Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98015 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fajriyati Nur Azizah
"Duapertiga Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) berusia dewasa mengalami depresi. Depresi merupakan respon terhadap masalah psikososial akibat diagnosa positif HIV yang menyebabkan isolasi diri dan perilaku beresiko bunuh diri. Tujuan penelitian kualitatif fenomenologi ini menggambarkan pengalaman depresi ODHA dewasa menjalani tugas perkembangan psikososialnya. Partisipan penelitian berjumlah 8 orang dan data dikumpulkan dengan wawancara mendalam. Enam tema yang dihasilkan: perjalanan penyakit merubah seluruh aspek kehidupan, menutup diri sebagai respon terhadap stigma, depresi sebagai respon kehilangan, strategi psikososial sebagai pilihan koping, kesadaran akan makna spiritual, dan kekuatan dukungan sosial dalam pencapaian peran dan harapan. Penelitian menyarankan ketersediaannya layanan keperawatan bagi ODHA berbasis komunitas.

Two-thirds of adult people with HIV/AIDS (PLWH) suffer from depression. Depression is a response to psychosocial problems as a result of HIV positive diagnosis that causes self-isolation and suicide risk transmit. The goal of this qualitative with phenomenological study was to describe the experience of depression in adult people with HIV/AIDS undergoing psychosocial developmental tasks. This research was involved 8 participants with in-depth interview as a methode to collect the data. Six themes marked the experience: the course of the disease changes all aspects of life, hide the HIV status as a response to stigma, depression as a response to loss, psychosocial as alternative coping strategy, awareness of spiritual meaning, and the strength of social support in the achievement of roles and expectations. Research suggested the availability of nursing services for PLWH community based."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ngasu, Kristina Everentia
"HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang menyerang sistem immun. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan memahami berbagai pengalaman pasien HIV/AIDS dengan TB dalam mengkonsumsi obat antiretroviral dan anti tuberculosis. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi digunakan dalam penelitian ini. Wawancara mendalam dilakukan kepada enam orang partisipan. Analisis data dengan menggunakan metode Colaizzi. Penelitian ini menghasilkan tujuh tema, yaitu pengalaman minum obat, perubahan fisiologi, perubahan psikologi, perubahan sosiologi, permasalahan ekonomi, pengalaman di pelayanan kesehatan serta spirit dan spiritualitas. Berdasarkan tema yang dihasilkan, disarankan agar perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan holistik mencakup biopsikososial spiritual pada pasien karena mereka mengalami perubahan-perubahan besar dengan HIV/AIDS.

HIV / AIDS is an infectious disease that attacks the immune system. This study aims to explore and understand the various experiences of HIV / AIDS with TB patients in consuming antiretroviral and anti-tuberculosis drugs. Qualitative research method with phenomenological approach used in this study. In-depth interviews carried out to six participants. Analysis of the data by using Colaizzi method. This research identify seven themes, namely experience taking medication, changes in physiology, psychology changes, changes in sociology, economic problems, experience in health car and spirit & spiritualit. Based on the theme generated, it is recommended that nurses can provide a comprehensive and holistic biopsychosocial spiritual nursing care cover to patients as they undergo major changes with HIV / AIDS.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43607
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gede Nyoman Ardi Supartha
"Setiap individu tidak terkecuali ODHA memiliki kebutuhan dasar yang salah satunya adalah kebutuhan fisiologis seksual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan pengalaman ODHA dalam pemenuhan kebutuhan seksual dan respon pasangan mereka terhadap pemenuhan kebutuhan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif fenomenologi deskriptif dengan wawancara mendalam terhadap empat belas orang yang terdiagnosa HIV/AIDS di Yayasan Spirit Paramacitta, Denpasar. Melalui analisis tematik dengan prosedur Colaizzi ditemukan lima tema yang menggambarkan pengalaman seksual ODHA. Tema-tema tersebut yaitu lain 1 Pemenuhan kebutuhan seksual ODHA, 2 Peran pasangan dalam kehidupan ODHA, 3 Berbagai rangsangan yang dipersepsikan dapat meningkatkan keinginan seksual, 4 Faktor-faktor yang dipersepsikan dapat menurunkan kemampuan dan kualitas seksual, 5 Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas seksual. Berdasarkan hasil penelitian disarankan bagi perawat untuk menyusun program penyuluhan terkait hubungan seksual dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan kepuasan seksual pada ODHA. Selanjutnya direkomendasikan bagi institusi pendidikan untuk mengembangkan kurikulum mata ajar keperawatan medikal bedah terkait konseling hubungan seksual pada ODHA.

Every single person including people living with HIV AIDS PLWHA has basic needs that one of them is sexual physiological needs. The purpose of this study is to explore PLWHA rsquo s experience in fulfilling their sexual needs and partner rsquo s respond toward this fulfillment. The method of this study is qualitative descriptive phenomenology, which colleting data through depth interviews from fourteen PLWHA in Paramacitta Spirit Foundation, Denpasar. Through thematic analysis procedures, we found five themes that describe sexual experiences of PLWHA. These themes namely 1 Sexual fulfillment of PLWHA, 2 Partner rsquo s role in PLWHA rsquo s life, 3 Various stimuli that are perceived can increase sexual desire, 4 Factors that are perceived can decrease ability and sexual satisfaction, 5 Efforts that are perceived can improve ability and sexual satisfaction. As a conclusion, nurses have to prepare programs regarding sexual education and intervention to improve the ability and sexual satisfaction of people living with HIV. Further recommendation for educational need is to develop a curriculum for teaching medical surgical nursing related sexual needs."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47525
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Syelvrida Tumina
"Sifon adalah tradisi sunat pria yang berasal dari suku Atoin Meto yang dapat menjadi sumber penularan HIV/AIDS bagi perempuan Sifon. adanya ritual perempuan Sifon yang melayani hubungan seksual pada pria yang telah menjalani sunat Sifon tanpa pengaman/kondom, dapat menjadi sumber penularan penyakit menular seksual dan HIV/AIDS. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi pengalaman perempuan Sifon menjalani tradisi ritual Sifon dalam konteks penularan HIV/AIDS. Metode yang digunakan pendekatan fenomenologi, dengan menggunakan teknik purposive sampling. Kriteria inklusi: perempuan suku Atoin Meto usia > 18 tahun, telah menjadi perempuan Sifon minimla 6 bulan. Partisipan direkrut melalui dukun di desa Nekbaun kabuoaten Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Selatan. Analisis data menggunakan metode Collaizi. Hasil: sebanyak 13 perempuan Sifon yang diwawancarai pada penelitian terdapat 4 tema: 1)Perempuan Sifon mempunyai pengetahuan yang rendah tentang penularan HIV/AIDS melalui Sifon, 2)menjadi perempuan Sifon karena korban penipuan pria Sifon, 3) perempuan Sifon mengalami gejala Penyakit Menular Seksual setelah Melayani Sifon, 4) adanya keyakinan bahwa Obat Kampung (Obat Timor) dapatĀ  mengatasi sakit yang diderita setelah melayani Sifon. Interpretasi terhadap pengalaman perempuan Sifon menjalani ritual Sifon mengindikasikan bahwa Sifon merupakan faktor risiko penularan HIV/AIDS pada perempuan. Program edukasi yang bersifat preventif dan promotif yang peka budaya diperlukan dalam upaya mengurangi risiko penularan HIV/AIDS.

Sifon is a ritual tradition after male circumcision from the Ation Meto tribe that can be a factor related to HIV/AIDS transmission for Sifon women. Sifon women who serving sexual intercourse to men after circumcision without safety or without condoms, become a source of transmisson of sexually transmitted diseases and HIV/AIDS. The purpose of this paper is to explore the experience of sifon women undergoing sifon rituals traditions in the context of HIV/AIDS transmission. The method used in this study with a phenomenological approach using a purposive sampling technique. Inclusion criteria: Atoin Meto thnix women aged > 18 years, have been a Sifon women for at least 6 months. Participants were recruited through traditional helaers in Nekbaun village of Kupang district and Siuth Central Timor district. Data analysis used the Colaaizi method. Results: as many as 13 women were interviewed for the study, there were 4 themes: 1)Sifon women had lower knowledge of HIV/AIDS transmission through sifon, 2)became sifon women because of a victim of a male sifon fraud, 3)sifon women were exposed to sexually transmitted infections after serving sifon, 4)the belief that traditional medicine (Timor medicine) can overcome the pain suffered after sifon. Interpretation of the experience of sifon women undergoing sifon rituals indicated that sifon is a risk factor for transmitting HIV/AIDS to women. Preventive and promotive educational programs with cultural approach are needed in effort to reduce the risk of HIV/AIDS transmission. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triana Arisdiani
"[Waria yang merupakan salah satu populasi kunci dalam peningkatan HIV/AIDS, di Kota Kendal diperkirakan berjumlah lebih dari 400 orang. Dari seluruh kasus HIV/AIDS yang ada di Kendal waria menduduki urutan kelima. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mendalam tentang pengalaman hidup waria dengan HIV/AIDS. Penelitian ini menerapkan desain penelitian deskriptif fenomenologi dengan wawancara mendalam. Sebelas partisipan diperoleh dengan
teknik purposive sampling. Dari hasil penelitian ini teridentifikasi 7 tema yaitu 1) Mengenali identitas diri sebagi waria, 2) Preferensi seksual terhadap laki-laki, 3) Persepsi waria terhadap sumber penularan HIV/AIDS, 4) Arti kehidupan bagi waria dengan HIV/AIDS, 5) Mengalami diskriminasi, 6) Bentuk dukungan waria dengan HIV/AIDS, 7) Hambatan dalam mengakses pelayanan kesehatan. Kesimpulan: seluruh waria menyadari identitas diri sebagai waria, dan mereka
memahami pekerjaan dan perilaku seks beresiko menjadi sumber penularan HIV/AIDS. Sebagian waria mengalami kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan akibat adanya diskriminasi;Transgenders is one of the key populations in the increasing in HIV / AIDS case,
is estimated more than 400 people in the city of Kendal. The cases of transgender with HIV in Kendal is ranked on the top five. This study aims to gain a deeper understanding of transgender life experiences with HIV / AIDS. This research applies research design of descriptive phenomenology with depth interview. Eleven participants were recruited by purposive sampling technique. From the results of this study identified seven themes: 1) Recognize identity as a transgender, 2) sexual preference to males, 3) Perception transgenders against
the source of transmission of HIV / AIDS, 4) The meaning of life for transgenders with HIV / AIDS, 5) Experience discrimination, 6) The support transgenders with HIV / AIDS, 7) Barriers in accessing health services. Conclusion: the entire transgender realize identity as transgender, and they understand the work and unsafe sexual behavior becomes a source of transmission of HIV / AIDS. Most transgenders have difficulty in accessing health services due to discrimination;Transgenders is one of the key populations in the increasing in HIV / AIDS case,
is estimated more than 400 people in the city of Kendal. The cases of transgender
with HIV in Kendal is ranked on the top five. This study aims to gain a deeper
understanding of transgender life experiences with HIV / AIDS. This research
applies research design of descriptive phenomenology with depth interview.
Eleven participants were recruited by purposive sampling technique. From the
results of this study identified seven themes: 1) Recognize identity as a
transgender, 2) sexual preference to males, 3) Perception transgenders against
the source of transmission of HIV / AIDS, 4) The meaning of life for transgenders
with HIV / AIDS, 5) Experience discrimination, 6) The support transgenders with
HIV / AIDS, 7) Barriers in accessing health services. Conclusion: the entire
transgender realize identity as transgender, and they understand the work and
unsafe sexual behavior becomes a source of transmission of HIV / AIDS. Most
transgenders have difficulty in accessing health services due to discrimination, Transgenders is one of the key populations in the increasing in HIV / AIDS case,
is estimated more than 400 people in the city of Kendal. The cases of transgender
with HIV in Kendal is ranked on the top five. This study aims to gain a deeper
understanding of transgender life experiences with HIV / AIDS. This research
applies research design of descriptive phenomenology with depth interview.
Eleven participants were recruited by purposive sampling technique. From the
results of this study identified seven themes: 1) Recognize identity as a
transgender, 2) sexual preference to males, 3) Perception transgenders against
the source of transmission of HIV / AIDS, 4) The meaning of life for transgenders
with HIV / AIDS, 5) Experience discrimination, 6) The support transgenders with
HIV / AIDS, 7) Barriers in accessing health services. Conclusion: the entire
transgender realize identity as transgender, and they understand the work and
unsafe sexual behavior becomes a source of transmission of HIV / AIDS. Most
transgenders have difficulty in accessing health services due to discrimination]"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T44304
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suratini
"Tujuan penelitian ini adalah memahami arti dan makna pengalaman orang dengan HIV/AIDS mendapatkan perawatan keluarga. Desain penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi diskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara pada 9 partisipan di wilayah Kabupaten Kulon Progo. Analisis data pada penelitian ini dengan tehnik Collaizi. Hasil penelitian ditemukan tigabelas tema yaitu orang dengan HIV memiliki respon menolak saat terkena HIV/AIDS dan respon menerima terhadap penyakit HIV/AIDS. Masalah kesehatan yang dialami orang dengan HIV/AIDS berupa masalah fisik, psikososial, sosial, ekonomi dan spiritual. Orang dengan HIV/AIDS memiliki kepatuhan dalam minum obat ARV, mengalami masalah stigma dan diskriminasi, keluarga melakukan perawatan sesuai dengan tugas kesehatan keluarga dan mempunyai harapan dapat dirawat oleh keluarga dengan penuh empati. Berdasarkan temuan hasil tema tersebut disarankan agar perawat komunitas dapat memberikan asuhan keperawatan keluarga yang holistik pada orang dengan HIV/AIDS dan memiliki soft skill yang baik sehingga dapat merawat orang dengan HIV penuh empati.

The purpose of this study is to understand the meaning and the treatment of people with HIV/AIDS in the family. Design of qualitative research phenomenological descriptive approach. Data were collected 9 interview participants in the Kulon Progo Regeny. Analysis of the data in this study with Collaizi. The study showed thirteen so that people with HIV, refused to answer, in contact with the HIV/AIDS and the responses to the HIV/AIDS. Health problems facing people living with HIV/AIDS in the form of physical, psychological, social, economic and spiritual. People living with HIV/AIDS, when taking ARVs, the issues of stigma and discrimination, family perform maintenance tasks in accordance with the health of the family and there are hopes can be treated with great sympathy. Based on these, it is expected that district nurses can provide holistic care to the families of people living with HIV/AIDS and have good interpersonal skills, so that they can relate to people with HIV."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khairina Widyanti
"Penelitian ini ingin melihat hubungan antara dukungan sosial yang diberikan oleh orang-orang di sekitar subjek dengan kepatuhan subjek dalam menjalani terapi antiretroviral (ARV). Subjek penelitian berjumlah 40 orang, mayoritas berjenis kelamin laki-laki (38 orang). Data penelitian dimabil dengan menggunakan metode self report (laporan pribadi subjek penelitian) yang berbentuk kuesioner. Data penelitian ini kemudian diolah oleh peneliti dengan menggunakan teknik penghitungan korelasi pearson product moment.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi mengenai jumlah dukungan sosial yang diterima subjek tidak berhubungan secara signifikan dengan kepatuhan menjalani terapi ARV-nya. Begitu juga dengan persepsi kepuasan terhadap dukungan sosial yang diterimanya. Namun, jika diteliti lebih lanjut, terdapat satu item mengenai persepsi kepuasan terhadap dukungan sosial yang diterima subjek yang dapat membuatnya merasa lebih baik ketika ia sedang merasa di bawah yang berhubungan secara signifikan dengan kepatuhan menjalani terapi ARV.
Disamping hasil penelitian di atas, peneliti juga mencoba untuk meneliti hubungan yang terdapat antara data tambahan yang terdapat di data kontrol dengan golongan kepatuhan subjek. Penggolongan kepatuhan didasarkan pada ketaatan subjek dalam mengkonsumsi ARV tepat waktu selama empat hari terakhir (7 kali waktu konsumsi ARV). Jika subjek melewatkan satu kali saja, berarti ia digolongkan sebagai tidak patuh. Penghitungan ini menggunakan metode chi-square. Hasilnya, tidak ada satupun informasi yang didapatkan dari data tambahan tersebut yang berhubungan dengan golongan kepatuhan menjalani terapi ARV pada Odha karena tidak dapat dipenuhinya syarat penghitungan chisquare.

The research is about the correlation between social support the people living with HIV/AIDS (PLWHA) receives from neighbourhood with their adherence in running the antiretroviral (ARV) therapy. The majority of respondents are male (38 men) and the other two are women. Researcher using a self-report questionnaires in collecting the data. The data then was calculating using the pearson product moment correlation.
The result shows that the perception about the amount of social support isn't significantly related to the PLWHA's adherence. So do the perception of satisfaction of social support. It isn't significantly related to PLWHA's adherence also. But, if we see the correlation of each item to the adherence, there is an item about perception of satisfaction of social support that can make PLWHA feel better if he/she feel very bad which significantly related to his/her adherence in running ARV therapy.
Besides the result above, researcher also try to find if the data control she got related to the PLWHA's adherence group in running their ARV therapy. The groups divided into two, adhere or not adhere. Respondent will be considered as adhere if he/she got the perfect result in the last 7 times of consuming ARV. The method used here is chi-square. The result shows that there is no correlation between the data control and the divisions of adherence.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
155.92 WID h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Fadillah
" ABSTRAK
Nama : Nurul FadillahProgram Studi : Ilmu KeperawatanJudul Penelitian : Hubungan Dukungan Keluarga dengan Depresi pada Pasien HIV/AIDS Pasien HIV/AIDS mengalami masalah fisik dan psikis, yaitu salah satunya depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan depresi pada pasien HIV/AIDS. Desain penelitian ini adalah analitik non eksperimental cross-sectional dengan jumlah responden sebanyak 40 orang. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat uji chi-square dan uji t-test independent . Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan depresi pada pasien HIV/AIDS p=0,000, ?=0,05 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien HIV/AIDS mengalami depresi 60 dan sebanyak 47,5 pasien HIV/AIDS mendapatkan dukungan keluarga yang non-supportif. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu dilakukan intervensi untuk memberdayakan keluarga agar senantiasa memberikan dukungan pada pasien HIV/AIDS dan upaya penanganan terhadap masalah depresi pada pasien HIV/AIDS.Kata kunci: depresi, dukungan keluarga, HIV/AIDS
ABSTRACT Name Nurul FadillahMajor Faculty of NursingTitle The Association Between Family Support and Depression in Patient with HIV AIDS Patients with HIV AIDS have physical and psychological problems, which one is depression. The aim of this research was to explain the relationship between family support and depression in patients with HIV AIDS. Design of this research is non experimental analytic cross sectional and took 40 people as respondent. The analysis used univarate and bivariate analysis chi square test and independet t test . The result of this study showed there is a relationship between family support and depression in patients with HIV AIDS p 0,000 , 0,05 . This research showed that 60 patient with HIV AIDS are depression and 447,5 patients with HIV AIDS didn rsquo t receive the support from their family. Recommendations from this study is necessary to empowe family in order togiving support topatients withHIV AIDS and also needs to resolve problem of depression of patients with HIV AIDS.Keywords depression, family support, HIV AIDS"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S65768
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baiq Fitria Frisma Lita
"Abstrak merupakan ikhtisar suatu tugas akhir yang memuat permasalahan, tujuan, metode penelitian, hasil, dan kesimpulan Latar belakang: Pada anak usia muda, kejadian HIV/AIDS didominasi oleh transmisi maternal baik saat kehamilan, persalinan ataupun menyusui. Kebutuhan nutrisi anak dengan HIV/AIDS mengalami peningkatan akibat infeksi. Anak dalam pemenuhan kebutuhan dasar masih bergantung pada orang tua atau pengasuh mereka termasuk dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengalaman pengasuh dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi anak dengan HIV/AIDS. Metode dan subjek: Penelitain ini menggunakan desain kualitatif dengan wawancara semi terstruktur. Informan dalam penelitian ini adalah 10 orang pengasuh anak dengan HIV/AIDS. Penelitian dilakukan di Lombok, Nusa Tenggara Barat dengan wawancara tatap muka dan online. Hasil: Penelitian ini menghasilkan empat tema yaitu: 1) berusaha memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai kemampuan ekonomi, 2) menyesuaikan dengan kondisi atau karakteristik anak dalam pemenuhan kebutuhan nutrisinya, 3) menghadapi kesulitan pemenuhan kebutuhan nutrisi anak saat anak sakit dan 4) ada dukungan berupa perhatian dan informasi dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi anak. Kesimpulan: Penelitian ini menghasilkan 4 tema sebagai gambaran bagaimana pengalaman pengasuh dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi anak dengan HIV/AIDS. Gambaran tersebut dapat menjadi refleksi bersama bagi pelayanan terpadu HIV/AIDS yang melibatkan multi disiplin agar dapat memperhatikan aspek kebutuhan nutrisi anak dengan HIV/AIDS sesuai rekomendasi

Background: The incident of HIV/AIDS in young children is dominated by maternal transmission during pregnancy, childbirth or breastfeeding. The nutritional needs of children with HIV/AIDS have increased due to infection. Children in meeting basic needs still depend on their parents or caregivers, including inmeeting nutritional needs. Aims: This study aims to determine how caregivers experience in meeting the nutritional needs of children with HIV/AIDS. Methods and subjects: This study used a qualitative design with semi-structured interviews. The informants in this study were 10 caregivers of children with HIV/AIDS. The research was conducted in Lombok, West Nusa Tenggara with face-to-face and online interviews. Result: This study resulted in four themes, i.e.: 1) trying to meet nutritional needs according to economic ability, 2) adjusting to the conditions or characteristics of children in fulfilling their nutritional needs, 3) facing difficulties in meeting children's nutritional needs when the child is sick and 4) there is support in the form of attention and information. in meeting the nutritional needs of children. Conclusion: This study produces 4 themes which describe how caregivers experience in meeting the nutritional needs of children with HIV/AIDS. This description can be a shared reflection for integrated HIV/AIDS services that involve multi-disciplines in order to pay attention to the nutritional needs of children with HIV/AIDS according to the recommendations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmin Zafira
"Untuk menanggulangi masalah penyakit HIV & AIDS, upaya yang sering dilakukan adalah upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Pemerintah, institusi kesehatan, maupun masyarakat kurang memperhatikan dampak sosial yang ditimbulkan dari HIV & AIDS. Salah satunya adalah stigma terhadap ODHA. Ditambah lagi dengan minimnya pengetahuan masyarakatmengenai HIV & AIDS.
Penelitian ini akan menjelaskan bagaimana hubungan antara pengetahuan mengenai HIV & AIDS dengan tingkat stigma terhadap ODHA. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik survey 80 orang ibu di Jakarta Timur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu dengan tingkat stigma terhadap ODHA yang tinggi, cenderung memiliki pengetahuan yang rendah mengenai HIV & AIDS. Stigma terhadap ODHA terangkum dalam empat dimensi stigma yang terukur secara empiris.

Coping with HIV & AIDS disease, people often use some promotive, preventive, curative, and rehabilitative approaches. Goverment, health institutions, and society usually ignore about social effects of HIV & AIDS. One major problem is PLWHA stigma. In many cases, people usually lack of proper knowledge about HIV & AIDS.
This study describes the relationship between HIV & AIDS knowledge and PLWHA stigma. Using quantitative approach, this study conduct a survey of 80 woman in East Jakarta.
The result found that woman with higher PLWHA stigma tends to have a lower knowledge of HIV & AIDS. The emerging of PLWHA stigma is constructed by a well measured four stigma domain.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>