Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 49814 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elizabeth Geophine
"The purpose of this study was to investigate the pattern, mean and differences of measurements between men and women on vertical dentocraniofacial cephalometric values of open bite subjects with anterior tongue thrust. There were 27 subjects between ages of 12-28 years, 6 men and 21 women of which thirteen vertical dentocraniofacial variables were obtained from measurements taken from lateral cephalometrics; ANS-Me, N-Me, S-Go, CC-Go, SN-MP, N-ANS, PP-MP, Y-axis, UPDH, LPDH, ANS-UI, LI-MP and overbite. The means of values of ANS-Me, N-Me, S-Go and CC-Go were compared with the norms based on Deouteromalay population and SN-MP, PP-MP, Y-axis, UPDH, LPDH, ANS-UI, LI-MP with the norms based on Caucasian population. The obstacle of this study was the unavailable norms of vertical dentocraniofacial cephalometric for Deuteromalay population. Generally the pattern of vertical dentocraniofacial of open bite subjects with anterior tongue thrust shows the long face syndrome."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2005
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Anterior Tongue Thrust Swallow (ATTS), a swallowing pattern by pushing the tongue onto anterior dentition, can initiate malocclusion in the anterior region, which will create psychophysiological problems due to aesthetic, speech, and mastication disorders. The use of a Tongue Crib (TC) as a corrective device for ATTS is to block the force of tongue against the anterior teeth. Wearing a TC will have an experience of discomfort for the patient and can be an obstacle in using TC regularly, lengthening the period of treatment. A clinical trial with 25 subjects using TC in their retention period, and 48 patients only using Hawley
retainer without crib as control, was carried out from September 2004 until May 2005 in the FKG UI Orthodontics clinic, the Orthodontics Clinic of Lembaga Kedokteran Gigi (Ladokgi) TNI AL R.E. Martadinata and in a specialist clinic. The survival analysis for the TC users, associated with sensor time, indicates that 25 of the TC users had not succeeded to correct ATTS. A discomfort questionnaire (DQ) was specifically designed for this study, consisting of 9 items. A significant result was that the discomfort experienced was one of the risk factor for the ineffectiveness of Tongue Crib in correcting ATTS."
[Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Journal of Dentistry Indonesia], 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Magdalena Lesmana
"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi dan
distribusi ATTS pada malokIusi regio anterior. Hasilnya
dapat digunakan sebagai informasi dasar dari penelitian
lanjutan mengenai hubungan ?ATTS? dengan Maloklusi secara rinci yang diperlukan untuk penanganan yang
efektif. Penelitian dilakukan pada 522 anak 90K III Jakarta berusia 7-13 tahun, yang belum pernah dilakukan perawatan orto. Diagnosa ada/tidaknya ?TTS? dilakukan dengan alat LINGOMETER FINK. Malrelasi/malposisi gigi-gigi-gigi anterior pada subjek dengan TTS (Lingometer respons positif) dilihat secara visual. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi TTS yang tinggi (73,2) dengan frekwensi tertinggi pada usia 12?13 tahun (85,5Y.) Pola malokiusi yang dijumpai pada subjek dengan TTS adalah protrusi gigi tetap anterior atas(38,7%) ,rotasi aigi anterior atas(2S,9,flaring(9,4 Y.), protrusi anterior bawah (6,0%), kombinasi protrusi dan rotasi (2,97.), protritsi gigi anterior atas dan bawah(2%), openbite dan rotasi(1,3), open bite (1,3%) dan kombinasi openbite dan protrusi(0,7%).
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1990
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muslim
"Successful treatment of the adult patient with an open bite dental or skeletal pattern often presents a difficult challenge. The causes of open bite may be multifactorial in nature, there are spesific diagnostic criteria that may allow for an orthodontic treatment modality incorporating extraction therapy with retraction of incisors.
The intent of this article is to describe and demonstrate the extraction treatment of a open bite caused by a hyperdivergent facial pattern."
Jakarta: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2003
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Aspar Mappahya
"Pemeriksaan invasif dengan arteriografi koroner selektif dapat memberi informasi akurat tentang lokasi dan luasnya proses aterosklorosis sekaligus memungkinkan visualisasi kolateral. Dengan pemeriksaan ventrikulografi kiri dapat diketahui kemampuan kontraksi ven trikel kiri dengan menganalisa kontraktilitasnya baik Secara regional maupun global.
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data awal tentang gambaran morfologi arteri koronaria termasuk distribusi, lokasi dan derajat stenosis serta hubungannya dengan beberapa parameter yang berkaitan erat pada penderita Penyakit Jantung Koroner di Indonesia umumnya dan di Rumah Sakit Jantung Hara pan Kita khususnya; dan menilai peranan sirkulasi kolateral pada penderita infark miokard anterior dengan obstraksi total dan subtotal pada arteri desendens anterior kiri.
Dilakukan penelitian retrospektif terhadap 821 penderita yang dirujuk ke Unit Pelaksana Fungsionil Invasif RSJHR dengan suspek atau pasti menderita PIK selama periode 1 Januari 1986 sampai dengan 31 Desember 1988. Terdapat 126 penderita dengan arteri koronaria yang normal dan sisanya, 695 penderita dianalisa lebih lanjut. Secara keseluruhan dari 821 penderita ditemukan 44,7% distribusi dominan kanan, 40,1% distribusi seimbang, dan 15,2% distribusi dominan kiri. Dari perhitungan berat dan luasnya stenosis ditemukan korelasi bermakna (p <0,01) antara skor stenosis cara AHA dan jamlah pembuluh yang sakit cara GLH. Dari segi umur tidak ada perbedaan skor stenosis yang bermakna antara kelompok umur dengan rata-rata keseluruhan (p>0,05). Tetapi ada perbedaan bermakna (
p <0,05) antara kelompok dibawah 39 tahun dan kelompok 40-69 tahun. Juga tidak ada perbedaan bermakna (p >0,05) diantara kelompok umur pada mereka dengan penyakit satu maupun dua dan tiga pembuluh.Berdasarkan jenis kelamin tidak banyak perbedaan distribusi jumlah pembuluh yang sakit. Obstruksi total lebih banyak dijumpai pada ke tiga arteri koronaria utama dibanding obstruksi subtotal pada semua kelompok umur kecuali pada kelompok diatas 70 tahun untuk Cx terjadi sebaliknya. Secara umum hipotesis tentang makin banyaknya faktor risiko koroner makin tinggi skor stenosisnya tidak terbukti pada penelitian ini dan hanya hipertensilah satu-satunya terbukti mempunyai pengaruh jelas terhadap beratnya stenosis . Dari gambaran radiologis, terbukti bahwa berat stenosis merupakan salah satu penyebab yang penting untuk timbulnya kardiomegali; selain itu adanya kardiomegali pada penderita PJX bisa meramalkan adanya asinergi dengan sensitivitas 64% dan spesifitas 57%. Berdasarkan gambaran EKG penderita yang diteliti lebih banyak yang telah mengalami infark (56,7%) dibanding yang tanpa infark; dan ada kecenderungan persentase penyakit satu pembuluh lebih dominan pada penderita tanpa infark dan persentase penyakit tiga pembuluh lebih dominan pada penderita infark, sementara penyakit dua pembuluh paling tinggi persentasenya pada kedua kelompok. Tidak ada perbedaan skor stenosis yang bermakna antara penderita infark transmural dan penderita infark non-Q meskipun skor stenosis pada infark transmural lebih tinggi. Stenosis bermakna pada LMCA lebih banyak ditemukan pada penderita PJK tanpa infark (55%) dibanding yang telah infark, juga persentase bermakna pada LMCA lebih banyak dijumpai.pada penyakit tiga pembuluh. Terdapat 5 (20,8%) dari penderita dengan aneurisma ventrikel yang menunjukkan elevasi. ST dan hany,a 11 (45,8%) yang disertai kolateral. Hasil ULJB pada 267 penderita memperlihatkan kecenderungan hasil positif ringan lebih banyak pada penyakit satu pem buluh dan hasil positif berat lebih banyak pada penyakit tiga pembuluh; sensitivitas pemeriksaan ULTB adalah 85%. Dari beberapa parameter yang berhubungan dengan ventrikulografi terlihat gambaran asinergi lebih sering dijumpai pada penyakit yang lebih luas sedangkan normokinesis lebih sering pada mereka dengan stenosis yang tidak begitu luas. Tnsufisiensi mitral sering dijumpai pada pemeriksaan ventrikulografi dan pada penelitian ini lebih banyak dijumpai (40,8%) pada asinergi inferior; juga paling sedikit ditemukan pada penyakit satu pembuluh.
Penilaian peranan sirkulasi kolateral terhadap PJK umumnya terlihat tidak ada perbedaan bermakna (p>0,05) persentase pemendekan hemi dan longaxis diantara keempat kelompok derajat kualitas kolateral pada 38 penderita PIK dengan obstruksi total dan subtotal -
tanpa infark anterior. Juga tidak ada perbedaan bermakna dalam hal FE, TDAVK dan VDA pada kelompok ini. Adapun pada kelompok penderita yang telah mengalami infark anterior, ternyata ada perbedaan persentase pemendekan hemi dan longaxis yang bermakna, (p<0.01 ), khususnya aksis yang sesuai dengan perfusi LAD, sehingga dapat disimpulkan bahwa makin baik kualitas kolateral makin baik pula fungal ventrikel kiri, meskipun persentase pemendekan tersebut masih lebih rendah dibanding yang ditemukan pada kelompok kontrol. Demikian pula ada perbedaan bermakna (p 0,01) dalam hal FE,dan TDAVK diantara keempat kelompok derajat kualitas kolateral yang selanjutnya memperkuat kesimpulan diatas.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa peranan sirkulasi kolateral pada penderita PJK baik yang belum maupun yang telah mengalami infark sangat penting dalam menilai hubungannya dengan fungsi ventrikel k iri serta sangat berguna untuk menentukan tindak lanjut baik yang bersifat konservatif maupun yang bersifat intervensi angioplasti dan bedah pintas koroner.
"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1989
T 4126
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Reaksi orang tua terhadap suatu penyakit akan bervariasi, begitu juga terhadap anggota
keluarga yang sakit Tuberkulosis. Keadaan ini dapat mendorong keluargaforang tua untuk
menggunakan strategi koping tertentu untuk mengatasi masalah. Penelitian ini berjudul
Gambaran koping orang tua pada keluarga dengan penderita Tuberkulosis di wilayah kelja
Puskesmas Kemiri Muka Depok. Penelitian ini menggunakan desain diskriptif sederhana
yang bertujuan mendapatkan gambaran koping keluargaforang tua pada keluarga dengan
penderita Tuberkulosis. Penelitian dilakukan terhadap 22 keluarga yang rnempunyai
anggota menderita TB paru di wilayah Puskesmas Kemiri Muka Depok Analisa dilakukan
untuk mendapatkan frekuensi dari koping keluarga/orang tua dalam menghadapi masalah
keberadaan anggota keluarga dengan TB paru. Hasil penelitian menggambarkan respon
keluarga/orang tua adalah cemas. Hal ini mendorong setrategi koping keluarga/orang tua
untuk menghadapi masalah dan menyelesaikan masalah."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5396
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fitryan Anggrasari
"Penelitian yang dilakukan akhir-akhir ini mengenai susut sebatas susut pada beton arah horizontal. Padahal pada kenyataannya, banyak elemen struktur beton yang berada pada posisi selain horizontal, seperti kolom. Oleh karena itu, dilakukan suatu penelitian terhadap campuran beton berkinerja tinggi yang menggunakan fly ash, yang selanjutnya akan diamati perilaku susutnya pada arah vertikal untuk mengetahui apakah ada pengaruh berat sendiri beton dan penggunaan fly ash terhadap susut yang terjadi, serta membandingkan dengan perhitungan regangan susut berdasarkan ACI 209R-92.
Untuk pengujian susut, benda uji akan dibuat dalam balok ukuran 15 cm x 15 cm x 60 cm dan diuji dengan menggunakan Vibrating Wire Embedded Strain Gage (VWESG) sesaat setelah beton dicor hingga beton berumur 110 hari. Pengujian tekan dan modulus elastisitas juga dilakukan untuk mengetahui karekteristik kuat tekan dan modulus elastisits beton yang diteliti.
Benda uji tekan akan dibuat dalam silinder dengan diameter 10 cm dn tinggi 20 cm yang dites pada hari ke 3, 7, 14, dan 28. Sedangkan benda uji modulus elastisitas akan dibuat dalam silinder silinder dengan diameter 15 cm dn tinggi 15 cm yang dites pada hari ke-28.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat sendiri beton dan penggunaan fly ash tidak berpengaruh terhadap susut yang terjadi. Regangan susut yang terjadi hampir sama dengan regangan susut berdasarkan ACI209-92.

Research in shirinkage of concrete carried out recently is merely about shrinkage in horizontal direction. Whereas in reality, many structural elements site in vertical direction, such as column. Therefore, this research carry out shrinkage of high performance concrete using fly ash in vertical direction which is used to find out if there is influence of its own weight and the use of fly ash in concrete shrinkage. In addition, this research is also compared with prediction of shrinkage based on ACI 209R-92.
The shrinkage specimens will be made of beam type specimens size of 15 cm x 15 cm x 60 cm and evaluated by Vibrating Wire Embedded Strain Gage (VWESG) right after the fresh concrete is placed to the mold until the specimens age is approximately 110 days. The compressive strength dan elastic modulus test will also be evaluated to find out the characteristics of compressive strength and elastic modulus of concrete specimens.
The compressive strength specimens will be made of cylinder type specimen size of 10 cm diameter and 20 cm height and tested on 3, 7, 14, and 28 days of concrete specimens age. Whereas the elastic modulus specimens will be made of cylinder type specimen size of 15 cm diameter and 23 cm height and tested on 28 days of concrete specimens age.
The result of this research shows that concrete's own weight and the use of fly ash do not influence the shrinkage of concrete. The shrinkage that occured is almost the same with the one according to ACI 209R-92.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42901
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Frieda Audryana Prastysia
"Latar belakang: Penyakit ginjal kronis (PGK) menjadi salah satu penyakit yang menjadi perhatian di berbagai negara karena jumlah penderita yang meningkat setiap tahun. Menurut data RISKESDAS, prevalensi pasien PGK di Indonesia sebesar 0,2% pada tahun 2013 dan bertambah menjadi 3,8% pada tahun 2018. Sebagian besar pasien PGK mengalami gejala atau perubahan pada rongga mulut, salah satunya pada lidah. Perubahan kondisi rongga mulut berdampak secara signifikan pada kualitas hidup pasien. Kesadaran dan pengetahuan mengenai temuan klinis rongga mulut pasien PGK sangat penting sebagai edukasi bagi tenaga kesehatan dan pasien. Serta masih sedikit adanya penelitian terkait gambaran lidah pada pasien PGK yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Angkatan Udara (RSAU) dr. Esnawan Antariksa melatarbelakangi penelitian ini. Tujuan: Mengetahui profil gambaran klinis lidah berupa distribusi dan frekuensi atrofi papila, ukuran lidah, coated tongue, dan fissured tongue pada pasien PGK yang sedang menjalani hemodialisis di RSAU dr. Esnawan Antariksa. Metode: Penelitian deskriptif dengan data yang didapatkan dari hasil pemeriksaan rongga mulut dan data sekunder dari rekam medis pasien PGK yang sedang menjalani hemodialisis Hasil: Dari 108 pasien PGK, terdapat 19 orang (17,9%) mengalami atrofi papila, 106 pasien (100%) adanya coated tongue, 85 pasien (80,2%) adanya fissured tongue. Pasien paling banyak ditemukan memiliki ukuran lidah dengan kategori 1 berdasarkan klasifikasi House (76,4%), memiliki perluasan coated tongue berdasarkan indeks Winkel sebesar 12 (22,6%), memiliki coated tongue berwarna putih (93,4%), dan memiliki jumlah fissured tongue dengan kategori ringan (31,1%). Kesimpulan: Pada penelitian ini menunjukkan bahwa masalah dan perubahan pada rongga mulut dapat ditemukan pada pasien PGK yang sedang menjalani hemodialisis di RSAU dr. Esnawan Antariksa.

Background: Chronic kidney disease (CKD) is a disease of concern in various countries because the number of cases increases every year. According to RISKESDAS data, the prevalence of CKD patients in Indonesia was 0.2% in 2013 and increased to 3.8% in 2018. Most of CKD patients have symptoms or clinical features in the oral cavity, one of which is the tongue. Changes in the condition of the oral cavity have a significant impact on the patient's quality of life. Awareness and knowledge regarding the clinical findings of the oral cavity of CKD patients is important to be educated for health workers and patients. There has not been any research related to the tongue features in CKD patients undergoing hemodialysis at the Air Force Hospital (RSAU) dr. Esnawan Antariksa. Objective: This study aims to determine the clinical features of the tongue in the form of distribution and frequency of papillary atrophy, tongue size, coated tongue, and fissured tongue in CKD patients undergoing hemodialysis at RSAU dr. Esnawan Antariksa. Methods: Descriptive study is done by examining the patient’s oral cavity and using the secondary data found in patient’s medical record. Results: From 108 CKD patients, 19 patients (17.9%) had papillary atrophy, 106 patients (100%) had coated tongue, 85 patients (80.2%) had fissured tongue. Most patients were found to have a tongue size with category 1 based on House classification (76.4%), had an extended coated tongue based on the Winkel index of 12 (22.6%), had a white coated tongue (93.4%), and had the number of fissured tongue in the mild category (31.1%). Conclusion: This study reveals that problems and changes in the oral cavity could be found in CKD patients undergoing hemodialysis at RSAU dr. Esnawan Antariksa."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Bagus Ngurah Nuartha
"Strok atau penyakit peredaran darah otak dapat dijumpai pada semua golongan usia, namun sebagian besar akan dijumpai pada usia di atas 55 tahun (76). Penulis memberanikan diri melakukan penelitian dengan tujuan untuk menilai taraf ketepatan diagnosis secara klinis (anamnesis dan pemeriksaan fisik) pada kasus strok non-hemoragik dengan meneliti tingkat korelasi antara gambaran CT dan gambaran klinis.
Pengetahuan mengenai taraf ketepatan pembuktian klinis terhadap strok non-hemoragik yang dapat diandalkan akan sangat membantu para dokter yang bekerja di daerah terpencil dengan fasilitas pelayanan medis yang sangat terbatas. Dengan demikian, hasil penelitian ini akan mempunyai dampak positif terhadap masyarakat umumnya dan masyarakat yang membutuhkan pelayanan medis khususnya."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1986
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>