Ditemukan 148669 dokumen yang sesuai dengan query
"Pengujian kuat tekan beton dengan menggunakan alat palu beton (Hammer Test) adalah salah satu pengujian yang banyak dilakukan orang untuk mengetahui mutu suatu elemen struktur beton bertulang. Pengujian dengan alat ini sangat mudah dilakukan dan bersifat tidak merusak struktur bangunan yang sedang diuji. Pada prinsipnya pengujian kuat tekan dengan menggunakan alat palu digunakan untuk mengetahui tingkat kekerasan bagian permukaan beton dan homogenitas suatu elemen struktur untuk keperluan pengendalian mutu beton di lapangan bagi perencana dan/atau pengawas pelaksanaan pekerjaan. Beberapa faktor yang akan mempengaruhi hasil analisis dari pengujian dengan menggunakan alat ini diantaranya adalah kehalusan dan kerataan permukaan bidang uji, arah tumbukan, serta jumlah titik yang diambil. Oleh karena itu untuk menambah tingkat keyakinan terhadap hasil uji dengan alat palu ini sebaiknya dilakukan juga pengujian kuat tekan dengan menggunakan alat lain (misalnya dengan kecepatan rambat pulsa atau disingkat PUNDIT. Dalam tulisan ini, akan diuraikan tentang bagaimana membandingkan hasil pengujian kuat tekan antara metoda palu beton dan PUNDIT. Berdasarkan hasil evaluasi dan pembahasan, nilai kuat tekan beton eksisting dengan menggunakan palu beton adalah identik dengan menggunakan alat PUNDIT. Pada contoh struktur pilar, nilai kuat tekan dari palu beton sebesar 339,56 kg/cm2 berada pada rentang nilai kuat tekan hasil pengujian PUNDIT (300-350) kg/cm . Pada strufaur kepala jembatan, nilai kuat tekan dari palu beton sebesar 256,55 kg/cm berada pada rentang nilai kuat tekan hasil pengujian PUNDIT (250-300) kg/cm2."
620 JTJ 1:1 (2014)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
JJJ 23 (1-3) 2006
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
JJJ 29:3 (2012) (2)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
JSEPU 5:1(2013)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Asiyanto
Jakarta: UI-Press, 2008
693.5 ASI m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
IRWAN ADE PUTRA
"Penelitian mengenai pengujian dinamik ini bertujuan untuk mendapatkan parameter dinamik struktur, yaitu: frekuensi alami, rasio redaman, dan mode getar. Dan juga pengaruh perletakan bearing pad terhadap transmisibilitas dari respon dinamik struktur jembatan. Objek struktur yang digunakan adalah Jembatan Elevated Toll yang terletak di jalan tol ruas Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM), Surabaya-Jawa Timur. Struktur jembatan dimodelkan secara tiga dimensi dengan menggunakan software SAP2000 untuk memperoleh frekuensi alami dan mode getar struktur jembatan secara teoritis. Forced vibration test kemudian dilakukan untuk mendapatkan frekuensi alami dan rasio redaman struktur jembatan secara eksperimen. Pengukuran vibrasi menggunakan microtremor dengan sensor accelerometer. Hasil dari eksperimen ini mampu mengidentifikasi dua mode dari struktur jembatan, yaitu mode vertikal pertama dan mode longitudinal pertama. Hasil yang diperoleh adalah frekuensi alami hasil eksperimen nilainya relatif lebih besar sampai 13 % dibandingkan frekuensi alami hasil permodelan. Frekuensi hasil eksperimen lebih besar dari permodelan maka jembatan masih dalam keadaan yang utuh atau belum mengalami kerusakan dan dalam kondisi yang baik. Rasio redaman struktur jembatan yang diperoleh dari hasil eksperimen yaitu 1.92 % dan 2.32 %. Transmisibilitas dari perletakan bearing pad dapat mereduksi respon percepatan dari struktur atas jembatan ke struktur bawah jembatan sebesar 54.62 % dan 60.22 %.
The purpose of this dynamic test was to obtain dynamic parameters of structure, such as: natural frequency, damping ratio, and mode shape. And also the effect of elastomeric bearing support on the transmissibility of the dynamic response of the bridge structure. The object used is the Elevated Toll Bridge located on the Krian-Legundi-Bunder-Manyar toll road (KLBM), Surabaya-East Java. The bridge structure was modeled in three dimensional using SAP2000 software to obtain the natural frequency and mode shape of the bridge structure theoretically. Forced vibration test was then performed to obtain the natural frequency and damping ratio of the bridge structure experimentally. Vibration measured using microtremor with accelerometer sensor. The results of this experiment were able to identify two modes of the bridge structure, namely the first vertical mode and the first longitudinal mode. The results obtained are the natural frequency of experimental value is relatively greater up to 13% compared to the natural frequency of the modeling results. The natural frequency of the experimental is greater than modeling, so the bridge is still in a complete condition or has not been damaged and in good condition. The damping ratio of the bridge structure were obtained from the experimental results is 1.92% and 2.32%. The transmissibility of the bearing support can reduce the acceleration response from the upper bridge structure to the lower bridge structure by 54.62% and 60.22%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum RI, 2002
690.1 IND m XII
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
"Application of integral bridges in Indonesia has not been as popular as in other countries such as the UK, USA, and Australia. Whereas in fact, this technology is more beneficial than conventional bridges which can reduce the maintenance cost. The concept of integral bridge in Indonesia is just began in 2007. This study is aimed to analyze and evaluate the results of data recorded in the monitoring system of the first Indonesian 20-m-Sinapeul integral bridge."
JJJ 32(1) 2015
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
JJJ 30:3 (2013)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Putri Ardiyati
"Dalam struktur jembatan yang menggunakan sistem pracetak, sambungan merupakan titik terlemah dan menjadi suatu bagian yang krusial dalam sistem struktur jembatan. Sambungan memiliki fungsi untuk menyatukan antar segmen pracetak sehingga gaya geser dapat terdistribusi merata dari satu segmen ke segmen lainnya. Penelitian bertujuan untuk menganalisa perilaku kunci geser dengan material ferro casting ductile. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian dilakukan secara numerik dengan mengacu pada hasil eksperimental penelitian kunci geser terdahulu dengan material ferro casting ductile. Studi numerik dilakukan dengan menggunakan pemodelan 2D dan 3D. Pemodelan 2D dengan SAP 2000 dan pemodelan 3D dengan Cast3M menggunakan model dengan skala 100% dengan kunci geser bertirus 2:1. Pemodelan 3D juga dilakukan dengan menggunakan program Midas FEA menggunakan model skala reduksi 50% dengan kunci geser tidak bertirus. Penelitian menggunakan male-female shear key ferro casting ductile dengan variasi kemiringan radial,variasi gaya pratekan dengan atau tanpa perekat pada sambungan. Dari hasil pemodelan 2D dengan SAP 2000 hasil pemodelan menunjukan hasil linear meskipun material non linear dan analisa non linear telah diterapkan. Untuk hasil pemodelan dengan Midas FEA, meskipun selisih perbedaan antara hasil eksperimen dan hasil numerik berada pada rentang 0-8% untuk beban maksimum tetapi perpindahan vertikal yang dihasilkan masih memiliki selisih mencapai lebih dari 30%.
In structural bridge with precast segmental concrete. Joint between precast segmental is the weakest area of the structural system. Joint precast segmental is the most important part of the structural system with precast segmental due to its functionality. Joint of precast segmental has function to distribute shear stress among precast segmental parts. The objective of this paper is to study the mechanical behavior of FCD applied as shear key. Study analysis use numerical study and validate its results with reference experiment’s results from previous study experimental. Numerical study use model with basis 2D model and 3D model. 2D model use SAP 2000 and 3D model use Cast3M with model use scale 100% and radial shear keys with inclination scale 2:1. For Midas FEA use model reduction scale 50% and flat shear key. Numerical analysis use ferro casting ductile shear key with variation in inclination of radial shear key and horizontal force with or without epoxy. The results are 2D model with SAP 2000 resulting linear’s result despite non linear analysis has been implemented to the program and 3D model with Midas FEA has range margin error 0 – 8% for the maximum load occur on top of joint. Despite the maximum load’s error is quite small but the margin error for displacement reach more than 30%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library