Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155312 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kim, Min Jung
"The status of English worldwide is prestigious as an international language. Furthermore, nowadays in Korea speaking English is regarded more modern and stylish than using the Korean Language. As a consequence, English mixing phenomenon is increasing in Korea, especially, in TV commercials. Along with this expanding proportion of English, English deviation that defers from the norm is common. Deviations in advertisements are sometimes made intentionally to make them more appealing and impressive to audiences. However, as Korean TV commercials are made by Korean non-native English speaker, we cannot just simply regard all advertisement texts that differ from the norm as deviation. Some of them are made unintentionally because of advertisers? carelessness or mistake, and they do not play any role in advertisements. It is important to differentiate whether they are deviation or error because it is related with constructing good brand image. Thus, in this paper I will try to classify advertisements that defer from the norm in Korean TV commercials into deviation and error based on their function and purpose within advertisements, and I will find out their types of deviation and error."
2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
R.A. Diandra Kesya Thrienandya
"Media massa seperti televisi memiliki pengaruh dalam memberikan informasi mengenai berbagai hal, salah satunya adalah kecantikan. Di Korea Selatan, program televisi yang memiliki pandangan tentang kecantikan adalah Get It Beauty dan The Beauty. Kedua program televisi itu mempunyai tujuan yang sama, yaitu memberikan tutorial makeup dan tips kecantikan terhadap para penontonnya. Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana program kecantikan Get It Beauty dan The Beauty menampilkan citra kecantikan perempuan Korea. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan metode analisis isi kualitatif untuk memudahkan penulis menganalisis data penelitian. Hasil studi ini menunjukkan bahwa citra kecantikan perempuan Korea telah terpengaruh standar kecantikan Barat yang dapat dilihat pada program Get it Beauty. Akan tetapi, terdapat pandangan lain yang masih tetap mempertahankan kecantikan alami yang diajarkan para leluhur bangsa Korea dapat dilihat pada program The Beauty.
Mass media such as television has a role to provide information on various things, like beauty. In South Korea, television programs that have this role and views on beauty are Get it Beauty and The Beauty. These two television programs have the same goal, which are giving makeup tutorials and beauty tips to the audience. The problem in this study is how do Get it Beauty and The Beauty display Korean women`s beauty image. This study has a purpose which is to analyse how do Get it Beauty and The Beauty programs display the beauty image of Korean women. The author uses qualitative descriptive research with a qualitative content analysis method to conduct the author analysing the research. Based on the result, it is concluded that the Western has affected Korean women`s beauty image and this can be seen from Get it Beauty. However, some still maintain their natural beauty that was taught by the ancestors and this can be seen from The Beauty."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Oktafia Fribadi
"Tesis ini merupakan penelitian tentang maskulinitas yang direpresentasikan dalam drama TV Korea You're Beautiful (2009) yang pernah ditayangkan di Indosiar pada tahun 2010. Dalam sepuluh tahun terakhir, drama TV Korea beserta bintangnya menjadi fenomena di kawasan Asia Timur dan Tenggara. Drama TV Korea merupakan salah satu produk kebudayaan populer yang memicu Korean Wave. Drama TV digemari dan dikonsumsi oleh remaja putri dan wanita dewasa karena pencitraan aktor-aktornya yang tampan dan menarik. Sebanyak 10 episode dari 16 episode yang ada dianalisis dengan menggunakan teori semiotika Barthes dan dengan menggunakan model analisis milik Moon dan Jung mengenai maskulinitas dalam masyarakat Korea Selatan. Melalui analisis data visual dan dialognya, diketahui bahwa maskulinitas yang direpresentasikan dalam drama ini merupakan maskulinitas hibriditas dari elemen-elemen maskulinitas global seperti maskulinitas bhisonen Jepang, maskulinitas metroseksual Hollywood, serta maskulinitas tradisional Konfusius. Dengan sendirinya maskulinitas hibriditas tersebut menjadikannya sebagai maskulinitas baru dalam masyarakat Korea saat ini.

This thesis examines masculinity represented on Korean TV drama entitled You're Beautiful (2009). The drama was aired on Indosiar in 2010. In the past ten years, Korean TV drama and its stars became a phenomenon in East Asia and Southeast Asia. Korean TV drama is one of the products of popular culture that triggers the Korean Wave. TV drama is popular amongst teenage girls and adult women and it is consumed because of the image of handsome and attractive actors. A total of 10 episodes of 16 episodes are analyzed by using Barthes's mythology and a model analysis of masculinity in South Korean society developed by Moon and Jung. From visual and textual analysis, it is known that masculinity represented in this drama is a hybrid masculinity comprises of Japan's bishonen masculinity, Hollywood's metro sexual masculinity and traditional masculinity of Confucian. In this way, hybrid masculinity itself can be seen as a new masculinity in Korean contemporary society."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T30049
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widyantika Afiatna Maharani
"Penelitian ini bertujuan untuk membahas kesalahan bentuk verba kala lampau yang sering dilakukan oleh mahasiswa pemelajar bahasa Inggris beserta faktor penyebabnya. Dalam penelitian ini, jenis verba yang diteliti difokuskan pada penggunaan verba tidak beraturan (VTB), verba beraturan (VB), verba be, verba modal, dan verba did. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif paling dominan digunakan untuk mendeskripsikan kesalahan bentuk verba kala lampau. Metode kuantitatif digunakan untuk melihat frekuensi kemunculan kesalahan bentuk verba kala lampau. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil tulisan mahasiswa pemelajar bahasa Inggris dari semester 2, semester 4, dan semester 6. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 341 kesalahan bentuk verba kala lampau yang dilakukan oleh informan dari semester 2 sampai semester 6. Kesalahan bentuk verba kala lampau yang paling banyak ditemukan adalah VTB, yaitu sebanyak 147 atau 43%. Sementara itu, kesalahan bentuk verba kala lampau yang paling sedikit ditemukan adalah verba do, yaitu sebanyak 25 atau 7%. Kesalahan-kesalahan tersebut paling banyak ditemukan pada tulisan mahasiswa dari semester 6, yaitu sebanyak 129 atau 38%. Sementara itu, kesalahan yang ditemukan pada tulisan mahasiswa dari semester 2 dan 4 memiliki jumlah yang sama, yaitu masing-masing sebanyak 106 atau 31%. Faktor terjadinya kesalahan-kesalahan tersebut didominasi oleh adanya faktor intrabahasa, kemudian faktor antarbahasa. Artinya, kesalahan-kesalahan yang ditemukan pada hasil tulisan mahasiswa pemelajar bahasa Inggris semester 2, 4, dan 6 disebabkan oleh kesulitan mereka dalam mempelajari kaidah gramatika bahasa Inggris.

This study aims at discussing the most frequent errors of tenses application made by college students learning English along with its factors. In this study, the focuse is on the use of irregular verbs (VTB), regular verbs (VB), be, modals, and did. Both qualitative and quantitative methods are employed in this study. However, the most dominant method used is the qualitative method to describe the errors in past tense verb form. On the other hand, quantitative method was utilized to help the researcher to discover the frequency of the appearance of errors in using past tense verbs. The data were collected from the texts written by college students who are learning English from semester 2, 4, and 6. The result of this study indicates that there were 341 past tense verb errors made by informants from semester 2 until semester 6. The most dominant error is VTB which is 147 errors or equals to 43%. On the other hand, the least dominant error is do, appearing only 25 errors or 7%. Those errors are mostly found in the writings of semester 6 students, 129 occurence or 38%. Mean while, errors found in the writings of semester 2 and 4 students are 106 occurance or 31% respectively. Factors underlying those errors are mostly dominated by intralingual, and then interlingual factors. It means that those errors found in the semester 2, 4, and 6 students writings are caused by the difficulty faced by them in learning English grammatical rules."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T54723
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachrul Alrista Darajat
"Skripsi ini membahas korelasi penguasaan verba lampau mahasiswa program studi Inggris Universitas Indonesia penutur Jawa dengan kesalahan pelafalan verba lampau Penelitian ini adalah perpaduan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan metode deskriptif analisis Pengambilan data penelitian ini dilakukan dengan dua tahap pengujian yaitu membaca lisan naskah dan berbicara langsung Hasil dari penelitian ini menggambarkan adanya perbedaan penguasaan pelafalan verba lampau pada bentuk teratur regular dan tidak teratur irregular serta pada saat membaca lisan dan berbicara langsung Hal ini dipengaruhi oleh adanya perbedaan kondisi pada saat membaca lisan dan berbicara langsung

The focus of this study is to find the correlation between Javanese speaking English Department Students rsquo past verbs speech proficiency and past verbs speech errors This research uses a mixture of qualitative and quantitative approach with descriptive analytical method The data are collected through two steps which are speech reading and spontaneous speech The results show that there is a difference between past verbs speech proficiency during oral reading and direct speaking tasks This happens because of the different condition between oral reading and direct speaking tasks
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enggar Mulyajati
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas campur kode bahasa Indonesia - bahasa Inggris di acara tayang bincang Just Alvin. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan jenis-jenis campur kode dan menjelaskan faktor-faktor penyebab campur kode pada percakapan di acara tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan data berupa transkripsi rekaman percakapan dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga jenis campur kode pada percakapan di acara ini yang meliputi penyisipan, alternasi, dan leksikalisasi kongruen. Selain itu ditemukan delapan faktor penyebab campur kode yaitu terkait dengan topik percakapan, sebagai status, keinginan untuk mengutip ujaran, kekurangan kosakata, pengalihan metaforis, fungsi afektif, penekanan pesan, dan pengulangan untuk mengklarifikasi ujaran. Penutur melakukan campur kode dengan menyisipkan dan mengalternasikan tuturannya berdasarkan konteks percakapan. Dengan demikian, faktor-faktor penyebab campur kode berkaitan dengan jenis campur kode dan konteks percakapan.

ABSTRACT
This thesis discusses the code mixing Indonesian English on the Just Alvin talkshow. The purpose of this study is to discover types of code mixing and explain the factors of code mixing in the conversation. This study is a qualitative research which data are the transcriptions of recorded conversation and interview. The results showed that there are three types of code mixing, namely insertion, alternation, and congruent lexicalization. Besides, there are eight factors of code mixing in the conversation. Based on the analysis, the factors of code mixing in this conversation are related to the topic of conversation, as a form of status, quoting speech, metaphorical switching, lack of vocabulary, affective functions, emphasize their messages, and repetition to clarify speech. In addition, the speakers mix the codes by inserting and alternating their speech based on conversation context. Therefore, the factors of code mixing are related to the types of code mixing and context of conversation."
2017
T47133
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Ramadhani
"Penelitian ini berkaitan dengan campur kode dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang digunakan dalam acara "Welcome to BCA" di Metro TV. Dalam campur kode, penutur mengganti bentuk-bentuk linguistis dari bahasa satu ke bahasa yang lain secara bergantian. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis proses campur kode dan unsur-unsur bahasa Inggris yang masuk dalam ujaran. Berdasarkan analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa dalam percakapan tersebut terdapat ketiga jenis proses campur kode, yaitu penyisipan, alternasi, dan leksikalisasi kongruen. Selain itu dalam penelitian ini ditemukan pula bahwa unsur-unsur bahasa Inggris yang masuk dalam ujaran didominasi oleh nomina dan frasa nominal. Temuan ini menunjukkan bahwa campur kode tersebut tidak terjadi secara acak, tetapi mengikuti kecenderungan tertentu.

This research deals with code mixing in Bahasa Indonesia and English which is used in "Welcome to BCA" show on Metro TV. Code mixing here is defined as a condition when a speaker changes the linguistic forms of one language into another language. The aims of this research are to identify the types of code mixing process and the items of English that insert the utterances. Based on the analysis, it is found that there are three types of code mixing process in the utterances; insertion, alternation, and congruent lexicalization. Furthermore, it is found that noun and noun phrase of English are the most common items which insert Indonesian utterances. The findings show that the code mixing in Bahasa Indonesia and English is not random but follows certain patterns."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28043
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Wulan Nursita
"Pelajar Indonesia sering menghadapi kesulitan ketika harus menulis dalam Bahasa Inggris, khususnya dalam membentuk struktur kalimat yang baku dan berterima. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis kesalahan sintaksis yang terdapat pada tulisan mahasiswa, menemukan jenis kesalahan yang paling dominan, dan menjabarkan faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab kesalahan tersebut. Data dikumpulkan dari tulisan mahasiswa pada mata kuliah Penulisan Ilmiah dalam Bahasa Inggris 2011-2012. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Data dianalisis dengan mengklasifikasikan kesalahan menggunakan kategori linguistik, kategori permukaan dan kategori efek komunikatif dari Dulay (1982). Dalam mencari penyebab dari kesalahan-kesalahan sintaksis yang dilakukan mahasiswa, teori- teori utama yang digunakan diambil dari Corder (1982), Selingker (1972), dan Richards (1974). Teori-teori tersebut pada akhirnya menguatkan hipotesis peneliti yaitu penyebab kesalahan sintaksis yang dilakukan oleh mahasiswa adalah dikarenakan faktor interlingual yaitu interferensi bahasa pertama pada bahasa target. Berdasarkan hasil temuan, hipotesis tersebut berhasil terbukti hanya sejauh pada kesalahan yang jumlahnya banyak dan dominan, dan kesalahan yang paling banyak ditemukan adalah pada kategori frase kata benda dalam penggunaan determinan.

Indonesian students often face difficulties when they have to write in English, especially in forming accurate and acceptable sentences. This research aims to describe the kinds of errors which occur in students' writing, to find the dominant errors, and to seek the most possible factors causing those errors. The research data were collected from the students' writing in English Research Writing course year 2011-2012. This research used descriptive analysis method. The data were analized by classifying the errors using linguistic category, surface structure category, and communication effect category from Dulay (1982). The main theories used in this research were taken from Corder (1973), Selinker (1972), and Richards (1973). The research findings indicated that the hypothesis was confirmed only for frequent and dominant errors found in using determiners in noun phrase category."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42683
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lutvia Ananda Dewita
"Penelitian ini membahas praktik nilai-nilai patriarki oleh keluarga diaspora Korea di Kanada yang direpresentasikan dalam serial TV Kanada Kim’s Convenience. Serial TV mempunyai peran sebagai media representasi yang dapat menggambarkan sebuah realitas sosial di masyarakat, seperti gambaran kehidupan keluarga diaspora di suatu negara. Salah satu negara yang banyak menjadi tujuan diaspora adalah Kanada. Kanada juga disebut sebagai negara multikultural karena banyaknya populasi imigran dari berbagai negara. Walaupun begitu, masyarakat diaspora, khususnya kelompok minoritas masih kurang direpresentasikan dalam media massa Kanada. Di antara acara TV Kanada yang menampilkan kelompok masyarakat minoritas, terdapat serial TV Kim’s Convenience yang menampilkan orang Asia sebagai pemeran utama. Serial TV ini bercerita tentang keluarga diaspora Korea di Kanada. Penelitian ini menggunakan metode analisis naratif kritis dengan korpus serial TV Kanada Kim’s Convenience musim ke-3 (2019) dan musim ke-4 (2020). Hasil penelitian menunjukkan bahwa serial TV Kim’s Convenience musim ke-3 dan ke-4 merepresentasikan generasi pertama diaspora Korea yang terwakili oleh pemeran laki-laki Tuan Kim yang masih mempraktikan empat nilai-nilai patriarki, yaitu perempuan bertanggung jawab dalam pekerjaan domestik, kepala keluarga mengontrol dan mengawasi anggota keluarga, kepala keluarga bertanggung jawab atas kesalahan anggota keluarga, dan kepedulian ayah kepada anak laki-laki. Sebaliknya, tokoh perempuan generasi pertama diaspora Korea dalam serial TV ini direpresentasikan sebagai seseorang yang menolak praktik patriarki terhadap dirinya.

This study discusses the practice of patriarchal values by Korean diaspora family in Canada represented in the Canadian TV series Kim's Convenience. TV series has a role as a media representation that can portray social reality in society, such as a representation of a diaspora family life in a country. One of the most popular destinations for diaspora is Canada. Canada is also known as a multicultural country because of the large population of immigrants from various countries. However, the diaspora community, especially visible minorities, are still underrepresented in the Canadian mass media. Among Canadian TV shows featuring visible minorities, there is a TV series, Kim's Convenience, which features Asian people as the main characters. This TV series tells the story of a Korean diaspora family in Canada. This study uses a critical narrative analysis method with the corpus of Canadian TV series Kim's Convenience season 3 (2019) and season 4 (2020). The results of this study show that the TV series Kim's Convenience season 3 and season 4 represent the Korean diaspora's first generation, Mr. Kim, who still practicing four patriarchal values. Those patriarchal values are a woman who is responsible for domestic work, the head of the family who controls and supervises family members, the head of the family who is responsible for the family member’s mistake, and the father's concern for his son. On the other hand, the female character of the Korean diaspora's first generation in this TV series is represented as someone who resists patriarchal practices against her."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Nusawati
"Individu seperti halnya sebagian besar manusia mempunyai kebutuhan dasar untuk mengadakan interaksi sosial. Dari pengalamannya individu berharap konsumsi atau penggunaan media massa tertentu akan dapat memenuhi sebagian dari kebutuhannya, dan ini akan menuntunnya pada kegiatan untuk memilih menyaksikan program-program televisi atau media massa lainnya. Berdasarkan pemahaman pada media massa sebagai salah satu rangkaian kebutuhan manusia sehari-hari yang harus dipenuhiskripsi ini menggunakan Pendekatan Uses and Gratifications untuk melihat jenis-jenis motivasi dan kebutuhan yang ada pada khalayak pemirsa televisi.
Pendekatan Uses and Gratifications ini di kemukakan pertama kali oleh Elihu Katz pada tahun 1959 yang intinya melihat bahwa setiap individu berbeda dan pada bermacam-macam individu terdapat berbagai macam tujuan penggunaan terhadap materi media yang sama. Artinya media digunakan oleh khalayak untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Program televisi yang terpilih untuk penelitian dalam skripsi ini adalah program siaran English Nens Service TV-RI, dengan sampel penelitian sejumlah 80 orang warga negara Indonesia yang menjadi pemirsa tetap ENS yang berada di wilayah Pejompongan (Kelurahan Bendungan Hilir Jakarta Pusat). Penetapan sampel penelitian ini di lakukan secara random. Dalam pengumpulan data, menggunakan metode survai dengan cara wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner.
Skripsi ini juga menggunakan studi kepustakaan untuk memperoleh data-data sekunder sebagai referensi konseptual. Pada tahap analisis, hasil data yang terkumpul disederhanakan ke dalam bentuk tabel frekuensi maupun tabel silang. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya terdapat 15 motif psikologis-yang melatarbelakangi minat responden menonton program siaran ENS. K - 15 motif psikologis tersebut merupakan rincian dari motivasi kognitif dan motivasi efektif. Dari kedua motivasi, tarsebut ternyata motivasi kognitif lebih besar peranannya dalam menumbuhkan minat responden untuk menonton ENS dibandingkan motivasi afektif. Keadaan ini dimungkinkan karena program siaran ENS adalah program siaran TV-RI yang tergolong edisi pemberitaan, sehingga isi siarannya lebih ditujukan pada penyampaian informasi kepada khalayaknya. Adapun motif terbesar responden yang termasuk kelompok motivasi kognitif adalah motif untuk memperoleh pengalaman baru (hasrat ingin tahu). Pada kelompok motivasi afektif, motif terbesarnya adalah motif untuk membina interaksi sosial.
Berbagai jenis kebutuhan kognitif yang ingin dipuaskan oleh responden dalam menyaksikan ENS adalah kebutuhan memperoleh informasi yang dapat berguna menghadapi tantangan zaman, kebutuhan untuk menyesuai kan informasi dengan pengetahuan. kebutuhan untuk dapat mengembangkan daya imajinasi, dan kebutuhan memperoleh suatu kebenaran informasi (kebutuhan kognitif). Sementara kebutuhan afektif responden antara lain, kebutuhan untuk mengungkapkan eksistensi diri, kebutuhan memperoleh hiburan dan kebutuhan untuk dapat membina hubungan sosial. Pada tingkat pemuasan dari terpenuhinya kebutuhan responden, menunjukkan seluruh jumlah responden menyatakan rasa kepuasan akan kebutuhan yang diperolehnya dari siaran ENS.
Terdapat dua buah kebutuhan responden yang dirasakan sangat memuaskan yakni menyangkut kebutuhan untuk bisa mengembangkan wawasan dan kebutuhan untuk melatih kemampuan bahasa Inggris. Hasil lain penelitian ini menemukan adanya suatu penambahan fungsi yang lain atau fungsi sampingan dari tujuan semula TV-RI menyiarkan program siaran ENS. Dampak dari fungsi sampingan ENS arahnya sangat positif karena ENS selain dapat dijadikan tayangan berita alternatif bagi responden, dapat pula dijadikan sarana belajar untuk menguji kemampuan mendengar bahasa Inggris responden."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>