Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201015 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rika Nathania
"ABSTRAK
Gaya Bangunan barok mulai berkembang di Eropa pada abad ke-16, yakni pada periode keemasan. Gaya
bangunan ini muncul sebagai kelanjutan dari gaya renaissance dan merupakan salah satu upaya gereja katolik
pada saat terjadinya gerakan kontra reformasi untuk mencegah meluasnya pengaruh calvinisme di
Nederlanden bagian Selatan yang datang dari Nederlanden bagian Utara. Penelitian dilakukan pada dua
bangunan gereja di Belgia, yaitu bangunan Sint Walburgakerk di Brugge dan bangunan Eglise-Loup di
Namur. Kedua bangunan ini merupakan karya arsitektur Belgia, Pieter Huyssens. Penelitian ini akan mengkaji
persamaan yang terdapat pada bangunan gereja yang terletak pada dua wilayah yang mendapat pengaruh
geografis dan budaya yang berbeda. Penelitian ini akan menghasilkan ciri gaya bangunan barok karya Pieter
Huyssens pada gereja di Belgia.

ABSTRACT
Baroque style developed in Europe in the 16th century, the golden period. The building style is emerging as a
continuation of the renaissance style and one of the efforts of the Catholic Church at the time of the counterreform
movement to prevent the expansion of the influence of Calvinism in the South of Nederlanden from
the north of Nederlanden. The study was conducted at two churches in Belgium, which is building in Brugge
Sint Walburgakerk and building Eglise-Loup in Namur. Both buildings are an architectural Belgium
masterpiece by Pieter Huyssens. This study will examine the similarities in the church building which is
located in two regions under the influence of different geographical and cultural. This research will produce
characteristic style of baroque buildings by Pieter Huyssens at the church in Belgium."
Depok: [Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, ], 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jalusista Prathama Risetyo Kusumo
"Arsitektur dan musik, sebagai dua bentuk karya seni, merupakan manifestasi dari cara pandang manusia dalam menghasilkan dan menerima suatu karya seni. Kesamaan di antara keduanya, seperti yang dikatakan oleh Plato dan Phytagoras, terlihat pada karakteristik elemen dasar pembentuknya. Pada periode Baroque, cara pandang masyarakat berubah bersamaan dengan keadaan sosial-politik serta penilaian terhadap seni. Masa Baroque ini mengalami perkembangan nilai filosofis humanisme Renaissance, yaitu menyadari keutamaan manusia terhadap alam semesta dan penciptanya serta bagaimana seni menjadi representasi dan aktualisasi tubuh dan jiwa di alam semesta. Karya seni, termasuk di antaranya arsitektur dan musik, berkembang sehingga memberikan efek yang menggugah emosi.
Periode Baroque mengubah cara pandang Renaissance yaitu melalui karakteristik yang menggugah jiwa seperti kualitas painterly, grand style, massiveness, dan movement, yang dapat terlihat secara bersamaan saat menyaksikan opera Baroque. Skripsi ini berusaha menganalisis bagaimana kualitas penggugah jiwa terjadi pada arsitektur dengan musik opera Baroque sehingga menghasilkan kesatuan yang harmonis antara keduanya.

Architecture and music, as forms of art, are a manifestasion of human perception in producing and perceiving arts. The similarity of the two, as stated bt Plato and Phytagoras, are seen by the characters of their basic elements. In Baroque period, society?s perception changes at the same time with social-politic conditions, and also the translation of arts. Humanism value philosophy grow from the Renaissance in this period, by realizing human importance in the world and its creator, also how these arts become the representation and actualization of human body and soul. Arts, including architecture and music, grow to affects and moves human emotion.
Baroque period changes the Renaissance perception by its emotion-moving characters, like painterly, grand style, massiveness, and movement quality, that can be seen at the same time while watching Baroque opera. This thesis tries to analyze how emotion-moving qualities are presents in Baroque architecture and opera music, resulting in a harmonic unity of the two
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alia Permata Nur
"Skripsi ini mengevaluasi hubungan antara musik dan arsitektur dad segi elemen-elemen dasamya. Sudah sejak lama Para pengamat arsitektur, arsitek, dan musisi sendid memikirkan hubungan yang terdapat antara musik dan arsitektur. Steven Holl merancang rumah tinggal di Texas yang diinspirasi dad komposisi musik terkenal karya komponis modem Bela Bartok. Vitruvius menganggap bahwa para master dad pembangun harus mengenal musik. Plato menganggap rasio sama yang menyenangkan bagi telinga jugs akan menyenangkan bagi mats. Sehingga pads jaman Renaissance proporsi musikal (1:2 oktaf, 2:3 fifth, 3.4 fourth) menjadi populer digunakan pada desain bangunan.
Penulis akan memfokuskan pada musik dan arsitektur pada jaman Baroque. Baroque dipakai untuk menyebutkan seni musik, patung, lukis, dan arsitektur yang memiliki karaktedstik tertentu antara tahun 1600 sampai 1750. Masa dimana terdapat penemuan-penemuan Baru baik dalam bidang seni maupun ilmu pengetahuan yang mempengaruhi cara pikir orang-orang pada mass itu_Merupakan jaman kejayaan kerajaan dan gereja, sehingga 'mengharuskan' sebagian besar pelaku seni untuk bekerja pada pihak-pihak yang berkuasa baik dari kerajaan maupun gereja. Terkenal dengan karaktemya yang penuh dengan omamen dan penuh dengan unsur religi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Koln: Konemann, 1998
709.032 BAR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Potsdam: H.F. Ullmann, 2010
709.032 BAR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Millon, Henry A.
New York: George Braziller, 1961
724.223 MIL b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kirana Chandra Bestari
"Gereja Santo Yoseph Matraman merupakan salah satu gereja yang dibangun pada awal abad ke-20 oleh F.J.L. Ghijsel yang memiliki beberapa keunikan, terutama di bagian fasad dan menaranya. Sebagai salah satu fitur arkeologi, Gereja Santo Yoseph dapat memberikan informasi penting terutama terkait gaya bangunan yang berkembang di Jakarta pada awal abad ke-20. Penelitian ini berupaya untuk mengetahui lebih lanjut mengenai gaya bangunan Gereja Santo Yoseph Matraman dengan mengkaji bentuk dan gaya bangunan gereja tersebut melalui tahap observasi, pengolahan data, dan interpretasi. Dalam menganalisis gaya bangunan digunakan metode analisis bentuk (formal analysis), analisis gaya (stylistic analysis), dan analisis komparatif (comparative analysis). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa bangunan Gereja Santo Yoseph Matraman menerapkan empat gaya yang berkembang di awal abad ke-20, yaitu Art Nouveau, Art Deco, Indis, dan Arts and Crafts. Perpaduan gaya ini menjadikan Gereja Santo Yoseph memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan bangunan kolonial yang sejaman dengan gereja tersebut, karena pada umumnya bangunan-bangunan lain hanya menerapkan satu gaya bangunan yang sedang populer pada masanya, sementara Gereja Santo Yoseph memadukan empat gaya yang berbeda pada satu bangunan. Hal ini menjadikan Gereja Santo Yoseph memiliki nilai penting secara arkeologis, historis, dan arsitektural dalam perkembangan gaya bangunan awal abad ke-20 di Indonesia.

The Church of Saint Joseph is one of the churches that built in the early 20th century by F.J.L. Ghijsels which has some uniqueness, especially in its fa�§ade and tower. As one of the archaeological features, the Church of Saint Joseph could provide important informations, especially related to the building style that developed in Jakarta during the early 20th century. This study seeks to find out more about the building style of the Saint Joseph Church by examining the shape and style of the building through stages of observation, data processing, and interpretation. In analyzing the building style, the methods of form analysis (formal analysis), stylistic analysis, and comparative analysis are used. The result of the study shows that the Saint Joseph Church building applies four styles that were popular and developed in the early 20th century, namely Art Nouveau, Art Deco, Indische, and Art and Craft. This makes the Church of Saint Joseph Matraman unique and different from other churches in Jakarta and Indonesia that were built in the same era. This marks the building styles that were popular in the early 20th century and the combination of styles at that time. Therefore, the Church of Saint Joseph Matraman has a significant archaeological, historical, and architectural values in the development of early 20th century building styles in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Afra Ghaniy Yoko Putri
"Istana Ali Marhum Kantor di Pulau Penyengat merupakan bangunan cagar budaya peninggalan masa Kesultanan Riau-Lingga (1900–1912) yang belum pernah difungsikan kembali secara permanen sejak ditinggalkan oleh Kesultanan Riau-Lingga. Bangunan ini mengalami degradasi fisik ringan secara konstan seperti pengelupasan cat bangunan, lepasnya lantai-lantai kayu, serta kotornya dinding yang ditutupi lumut-lumut dan jamur yang dibiarkan dan dibersihkan menyeluruh ketika ada pemugaran (biasanya setiap 10 tahun sekali). Bangunan ini juga memiliki riwayat pemugaran yang menyalahi panduan pelestarian karena menghilangkan ornamen Melayu pada fasad bangunan. Artinya, dengan tidak dimanfaatkannya bangunan ini mengancam pelestarian dan otentisitas bangunan itu sendiri. Oleh karena itu, melalui pendekatan manajemen sumber daya, sebuah bentuk alternatif pemanfaatan diajukan sebagai upaya optimalisasi bangunan Cagar Budaya. Penelitian terapan ini menggunakan tahapan penelitian Sharer dan Ashmore (2010), yakni formulasi, implementasi, pengumpulan data, pengolahan data, analisis, dan interpretasi. Alternatif pemanfaatan dikaji berdasarkan rekomendasi pengelolaan Cagar Budaya yang dirumuskan oleh UU CB (2010) dan BPCB Sumbar (2017) serta studi komparatif dengan Istana Kampong Gelam Singapura. Keduanya merupakan bangunan cagar budaya tingkat nasional yang memiliki keterkaitan latar belakang sejarah dan budaya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk alternatif pemanfaatan sebagai Pusat Informasi Kebudayaan Melayu dapat diterapkan di Istana Ali Marhum Kantor.

The Istana Ali Marhum Kantor, a cultural heritage building on Penyengat Island, dates back to the Riau-Lingga Sultanate era (1900-1912). Despite its historical significance, the structure has remained unused since the Sultanate's departure. It has experienced gradual physical degradation, including peeling paint, detached wooden floors, and moss-covered walls. Past restoration efforts have removed Malay ornaments from the facade, further jeopardizing its preservation and authenticity. To address these challenges, a resource management approach is proposed for the optimal utilization of the Cultural Heritage building. Following the research stages by Sharer and Ashmore (2010), an alternative utilization plan is developed. It aligns with recommendations for Cultural Heritage management, adhering to the Cultural Heritage Law (2010) and the Regional Center for Cultural Heritage Preservation of West Sumatra (2017). A comparative study is conducted with the Istana Kampong Gelam in Singapore, another national-level cultural heritage building. The results of this study indicate that an alternative form of utilization as an Information Center for Malay Culture can be implemented at the Ali Marhum Palace Office."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Supriati Sardiyarso
"Berbagai tipe bangunan telah dibangun pada masa kini. Satu di antaranya yang banyak bermunculan akhir-akhir ini khususnya di Jakarta, adalah bangunan bertingkat banyak yang dibungkus dinding kaca. Ide pertama membangun bangunan tinggi yang berasal dari negara-negara Barat, didasari oleh pemikiran praktis, ekonomis, adanya makna fungsional dan pengutamaan nilai kegunaan. Menurut seorang pakar bangunan bertingkat banyak, Hartono Poerbo{988). Pembangunan bangunan bertingkat banyak semakin perlu dilakukan mengingat semakin tingginya harga lahan perkotaan di mana bangunan tinggi itu biasa didirikan. Bangunan bertingkat banyak merupakan alternatif
penyelesaian masalah keterbatasan lahan perkotaan yang tidak seimbang dengan kebutuhan papan pemukiman. Makin banyak penduduk yang memerlukan lahan guna papan pemukimannya, tetapi luas lahan perkotaan tidak bertambah banyak. Oleh sebab itu dengan perhitungan-perhitungan tertentu yang didasari oleh pertimbangan atau kriteria tekno ekonomi, membangun bangunan bertingkat banyak pada lokasi lahan mahal akan menghasilkan rancangan yang baik layak dipandang dari sudut ekonomi, dan memenuhi syarat dipandang dari segi kegunaan.
Namun dalam kenyataan pelaksanaannya, kecuali pertimbangan fungsional tadi, ada juga pertimbangan pertimbangan lain. Hal itu mengacu pada makna-makna lain yang ikut terangkum di dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan pembangunan, baik secara sadar atau tidak. Makna bangunan bertingkat banyak World Trade Centre 2 yang akan dibangun di Jalan Sudirman, misalnya, menurut salah satu pembangunnya, didasari tujuan untuk mempertunjukkan pemikiran masyarakat Indonesia yang siap mengikuti perkembangan peradaban dunia masa depan dan memperlihatkan kesanggupan untuk mewujudkan bangunan yang sesuai bagi kegiatan dunia maju. Pembangunan Hotel Indonesia yang diprakarsai oleh Bung Karno dimaksudkan untuk menonjolkan rasa kebangsaan melalui bidang arsitektur, di samping memberi kesempatan bagi putra-putri Indonesia untuk mencipta bangunan. Bangunan yang dikenal sebagai salah satu Proyek Mercu Suar itu dimaksudkan sebagai tanda adanya hal baru dan pertama bagi bangsa Indonesia (Sumintardja, 1981). "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>