Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137409 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Dalam penelitian ini dilakukan analisis karakteristik dinamik struktur roket pada roket bertingkat RX-420/RX-250 ketika kondisi roket sedang terbang bebas lepas dari peluncur roket (Free-Flying), dengan bantuan perangkat lunak berbasis Metode Elemen Hingga. Pada roket bertingkat ini motor roket RX-420 digunakan sebagai ?booster?, sedangkan untuk ?sustainer? digunakan motor roket RX-250. Dalam analisis ini modus getar dari struktur liner, propelan dan inhibitor ikut dihitung. Hasil analisis modus normal, harga frekuensi alami modus-getar orde satu untuk struktur roket bertingkat ini pada bentuk modus pertama sampai bentuk modus ke enam harganya ? = 8.45076E-4 Hz. Pengaruh modus getar dari struktur roket bertingkat ini terhadap struktur muatan akan terasa pada harga ?= 14,50862 Hz dan ?= 47,08226 Hz, baik dalam arah lateral maupun vertikal. Harga natural frekuensi modus getar orde satu untuk struktur sirip dari booster berada pada harga ?= 55.50 Hz s/d ?= 56.97, sedangkan harga frekuensi alami modus getar orde satu untuk struktur sirip dari sustainer berada pada harga ?= 71,22 Hz s/d ?= 73,83 Hz. Untuk struktur propelan booster dan sustainer harga 1st frekuensi alami modus getar berada pada ?= 75,14 Hz sampai dengan ?= 77.30 Hz, baik untuk gerakan arah longitudinal, vertikal dan rotasi."
620 DIR 4:3 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Material yang digunakan untuk struktur ruang propulsif ada 3 kelompok yaitu material yang dapat dilas, paduan titanium, paduan aluminium dan kelompok material serat halus (material komposit). Karakteristik material-material tersebut sangat dipengaruhi proses pembuatannya. Material yang dapat dilas antara lain baja 40CDV, baja Z 2NKDT, dan baja 15CDV6 yang memiliki karakteristik mekanik yang tinggi, banyak digunakan untuk struktur ruang propulsif, meski sering menghadapi masalah pembentukan. Kelompok paduan titanium banyak digunakan karena mempunyai rasio kekuatan terhadap berat yang tinggi. Kelompok paduan aluminium tidak digunakan untuk struktur ruang propulsif motor roket padat karena tidak tahan terhadap korosi meskipun berat jenisnya rendah. Material maraging steel mempunyai karakteristik mekanik yang baik, banyak digunakan untuk struktur booster Space Shuttle (sampai diameter 6,5 m). Kelompok material komposit yang meliputi serat gelas, serat kevlar dan serat karbon ketiganya mempunyai ketahanan cukup tinggi dan densitas rendah. Material ini dibuat secara filament winding menggunakan resin epoksi. Material filament winding ini banyak digunakan pada booster motor roket padat"
620 DIR 4:3 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini menyajikan beberapa aspek terkait persiapan uji statik motor roket berbahan bakar cair, meliputi penataan lokasi, pengamanan daerah operasi, sarana penguji, teknik operasi uji statik, dan penanggulangan dampak kegagalan pengujian. Aspek-aspek ini merupakan masukan tahap awal sebelum dilakukan rencana operasi pengujian yang lebih rinci."
620 DIR 4:3 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pengembangan teknologi wahana peluncur atau roket dipengaruhi oleh lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal meliputi kemampuan, fasilitas, sumber daya, dan kemampuan anggaran yang tersedia. Kemudian lingkungan eksternal yaitu secara internasional adanya suatu rejim yang membatasi alih teknologi dan alih peralatan, dan alih bahan baku dari negara maju ke negara yang mengembangkan teknologi roket. Dalam pengembangan teknologi roket secara nasional harus emmperhatikan pengaruh rejim yang membatasi pengembangan."
621 DIRGA 8 (1-4) 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Wicaksono
"ABSTRACT
Pengujian hidrostatis tabung roket merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kekuatan material ketika menerima tekanan dari dalam tabung. Dalam tulisan ini, material yang diuji
adalah material tabung roket LAPAN RX-122, yaitu aluminium 6061-T6. Pengujian tersebut dilaksanakan di Laboratorium Uji Statik Pusat Teknologi Roket pada tanggal 15 Februari 2019. Pengujian dilaksanakan pada ruangan dengan temperatur 270C dan kelembaban udara 55%. Selama pengujian berlangsung, parameter yang ingin diketahui nilainya adalah regangan yang dialami tabung roket. Lima buah sensor regangan dipasang di tabung roket untuk mengukur regangan pada arah longitudinal dan circumferential. Dari pengujian diketahui bahwa tabung roket kuat menahan tekanan sampai 200 bar, yang merupakan kapasitas maksimal sensor pengukur tekanan PT750 yang digunakan. Secara visual didapatkan bahwa tidak terjadi kebocoran dan keretakan material. Data yang diperoleh dari sensor menunjukkan bahwa nilai regangan tabung roket meningkat seiring
bertambahnya tekanan yang diberikan pada tabung roket. Hasil pengujian ini kemudian diolah dan ditampilkan dalam bentuk grafik. Kurva nilai regangan circumferential yang didapatkan dari sensor
regangan STR 1, STR 4, dan STR 5 memiliki kecenderungan yang serupa dengan nilai maksimal 2000 mikro strain. Sementara itu, nilai regangan longitudinal yang didapatkan dari sensor regangan STR 2
dan STR 3 memiliki nilai maksimal 500 mikro strain"
Jakarta: Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, 2019
520 DIRGA 20:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Erson Efandy Mampuk
"Mesin thresher adalah mesin yang digunakan di pabrik pangolahan kelapa sawit yang fungsinya untuk melepaskan buah (brondolan) dari tandannya (bunch). Prinsip kerjanya adalah dengan memutar serta menjatuhkan tandan buah sawit berkali-kati di dalam thresher drum. Komponen utama dalam thresher drum adalah: poros, arm dan silinder yang berupa grating dari pelat-pelat strip. Tugas akhir ini khusus menganalisa komponen thresher arm dibawah pembebanan yang disimulasikan. Karena bentuk geometris yang tidak sederhana, proses pemodelan dan perhitungan dilakuk:an dengan bantuan program SolidWorks untuk pemodelan dan ANSYS Workbench untuk analisa struktur yang berbasis metode elemen hingga. Walaupun pembebanan yang sebenarnya berupa beban-beban stalik dan dinamik, ana[isa yang dilakukan hanya analisa statik dengan menyederhanakan beban-beban dinamik menjadi beban statik. Solusi-solusi yang dicari berupa medan tegangan dan deformasi pada thresher untuk mengetahui letak daerah kritis dan besaran tegangan tegangan dan deformasi yang terjadi pada bagian tersebut.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37483
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Piroteknik adalah salah satu instrumen yang banyak dipakai pada peroketan, apalagi pada roket bertingkat atau Strap On Booster. Boleh dikatakan tanpa memakai piroteknik, misi penerbangan yang diinginkan tidak dapat tercapai. Karena pentingnya fungsi piroteknik ini, maka perlu mendapat perhatian terutama sebelum misi dilakukan atau dalam penerbangannya. Banyak jenis piroteknik yang umum dipakai dalam peroketan dan masing-masing jenis mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Seperti pada jenis igniter, yang dipakai sebagai penyala awal dari pembakaran propelan padat.
"
621 DIRGA 8 (1-4) 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Elvin
"Desain suatu roket yang dihasilkan berdasarkan misi tujuan awal sangat mempengaruhi performa aerodinamika yang dimiliki roket tersebut. Dengan berbagai konfigurasi yang dapat dimiliki suatu roket dari profil nose cone, fineness, tail fin, propulsion dan berbagai komponen lainnya, tentunya akan menjadi sebuah tantangan untuk menghasilkan desain yang optimal untuk suatu misi. Dengan demikian dilaksanakan sebuah penelitian yang menguji performa aerodinamika roket terkhususnya drag dan pola aliran udara berdasarkan variasi geometri nose cone yang dibuat dari 4 profil umum. Profil-profil nose cone yang akan diuji dalam penelitian ini adalah conic, power series, tangent ogive, dan elliptical yang akan digunakan pada geometri motor roket FFAR Mk. 40 yang disederhanakan untuk mempermudah penelitian ini. Metode penelitian akan dilakukan secara numerik dengan simulasi CFD (Computational Fluid Dynamics) dengan parameter-parameter yang sudah ditetapkan dan variabel input yang sesuai dengan operasional motor roket Mk. 40. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah didapatkan, dapat disimpulkan bahwa nose cone dengan profil conic menhasilkan drag tertinggi dibandingkan 3 profil nose cone lainnya untuk kecepatan subsonik hingga transonik, sedangkan elliptical menghasilkan drag tertinggi untuk kecepatan supersonik. Profil nose cone yang menghasilkan drag terendah dari kecepatan subsonik hingga supersonik dalam penelitian ini adalah profil power series dengan kedua terbaik adalah tangent ogive.

Design of a rocket is dependent on the mission it is based on which entirely affects the aerodynamic performance of said rocket. With unlimited amount of rocket configurations readily available based on the variation of components and factors such as nose cones, fineness, tail fins, propulsion system and etc., the creation of a optimal rocket for a specific mission is sure to be challenging. In which case, a research is done to analyze the aerodynamic performance of a rocket specifically drag and airflow based on the variation of nose cone geometry made from 4 common profiles. The 4 nose cone profiles which will be studied in this research are conic, power series, tangent ogive, and elliptic which will be then attached to the simplified body of FFAR Mk. 40 rocket motor to ease the study. The research method used are numerical study with computational fluid dynamic (CFD) analysis with various parameters set and input variables based on the operational capabilities of the FFAR Mk. 40 motor. Based on the results of the research, we can conclude that the conic profile produces the most drag than the other 3 profiles during subsonic and transonic speeds and is overtaken by the elliptic profile at supersonic speed. The power series profile produces the least drag from the range of subsonic to supersonic velocity with the second least drag produced from the tangent ogive profile."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Haposan Juliarto
"Sedang diobservasi kemungkinan mengurangi berat nosel robot yang sedang dikembangkan oleh LAPAN dengan cara menggantikan bahan grafit masif sebagai pelapis tahan panas dengan menggunakan telauk pelapisan HVOF (High Velocity Oxigen Fuel) thermal spray coating. Material pelapis HVOF yang dapat dipakai adalah WC-Co (Fungsten Carbide-Cobalt) yang merupakcm material yang memiliki kekerasan tinggi, ketahanan temperatur tinggi dan ketahanan erosi yang baik. Penelitian lni menggunakan sampel baja batangan JJS S45C yang merupakan material dasar nosel roket. proses pelapisan dilakukan dengan metode HVOF dengan variasi target katebalan lapisan sampel: 1: 200 11m. 2:400 p.m. 3:600 pm, 4: 800 pm, dan 5: 1000 p.m. Kemudian dilakukan pengnjian kakuatan adhesiflwhesi substrat dan lapison sesuai standar ASJ'M C633. Sementara itu dilakukan juga pengamatan stntktur mikro lapisan WC-Co dengan menggunakan mikroskop optik dan SEM (Scanning Electron Microscope) serta pengujian komposisi ktmia dianalisa dengan menggunakan EDS (Energy Dispersive Spectroscopy). Hasil penelilian ini menunjukkan hasi{ ketebalan rata-rata lapisan yang semakin jauh dari target dengan bertambahnya target ketebalan dalam ltitWJgan pass. Dari pengujian kekuatan adhesilkohesi lapisan tidak didapatkan kekuatan dari lapisan WC-Co karena belum ditemukan epoksi yang mampu mengangkat lapison tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41362
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saeri
"Pengaruh kawat logam perak (Ag), tembaga (Cu) dan nikel (Ni) pada laju pembakaran propelan padat dasar Polybutadiena diteliti. Kawat logam perak, tembaga dan nikel ditanam sepanjang sumbu batang propelan berbentuk silinder pejal. Batang propelan dilapisi inhibitor seluruh kulit silindernya kemudian dimasukkan pada roket K -Round dan dilakukan uji statik. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang nyata, laju pembakaran propelan padat polybutadiena tanpa dan menggunakan kawat logam berturut-turut nikel, tembaga dan perak yaitu 0,112 cm/det., 0,149 cm/det, 0,166 cm/det dan 0,315cm/det."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>