Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57948 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Tulisan ini membahas pengaruh arus harmonik terhadap transformator daya. Transformator didesain untuk beroperasi pada frekuensi ratingnya. Jika menyuplai beban-beban non linier maka transformator akan dibebani oleh arus harmonik yang memiliki frekuensi kelipatan bulat dari frekuensi ratingnya. Arus harmonik akan meningkatkan rugi-rugi pada transformer terutama rugi-rugi berbeban (load losses) sehingga menurunkan kemampuan pembebanan transformator (transformator loading capability)."
507 JPS 3:2 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Renardi Ardiya Bimantoro
"The meter which is used for measuring the energy utilises by the electric load each hour is known as the energy meter or kWh Meter. The energy is the total power consumed and utilised by the load at a particular interval of time. It is used in domestic and industrial AC circuit for measuring the power consumption. Arduino is an open-source electronics platform based on easy-to-use hardware and software. This thesis is conducted to find a way to make Arduino boards able to read inputs on a sensor, specifically in this seminar we are using Current Transformer as our sensor to measure the electricity power usage. Instrument current transformers (CTs) are widely used in various types of electrical energy measurement. Eddy current losses, losses of hysteresis, a saturation of CT, and inevitable flux leaks could lead to errors including errors in the ratio and phase angle. Improving the accuracy of CT measurement could be achieved in many ways. In this study, a bisection calibration method to overcome the error by implementing correction factor integrated with the Arduino codes is investigated. The reliability of this system has been tested in two different situations, which are a constant and variable load experiments. The result shows that the readout of the developed instrument using 100 A 50 mA CT could achieve
the deviation value of less than 2, confirming the excellence accuracy of energy meter. In order to achieve make a reliable CT based digital kWh Meter, writer conducted 3 experiment to reach error percentage below 2. The experiments are constant load experiment, non-constant load experiment, and reliability experiment. The first experiment was consist of 6 experiment with the load maintained to be constant at various level. At the beginning of the experiment we are guessing the first value of 0,2067, the number was randomly picked by writer to took the first step in continuing the bracketin method. As the result shown that the measurement value is higher than the PLN kWh meter, for that writer decided to choose the lower Design and reliability scaling factor at -0,0187 this number was picked up to see whether the correct scaling factor value region is in positive value or negative value. From the experiment 2-6 as the measurement still below the PLN measurment value, writer keep scaling up the lower scaling factor starting from -0,0187 until 0,14659 and ended up with scaling factor of 0,1766 with error percentage of 6. This result has reach writer expectation, which allow us to continue for the next experiment. The second experiment is about finding scaling factor with non-constant load. This is meant to find the right value of scaling factor when there is a change in load unexpectedly. It was consist of 6 experiments which are experiment 6 until experiment 11. During the experiment 6 until experiment 8, for the measurement value is overtaking the PLN measurement result, writer tend to reduce the scaling factor by reducing the upper scaling factor value. On the other hand, during the experiment 9 until experiment 12, for the measurement value is preceded the PLN measurement value, writer tend to increase the scaling factor by increasing the lower scaling factor value. This experiment was conducted until the error percentage below 2. The last experiment was conducted to carry out the reliability test for the device itself to handle daily use of houshold energy consumption. It using the last
value of scaling factor of experiment 11. It was conducted for almost 5 Hour. The experiment satisfied the writer expectations with error percentage of 1,923076923 which is still below 2.

Meteran yang digunakan untuk mengukur energi yang digunakan oleh beban listrik setiap jam dikenal sebagai meteran energi atau kWh Meter. Energi adalah daya total yang dikonsumsi dan digunakan oleh beban pada interval waktu tertentu. Ini digunakan dalam sirkuit AC domestik dan industri untuk mengukur konsumsi daya. Arduino adalah platform elektronik sumber terbuka yang didasarkan pada perangkat keras dan lunak yang mudah digunakan. Tesis ini dilakukan untuk menemukan cara agar papan Arduino dapat membaca input pada sensor, khususnya dalam seminar ini kami menggunakan Current Transformer sebagai sensor kami untuk mengukur penggunaan daya listrik. Instrument current transformers (CTs) banyak digunakan dalam berbagai jenis pengukuran energi listrik. Kerugian saat ini Eddy, kehilangan histeresis, saturasi CT, dan kebocoran fluks yang tak terhindarkan dapat menyebabkan kesalahan termasuk kesalahan dalam rasio dan sudut fase. Meningkatkan akurasi pengukuran CT dapat dicapai dengan banyak cara. Dalam penelitian ini, metode kalibrasi pembelahan untuk mengatasi kesalahan dengan menerapkan faktor koreksi yang terintegrasi dengan kode Arduino diselidiki. Keandalan sistem ini telah diuji dalam dua situasi yang berbeda, yaitu percobaan beban konstan dan variabel. Hasilnya menunjukkan bahwa pembacaan instrumen yang dikembangkan menggunakan 100 A/50 mA CT dapat mencapai nilai deviasi kurang dari 2, membenarkan keakuratan keunggulan meter energi. Untuk mencapai hasil kWh Meter digital berbasis CT yang andal, penulis melakukan 3 percobaan untuk mencapai persentase kesalahan di bawah 2. Eksperimen tersebut adalah eksperimen beban konstan, eksperimen beban tidak konstan, dan eksperimen reliabilitas. Eksperimen pertama terdiri dari 6 percobaan dengan beban dijaga konstan pada berbagai level. Pada awal percobaan kami menebak nilai pertama 0,2067, angka itu dipilih secara acak oleh penulis untuk mengambil langkah pertama dalam Design and reliability melanjutkan metode bracketin. Sebagai hasil menunjukkan bahwa nilai pengukuran lebih tinggi dari meter kWh PLN, untuk itu penulis memutuskan untuk memilih faktor penskalaan yang lebih rendah pada -0.0187 angka ini diambil untuk melihat apakah wilayah nilai faktor penskalaan yang benar adalah dalam nilai positif atau nilai negatif. Dari percobaan 2-6 karena pengukuran masih di bawah nilai pengukuran PLN, penulis terus meningkatkan faktor penskalaan rendah mulai dari -0.0187 hingga 0,14659 dan berakhir dengan faktor penskalaan 0,1766 dengan persentase kesalahan 6 . Hasil ini telah mencapai harapan penulis, yang memungkinkan kami untuk melanjutkan percobaan berikutnya. Eksperimen kedua adalah tentang menemukan faktor penskalaan dengan beban tidak konstan. Ini dimaksudkan untuk menemukan nilai yang tepat dari faktor penskalaan ketika ada perubahan beban secara tidak terduga. Terdiri dari 6 percobaan yaitu percobaan 6 sampai percobaan 11. Selama percobaan 6 sampai percobaan 8, untuk nilai pengukuran menyalip hasil pengukuran PLN, penulis cenderung mengurangi faktor penskalaan dengan mengurangi nilai faktor penskalaan atas. Di sisi lain, selama percobaan 9 hingga percobaan 12, untuk nilai pengukuran didahului dengan nilai pengukuran PLN, penulis cenderung meningkatkan faktor penskalaan dengan meningkatkan nilai faktor penskalaan yang lebih rendah. Eksperimen ini dilakukan hingga persentase kesalahan di bawah 2. Eksperimen terakhir dilakukan untuk melakukan uji reliabilitas untuk perangkat itu sendiri untuk menangani penggunaan konsumsi energi rumah tangga sehari-hari. Itu menggunakan nilai terakhir dari faktor skala percobaan 11. Itu dilakukan selama hampir 5 Jam. Percobaan memenuhi harapan penulis dengan persentase kesalahan 1,923076923% yang masih di bawah 2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raid Mukhtar
"Transformator Arus merupakan peralatan penting dalam penyaluran tenaga listrik atau CT pengukuran/instrument dalam kondisi pemakaian normal, arus sekundernya sama dengan arus primer. Transformator arus didisain pada temperatur 20°C sedangkan temperatur diindonesia adalah 30°C pada saat bekerja. Dalam penelitian ini, salah satu kerusakan atau kegagalan isolasi pada belitan transformator adalah pengoperasian beban dan pengaruh temperatur, yang menyebabkan nilai isolasi menurun.
Pada penelitian ini meneliti pengaruh pembebanan CT dengan beban resistor, kapasitor dan induktor untuk mengetahui kesalahan arus dan pengaruh temperatur menggunakan pemanas atau lampu pijar 200 W. Kesalahan arus adalah kesalahan pengukuran CT karena perbedaan rasio pengenal CT dengan rasio sebenarnya.
Hasil penelitian ini diperoleh arus primer sebesar 5 persen pada masing-masing CT dengan membandingkan standar IEC 61869-2. pada beban resistif CT 6 atau fort kelas 0,5 rasio 50/5A dengan kesalahan arus 0,06 pada temperatur 25°C sedangkan pada temperatur 40°C kesalahan arus 0,148 dan pada temperatur 50°C kesalahan arus 0,248 , sehingga dapat disimpulkan kesalahan arus dapat dipengaruhi oleh pembebanan dan kenaikan temperatur 40°C sampai 50°C.

Current transformer is an important measurement divice in the distribution or current transformers measurement use normally condition of secondary current same primary current. Current transformer designed is 20°C while temperatur in indonesian is 30°C at operations. In this study, one this one the breakdown or failures of insulation in the transformer winding of hotspot temperatur and loading operations change that cause the insulation value to drop.
In this study examined the effect of load current transformer with resistor, capacitor and inductor which can affect the error ratio and temperature influence on CT by heating or lightbulb 200 W. The ratio error current is the difference the rated ratio CT with actual ratio.
The results this study obtained a nominal primary current of 5 percent on each CT rsquo s in standard IEC61869 2 resistive loading at CT 6 or Fort class 0,5 and ratio 50 5A with a ratio error of 0.06 by comparing with both standard and test current transformer standard ie IEC 61869 2 with temperature 25°C and resulting temperature 40°C error ratio of 0.148 , temperature 400C error ratio of 0.28 , the result is CT error can be affected by loading and temperature rise 40°C and 50°C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51191
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Febrianto
"Arus inrush merupakan suatu kondisi transien arus ketika dilakukan operasi pensaklaran pada beban dalam suatu rangkaian listrik. Arus inrush dalam ketenagalistrikkan selalu diperhitungkan untuk beban-beban kapasitas besar atau peralatan listrik yang mengkonsumsi daya listrik yang besar. Jarang sekali dilakukan penelitian mengenai arus inrush pada operasi pensaklaran beban yang menyerap daya relatif kecil, seperti pada beban pada rumah tangga. Pengujian karakteristik arus inrush pada pensaklaran lampu hemat energi ini dilakukan untuk melihat bagaimana karakteristik arus inrush saat operasi penutupan saklar dilakukan, danapa yang menyebabkan operasi penutupan saklar pada lampu hemat energi ini menghasilkan respon lonjakan arus sesaat. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa penyebab terjadinya fenomena arus inrush pada operasi pensaklaran lampu hemat energi ini adalah karena adanya nilai kapasitansi yang besar pada komponen ballast di dalam lampu hemat energi.

Inrush current is a transient current that occurred at load switching operation. Experiment about inrush current in power system almost done with high power load switching operation. Just a little of inrush current experiment do in a load which consumed low power, like in household equipment. Experiment of inrush current that occur in energy saver lamp switching operation has been done to see the inrush current characteristic at turn on operation, and to analyze how inrush current can occur in this turn on operation. Form the result of this experiment shows that inrush current in energy saver lamp switching operation occurred because there was a high capacitance value from ballast component in energy saver lamp."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51024
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Syaza Amanina Salma
"Salah satu peralatan sistem distribusi yang berperan penting dalam proses penyaluran listrik dari pembangkit listrik hingga dapat digunakan oleh pelanggan adalah transformator. Transformator distribusi menurunkan level tegangan dari tegangan menengah (20 kV) menjadi tegangan rendah(220 V), sehingga dapat langsung didistribusikan ke pelanggan tegangan rendah. Pada umumnya, pengoperasian transformator distribusi tidak memiliki beban yang seimbang, hal ini dikarenakan kepadatan penduduk dan kebutuhan listrik setiap daerah yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan peninjauan pengaruh ketidakseimbangan beban tersebut terhadap pengoperasian sistem transformator itu sendiri. Dengan demikian pengopersian suatu transformator, dalam hal ini transformator distribusi 630 kVA pada gardu TGR27 penyulang Fatanah Gardu Induk New Tangerang sistem distribusi Banten, perlu dievaluasi dengan melakukan pengukuran beban setiap fasa baik beban siang maupun beban malam. Dengan dilakukannya pengukuran ini, dapat diambil langkah selanjutnya untuk menjaga kinerja dan mencegah kerusakan pada transformator. Metode yang diterapkan dalam studi ini berupa mengevaluasi operasional actual transformator dalam kondisi normal, serta mensimulasikan kondisi beban tidak seimbang yang mungkin terjadi. Hasil analisis dan simulasi menunjukkan bahwa kondisi optimum terjadi ketika ketidakseimbangan beban sebesar 21% dengan arus pada penghantar netral sebesar 300 A dan rugi daya yang disebabkan oleh arus netral sebesar 47 kW dengan efisiensi transformator sebesar 92,5 %.

One of the distribution system equipment that plays an important role in the process of distributing electricity from power plants to being used by customers is a transformer. The distribution transformer lowers the voltage level from medium voltage (20 kV) to low voltage (220 V), so it can be directly distributed to low voltage customers. In general, the operation of distribution transformers does not have a balanced load, this is due to the different population density and electricity needs of each region. Therefore, it is necessary to review the effect of the load imbalance on the operation of the transformer system itself. Thus, the operation of a transformer, in this case a 630 kVA distribution transformer at the TGR27 distribution substation, Fatanah feeder, New Tangerang substation, Banten distribution system, needs to be evaluated by measuring the load for each phase, both day load and night load. By taking these measurements, further steps can be taken to maintain performance and prevent damage to the transformer. The method applied in this study is to evaluate the actual operation of the transformer under normal conditions, as well as to simulate unbalanced load conditions that may occur. The results of the analysis and simulation show that the optimum condition occurs when the load imbalance is 21% with a current in the neutral conductor of 300 A and power loss caused by a neutral current of 47 kW with a transformer efficiency of 92.5%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Erlangga
"Sistem Distribusi Stasiun MRT Bawah Tanah Dukuh Atas Line-1 didominasi oleh beban non-linier seperti motor-motor dengan pengatur kecepatan, pendingin, dll. Keberadaan beban non-linier pada sistem akan menimbulkan permasalahan kualitas daya berupa distorsi harmonik yang batasannya diatur oleh IEEE 519-2014. Distorsi harmonik arus dapat meningkatkan arus rms beban pada transformator yang akan menimbulkan pemanasan kumparan transformator. Untuk menyelidiki pengaruh dari arus harmonik maka dilakukan simulasi dengan menggunakan perangkat lunak ETAP untuk mendapatkan gambaran umum respons gelombang sistem, dan juga perhitungan rugi-rugi daya transformator berdasarkan pedoman IEEE C57.110-2008 untuk melihat besarnya rugi daya tambahan, penurunan arus maksimum dan penurunan kemampuan maksimum dari transformator. Perbandingan spektrum harmonik pengukuran dengan standar menyatakan bahwa IHDI dan THDI sistem distribusi stasiun lebih tinggi dari nilai standar dengan arus harmonik penyumbang terbesar pada orde ke-5 dan ke-7 sebesar 10,547% dan 7,3958% dari nilai arus fundamentalnya. Kemudian dari hasil perhitungan rugi daya, terdapat rugi daya tambahan total akibat arus harmonik sebesar 363,3735 W atau 7,866% dengan komposisi rugi tembaga sebesar 15,0759 W atau 1,9%, rugi arus eddy sebesar 393,22467 W atau 89,26%, dan rugi sasar lain (other stray losses) sebesar 3,615 W atau 1,9% dari nilai rugi daya pengukuran tanpa harmonik yang diiringi dengan penurunan arus maksimum sebesar 2390,3 A atau 78,68% dari nilai nominalnya serta penurunan kemampuan pembebanan maksimum transformator yang dibatasi hanya sebesar 78,68% dari nilai nominalnya.

The distribution system of Dukuh Atas Underground MRT Station Line-1 is dominated by non-linear loads such as motors with speed control, coolers, etc. The presence of non-linear loads on the system will cause power quality problems in the form of harmonic distortion in which the limits are regulated by IEEE 519-2014. Current harmonic distortion can increase the load rms current on the transformer which will cause overheating on the transformer windings. To further investigate the effect of harmonic currents, a simulation is carried out using ETAP software to get an overview of the system wave response, as well as calculation of transformer power losses based on IEEE C57.110-2008 guidelines to see the amount of additional power losses, reduction of maximum current and maximum loading capability of the transformer. Comparison between measurement harmonic spectrum with the standard results in IHDI and THDI that are higher than the standard value with the largest contributing harmonic currents are the 5th and 7th harmonic orders consecutively 10,547% and 7,3958% of the fundamental current values. Then according to the results of power loss calculation, there is a total additional power losses due to harmonic currents of 363,3735 W or 7,866% which consist of copper losses of 15,0759 W or 1,9%, winding eddy current losses of 393,22467 W or 89,26 %, and other stray losses of 3,615 W or 1,9% relative to the measurement power losses without harmonics which accompanied by a decrease in the maximum load current of 2390,3 A or 78,68% of its rated value and a decrease in the maximum loading capability of transformer which limited to only 78,68% of its rated value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pursito
"Transformator merupakan salah satu komponen pentig dalam sistem tenaga listrik. Dalam penggunaaannya banyak ditemui kasus pembebanan yang tidak seimbang untuk setiap fasanya. Ketidakseimbangan beban tersebut mengakibatkan pembebanan pada kawat netral yang mengakibatkan losses pada transformator. Selain itu banyaknya penggunaan beban non-linier mengakibatkan adanya distorsi harmonik yang menimbulkan peningkatan frekuensi yang lebih besar dari frekuensi fundamentalnya. Adanya distorsi harmonik ini juga berkontribusi dalam peningkatan losses yang terjadi pada transformator.
Dari hasil pengujian diperoleh kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat ketidakseimbangan beban dan distorsi harmonik maka semakin tinggi tingkat pembebanan di kawat netral yang mengakibatkan meningkatnya rugi-rugi transformator. Pada pengujian diperoleh nilai ketidakseimbangan sebesar 52,7746 % dan THD arus fasa R sebesar 132.81 %, fasa S sebesar 135.38 % dan fasa T sebesar 111.04 % dengan besarnya arus di netral sebesar 0,6298 A.

The transformer is one trivial component in the power system. unbalanced load often occurs in the use of transformers. Unbalanced load results in the imposition of the neutral wire that resulted in losses in the transformer. In addition to the use of non-linear loads cause harmonic distortion which gives rise to a greater frequency of the fundamental frequency. Harmonic distortion is also contributing to enhancement of losses that occurred in the transformer.
From the tests result can be inferrd that higher level unbalanced load and harmonic distortion, higher level of neutral wire loading will be. The higher neutral wire loading will cause the increase of transformer’s loss. The tests result show the unbalanced level of 52,7746 %, THD of phase R current of 132.81 %, THD of phase S current of 135,38 %, THD of phase T current of 111,04 % as the neutral current is 0,06298 A.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47618
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung Puranto
"Trafo arus merupakan peralatan insU mentasi yang memegang peranan penting dalam operasi pengamanan sistem tenaga listrik, sebagai peralatan yang berfungsi mengubah tingkat anus menjadi suatu tingkat arus yang lebih rendah untuk pengoperasian rele, dimana rele akan memberikan perintah kepada PMT untuk pengoperasian rele, dimana rele akan memberikan perintah kepada PMT untuk membuka saat terjadi gangguan. Keluaran yang dihasilkan oleh trafo arus merupakan transformasi dari bentuk gelombang arus masukan menjadi suatu bentuk gelombang arus keluaran, dengan perbandingan yang tertentu. Distorsi bentuk gelombang arus keluaran trafo anus dapat menyebabkan kesalahan kerja rele pengaman, karena nilai rms yang dihasiikan lebih kecil bda dibandingkan dengan nilai rms yang dihasilkan oleh bentuk gelombang arus keluaran tanpa distorsi. SaIah satu penyebab terjadinya distorsi bentuk gelombang arus keluaran trafo arus adalah sebagai aldbat kejenuhan yang dialami oleh trafo arus. Komponen anus searah arus gangguan asimetris yang yang dialami oleh trafo arus. Komponen anus searah arus gangguan asimetris yang ditimbulkan akibat terjadinya gangguan hubung singkat pada sistem tenaga bstrik, mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk menimbulkan kejenuhan trafo arus. Metoda pemodelan dan simulasi akan digunakan untuk menganalisa kejenuhan yang dialami trafo arus akibat komponen arus searah arus gangguan asimetris, dan pengaruhnya terhadap keda rele anus lebih."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38879
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edgar Nagok Nahum
"Kendaraan listrik merupakan sebuah perkembangan teknologi pada bidang otomotif untuk mengatasi permasalahan energi fosil yang semakin menipis di bumi. Energi akibat pengereman konvensional pada kendaraan sebagian besar terbuang menjadi energi panas sehingga diperlukan strategi pengereman yang optimal. Pengereman regeneratif merupakan mekanisme pengembalian energi yang terbuang saat proses pengereman. Pada pengereman regeneratif energi kinetik diubah menjadi energi listrik dengan bantuan generator. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini, yaitu melakukan pengujian pengereman regeneratif dengan variasi beban resistif yang dihubungkan pada generator arus searah. Beban yang digunakan sebesar 12 Ω, 18 Ω, 22 Ω, 30 Ω, 38 Ω, 56 Ω, 80 Ω, dan 100 Ω. Perbedaan beban resistif mempengaruhi jumlah energi listrik yang dihasilkan dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengereman. Semakin kecil nilai resistansi pada generator maka semakin besar energi yang dihasilkan dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengereman semakin cepat.

Electric vehicles are a technological development in the automotive sector to overcome the problem of depleting fossil energy on earth. Most of the energy due to conventional braking on vehicles is wasted into heat energy, so an optimal braking strategy is needed. Regenerative braking is a mechanism to recover energy wasted during the braking process. In regenerative braking, kinetic energy is converted into electrical energy with the help of a direct current generator. The methodology used in this study is to test regenerative braking with variations in resistive loads connected to a generator. The loads used are 12 Ω, 18 Ω, 22 Ω, 30 Ω, 38 Ω, 56 Ω, 80 Ω, and 100 Ω. The difference in resistive load affects the amount of electrical energy generated and the time it takes to brake. The smaller the resistance value on the generator, the greater the energy produced and the time it takes to brake faster."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Say, M.G.
Essex: Longman, 1992
621.313 3 SAY a (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>