Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190950 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anwar Ilmar
"ABSTRAK
Studi ini dilatarbelakangi oleh masalah ketidakadilan sosial yang masih
menjadi masalah dasar di Indonesia sejak era kolonial. Para pemikir politik
Indonesia terdahulu termasuk Sukarno, tertarik pada sosialisme sebagai sumber
pemikiran yang dapat menjawab masalah tersebut. Hal ini menjadi dasar
pemikiran bagi perjuangan kemerdekaan dan penyelenggaraan negara Indonesia
terkait pengelolaan kekuasaan dan peran negara yang ditujukan untuk
mewujudkan keadilan sosial tanpa adanya kapitalisme dan imperialisme. Oleh
karena itu, tesis ini membahas dua hal penting. Pertama, konsepsi sosialisme
Indonesia menurut Sukarno. Kedua, praktik sosialisme Indonesia pada masa
Demokrasi Terpimpin. Tesis ini bertujuan untuk merekonstruksi pemikiran politik
Sukarno tentang sosialisme Indonesia dan praktiknya pada masa Demokrasi
Terpimpin.
Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sosialisme
dalam perspektif marxisme. Selain itu, penelitian ini juga diperkuat dengan teori
pendukung seperti: teori sosialisasi politik, teori tradisionalisme Jawa, dan teori
negara. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian
deskriptif analitis. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui telaah pustaka
terhadap teks pemikiran Sukarno berupa artikel, buku, dan pidato, serta berbagai
literatur lain yang berkaitan dengan obyek penelitian ini.
Studi ini menyimpulkan bahwa konsep pemikiran politik Sukarno tentang
sosialisme Indonesia dirumuskan dengan mengikuti konsep pemikiran marxisme.
Praktik sosialisme Indonesia diterapkan dengan cara memperkuat negara melalui
kekuasaan Demokrasi Terpimpin dan peran negara dalam ekonomi melalui
Ekonomi Terpimpin. Temuan penelitian ini adalah pemikiran marxisme tidak
diterapkan secara murni dalam konsepsi sosialisme Indonesia. Meskipun
sosialisme Indonesia mendapatkan pengaruh yang dominan dari pemikiran
komunisme, tetapi sosialisme Indonesia merupakan bentuk revisionisme terhadap
marxisme. Secara implisit Sukarno juga mendapatkan pengaruh tradisionalisme
Jawa dalam merumuskan konsepsi sosialisme Indonesia. Praktik sosialisme
Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin lebih menampakkan kekuasaan
negara yang cenderung bercirikan negara neo-patrimonial dan peran negara
bersifat otonomi relatif.
Implikasi teoritis menunjukkan bahwa sosialisasi politik dapat diterapkan
dalam studi ini. Teori sosialisme dalam perspektif marxisme tidak sepenuhnya
dapat diterapkan. Teori tradisionalisme Jawa dapat diterapkan untuk menganalisis
ciri khas sosialisme Indonesia. Dan teori negara dapat diterapkan untuk
menganalisis praktik sosialisme Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin.

ABSTRACT
The study was motivated by the problem of social inequality that was still
being a basic problem in Indonesia since the colonial era. Former Indonesian
political thinkers including Sukarno interested in socialism as a sources of ideas
that can address the problem. It is become the rationale for the struggle for
independence and the Indonesian state governance related to use of power and
role of the stated aimed at social justice without capitalism and imperialism.
Therefore, this thesis discusses two important things, first, the conception of
Indonesia socialism according Sukarno?s thought. Second, the thesis also
discusses the practice of Indonesia socialism in the Guided Democracy era. This
thesis aims to reconstruct the Sukarno?s political thought of Indonesia socialism
and its practice in the Guided Democracy era.
The main theory that used in this research is the theory of socialism in the
Marxism perspective. In addition, this study also reinforced by supporting theories
such: the theory of political socialization, the theory of Java traditionalism, and
the theory of state. This study used a qualitative approach to the type of
descriptive analytical research. Data was collected through a literature review of
the Sukarno?s thought from articles, books, and speeches and various other
literatures related to the object of this study.
The study concludes that the concept of Sukarno?s political thought of
Indonesia socialism formulated by following the concept of the thought of
Marxism. The practice of Indonesia socialism was implemented by strengthening
the state through the power of Guided Democracy and the role of state in the
economy through Guided Economy. The research findings of this study is the
thought of Marxism was not implemented purely in the conception of Indonesia
socialism. Although Indonesia socialism was getting predominant influence of the
ideas of communism, but it is a form of revisionism of Marxism. Implicitly
Sukarno also gets the influence of Java traditionalism in formulating the
conception of Indonesia socialism. The practice of Indonesia socialism during the
Guided Democracy is more revealing power of state tends characterized by neopatrimonial
state and the role of the state is the relative autonomy.
The theoretical implication shows that political socialization can be
applied in this study. The theory of socialism in the Marxism perspective is not
fully applicable. The theory of Java traditionalism can be applied to analyze the
hallmark of Indonesia socialism. And the theory of state can be applied to analyze
the practice of Indonesia socialism during the Guided Democracy."
2016
T46628
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Adi Surya
"Tesis ini dilatarbelakangi oleh situasi bangsa Indonesia yang sedang mencari format demokrasi yang sesuai dengan nilai-nilai Indonesia. Untuk itu, diperlukan upaya mengkaji kekuatan dan kelemahan implementasi teori dari pemikiran politik Barat tentang demokrasi. Berkaitan dengan hal tersebut, tesis ini berusaha mencari alternatif demokrasi dari pemikiran tokoh Indonesia.
Pertanyaan penelitian ini adalah mengapa Soekarno menolak Demokrasi Parlementer dan bagaimana pemikiran politik Soekarno tentang Demokrasi Terpimpin. Teori yang digunakan dalam menjawab pertanyaan penelitian tersebut adalah teori sosialisasi politik dari Gabriel Almond, teori demokrasi dari Robert Dahl, William Ebenstein dan Lyman Tower Sargent serta teori partai politik dari R.H. Soltau, Gabriel Almond dan Duverger. Sedangkan metode penelitian menggunakan metode penelitian pustaka (library reseach).
Adapun kesimpulan penelitian ini menjelaskan bahwa Soekarno menolak Demokrasi Parlementer karena (1) hanya bersifat demokrasi politik tanpa demokrasi ekonomi (2) melindungi keberlangsungan sistem kapitalisme (3) menimbulkan instabilitas politik. Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, yang berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong-royong antara semua kekuatan Nasional. Inti daripada pimpinan dalam Demokrasi Terpimpin adalah permusyawaratan, tetapi suatu permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, bukan oleh perdebatan dan penyiasatan yang diakhiri dengan pemungutan suaa (voting).
Soekarno menekankan prinsip gotong royong dan musyawarah mufakat dalam suasana kekeluargaan dalam Demokrasi Terpimpin sehingga demokrasi tidak mengenal oposisi. Dalam menerjemahkan konsepsi ini ke dalam perangkat politik, Soekarno membentuk Kabinet Gotong Royong yang terdiri dari perwakilan semua partai di parlemen dan membentuk Dewan Nasional yang berisi golongan fungsional sebagai cerminan masyarakat. Kabinet Gotong Royong dan Dewan Nasional ini menjadi jembatan sehingga setiap tindakan Pemerintah selaras dengan kehendak masyarakat.
Temuan penelitian ini adalah bahwa Soekarno beranggapan Demokrasi Parlementer tidak cocok dengan situasi dan kondisi Indonesia karena sesuai dengan kepribadian dan dasar hidup bangsa Indonesia yakni nilai-nilai Pancasila yang di dalamnya terkandung semangat kekeluargaan, gotong royong dan musyawarah untuk mufakat. Implikasi teoritisnya adalah bahwa teori sosialisasi politik, teori demokrasi dan teori partai politik dapat diterapkan untuk menganalisis tesis ini.

Topic Political Views of Soekarno on Guided Democracy 175 pages 7 books 6 internet sources Based on Indonesia rsquo s search for a democracy that is congruent with its foundational values this thesis shows the efforts done to review the strengths and weaknesses of implementing Western political concepts in democracy Furthermore this thesis shows the search for an alternative from Indonesian political thinkers This study questions the reason Soekarno rejects parliamentary democracy and his political thoughts on guided democracy The theories used in answering these questions are Gabriel Almond's theory of political socialization Robert Dahl's theory of democracy as well as William Ebenstein and Lyman Tower's theory of political parties from R H Soultau Gabriel Almond and Duverger In addition this study utilizes the library research method as a means for research Having explained Soekarno's grounds for rejecting parliamentary democracy as a conclusion this research shows that his main reasons consist of the fact that parliamentary democracy is merely political democracy without economic democracy a protector of capitalism and a catalyst of political instability Guided democracy is a type of people's democracy that is led by the inner wisdom in the unanimity arising out of deliberations amongst representatives and is cored by the discussion of all national powers to agree unanimously The heart of leadership in a guided democracy is deliberation that is led by innate wisdom and not by a debate that results in voting Soekarno accentuates the principles of cooperation and deliberation in a family atmosphere in a guided democracy so that democracy does not encounter any oppositions In interpreting this concept on a political device Soekarno formed the Mutual Cooperation Cabinet Kabinet Gotong Royong that consists of representatives from all the political parties in the parliament and the National Council's concept made up of functional groups that reflects the people This cabinet and council became the bridge that harmonizes the government's actions with the people rsquo s will The principal findings of this research is Soekarno's opinion that parliamentary democracy is not suitable with Indonesia's situation and condition primarily because it is not in accordance with the personality of the nation or the values of Pancasila which contains the spirit of family mutual cooperation and deliberation The theoretical implication is that the theory of political socialization the theory of democracy and the theory of political parties can be applied in analyzing."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45474
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilmy Abdul Aziz
"Artikel ini membahas dinamika Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI) pada masa Demokrasi Terpimpin di mana terjadi tekanan politik dan ekonomi terhadap GKBI dari pihak-pihak yang berideologi komunis dan pihak pemerintahan Demokrasi Terpimpin yang mengakibatkan adanya pergeseran prinsip, peran, dan struktur kepengurusan GKBI. Artikel ini akan membahas dinamika GKBI dimulai sejak masa transisi hingga akhir Demokrasi Terpimpin saat tekanan ideologi komunis mendominasi. GKBI merupakan gabungan koperasi batik terbesar  di Indonesia dengan hak tunggal impor dan distribusi kain mori/cambrics (pool cambrics) sebagai bagian dari penyederhanaan arus bahan baku industri batik sejak tahun 1953. Namun, menjelang munculnya Dekrit Presiden 1959, GKBI terseret ke dalam tekanan ideologi komunisme yang menghadapkan mereka pada dinamika koperasi yang sangat berbeda dibandingkan masa Demokrasi Liberal. Hal tersebut tidak terlepas dari karakter GKBI sebagai koperasi yang otonom serta dipengaruhi pemikiran koperasi Mohammad Hatta yang tidak sejalan dengan pihak komunis dan pemerintah. Akibat konflik ideologi tersebut terjadi intimidasi terhadap GKBI secara sistematis dan mempengaruhi prinsip, peran, dan struktur kepengurusan GKBI. Artikel ini menggunakan metode sejarah terhadap sumber berupa wawancara, arsip, dokumen terjilid, surat kabar sezaman, buku, dan jurnal, yang diperoleh dari ANRI, Perpusnas RI, DPAD DI Yogyakarta, Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta, Balai Besar Tekstil Bandung, Kantor Pusat GKBI Jakarta, Kantor Koperasi Mitra Batik Tasikmalaya, dan lewat daring.

This article discusses the dynamics of the Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI)   during the Guided Democracy period when there was political and economic pressures on GKBI from parties with communist ideology and the Guided Democracy government which resulted in the shifting of principles, role, and management structure of the GKBI. The discussion on the dynamics of GKBI began with the transition towards Guided Democracy until the end of Guided Democracy, when the communist ideological pressures dominated. GKBI is the largest batik cooperative association in Indonesia with the sole right to import and distribute mori/cambrics (pool cambrics) as part of a simplification of the flow of raw materials for the batik industry since 1953. However, before the issuance of the 1959 Presidential Decree, GKBI was dragged into the pressure of communism ideology which exposed them to very different dynamics and cooperative principles, compared to Liberal Democracy period. This is inseparable from GKBI’s character as a autonomous cooperative and the influence of Mohamad Hatta's cooperative thought. Resulting from this ideological conflict was the systematic intimidation of GKBI which gave influence to the principles, role of GKBI and even GKBI's management structure itself. This article utilizes historical methods for sources in the form of interviews, archives, bounded documents, contemporary newspapers, books and journals obtained from ANRI, National Library of Indonesia, DPAD DI of Yogyakarta, Center for Crafts and Batik in Yogyakarta, Bandung Center for Textiles, Central Office GKBI Jakarta, Mitra Batik   Cooperative   Office in Tasikmalaya, and online sources."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aslama Nanda Rizal
"Tesis ini membahas tentang pemikiran Presiden Sukarno terkait pendidikan serta kebijakan pendidikan nasional yang ia terapkan di masa kekuasannya secara mutlak: Era Demokrasi Terpimpin (1959-1965). Penelitian menyimpulkan bahwa Presiden Sukarno membuat sistem pendidikan berdasarkan pada cara pikirnya dan cara pandangnya sendiri dibalut dengan hegemoni kekuasaan yang sedang berada di tangannya. Terlihat dengan berbagai macam kebijakan pendidikan nasional yang selalu beriringan dengan keputusan politik. Menandakan bahwa antara kebijakan politik dan pendidikan adalah sejalan.
Penelitian mengenai tema ini berbeda dengan penelitian lainnya karena pada penelitian ini, membedah lebih dalam mengenai pemikiran pendidikan Presiden Sukarno, mengawalinya dari latar belakang berbagai pemikiran, lalu melihat gagasan pendidikannya dari berbagai pidato dan amanat kenegaraan. Dari situ kita bisa mengetahui isi kepala Sang Presiden tentang pendidikan. Dilanjutkan dengan berbagai kebijakan pendidikan nasional yang berlaku dan dijalankan Presiden Sukarno dan pemerintahannya.

This thesis examines about President Sukarno's thoughts on education and the national education policies that he implemented in his absolute rule: the Era of Guided Democracy (1959-1965). The study concluded that President Sukarno created an education system based on his way of thinking and his own perspective wrapped in the hegemony of power that was in his hands. Seen with various kinds of national education policies that always go hand in hand with political decisions. Indicates that between political policies and education are in line.
Research on this theme is different from other studies because in this study, it dissects more deeply about President Sukarno's educational thoughts, starting from the background of various thoughts, then looking at his educational ideas from various speeches and state mandates. From there we can find out what the President's head about education is. Followed by various national education policies that apply and are implemented by President Sukarno and his government.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kunto Purboyono
"
ABSTRAK
Sukarno dan Tan Malaka merupakan dua anak manusia yang menafsirkan Marxisme secara unik. Semangat humanis yang membara membuat mereka memandang segala bentuk kekejaman dan teror dalam menerapkan sebuah ideologi sebagai hal yang menjijikkan. Situasi terjajah, tertindas, dan terhina menjadikan Marxism sebagai ideologi yang sangat memberi harapan dan inspirasi. Ketika emosi dan gelegak semangat membuat orang-orang menjadi bingung dalam menerima pemikiran yang masuk dan sebagian orang yang terlanjur menjadi Marxis kehilangan kontrol diri mereka dan berubah menjadi setan berwujud manusia, mereka dapat menyaring Marxisme dengan semangat kritis dan ilmiah yang tinggi. Sebuah Indonesianisasi Marxisme begitulah kira-kira usaha mereka terhadap ajaran itu. Istilah yang sarat arti ini memicu perdebatan yang tak habis-habis terlebih bila dikaitkan dengan apa yang disebut Sukarnoisme. Tapi singkatnya, essensi keinginan mereka adalah mengambil semangat humanis dari ajaran itu seperti anti penindasan, kemerdekaan, dan keadilan serta mencoba menaklukkan kaum Marxis yang menerapkan idealoginya secara sempit dan ekstrem dengan menafsirkan Marxisme sebagai perwujudan nilai-nilai besar manusia yang disepakati bersama.
"
1998
S12260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukarno
"Supreme advisory council decision respecting specification of the political manifesto of the Republic of Indonesia of 17th August 1959. The supreme advisory council in its second session on 23, 24, and 25 September 1959 ..."
Djakarta: Departemen Penerangan RI, 1959
K 320.991 SUK p
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Imam Saputro
"Tesis ini membahas dinamika politik di dalam Nahdlatul Ulama Selama Demokrasi Terpimpin pada tahun 1959-1967. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis dengan menggunakan sumber tertulis. Pada saat itu sikap utama NU adalah untuk menerapkan akomodatif terhadap kebijakan politik Soekarno yang terkait dengan penerapan sistem pemerintahan Demokrasi Terpimpin di Indonesia. Sikap akomodatif ini memungkinkan NU untuk memasuki pemerintahan Demokrasi Terpimpin dan mengamankan keberadaannya selama periode itu. Di sisi lain, deamenor akomodatif ini telah menerima perlawanan dari beberapa pihak dalam NU. Mereka yang tidak setuju dengan politik akomodatif umumnya berasumsi bahwa Demokrasi Terpimpin adalah sistem pemerintahan yang tidak demokratis dan berbahaya bagi NU. Kelompok ini mulai muncul sikap baru di dalam NU yang menentang keterlibatannya dalam Demokrasi Terpimpin. Pendapat kelompok ini mulai tampak dominan pada fase terakhir Demokrasi Terpimpin dan membuat NU lebih mudah untuk menyesuaikan diri dengan perubahan rezim pemerintahan. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa perbedaan pandangan di dalam NU sebenarnya diuntungkan karena membuat sikap NU lebih dinamis untuk menyesuaikan dengan kondisi politik pada waktu itu.

This thesis discusses political dynamics in the Nahdlatul Ulama During Guided Democracy in 1959-1967. The method used in this study is a historical method using written sources. At that time, NUs main attitude was to apply accommodative to Soekarno's political policies related to the implementation of the Guided Democracy system in Indonesia. This accommodating attitude allowed NU to enter the Guided Democracy government and secure its existence during that period. On the other hand, this accommodating deamenor has received resistance from several parties within NU. Those who disagree with accommodative politics generally assume that Guided Democracy is an undemocratic and dangerous government system for NU. This group began to emerge a new attitude within NU who opposed its involvement in Guided Democracy. The opinion of this group began to appear dominant in the last phase of Guided Democracy and made it easier for NU to adjust to changes in government regimes. The results of this study explain that differences in views within NU actually benefit because it makes NUs attitude more dynamic to adjust to the political conditions at that time."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganis Harsono
Indonesia: Haji Mas Agung, 1989
320.959 8 GAN c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mahda Sofa Syahdu
"Skripsi ini bertujuan untuk melihat tindakan ofensif PM di bidang kebudayaan, khususnya seni film pada masa Demokrasi Terpimpin melalui berbagai cara. Salah satu di antaranya adalah dengan menghambat peredaran dua judul film yaitu Pagar Kawat Berduri (1961) dan Anak Perawan di Sarang Penjamun (1963) hasil karya Asrul Sani dan Usmar Ismail.
Campur tangan PKI di bidang Perfilman melalui tuduhan yang tidak berkaitan dengan film sebagai seni memperlihatkan kekhawatiran pihak komunis bahwa film-film tersebut akan berpengaruh terhadap kedudukan PKI selanjutnya. Film sebagai media seni murni tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya karena telah tercampur dengan kotornya politik.
Penelitian dan pengumpulan bahan dilakukan melalui studi kepustakaan pada beberapa Perpustakaan dan juga mempergunakan media pandang-dengar sebagai sumber primer di perpustakaan Sinematek Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, Kuningan- Jakarta disamping skenario dan koran sejaman.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
S12439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>