenomena commodity fetishism pada penggemar EXO dimanfaatkan melalui strategi komunikasi pemasaran merek produk kecantikan lokal Whitelab. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari studi literatur dan qualitative content analysis. Hasil analisis menemukan bahwa fenomena commodity fetishism terbentuk melalui penerapan strategi komunikasi pemasaran Whitelab yang ditandai dengan pengadaan merchandise serta event. Hal ini disebabkan oleh tingginya nilai yang diberikan penggemar Sehun EXO terhadap merchandise serta event, yang kemudian dapat menggiring penggemar pada sebuah kesadaran dan kebutuhan palsu (false consciousness).

The rapid development of the Korean Wave in Indonesia has become a new opportunity for the beauty industry to develop marketing strategies. One of them is Whitelab, which has made Sehun – a member of the boy band EXO from South Korea – as their Brand Ambassador. Whitelab tries to gain benefits from fans' loyalty to build brand awareness, intensify engagement, and increase sales figures by procuring merchandise and events. This study seeks to find out how Whitelab utilizes the phenomenon of commodity fetishism among EXO fans through a marketing communication strategy. By combining literature studies and qualitative content analysis, the study finds that Sehun fans are highly interested in merchandise and events related to the idol. Thus, leading to false consciousness and need."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hadiati Amalia
"Majalah kini berupaya menarik pembaca yang terspesialisasi dengan mengkhususkan produksi informasi untuk target di pasar yang spesifik. Sementara itu, industri pernikahan mengalami perkembangan pesat. Peluang bisnis yang dimilikinya secara nyata menarik para pengusaha media massa untuk membangun bisnis dalam ceruk pasar ini. Tak terkecuali Le Mariage yang sejak tahun 2004 terbit sebagai majalah gratis (free magazine) kemudian pada tahun 2009 berubah konsep menjadi majalah jual.
Saat ini terdapat kurang lebih sepuluh buah majalah pernikahan yang bersaing untuk memperebutkan pasar pembaca dan pengiklan di industri pernikahan. Akan selalu bermunculan para pesaing baru, hal ini membuat perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan pada keunggulan produk majalah mereka, tetapi juga harus menerapkan konsep pemasaran yang mampu menarik perhatian pasar dan bisa mendapat tempat dihati konsumen juga bagaimana perusahaan mampu menghasilkan produk yang memang dibutuhkan dan diinginkan sehingga akan menciptakan permintaan pasar.
Penelitian ini menggambarkan dan menganalisa bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh majalah Le Mariage, serta menganalisa kendala-kendala yang dihadapi dan mengidentifikasi medium apa yang paling tepat untuk digunakan oleh majalah Le Mariage serta dampaknya terhadap tujuan pemasaran secara umum. Penelitian ini didasari oleh beberapa teori komunikasi yang berkaitan dengan komunikasi pemasaran dan pengaruhnya terhadap strategi pemasaran.
Dalam merintis bisnis, sebelum mengetahui strategi apa yang digunakan, harus ditetapkan dahulu tujuan yang akan dicapai dalam melaksanakan strategi ini. Dan tujuan tersebut dituangkan dalam informing, persuading, reminding atau ke dalam AIDDA, Attention, Interest, Desire, Decision, dan Action. Kemudian untuk menggapai tujuan tersebut disusunlah strategi dalam segmenting, targeting dan positioning kemudian product, place, price, dan promotion yang dikenal dengan bauran pemasaran (marketing mix). Dan total bauran promosi (promotion mix) terdiri dari campuran spesifik periklanan, public relation, personal selling, promosi penjualan, dan alat-alat direct marketing yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan membangun hubungan dengan pelanggan.
Unit analisa penelitian ini adalah sebuah organisasi media massa yakni PT. Le Mariage Indonesia. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan strategi studi kasus, penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu untuk menggambarkan strategi yang telah dilakukan majalah Le Mariage dan metode explanatif untuk menganalisa pengaruh strategi yang dilakukan terhadap tujuan pemasaran. Dalam hal ini, metode deskriptif tidak sebatas pada pengumpulan data dan penggunaannya, tetapi juga meliputi analisa dan interpretasinya tentang arti data tersebut. Teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan penelaahan dokumen.
Di akhir penelitian, penulis menemukan bahwa dalam usahanya mencapai tujuan pemasaran, yang diidentifikasikan sebagai kenaikan jumlah penjualan baik pembaca maupun pemasang iklan, Le Mariage memadukan berbagai unsur pemasaran melalui marketing mix dan promotion mix. Untuk kualitas isi majalah Le Mariage sudah lengkap dan mampu mengakomodir keinginan dan kebutuhan pembacanya. Ukurannya yang handy size menjadi keunggulan dan diferensiasi, karena kebanyakan kompetitornya berukuran lebih besar. Sejauh ini target pengiklan sudah mencapai target tetapi target pembacanya belum mencapai target.
Hal ini dikarenakan distribusi yang kurang tepat sasaran dan belum menyebar rata. Selain itu, kegiatan komunikasi pemasaran tanpa dilandasi marketing plan sehingga mengakibatkan kegiatan promosi yang kurang efektif dan efisien dan berpengaruh terhadap penjualan terhadap pembaca khususnya belum mencapai target yang diharapkan.

All Magazines are now trying to attract readers who are specialized in the production of specialized information to a specific target market. Meanwhile, the wedding industry undergoing rapid development. Business opportunity in this market attracted the attention of media entrepreneurs to build a business in this market niche. No exception for Le Mariage since 2004 published a free magazine and then in 2009 changed the concept to sell magazines.
Currently there are approximately ten media of wedding magazines competing for readers and advertisers in the market wedding industry. There will always be new competitors popping up, it makes the company can not simply rely on their magazine product excellence, but also have to apply marketing concepts to attract market attention and hearts of consumers could have a place as well as how the company is able to produce a product that is needed and wanted so will create market demand.
This study describes and analyzes how marketing communication strategy conducted by the Le Mariage magazine, and analyze the obstacles and identify what is the most appropriate medium for use by the Le Mariage magazine and its impact on general marketing purposes. This study is based on several theories related to communication and marketing communication impact on marketing strategy.
In starting a business, before knowing what strategies are used, Goal have to be set first to achieve in implementing this strategy. Objectives are set forth in informing, Persuading, Reminding or into AIDDA, Attention, Interest, Desire, Decision, and Action. Then to reach the goals formulated strategy in segmenting, targeting and positioning later product, place, price, and promotion is known as the marketing mix (marketing mix). And total promotion mix (promotion mix) composed of a specific blend of advertising, public relations, personal selling, sales promotion, and direct-marketing tools that the company uses to persuasively communicate customer value and build customer relationships.
The unit of analysis of this study is a mass media organization namely PT. Le Mariage Indonesia. By using a qualitative approach and strategy case studies, this research conducted by descriptive method, which is to describe the strategy that has made the magazine Le Mariage and explanatif method to analyze the influence of the strategy pursued against marketing purposes. In this case, the descriptive method is not limited to data collection and use, but also includes the analysis and interpretation of the meaning of the data. Techniques used in data collection techniques in-depth interviews, observations, and review of documents.
At the end of the study, the authors found that in attempting to reach marketing objectives, which is identified as an increase in the sales of both readers and advertisers, Le Mariage combines various elements of the marketing mix and marketing through the promotion mix. For Le Mariage quality magazine content is complete and able to accommodate the wants and needs of readers. The handy size of the magazine give Le Mariage advantage and differentiation, as most competitors are larger in size. So far the target advertisers are reaching the target but the readers target has not yet reached. This is because the distribution is less well targeted and has not spread evenly. Moreover, marketing communication activities without based marketing plan promotional activities resulting in effective and efficient manner and affect the sales of the particular reader has not reached the expected target.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T33752
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Silvialestari
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang
dilakukan oleh produk rumah tangga kategori pelicin pakaian merek Kispray
dalam upaya membangun ekuitas merek. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif. Pihak brand Kispray mewakili perusahaan dalam memberikan
informasi mengenai strategi komunikasi pemasaran yang digunakan Kispray.
Kesimpulan strategi komunikasi pemasaran yang digunakan Merek Kispray untuk
membangun ekuitas merek adalah advertising, sales promotion, event &
experience, dan public relations & publicity. Keempat strategi komunikasi
pemasaran yang digunakan masing-masing memiliki tujuan untuk membangun
ekuitas merek dari empat kategori pembentukan ekuitas merek menurut Kotler
(2009), yaitu brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand
loyalty. Pemasangan advertising bertujuan untuk pembentukan brand awareness
dan brand association. Sales promotion bertujuan untuk membangun lebih jauh
brand association. Pelaksanaan event & experience, dan public relations &
publicity bertujuan untuk membangun brand association, namun lebih banyak
pada tujuan perceived quality dan brand loyalty.

ABSTRACT
This research aims to find out the marketing communication strategy undertaken
by Kispray brand, aid ironing product, to build brand equity. Research method
used in this research is qualitative method. Kispray represents the company to
provide information of marketing communication strategies that used by the
brand. The conclusion of marketing communications strategy that used by
Kispray to build brand equity are advertising, sales promotion, event &
experience, and also public relations & publicity. These fourth marketing
communications strategy have a goal to build the brand equity of the four
categories of brand equity according to Kotler (2009), such as brand awareness,
brand association, perceived quality, and brand loyalty. Advertising placement
aims to build brand awareness and brand association. Meanwhile, sales promotion
aims to build more brand association. Furthermore, the aim of event &
experience and public relations & publicity also to build brand association, but the
focus is more on the purpose of perceived quality and brand loyalty, This research aims to find out the marketing communication strategy undertaken
by Kispray brand, aid ironing product, to build brand equity. Research method
used in this research is qualitative method. Kispray represents the company to
provide information of marketing communication strategies that used by the
brand. The conclusion of marketing communications strategy that used by
Kispray to build brand equity are advertising, sales promotion, event &
experience, and also public relations & publicity. These fourth marketing
communications strategy have a goal to build the brand equity of the four
categories of brand equity according to Kotler (2009), such as brand awareness,
brand association, perceived quality, and brand loyalty. Advertising placement
aims to build brand awareness and brand association. Meanwhile, sales promotion
aims to build more brand association. Furthermore, the aim of event &
experience and public relations & publicity also to build brand association, but the
focus is more on the purpose of perceived quality and brand loyalty]"
2015
T44178
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tonny Hendriawan
"ABSTRAK
Penelitian ini untuk mencari dan mengetahui strategi komunikasi pemasaran
pasar tradisional modern Sinpasa di Serpong, Tangerang. Tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah untuk memahami strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan
oleh pengelola atau manajemen Pasar Sinpasa di Serpong, Tangerang, termasuk
latarbelakang dan evaluasi terhadap starategi yang diterapkan.
Sebelum mengetahui strategi yang digunakan, ditetapkan terlebih dahulu
tujuan yang akan dicapai dalam penerapan strategi ini yang dituangkan dalam
proses segmenting, targeting dan positioning. Selanjutnya bagaimana mencapai
tujuannya dengan menyusun strategi Product, Place, Price dan Promotion yang
dikenal dengan Bauran Pemasaran (Marketing Mix). Total bauran promosi
(promotion mix) tersebut adalah Bauran Komunikasi Pemasaran (marketing
communication mix) yang terdiri dari percampuran spesifik dari periklanan, public
relations, dan alat-alat direct marketing yang digunakan untuk
mengkomunikasikan nilai secara persuasif dan membangun hubungan yang positif
dengan konsumen.
Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif menggunakan evaluasi
proses sebuah studi kasus. Penelitian dalam kasus ini menunjukkan bahwa
Publicity merupakan sarana komunikasi pemasaran yang efektif. Public Relation
dengan sarana online menggunakan website dan even yang melibatkan konsumen
serta Word of Mouth juga menjadi sarana yang efektif.
Program revitalisasi pasar tradisional merupakan program untuk
meningkatkan kontribusi dan peran pasar tradisional sebagai salah satu kekuatan
ekonomi bagi rakyat. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi bagi
pengelolaan pasar tradisional modern lainnya.

ABSTRACT
This research is to find out and to determine marketing communication strategies
used by traditional market that has been revitalized. The case is how to manage
traditional market in a modern way which is Sinpasa market in Serpong,
Tangerang. The result of this research is to elaborate marketing communication
strategies undertaken by management of Sinpasa Market in Serpong, Tangerang,
including made an evaluation and the strategy.
When we manage the modern traditional markets and before knowing what
strategy will be use, the first step is to set the goal that will be achieved on
implementation of the strategy. The objectives to be achieved is the process of
segmenting, targeting and positioning and the next step is how to gain the goal
and to develop the strategy based on Product, Place, Price and Promotion, known
as Marketing Mix (Marketing Mix). Total promotion mix is Mix Marketing
Communications (marketing communication mix) consisting specific mixed of
advertising, public relations, and direct marketing tools used by company or
organization to deliver communicate and built positive relationships with
consumers.
This research was conducted by using evaluation process and qualitative case
study. This case study shows that the Publicity is the most effective way. Public
Relations activities that involving consumers, and Word of Mouth also be an
effective tool for the strategy. The revitalization of traditional market program is
a program that encouraged by the government and private sectors to increase
contribution of traditional market to the economic power for people. The results
and conclusions are reference for modernization of traditional market as the goal
of the traditional markets revitalization program."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiyanisa Hanifa Sutejo
"Laporan magang ini membahas evaluasi proses reviu strategi pemasaran yaitu promosi product bundling yang dilakukan PT XYZ selama Semester 2 (dua) tahun 2022. PT XYZ adalah perusahaan multinasional yang bergerak di bidang Fast Moving Consumer Goods (FMCG), sehingga bentuk strategi pemasaran yang efektif dapat meningkatkan pangsa pasar perusahaan. Evaluasi proses reviu dilakukan menggunakan kerangka evaluasi manajemen strategis perusahaan dari David & David (2023). Hasil evaluasi menunjukkan bahwa terdapat beberapa langkah prosedur evaluasi yang tidak diimplementasikan oleh PT XYZ, namun objektif perusahaan telah tercapai. Proses reviu promosi product bundling PT XYZ dapat dikembangkan lebih baik dengan penggunaan komponen evaluasi kualitatif seperti persepsi konsumen pada brand dan membandingkan hasil dengan kompetitor. Selain itu, laporan magang ini juga membahas refleksi diri selama menjalani kegiatan magang di PT XYZ. Kesimpulan dari refleksi diri menunjukkan bahwa kegiatan magang memberikan banyak pembelajaran bagi penulis mengenai penerapan ilmu akuntansi. Terdapat beberapa komponen yang harus ditingkatkan seperti kemampuan mempresentasikan hasil, pemahaman industri dan kedisiplinan diri.

This internship report discusses the evaluation of the marketing strategy review process for product bundling promos carried out by PT XYZ during the second half of 2022. PT XYZ is a multinational company engaged in Fast Moving Consumer Goods (FMCG), so an effective marketing strategy is needed to increase the company's market share. The review process is evaluated using the company's strategic management evaluation framework by David & David (2023). The evaluation results show that there are several steps that PT XYZ did not implement, however, the company's objectives have been achieved. PT XYZ's promo product bundling review process can be better developed using qualitative evaluation components such as consumer perceptions of the brand. In addition, this internship report also discusses self-reflection while undergoing internship activities at PT XYZ. The conclusion from self-reflection shows that the internship provides a lot of learning for the writer regarding applying accounting knowledge. Several components must be improved, such as delivering results, industry understanding, and self-discipline."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Edelina Melisa
"Peningkatan daya beli di masyarakat mengakibatkan persaingan di pasar menjadi semakin ketat. Produsen harus senantiasa berinovasi dan memberikan added value terhadap produknya agar dapat memenangkan pangsa pasar dan mempertahankan eksistensinya. Salah satu aspek utama dalam strategi pemasaran adalah promosi, dimana promosi menjadi salah satu faktor difusi dalam proses adopsi konsumen terhadap produk baru. Faktor difusi lainnya dalam proses adopsi konsumen adalah adanya fenomena word of mouth yang juga memainkan peran besar.
Skripsi ini menyajikan pemahaman atas pengaruh dan interaksi antara variabel-variabel yang menjadi faktor difusi dalam proses adopsi konsumen yang merupakan pengembangan dari Bass Diffusion Model, dengan pendekatan sistem dinamis. Sehingga sebagai hasilnya akan diberikan strategi promosi yang paling efektif dan efisien untuk produk consumer goods yang baru diluncurkan.

Increase in purchasing power has been causing a tight competition in the marketplace. Producer must constantly innovate and give added value to their products in order to gain market share and maintain its existence through marketing strategy. One of the main aspects in marketing strategy is promotion, which also one of diffusion factors in consumer adoption process. Another diffusion factor in consumer adoption process is the word of mouth phenomenon, which plays a great role in it.
This research presents an understanding of the interaction of variables in diffusion factors and its influence in consumer adoption process using a system dynamics model developed from the Bass Diffusion Model. At the end, the result will be given as a better, effective, and efficient promotion strategy for newly launched consumer goods product.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S43526
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiyarto
"Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK) adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Industn (BPPI), Departemen Perindustrian, yang mempunyai tugas melaksanakan penelitian, pengembangan, standardisasi, pengujian, sertilikasi, kalibrasi dan pengembangan kompetensi industri kimia dan kemasan sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Departemen Perindustrian. Sebagai saiah satu institusi dalam lingkup BPPI, Departemen Perindustrian, BBKK diharapkan mendukung pengembangan industri kimia dan kemasan di Indonesia dengan Salah satunya menyediakan pelayanan jasa teknis (PJT) di bidang pengujian, kalibrasi, standardisasi, sertifikasi, konsultansi, dan peiatjhan secara profesional.
Dukungan BBKK terhadap pengernbangan industri kimia dan kemasan dikatakan berhasil apabila produk PJT BBKK banyak dimanfaatkan oieh magfarakat industri. Itu artinya BBKK harus secara intensif memasarkan produk PJT-nya kepada konsumen/pelanggan. Sementara, pada saat ini populasi pasar BBKK terdapat Iebih dari 6.500 industri kimia (kimia hulu, kimia hilir, kimia agro, kimia hasil pertanian dan perkebunan, kimia hasil hutan dan selulosa). Dari 6.500 industri tersebut meliputi 20% industri besar (PMA/PMDN katagori A), 20-40% industri menengah (PMDN kategori B) dan selebihnya sekitar 50% adalah industri-industri kecil (IK). Sedangkan potensi dan fokus pasar BBKK pada 20-25% adalah industri menengah ke atas, yang rata-rata berpotensi mengalokasikan pembelanjaan atas Iayanan jasa BBKK (pengujian, training, kalibrasi, sertirikasi, dll) berkisar antara Rp. 35 juta - 55 juta per tahun. Dari potensi pasar produk PJT BBKK yang sedemikian besar, masih terbuka Iuas untuk meningkatkan pangsa pasar dan yang dimiliki saat ini.
Di pihak Iain, produk PJT BBKK bukan merupakan satu-satunya produk PJT industri kimia dan kemasan di Indonesia. Masih banyak produk sejenis dari Iembaga litbang kimia dan kemasan baik dari lembaga Iitbang Perguruan Tinggi, Swasta maupun Pemerintah yang memperebutkan pangsa pasar PJT kimia dan kemasan. Sementara, keberadaan maupun kemampuan PJT BBKK seiama ini belum banyak dikenal oleh industri di bidang kimia dan kemasan sebagai konsumen utzmanya. Untuk dapat memenangkan persaingan dalam pasar PJTI, BBKK memerlukan strategi pemasaran yang tepat, yang sesuai dengan kriteria teknik, ekonomi, tinansial dan manajerial, yang berfokus kepada pelanggan. Pokok permasalahan penelitian ini adaiah terfokus pada kemampuan daya saing yang dimiliki BBKK atau posisi bersaingnya dengan kemungkinan strategi yang dapat diterapkan daiam menghadapi pensaingan pasar yang semakin tajam.
Tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui kondisi lingkungan internal dan ekstemal yang mempengaruhi pemasaran produk PJT BBKK, dan untuk mengetahui strategi pemasaran yang tepat bagi BBKK yang dapat digunakan dalam memasarkan produk PJT.
Penelitian dimulai dengan menganalisis kondisi Iingkungan internal dan eksternal bisnis PJT BBKK. Diteruskan dengan mengetahui seberapa jauh kekuatan bisnis (Iingkungan intemal) melalui elemen: sumberdaya (manusia, organisasi, keuangan, peralatan, dan reputasi); kemampuan (produksi, pemasaran, distribusi, dan purna pelayanan); dan kompetensi inti (teknoiogi kimia, teknologi kemasan, pengendalian pencemaran, dan kalibrasi). Begitu juga mengetahui daya tarik industri (lingkungan eksternal) melalui elemen demografi), teknologi, kekuatan pembeli, intensitas persaingan, dan kebijakan pemerintah.
Kondisi lingkungan tersebut diukur berdasarkan pendapat responden ahli tentang tingkat kepentingan dengan memberikan skala perbandingan tingkat kepentingan, dan memberikan penilaian berdasarkan peringkat kondisifkinerja dari setiap elemen yang diteliti. Masing-masing lingkungan diukur Analtycal Hierarchy Process (AHF). Sedangkan untuk menentukan posisi bersaing produk PHT BBKK digunakan matriks general electric (GE). Bobot nilai PJT BBKK terietak pada posisi area selective growth yang berarti apabila BBKK akan menumbuhkembangkan usahanya, disarankan untuk membuat keputusan invesbasi yang selektif untuk rnembangun tantangan bagi kepemimpinan melalui segmentasi, secara selektif membangun kekuatan bisnisnya Iebih lanjut, dan memperkuat kembali daerah-daerah basis pasar potensial yang mudah dimasuki.
Sehubungan dengan posisi bersaing produk PIT BBKK berada pada area Sebcdve Growth, maka strategi bersaing generik BBKK sebagai Unit Peiaksana Teknis Departemen Perindustrian yang berorientasi bisnis, penelitian ini merekomendasikan agar BBKK lebih tepat menggunakan strategi focus. Strategi ini memusatkan pada segmen paliogi kemasan.
Akhir dan penelitian ini penulis memberikan usulan strategi pemasaran produk pelayanan jasa teknis (PJT) BBKK melalui bauran pemasaran jasa yaitu 7P: produk (product), harga (price), tempat (place), promosi (promotrbn), orang (people), bukti tisik (physical evidence), dan prose: (process), yang merupakan penjabaran strategi yang lebih detail dari strategi alternatifyang teiah ditetapkan.

Chemical and Packaging R&D Institute (CPRDI) is one of Technical Managing Unit under the Agency for Industrial Research and Development (AIRD), Ministry of Industry (Mol), with is functions are R Bi D, standardization, testing, certification, calibration and developing the competency of chemical and packaging industry, according to industrial policy determined by AIRD, Mol. CPRD1 is expected to support industries with one of its tasks as a provider of technical services in the area of testing, calibration, slandardization, certification, consultancy, and training activities.
The Contribution of Chemical and Packaging R8rD Insljtute to the development of chemical and packaging industry will succeed if a lot of products of Technical Service (TS) is ulilize by industrial society. It means that CPRDI has to intensively market the product TS to consumer. While, to day there are more than 6.500 chemical industries as a potential market of CPRDI. 20% of it is the large industry, 20-40% as a medium scale industry and the rat is small scale industry. Furthemiore, the main market of CPRDI is 20-25% as a medium scale industry and large industry, meaning that revenua come in to CPRDI (testing, training, calibration, certification etc.) about Rp. 35 million - 55 million per year. The opportunity is still available for CPRDI in the future.
On the other side, product of TS CPRDI is not the only one chemical and packaging industrial product in Indonesia. There are a lot of chemical and packaging industrial product produced by chemical and packaging institutes, such as R&D University, Private sector and also Government. whereas, the existence and ability of TS CPRDI as not been yet recognized by consumer as a core of chemical and packaging industry. To be the winner in TS market competition, CPRDI needs the appropriate marketing strategy, matching with technique criterion, economic, financial and managerial, focusing to customer. The problems of research is focused on competitiveness of CPRDI in its position competition, with the most strategic program can be applied to higher competition.
This purpose of this research is: to learn the internal and external environmental condition influencing product marketing of TS CPRDI, and to know the most strategic marketing which can be used to market TS product.
The beginning of the research is to analyze internal and external environmental condition of TS CPRDI business. Continued to know how far business strength ( internal environmental) through these elements: resources (human, organizational, finance, equipments, and reputation); ability ( produce, marketing, distribution, and post service); and core competences (chemistry technology, packaging technology, pollution control, and calibration). Also to know the industrial attractiveness (external environmental) through demography element, technology, buyer strength, emulation intensity, and governmental policy.
The environmental condition itself is measured base on opinion of expert respondents about there important level by giving comparuzon scale and the assessment of scale condition/performance from each accurate element investigated. Each environment is measured by weighting eadi element by utilizing the Analytical Hierarchy Process ( AHP) method. While, in determining the competition level TS product CPRDI is used general electric (GE) matrix. The weight value is at the area poswon of selective growth, meaning that if CPRDI develop its business it is suggested to make decision of selective investment to build the challengies for leadership through segmentation, selectively develop its business strength furthermore, and strengthen to return the easy potential market bass area entered.
Referring to competitive position of TS CPRDI products that is in the area of Se!edive Growth, therefore the generic competition strategy for CPRDI as Technical Managing Unit of Ministry of Industry which is business orienbng, by this research is recommending CPRDI to be more precisely using the focus market strategy. This strategy concentrate on the certain market segmentation, and technical services product that representing the core competition of CPRDI, as its advance in the level of packaging technology area.
Finally, from this research, the writer is giving the proposal about product marketing strategy for CPRDI technical sen/ice activitia by marketing mix which are 7 P?s : Product, Price, Place, Promotion, People, Physical evidence, and Process, which are representing more detailed strategy formulations comparing from alternative strategies that have been applied before.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T21563
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoan Ferino
"Industri teh dalam kemasan telah berkembang menjadi salah satu industri dengan pertumbuhan yang tinggi. Awal mula industri ini ditandai dengan berdirinya PT Sinar Sosro pada tahun 1974, hingga saat ini dominasi Sosro dalam pasar produk teh dalam kemasan masih belum tergoyahkan. Total perusahaan yang bergerak di industri ini adalah sejumlah 74 buah, dengan 33 perusahaan kecil dan sisanya perusahaan sedang dan besar.
Perkembangan industri teh dalam kemasan ini tentu tidak bisa dilepaskan dari tingginya permintaan konsumen terhadap ini. Konsumsi minuman teh dalam kemasan mencapai 30% dari total konsumsi industri minuman di Indonesia.
Meskipun pasar teh dalam kemasan sangat ketat, tetapi pasar konsumen masih terbuka lebar untuk dijajagi, khususnya untuk produk dengan Varian dan kemasan yang berbeda. PT X sebagai produsen minurnan teh dalam kemasan mencoba memasarkan teh hijau yang dikemas dalam kemasan PET, dengan volume neto 350 ml. Sebagai produk baru, produk teh dalam kemasan merek X perlu diarahkan pada perencanaan optimal strategi pemasaran.
Penelitian pada skripsi ini menooba untuk menerapkan riset pemasaran dalam perencanaan strategi pemasaran produk X. Riset pemasaran yang dilakukan tergolong pada pengujian dan riset konsumen. Pengujian produk yang dilakukan bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai penerimaan konsumen terhadap produk, yang dilihat dari segi reaksi psikologi konsumen tentang atribut produk, yang meliputi core, tangible dan augmented product. Sedangkan riset konsumen berrujuan untuk memberikan gambaran mengenai keterlibatan dan keterkaitan antara konsumen, produk dan pesaing. Selanjutnya berdasarkan riset pemasaran yang telah dilakukan, penulis memberikan rekomendasi strategi pemasaran yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam pemasaran produk X. Sebagai pendukung dalam pembuatan strategi maka terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap lingkungan dan juga SWOT analisis dari produk X.

The industry of ready consumption tea in Indonesia has developed and grows high. PT Sinar Sosro pioneered it in 1974, and Sosro has continued its domination until now. Totally there are '74 companies in Indonesia produce ready consumption tea, with 33 companies are small companies and the rest of it is medium to large company.
The development of ready consumption tea can’t be separate from the high demand from consumer for this product. Consumption of ready consumption tea is about 30% of total consumption of ready consumption drink in Indonesia.
Although Competition in the market of tea drink products is very tight, there is still a chance to enter this market. Especially, for tea drink product with new variant and packaging. PT X as the producer of tea drink product tries to enter the market with tea drink that made hom green tea. This product use PET as packaging with nets volume is 350 ml. As the new product, product X needs a direction for planning marketing strategy optimally.
This research tries to apply marketing research in build marketing strategy plan for product X. Marketing research that tries to applied are categorised as product testing and consumer research. The goal of product testing is to give the inside of consumer acceptance nom the perspective of their psychological reaction for this product attribute which seen Hom product core, product tangible and product augmented. While the goal of consumer research is to describe the involvement and interrelation of product, consumer and competitors. Next, based on the findings of marketing research, writer will try to give the recommendation of the marketing strategy for product X. And as the support for strategy recommendations building writer will make the environment and SWOT analysis.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S50124
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>