Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4577 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cheney, Scott
"Know what benchmarking is and the benefits, types, and processes of benchmarking. Understand how benchmarking training differs from benchmarking other functions."
Alexandria, VA: [American Society for Training & Development Press, American Society for Training & Development Press], 2001
e20435450
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Milla Mariska
"Pengukuran kinerja yang dilakukan perusahaan konsultan IT selama ini hanya berfokus pada aspek finansial. Dimana pengukuran kinerja ini tidak begitu komprehensif dalam mengukur kinerja suatu perusahaan yang mengakibatkan sulit untuk memperbaiki kondisi internal dan eksternal perusahaan sehingga berdampak pada lambatnya laju pertumbuhan perusahaan.
Metode performance PRISM yang dikolaborasikan dengan metode IPA dan AHP digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan suatu pengukuran kinerja yang komprehensif dengan melibatkan peran stakeholder untuk melengkapi indikator kinerja yang selama ini diberikan dalam mengukur kinerja perusahaan. Dengan identifikasi kebutuhan dan kontribusi stakeholder, diperoleh indikator kinerja sebagai indikator keberhasilan kinerja perusahaan.
Dari penelitian ini diketahui bahwa terdapat 30 indikator kinerja atau KPI yang dapat menggambarkan kondisi kinerja perusahaan, terdiri dari 4 KPI kepuasan stakeholder, 10 KPI strategi, 8 KPI proses, 4 KPI kapabilitas, 4 KPI kontribusi stakeholder.

The performance measurement conducted by the IT consultant firms this day focused solely on the financial aspect. Where the performance measurement is not too compherensive in measuring the performance of a company which cause it’s hard to improve the internal and external conditions of a company and has impact on the slow growth rate of a company.
The performance PRISM method colaborated with IPA and AHP methods were used in this study in order to get the a performance measurement comprehensively by involving stakeholder to complete the performance indicators which have been given in measuring the company’s performance. With the identification of the stakeholder needs and contributions, obtained the performance indicators as the success indicators of a company’s performance.
From this research known that there were 30 performance indicators or KPIs which can describe the condition of the company's performance, consisting of 4 KPIs of stakeholder satisfaction, 10 KPIs of strategy, 8 KPIs of process, 4 KPIs of capability, 4 KPIs of stakeholder contributions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35659
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Tjatur Indarto
"PT. X adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufakturing alat-alat berat. Pada proses perancangan produknya mnsih menggunrkan perangkat lunak Auto CAD release 13 for Windows.
Dengan meningkatnya kebutuhan akan pembuatan disain yang komplek pada perusahaan tersebut, mulai dirasakan penggunaan perangkat lunak yang dipakai sebelumnya dirasakan kurang memadai untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah yung kini dihadapai oleh bagian design. Oleh karena itu diperlukan perangkat lunak. Tambahan yang dapat membantu dalam menyelesaikan yang terjadi.
Untuk dapat memilih jenis perangkat Iunak yang tepat, yang akan dipakai dalam menyelesaikan masalah yang terjadi perlu diadakan suatu analisa benchmark antara perangkat Iunak alternatif yang dapat mengganti atau membantu perangkai Iunak yang lama.
Skripsi ini berisi mengenai analisa benchmark antara Perangkat Lunak SolidWorks'97 dan Pro/Engineer yang mungkin dapat dipakai untuk mengganti atau membantu perangkat lunak Auto CAD release 13 for Windows yang dipakai oleh PT. X."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36838
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Santoso
"Situasi persaingan PT. Pos Indonesia saat ini dikategorikan sebagai situasi 4C (company, customer competiton change) kini disaat unsur lingkungan bisnis berubah dengan cepat, pesaing mulai tidak terlihat dan sulit terdeteksi, dengan begitu banyaknya pesaing baru yang dianggap pesaing tidak Iangsung, semakin canggihnya sirategi pemasaran dari para pesaing, dan maraknya persaingan bisnis global yang memberikan banyak pilihan kepada konsumen Perubahan bisnis sangat cepat, turbulen dan penuh kejutan.
Maka untuk mengantisipasinya PT. Pos indonesia harus melakukan transformasi menjadi customer driven company. Perusahaan jenis ini umumnya melakukan pendekatan marketing mix dalam orientasi perusahaannya, yang memiliki format 4P (product, price, piace, promotion).
Proses perbaikan secara terus menerus dengan tetap memfokuskan pada pendekatan marketing mix dalam perbaikan tersebui. Metode benchmarking adalah pilihan yang tepat untuk melakukan perbaikan proses ketika terdapat adanya keterbatasan waklu dan hiaya serta ide dalam melakukan perbaikan tersebut.
Untuk mendapatkan haeil yang optimal dan proses benchmarking maka perusahaan harus merencanakan pelaksanaan proses tersebut dengan baik.
Menentukan proses apa yang akan dibenchmark merupakan tahap awal yang paling kritis karena jika terjadi kesalahan pemilihan proses maka hasil yang dicapai tidak akan seperti yang diharapkan.
Langkah awalnya yang dilakukan dalam pemilihan proses adalah mengetahui permintaan utama konsumen. Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada pengguna jasa pos, kemudian ditentukan harapan yang menjadi prioritas utama konsumen. Setelah diperoleh prioritas harapan konsumen Ialu hasilnya tersebut diproses dengan kriteria-kriteria berdasarkan perbaikan yang sedang dilakukan oleh PT Pos Indonesia, dan hasilnya adalah proses yang mendapat prioritas pertama untuk dibenchmark yang pada penelitian ini adalah manajemen rute angkutan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S49937
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benediktus Yudi Setiawan
"Kompetisi yang ketat menjadi faktor pertimbangan untuk menciptakankeunggulan produk disetiap perusahaan. Belajar dengan melihat kelebihan maupun menilai kekurangan orang lain dalam hal biaya, tenaga maupun proses sangat efektif untuk perbaikan. Benchmarking membantu perbaikan dalam perusahaan dengan cara belajar dari praktek terbaik yang ada. PT. Tunas Bola bergerak dalam bidang pers olahraga dengan produknya Tabloid BOLA terbit tiap Selasa dan Jumat. Tabloid BOLA sebagai market leader tidak merasa paling tinggi disegala bidang prosesnya. Masih ada kekurangan yang dirasakan oleh pihak BOLA, terutama dalam bagian distribusinya melihat kenaikan oplah pertahunnya. Dalam proses benchmarking, pertama-tama harus dicari proses yang lebih penting dan kritis untuk di benchmark. Proses ini harus memiliki keterkaitan dengan keinginan utama pelanggan dalam jalur distribusi. Identifikasi keinginan pelanggan diselidiki dengan penyebaran kuesioner. Permintaan utama konsumen pada bagian distribusi ada pada sistem penjuala, pelayanan distributor dan sistem pengiriman. Dari permintaan ini disaring lagi proses lebih detail dan berhubungan dengan keinginan utama pelanggan. Ada tiga proses yaitu penentuan daerah penjualan, penentuan target penjualan serta fasilitas dan sarana yang disediakan. Proses ini diseleksi dengan melihat kondisi perusahaan dan diperoleh proses penentuan target penjualan untuk di-benchmarking terlebih dahulu."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Para peneliti bahasa (language researchers), khususriya yang menekuni bidang tipologi bahasa (language typology), hampir dapat dipastikan mereka pernah mengalami satu situasi dimana mereka memperoleh data lapangan yang berbeda antara satu informan dengan informan lainnya. Artikel ini memiliki dua hipotesis, yaitu, "Mengapa penutur asli (native speakers) dari sebuah bahasa memberikan data yang berbeda dalam penelitian lapangan?" dan "Apakah perbedaan ini muncul akibat tingkat kompetensi (competence) dan performa (performance) dari penutur ash tidak merata?" Hipotesis di alas akan diulas dengan menggunakan satu konsep umum yang diberi nama kriteria antarsubjek (intersubjective criterion)"
410 JLS 4:2 (2004)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rina Agustina
"Tujuan dari tesis ini adalah mengetahui perbedaan kualitas layanan pada dua perpustakaan yaitu Perpustakaan Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI) dan Perpustakaan Universitas Katholik Parahyangan (UNPAR) dengan metode benchmarking. Instrumen yang digunakan dalam penelitian survei ini adalah kuesioner dan wawancara. Sampel yang digunakan sebanyak 151 responden. Metode analisis pada kuesioner menggunakan diagram kartesius dan statistik uji beda dua sampel, sedangkan hasil wawancara dianalisis dengan diagram value chain Porter dan Portofolio Aplikasi McFarlan.
Hasil penelitian benchmarking kualitas layanan menunjukkan bahwa : (1) Perpustakaan UNJANI dalam menyelenggarakan perpustakaannya dinilai belum berhasil dan belum dapat memuaskan mahasiswa UNJANI. Dimensi kualitas layanan (tangible, reliability, responsiveness, assurance, empathy) yang dianggap oleh mahasiswa sebagai faktor sangat penting belum dilaksanakan dengan baik oleh Perpustakaan UNJANI. Hal ini dibuktikan pula dari hasil uji beda dua sampel, terdapat perbedaan yang signifikan antara Perpustakaan UNJANI dan Perpustakaan UNPAR. (2) Adanya perbedaan aktivitas utama dan aktivitas pendukung dalam pemetaan Value Chain Porter, dan perbedaan pemetaan pada Portofolio Aplikasi McFarlan Perpustakaan UNJANI dan Perpustakaan UNPAR.

Service Quality Benchmarking of Jenderal Achmad Yani University Library Cimahi and Parahyangan Catholic University Library Bandung. 2004"The purpose of the thesis is to evaluate the service quality of the two libaries namely Jenderal Achmad Yani University (UNJANI) Library and Parahyangan Catholic University (UN PAR) Library using benchmarking method. Instruments used in this survey research are questionnaire and interview. The 151 respondents was obtained as an accidental sample. Quantitative data was analyzed with cartesius diagram method and two-sample significant difference test method; while interview data was analyzed with Porter's value-chain and McFarlan's Portofolio Application.
Result of the research shows that (1) UNJANI Library was not yet successfully managed and had not been satisfying their students. Service quality dimensions (tanguble, reliability, responsiveness, assurance, and empathy) assumed by students as important factors was not carefully controlled by UNJANI Library. It was proved by way of two-sample significant difference test that there was significantly different between UNJANI Library and UNPAR Library. (2) In Porter's value chain mapping and Mc Farlan Portofolio Application mapping, it shows that the main activities and the support activities significantly different between UNJANI Library and UNPAR Library.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11906
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Rio Grace Elisabeth
"Remittances adalah Layanan kiriman uang dalam valuta asing yang ditujukan kepada pihak penerima yang berdomisili baik di dalam maupun di luar negeri. Transaksi ini merupakan salah satu sumber pendapatan bank dari pendapatan biaya (fee based income).
Pada saat ini bisnis jasa remittance ini berada pada tahap yang makin kompetitif. Hal ini disebabkan karena banyaknya jumlah bank yang tertarik untuk memanfaatkan peluang bisnis di bidang jasa remittance ini. Selain itu konsumen yang teredukasi makin meningkat dan menuntut standar pelayanan yang makin tinggi. BCA melihat transaksi ini sebagai peluang bisnis yang harus ditangkap dan dikelola dengan baik.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu membandingkan kinerja dari produk jasa remittance BCA dalam rangka mempertahankan posisi bersaing BCA. Untuk mengetahui posisi produk jasa remittance BCA maka dilakukan benchmarking dengan Bank DBS yang dipilih oleh penulis sebagai benchmark.
Hal-hal yang diperhitungkan oleh pengguna jasa remittance ini adalah sebagai berikut: biaya pengiriman yang murah, kecepatan waktu dalam pengiriman uang, jaminan keamanan, kenyamanan dalam melakukan transaksi, serta program-program berhadiah lainnya yang ditujukan untuk menarik minat jasa remittance ini.
Bank DBS yang dipilih penulis sebagai benchmark karena mempunyai keunggulan jaringan bank koresponden yang lebih luas dibandingkan Bank BCA. Hal ini memudahkan DBS dalam melakukan tansfer hampir ke seluruh dunia. Selain itu DBS telah memberikan pelayanan transfer dengan menggunakan sarana mobile banking bagi sesama nasabah DBS.
Dalam penelitian ini akan dicari fitur apa saja yang menjadi prioritas bagi kosumen dalam menggunakan jasa remittance. Kemudian dari fitur-fitur yang didapat maka dilakukan benchmarking antara jasa remittance BCA dengan jasa remittance Bank DBS. Dari hasil benchmarking tersebut akan didapat keunggulan dan kelemahan BCA Remittance.
Merujuk dari hasil penelitian yang didapat, maka penulis menyarankan agar BCA memperluas jaringan bank koresponden agar dapat mempermudah BCA dalam melayani pengguna BCA remittance, menambah sarana pelayanan BCA Remittance yaitu melalui mobile banking, serta menjalin kerjasama dengan Pengelola Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI).

Benchmarking Analysis BCA Remittance Product Against And DBS Remittance Product Remittance is a service of money transfer in a foreign currency. This transaction is one of bank incomes from fee based income. Nowadays the remittance business is on the competitive phase. This is caused by a lot of banks are interested to take the opportunities in this remittance business. On the other hands, the number of educated consumer increased. They claimed high quality standard services. BCA have seen this business as the opportunity which has to be managed well.
In this research, the writer used the analytical descriptive method, that is compared the feature of BCA remittance. The objective of this comparison is to know the BCA competitive position. The writer has done benchmarking to know the position of BCA remittance. DBS Bank is chosen as benchmark.
There are some features that consumer considered when they want to use remittance service. The transfer expense, time delivery, security guaranteed by bank, the facilities transaction and reward programs. DBS Bank is selected by writer as benchmark because of its excellence broader correspondent bank network. Nowadays DBS can do money transfer almost to every nation in the world. DBS Bank has given many facilities to simplify the remittance process, such as phone banking, internet banking and mobile banking.
In this research the writer tried to find consumer priority while use the remittance service. And then the writer did the benchmarking between BCA and DBS Bank. The objective of benchmarking was to find the strength and weakness of BCA remittance.
In order to strengthen the competitive BCA Remittance, the writer suggested BCA broaden the network correspondent bank, add the facilities to remittance services, and also build a relationship with PJTKI (Pengelola Jasa Tenaga Kerja Indonesia).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13974
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idwin Irma Krisna
"Tes Akademik Umum (TAU) merupakan tes yang mengukur penguasaan siswa lulusan Sekolah Dasar dalam bidang studi Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan IPS. Tes ini digunakan sebagai tes seleksi atau tes penempatan lulusan Sekolah Dasar ke Sekolah Lanjutan Pertama. Sebagai alat seleksi, diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih banyak dan sistem pelaporan yang lebih bermakna dengan memberikan gambaran kompetensi yang dimiliki oleh peserta tes. Gambaran kompetensi seseorang pada suatu skala kontinum dapat diperoleh dengan proses benchmark. Yang menjadi permasalahan sekarang ini adalah bagaimana pengembangan benchmarknya dan bentuk dari laporan hasil tes yang lebih komunikatif. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis butir soal Tes Akademik Umum sehingga dapat menyeleksi soal-soal yang memenuhi Kriteria sebagai soal yang baik. Mengembangkan benchmark Tes Akademik umum. Mengidentifikasi karakteristik populasi peserta tes untuk menentukan design TAU yang optimal (membandingkan data empirik dengan data simulasi).
Subjek penelitian ini adalah peserta seleksi Tes Akademik Umum di kabupaten serang (15108 orang) dan Tangerang (25245 orang). Seleksi dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2004. Untuk menganalisis data tersebut digunakan beberapa program yaitu: ITEMAN, SPSS, BILOG ,DGEN dan BIGSTEPS.
Analisis ITEMAN dan SPSS menunjukkan bahwa ada 7 soal yang dibuang pada TAU yang digunakan. Pada model 1 parameter dari 95 soal yang ada hanya ada 12 soal yang sesuai dengan kriteria bench dan sisanya masuk dalam kategori mendekati kriteria bench, kriteria 60%-65% dan sama sekali tidak sesuai dengan kriteria-kriteria yang ada. Sedangkan untuk model 2 parameter ada 18 soal yang masuk bench. Dari simulasi data diperoleh soal yang masuk bench sebanyak 28 soal (model 1 PL) dan 30 soal (model 2 PL). Simulasi data dirancang antara tingkat kesukaran dan ability orang mempunyai ukuran yang sama dan dilakukan 5 kali replikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TAU belum mencapai tes yang optimal karena masih belum sesuai dengan obyek yang akan diukur. Proses benchmarking TAU juga belum maksimal karena soal yang bisa terjaring hanya sedikit sehingga informasi kompetensi yang dimiliki siswa sangat terbatas. Dari hasil simulasi data menunjukkan bahwa tes yang dirancang dengan tingkat kesukaran dan ability orang sama (sesuai dengan target yang akan diukur) maka soal-soal yang masuk dalam bench (menganchor dalam bench) akan lebih banyak. Hai ini menunjukkan benchmarking tersebut tergantung pada karakteristik populasi dan design tes. Untuk pengembangan benchmark TAU selanjutnya perlu diperhatikan langkah dalam design tes yang baik sehingga hasil yang akan diperoleh akan lebih maksimal."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18737
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>