Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160268 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Telah dipelajari dalam penelitian ini metode spektroskopi optogaivanik menggunakan lampu lucutan katoda berongga komersial (Na/Ne) dan Laser zatwarna (Rh6G) tertala yang dipompa oleh laser Nd:YAG pulsa. Laser zat-warna yang digunakan mempunyai cakupan panjang gelombang antara 579,80 nm -605,50 nm dengan lebar garis 0,06 nm. Arus lucutan dapat divariasi dan menghasilkan sembilan belas puncak optogalvanik bersesuaian dengan tujuh belas transisi atom neon (meliputi aras-aras 3p-4d, 3s-4p, 3s-3p dan 3p-5s) clan dua transisi atom natrium (meliputi aras 3s-3p), pada besar arus maksimal (7,49 ± 0,01) mA"
JURFIN 3:9 (1999)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Sejak demonstrasi laser zat-padat yang pertama kali, variasi beberapa material zat-padat lain dapat digunakan dan dioperasikan sebagai laser zat-padat. Dari banyak jenis material zat-padat yang dapat dibuat sebagai bahan aktif laser, hanya beberapa diantaranya yang terbukti berhasil secara komersial, beberapa diantaranya merupakan laser yang dapat divariasi panjang gelombangnya (ditala) dan hal ini sangat berguna untuk riset-riset ilmiah spektroskopi."
JURFIN 1:2 (1997)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah diteliti spektroskopi eksitasi dua foton dengan metode optogalvanik pada atom neon menggunakan lampu lucutan katoda berongga Na/Ne komersial dan laser zat warna Rh-B pulsa tertala. Laser zatwarna ini mempunyai rentang panjang gelombang antara 570 nm-603 nm dan lebar garis sekitar 0,6 nm. Variasi arus lucutan pada lampu dan intensitas lasr pengeksitasi yang cukup tinggi mampu mengidentifikasi 6 transisi dua foton neon dalam lampu katoda"
JURFIN 9:27 (2005)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) bila sudah tidak terpakai akan menjadi limbah yang mengandung Bahan Beracun Berbahaya (B3). Limbah ini bila tidak ditanggulangi secara baik akan memberikan masalah yang cukup serius bagi lingkungan hidup manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kandungan logam-logam berat seperti Hg, Pb, Cd, Ni, Cu dan Zn yang terdapat pada beberapa jenis lampu PJU dengan menggunakan peralatan Spektrometer Absorbsi Atomik (AAS). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa unsur timah hitam (Pb) merupakan unsur dengan kandungan tertinggi untuk semua jenis lampu. Dari hasil akumulasi satu tahun (1996-1997) limbah lampu yang terkumpul di DKI Jakarta adalah sekitar 18.000 buah. Dari jumlah ini akan dihasilkan logam berat sebesar 54,8 kg timah hitam (Pb), 18,5 kg merkuri (Hg), 1,5 kg nikel (Ni), 1,0 kg tembaga (Cu), 0,071 kg kadmium (Cd) dan 0,001 kg seng (Zn) dari jenis lampu Merkuri dan Sodium bertekanan tinggi (Son). Penanganan limhah lampu PJU yang kurang baik akan mengakibatkan semakin tercemamya lingkungan hidup di Jakarta."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49182
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M Akib Khu
"Analisis spektrokimia pada sampel besar seperti plat logam telah dilakukan dengan menggunakan sebuah ruang oakum kecil yang terhubung secara langsung dengan permukaan sampel melalui cincin berbentuk O. Teknik ini menghasilkan plasma yang dapat digunakan untuk analisis in-situ, sehingga prosedur penyiapan sampel yang relatif kurang praktis dapat diatasi. Di samping itu, dengan adanya cincin O yang menempel pada sampel, secara effektif menghalangi emisi kontinu yang tidak diinginkan dari plasma primer, sehingga meningkatkan sensitifitas deteksi dari teknik ini. Selanjutnya dalam eksperimen ini spektrum yang didapatkan dengan menggunakan sistem OMA tanpa fungsi gating masih menunjukkan sinyal latar belakang yang lebih rendah daripada yang didapatkan dengan metode LIBS (Laser induced Breakdown Spectroscopy).
"
2000
T3684
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"INTISARI. Dilakukan eksperimen teknik laser optogalvanik untuk mendeteksi transisi atom neon dalam lampu lucutan dengan cara mengarahkan berkas laser ke dalam lampu lucutan dan diamati perubahan tegangan akibat adanya serapan oleh transisi elektron dalam aras-aras tenaga atom neon. Eksperimen ini dikerjakan dengan menggunakan laser zat-warna (rhodarnine 6G + rhodamine B) tertala, yang dipompa dengan laser pulsa."
JURFIN 1:2 (1997)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrik Kurniawan
"ABSTRAK
Dengan mengfokuskan berkas pulsa laser karbon dioksida pada berbagai macam target pada tekanan rendah, akan terbentuk plasma yang unik. Dalam disertasi ini struktur dan dinamika dari plasma yang unik ini dapat diperoleh dengan mengembangkan metode pengamatan plasma yang baru yaitu pengukuran distribusi ruang dari intensitas emisi pada berbagai waktu tunda. Plasma ini terdiri atas daft bagian; pertama yaitu bagian kecil dari plasma (disebut plasma primer) yang memancarkan spektrum emisi kontinu hanya untuk beberapa seat diatas permukaan target. Bagian yang lain (plasma sekunder) mengembang sesuai waktu disekeliling plasma primer, memancarkan spektrum garis atomik yang sangat tajam dengan emisi latar belakang yang sangat rendah.
Juga ditunjukan bahwa emisi dari atom-atom yang terpancar keluar dari target membentuk struktur kulit (tipis), dan ionisasi dari atom-atom berlangsung lebih lambat dari pada eksitasi dari atom-atom netral. Laju pergeseran dari muka emisi adalah sebanding dengan waktu pangkat due per lima. Juga berhasil diamati bahwa titik dimana sinyal emisi mulal tampak adalah sama untuk berbagai macam target meskipun berbeda pada berat atomnya. Hasil ini mendukung model bahwa plasma sekunder dibentuk mengikuti prinsip gelombang kejut dengan plasma primer sebagai sumber energi awal.
Dengan memakal gas helium dan argon disekeliling target pada tekanan rendah, dua proses eksitasi yang berbeda terjadi pada saat pembentukan plasma sekunder. Proses eksitasi pertama disebabkan oleh mekanisma gelombang kejut, sedangkan eksitasi kedua disebabkan oleh tingkat energi metastabil pada gas mulia. Proses eksitasi kedua ini menyalurkan energi metastabil yang disimpan oleh gas mulia pada atom-atom yang dipancarkan oleh target meskipun lama setelah pulsa laser berakhir, sehingga menghasilkan intensitas emisi yang lebih tinggi di gas mulia dibandingkan di udara.
Temperatur tinggi pada plasma sekunder sebagai akibat dari kecepatan propagasi yang tinggi dari muka plasma menyebabkan plasma ini sangat cocok digunakan untuk mendeteksi atom-atom halogen yang biasanya sangat sukar diidentifikasi karena tingkat energinya yang sangat tinggi. Aplikasi analitis untuk mendeteksi unsur halogen pada contoh bubuk kimia maupun kalsium pada bahan makanan menunjukkan hubungan yang linter pada kurva kalibrasi. dalam metode Laser Microprobe Spectrochemical Analysis (LHSA) yang umum dipakai hingga saat ini untuk analisa spektrokimia, tidak terdapat hubungan yang tinier pada kurva kalibrasinya karena timbul penyarapan sendiri (self absorption) yang sangat kuat, .lumlah minimum yang dapat dideteksi untuk Cl adalah 5 ppm dan 10 ppm untuk Ca, yang mane Jauh lebih balk dibandingkan dengan metode Induction Couple Plasma (ICP) maupun metode lain. Hingga saat ini metode ICP adalah metode ter-balk yang banyak dipakal untuk analisa elemen-elemen pads bahan makanan. Metode kami akan dikembangkan menjadi metode analisa kuantitatif yang cepat, akurat dan. memiliki sensitivitas yang tinggi tidak Baja pada bahan makanan tetapi juga pada bahan biologi, geologi dan lain-lain.

ABSTRACT
A study has been conducted on the formation of the unique plasma generated by focusing a TEA CO2 laser onto various targets with low pressure surrounding gases. A new method of time-resolved measurement of spatial distribution of the plasma was carried out for analyzing the plasma structure and dynamics. The unique laser induced plasma consists of two distinct regions; the first is a small area of plasma (called primary plasma), which gives off intense continuous emission spectra for a short time just above the surface of the target. The other area (secondary plasma) expands with time around the primary plasma, emitting sharp atomic line spectra with negligibly low background signals.
It is clearly shown that emission due to the gushed atoms from the target form shell structure, and the ionization of the atoms proceeds at slower rate than the excitation of the neutral atoms. The displacement of the emission expansion is proportional to the two-fifths power of time. It has been also observed that the rising point in the time-resolved spatial distribution of the emission 1s the same regardless of the difference in atomic weight. These results support the model that the secondary plasma is excited by a shock wave with primary plasma serving as the initial explosion source.
By using helium and argon as a surrounding gases, two different excitation processes take place in farming the secondary plasma. The first excitation process is due to the shock wave mechanism, while the second process is due to the metastable state of the noble gases. It is believed that this second process transfers metastable energy to the vaporized atoms of the target for emission, even long after the laser bombardment ends, thus giving total emission intensity that is higher in the noble gases than yielding in air.
The high temperature generated in the secondary plasma as a result of its high propagating front speed has made it favorable for use in detecting atoms such as halogens which are usually very difficult to identify because of their high lying electronic energy level. Analytical application to the detection of halogen atoms in chemical powder and calcium in food material shows good linearity in the calibration curve. In the ordinary Laser Microprobe Spectra-chemical Analysis (LMSA), the calibration curve is not linear due to the strong self absorption. The detection limit of Cl, Ca is 5 ppm and 10 ppm respectively which is-better than ICP (50 ppm for Cl) and other methods. So far, ICP emission spectrometry has been used as the most convenient method for simultaneous multi elemental analysis of food materials. Our method will be developed as a rapid, high-precision, highly sensitive quantitative analytical method for not only food materials but also other biological and geological samples.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1992
D177
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York : Academic Press, 1983
535.84 ULT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anung Kusnowo
"The basic principles for the development of laser, an acronym for: light amplification by stimulated emission of radiation, can be traced back to the paper written by Einstein in 1916 when he considered interaction of radiation and matter. In this paper Einstein predicted the existence of stimulated emission and' calculated the probability of its occurence. However, at thermal equilibrium the probability of absorption is larger than stimulated emission therefore the net effect is that light is always absorbed. The stimulated emission can be observed when some population inversion is generated in the material. In order to induce inverted population, one needs to have a proper understanding of the energy level scheme of the material.
As a number of atomic or molecular spectra were successfully elucidated by workers in microwave spcectroscopy, the possibility of microwave amplification using stimulated emission from a system of inverted population became a subject of serious investigation. Experimentally the first operation of this amplifier was demonstrated by Townes et.al using amonia molecular beam. The name laser, acronym for: microwave amplification by stimulated emission of radiation, was proposed by this group.
In 1958, Schawlow and Townes considered the feasibility of maser action at optical frequencies. In 1960, Maiman succeeded in operating a pulse ruby laser, while Sorokin et.al,demonstrated the infrared pulsed oscilla-Lion using a CaF2 crystal. The first continuous wave laser announced in 1961 by Javan et. Al. Since then, the development of laser progressed rapidly. At present laser oscillation can be obtained in a number of materials such as gas, solid state, semi-conductor, liquid (organic dye) and others. The oscillation wave length of these lasers covers the range from vacuum ultraviolet to far-infrared radiation. Table 1.1. shows the historical sketch of laser developments.
The application of lasers covers a wide area of scientific and technological activities and taking advantages of laser a number of novel techniques have been developed in modern science and engineering. The application of laser may be divided into four categories as shown in Table 1.2 T based on the characteristics of laser radiation. The first is the use of energy density with typical examples in material processing and heating. The second is in the use of spatial characteristics of laser which is highly directional. Interferometric measurement and holography are examples in this category."
Depok: Universitas Indonesia, 1985
D182
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>