Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166707 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nandang Ahmad Waluya
"Ulkus diabetik merupakan salah satu komplikasi kronis diabetes melitus (DM). Terjadinya ulkus diabetik diawali dengan adanya neuropati dan penyakit vaskular perifer sebagai dampak hiperglikemia serta adanya trauma akibat kurangnya pasien melakukan perawatan kaki. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan pasien dengan kejadian ulkus diabetik dalam konteks asuhan keperawatan pada pasien DM di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian ini menggunakan rancangan crossectional study. Jumlah sampel penelitian 88 responden terdiri dari 44 orang pasien DM dengan ulkus dan 44 orang pasien DM tanpa ulkus. Teknik pengambilan sampel yaitu consecutive sampling dan acak sederhana. Analisis statistik yang digunakan yaitu uji Chi Square dan regresi logistik ganda.
Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara kepatuhan pasien DM (p=0,000), kepatuhan memonitor glukosa darah (p=0,000), diet (p=0,000), aktivitas (p=0,023), perawatan kaki (p=0,000), kunjungan berobat (p=0,000) dengan kejadian ulkus diabetik. Kepatuhan kunjungan berobat merupakan faktor paling dominan berhubungan dengan kejadian ulkus diabetik (OR=8,95). Karakteristik demografi jenis kelamin merupakan faktor pengganggu. Sedangkan umur, tingkat pendidikan dan status ekonomi bukan faktor pengganggu. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara ketidakpatuhan pasien DM dengan kejadian ulkus diabetik. Saran peneliti yaitu pasien perlu mendapat pendidikan kesehatan, pemeriksaan kaki secara teratur, pasien harus mematuhi terhadap saran petugas kesehatan. Perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan ketidakpatuhan pasien DM.

Diabetic ulcer is one of chronic complications of Diabetes Mellitus. Neuropathy and peripheral vascular disease are the beginning of ulcer, as the result of hyperglycemia condition, and a trauma caused by lack of foot care. The aim of this study is to identify the relation of patient adherence with diabetic ulcer occurance in the context of nursing care of patient with diabetes mellitus at Dr. Hasan Sadikin Hospital, Bandung. Crossectional study design was used in this study. The samples size were 88 patients with diabetes mellitus, consisted of 44 patients with diabetic ulcer and 44 patients without diabetic ulcer. Samples were selected by simple random and consecutive sampling technique. Chi Square and a multiple logistic regression were used to examine the relation of patient adherence with occurrence diabetic ulcers.
The result showed that there was a significant corelation of diabetes mellitus patient adherence (p=0,000), adherence of monitoring blood glucose level (p=0,000), diet (p=0,000), activities (p=0,023), foot care (p=0,000), and visiting health care provider (p=0,000) with diabetic ulcer occurence. Adherence of visiting health care provider was the most dominant factor related to diabetic ulcer occurence (OR=8,95). Sex was confounding factor. Whereas age, education and economic level were not confounding factors. It is concluded that there was a relationship between patient adherence and the occurance of diabetic ulcer. Recommendations of this research were patient need to get health education, regular foot examination, patient adherence to recommendations health care provider. Further research about factors related to nonadherence in diabetes mellitus patients need to be done.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sri P. Ningsih
"ABSTRAK
Ulkus kaki merupakan salah satu komplikasi kronis pada pasien diabetes mellitus. Ulkus
kaki diabetes ini tidak hanya berdampak secara fisik bagi pasien, namun juga berdampak
bagi kehidupan psikososialnya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman
yang mendalam tentang pengalaman psikososial pasien dengan ulkus kaki diabetes.
Desain penelitian ini adalah fenomenologi deskriptif dengan metode wawancara
mendalam. Partisipan adalah pasien DM yang mengalami ulkus kaki diabetes, diambil
dengan cara purposive sampling. Data yang dikumpulkan berupa rekaman hasil
wawancara dan catatan lapangan yang dianalisis dengan teknik Collaizi. Hasil penelitian
ini menunjukkan berbagai pengalaman psikososial pasien ulkus kaki diabetes
digambarkan dalam 11 pernyataan tematik. Penelitian ini menyimpulkan setiap pasien
ulkus kaki diabetes mengalami berbagai respon psikologis yang teridentifikasi dalam 4
tema yaitu menghadapi berbagai ketakutan, menjadi tidak berdaya, menjadi beban
keluarga dan menyalahkan diri sendiri. Terdapat 2 tema dari respon sosial yang dialami
yaitu menjadi tidak sebebas/tidak seaktif dulu dan menjadi tidak percaya diri dalam
bergaul. Terdapat 3 tema tentang mekanisme koping pasien dalam menghadapi ulkus
kaki diabetes yaitu menjalani kehidupan dengan pasrah pada keadaan, banyak
mendekatkan diri pada Tuhan dan tetap memiliki pandangan positif terhadap diri sendiri
meskipun mempunyai ulkus kaki diabetes. Setiap pasien ulkus kaki diabetes
memperoleh berbagai macam dukungan dan memiliki berbagai harapan/kebutuhan
terhadap pelayanan keperawatan. Berdasarkan hal tersebut perawat seharusnya dapat
lebih memperlihatkan sikap caring dan menyediakan waktu khusus untuk mendiskusikan
berbagai perasaan negatif akibat ulkus kaki yang dialaminya serta para perawat perlu
mengembangkan kemampuan koping dan adaptasi pasien terhadap ulkus kaki diabetes
agar pasien dapat lebih baik mengelola stress psikososial yang dialaminya.

ABSTRACT
Ulcer is one of the chronic complications of diabetes. Diabetic leg ulcer does not only
affects the patient physically but also affects patient’s psychosocial life. This research
was aimed to explore deeper understanding of psychosocial experiences of patients with
diabetic leg ulcer. The participant was diabetic leg ulcer patient choosen by using
purposive sampling. The design was descriptive phenomenological using indepth
interview and field notes, using Collaizi technique to analized. The results showed some
psychosocial experiences of patients with diabetic leg ulcer found 11 themes. This
research concluded that every patients with diabetic leg ulcer had variety psychological
responds that were identified in 4 themes including fears, being powerless, being family
burden and blame themself. There were 2 themes for social responds, namely not as
active as before and loss self confidence. There were 3 themes for coping mechanisms
thatwere continuing their normally daily life, faith to God and having positive thinking
about themselves, eventhought they have a diabetic leg ulcer. Every patients with
diabetic leg ulcer got various supports and had various expectations and needs more
support from nurse. It was suggested that nurses have to spending more time to discuss
negative feeling of diabetic leg ulcer and also help patient in enhancing coping
mechanism in adjust with their diabetic leg ulcer. This action will improve better health
outcome of diabetes mellitus patient and they can manage their psychosocial stress
better."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Laurentika
"Latar belakang. Ulkus kaki diabetes (UKD) merupakan salah satu komplikasi kronik diabetes yang muncul sebagai ulserasi kaki dan menyebabkan morbiditas serta beban finansial yang tinggi. Hal tersebut secara kumulatif menurunkan kualitas hidup pasien UKD. Isu kualitas hidup pasien UKD setelah perawatan dan faktor-faktor yang memengaruhi belum banyak diteliti.
Tujuan. Studi ini bertujuan melihat skor kualitas hidup setelah enam bulan pasca perawatan pasien dengan riwayat dan faktor-faktor yang memengaruhi.
Metode. Studi ini merupakan studi kohort, dengan data dasar diambil dari registri kaki DM RSCM dan data kualitas hidup didapat melalui proses wawancara. Pasien UKD dengan riwayat perawatan di RSCM dan terdata di registri kaki RSCM periode Januari 2019 - Agustus 2023, dapat diwawancarai, serta tidak memiliki UKD aktif diikutsertakan ke penelitian. Skor kualitas hidup diukur menggunakan kuesioner Diabetic foot ulcer scale-short form (DFS-SF) dan ditampilkan dalam bentuk rerata atau nilai tengah. Hubungan faktor-faktor determinan yang diteliti dengan kualitas hidup dianalisis dengan analisi bivariat, multivariat, dan lajur.
Hasil. Sebanyak 131 subjek diikutsertakan dalam penelitian ini. Rerata skor kualitas hidup keseluruhan adalah 57,46. Pada analisis bivariat, lama observasi berhubungan bermakna dengan semua domain kualitas hidup kecuali waktu luang sedangkan neuropati perifer hanya berhubungan dengan domain kesehatan fisik, waktu luang, dan kualitas hidup keseluruhan. Jumlah area keterlibatan ulkus berhubungan dengan domain rasa terganggu. Analisis multivariat menunjukkan bahwa lama observasi berhubungan bermakna dengan kualitas hidup keseluruhan, kesehatan fisik, rasa khawatir, dan rasa terganggu. Neuropati perifer berhubungan dengan domain waktu luang. Analisis lajur mendapati bahwa lama observasi berhubungan langsung dengan kualitas hidup keseluruhan dan neuropati perifer berhubungan langsung sekaligus tidak langsung dengan kualitas hidup melalui derajat infeksi, lama perawatan, dan keluaran ulkus.
Diskusi. Studi-studi terdahulu menemukan bahwa secara umum kualitas hidup pasien UKD ditentukan dari faktor fisik, sosioekonomi, dan psikologis. Pada studi dengan desain potong lintang yang dilakukan pada pasien dengan UKD aktif, faktor yang sering memengaruhi adalah derajat luka, kadar gula darah dan tingkat pendapatan. Faktor terkait luka tidak lagi berpengaruh terhadap kualitas hidup pasca perawatan mengindikasikan bahwa selama luka dapat ditatalaksana dengan baik dan penyembuhan luka dapat tercapai, kualitas hidup optimal juga dapat dicapai.
Kesimpulan. Kualitas hidup pasca perawatan pasien UKD relatif rendah. Lama observasi dan neuropati perifer berhubungan langsung dengan kualitas hidup.

Introduction: Diabetic foot ulcer (DFU) is one of chronic complication of diabetes that appear as foot ulceration and causing high morbidity and financial burden. These cumulatively reduce quality of life of DFU patients. The issue of quality of life (QoL) of DFU patients after hospitalization and its influencing factors has not been widely studied yet. This study aimed to evaluate predictors to long term health-related quality of life in patients with history of DFU.
Method. This study was an ambispective cohort study in which baseline data was taken from the diabetic foot registry of Cipto Mangunkusumo Hospital and QoL data were obtained through interview minimum 6 months after participants were discharged from hospital. Quality of life scores are measured using the Diabetic Foot uUcer Scale-Short Form (DFS-SF) questionnaire and were displayed in mean or median value. The association between determinant factors studied and QoL was analyzed using bivariate, multivariate and path analysis.
Results. A total of 131 subjects were included in this study. The overall mean of QoL score was 57.46. In bivariate analysis, length of observation, peripheral neuropathy, and total ulcer areas were associated with QoL. Multivariate analysis showed that length of observation was significantly related to overall QoL, physical health, worry about ulcers, and bothered by ulcers domain. Peripheral neuropathy was related to the leisure domain. Path analysis found that length of observation was directly associated with overall QoL whilst peripheral neuropathy was both directly and indirectly associated with QoL through degree of ulcer infection, length of stay, and ulcer outcome.
Conclusion. Length of observation and peripheral neuropathy are directly related to quality of life. Peripheral neuropathy is also indirectly related to quality of life through the degree of infection, length of hospitalization, and ulcer outcome.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Lisa Indra
"Cairan NaCl 3% pada penelitian sebelumnya terbukti mampu menarik kelebihan eksudat dan mengurangi bau luka karena bersifat hipertonik. Penelitian eksperimen dengan penyamaran ganda dilakukan untuk mengetahui efektivitas perawatan luka dengan cairan NaCl 3% terhadap penurunan jumlah eksudat dan bau ulkus diabetik. Intervensi dilakukan selama 14 hari terhadap 15 sampel yang dibagi menjadi kelompok NaCl 0,9% dan NaCl 3% melalui randomisasi blok.
Tidak terdapat perbedaan signifikan jumlah eksudat setelah intervensi antara kedua kelompok namun terdapat perbedaan signifikan pada skor bau luka. Perawatan ulkus diabetik dengan NaCl 3% tidak lebih efektif dalam menurunkan jumlah eksudat luka dibandingkan NaCl 0,9% namun lebih efektif NaCl 3% dalam menurunkan skor bau.

Previous studies on wound care had proved that NaCl 3% solution able to absorbs the wound exudate and reduces the odor because it is hypertonic. A randomized controlled trial with double blinded technique was conducted to determine the effectiveness of wound care using NaCl 3% solution to decrease amount of exudate and odor of diabetic ulcers. Interventions performed for 14 days on 15 subjects blocked randomly allocated to NaCl 0,9% and NaCl 3% groups.
The result showed that there was no significant difference in the amount of exudate between the groups, however there was significant difference in the odor score. Wound care using NaCl 3% is no more effective to reduce the amount of exudate than NaCl 0,9%, however NaCl 3% is effective to reduce the odor score of diabetic ulcer.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T44545
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Syabariah
"Latar belakang: Ulkus kaki diabetik adalah komplikasi umum yang terjadi pada penderita diabetes mellitus (DM). Penurunan aliran darah berkontribusi terhadap kronisitas ulkus kaki diabetik. Vibrasi diduga berdampak pada perbaikan aliran darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas vibrasi terhadap percepatan penyembuhan ulkus kaki diabetik.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain penelitian yang digunakan adalah randomized clinical trial (RCT) non blinding. Subyek penelitian merupakan pasien dengan ulkus kaki diabetik derajat 0-2 yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Pada kelompok intervensi, vibrasi diberikan dengan dosis 3 kali sehari dengan lama pemberian 15 menit sampai luka dinyatakan sembuh.
Hasil: Penelitian ini menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,05) pada laju kesembuhan, rerata skor penyembuhan luka khususnya pengamatan minggu pertama dan kedua serta rerata penutupan area luka. Laju kesembuhan dan penutupan luka pada kelompok intervensi lebih cepat dibandingkan kontrol. Vibrasi juga meningkatkan kadar nitric oxide (NO) setelah intervensi diberikan dan menunjukkan perbedaan bermakna antara kedua kelompok. Sebagai luaran sekunder didapatkan hubungan antara kadar NO dengan laju kesembuhan dan penutupan area luka.
Kesimpulan: Pemberian vibrasi efektif mempercepat penyembuhan ulkus kaki diabetik diukur dari laju kesembuhan, skor penyembuhan, penutupan area luka dan kadar NO.

Background: Diabetic foot ulcer is a common complication in patient with diabetes mellitus. The decreased blood flow has a role in the chronicity of diabetic foot ulcer. Vibration therapy was supposed to be able to improve the blood flow. The aim of this study was to evaluate the effect of vibration on the acceleration of healing of diabetic foot ulcer.
Method: This experimental study used a randomized clinical trial non blinding design. Patients with diabetic foot ulcers grade 0-2 were divided into control group and intervention group. Patients in intervention group received vibration as an adjuvant to standard therapy, three times a day, each for 15 minutes, until the wound were healed.
Results: There were significant differences (p<0.05) in terms of healing rate, wound healing score (especially at the end of week 1 and week 2), and the wound closure area. The rate of wound healing and wound closure were significantly higher in the intervention group. The level of nitric oxide (NO) was also significantly higher in the intervention group. As an additional outcome, there was a positive association between the level of NO and the rate of healing and wound closure.
Conclusion: Vibration therapy accelerated the healing of diabetic foot ulcer in terms of healing rate, healing score, wound closure area, and elevated the level of NO.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
D1430
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romzi Karim
"Latar Belakang: Peningkatan jumlah penderita ulkus kaki diabetes berdasarkan data epidemiologi saat ini ternyata setiap tahunnya terus meningkat. Faktor genetik berperan dalam proses penyembuhan luka ulkus kaki diabetes dan peranan faktor genetik terhadap penyembuhan luka penderita ulkus kaki diabetes belum banyak diteliti terutama di Indonesia. Matrix Metalloproteinases MMPs merupakan proteolitik enzim yang memegang peranan pada proses remodeling connective tissue dan degradasi extracellular matrix. Polimorfisme pada gen MMP-9 diduga kuat mempengaruhi proses terjadinya ulkus dan proses penyembuhan luka pada penderita ulkus kaki diabetes.
Metode Penelitian: Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan polimorfisme gen Matrix metalloprotein- 9 -1562 C>T dan 836 A>G dengan perkembangan penyembuhan luka ulkus kaki penderita diabetes mellitus tipe 2. Rancangan penelitian adalah sebuah penelitian prospektif potong lintang. Penelitian ini dilakukan di Divisi Bedah Vaskular dan Endovaskular FKUI/RSCM Jakarta bekerjasama dengan Laboratorium Biologi Biomolekuler FKUI/RSCM Jakarta selama periode September 2016 - Desember 2016. Populasi target adalah penduduk Jakarta, populasi terjangkau adalah pasien Ulkus Diabetik yang berobat di divisi bedah vascular dan endovascular FKUI/RSCM Jakarta. Besar sampel ditentukan berdasarkan formula uji hipotesis dua proporsi. Dilakukan analisis DNA dan polimorfisme gen MMP-9. Dilakukan dokumentasi foto klinis luka ulkus kaki diabetes pada saat luka sebelum debrideman dan di hari ke 21, kemudian diukur luas luka dan jaringan granulasi dengan menggunakan program ImageJ.
Hasil: Perkembangan penyembuhan luka terdapat pada Polimorfisme gen Matrix Metalloprotein-1562C>T CC yaitu sebanyak 17 dari 32 orang 31,48 , CT yaitu sebanyak 9 dari 21 orang 16,67, hasil uji statistik dengan nilai p=0,477. Polimorfisme gen Matrix Metalloprotein 836A>G AA yaitu sebanyak 10 dari 14 orang 18,52, AG yaitu sebanyak 9 dari 19 orang 16,67, GG yaitu 7 dari 21 orang 12,96, Hasil uji statistik p = 0,087.
Kesimpulan: Kedua polimorfisme gen MMP-9 tersebut tidak terdapat hubungan bermakna.

Background: According to epidemiology data, amount of diabetic ulcer patients is continue to increase. Genetic factor has a role in diabetic foot ulcer healing and the role of genetic it self in managing the ulcer only has a few study or publication conducted in Indonesia. Matrix Metalloproteinase MMPs is the proteolytic enzyme which has role in connective tissue remodeling process and extracellular matrix degradation. MMP 9 genes polymorphism is strongly predicted influencing ulcer formation process and ulcer healing process in diabetic foot ulcer patients.
Methods: The goal of this study is to analyze the relation between MMP 9 genes polymorphism with the progress of ulcer healing di diabetic foot ulcer patient. This is a cross sectional prospective study design at Vascular surgery and Endovascular division, surgery department FKUI RSCM Jakarta cooperated with Biology Biomolecular laboratory at FKUI RSCM during September december 2016. Target population are all Jakarta citizens, and accessible population are all diabetic foot ulcer patients in Vascular surgery and Endovascular division FKUI RSCM, Jakarta. Sample size is determined based on dual proportion hypothesis test formula. Blood sample are taken and sent to biology medic laboratory to perform DNA and MMP 9 gene polymorphism analysis. The characteristic of ulcer is documented before and on day 21, then the ulcer size and granulation tissue are measured using ImageJ program.
Results: Improvement of healing ulcer in gene polymorphism of matrix metalloproteinase 1562C T CC is about 17 from 32 patients 31,48, CT is about 9 from 21 patients 16,67, statistic testing with p value 0,477. Gene polymorphism metalloproteinase 836A G AA is 10 from 14 patienrs 18,52, AG is 9 from 19 patients 16,67 , GG is 7 from 21 patients 12,96, statistic testing with p value 0,087.
Conclusions: There are not significant relationship in both of MMP 9 gene polymorfsm with diabetic foot ulcer healing progress
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasmira
"

Ulkus diabetik merupakan komplikasi diabetes melitus berupa neuropati dan  iskemik.Klien ulkus diabetik mengalami luka di  kaki yang penyembuhannya membutuhkan waktu yang lama sehingga rentan mengalami ansietas dan gangguan citra tubuh. Ansietas merupakan rasa takut yang tidak jelas disertai dengan perasaan ketidakpastiandan ketidaknyamanan sedangkan gangguan citra tubuh merupakan persepsi yang tidak jelas terhadap bentuk, struktur dan fungsi tubuh.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh tindakan keperawatan ners, terapi penerimaan komitmen(TPK) dan psikoedukasi keluarga terhadap ansietas dan citra tubuh klien ulkus diabetik. Metode penelitian menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan Quasy Experimental Pre-Post with Control Group. Responden sejumlah 20 orangdengan total samplingwithpurposive sampling. Peneliti menggunakan kuesioner.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisiansietas, citra tubuh, kondisi ulkus mengalami penurunan. Kemampuan menerima dan berkomitmenserta kemampuan keluarga merawat menjadi meningkat secara signifikan. Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh tindakan keperawatan ners, terapi penerimaan komitmen (TPK) dan psikoedukasi keluarga terhadap ansietas dan citra tubuh klien ulkus diabetik. Diharapkan penelitian ini dapat diaplikasikan dalam mengatasi penyakit  komplikasi fisik dengan gangguan psikososial.

 

 

 

Kata kunci : Ulkus Diabetik, Ansietas, Citra Tubuh, Tindakan Keperawatan Ners, Terapi Penerimaan Komitmen(TPK) dan Psikoedukasi keluarga

 


Diabetic ulcers are complications of diabetes mellitus in the form of neuropathy and ischemia. Diabetic ulcer clients experience wounds on the legs which healing takes a long time so they are prone to experiencing anxiety and body image disorders. Anxiety is an unclear fear accompanied by a feeling of uncertainty and discomfort while body image disturbance is an unclear perception of the shape, structure and function of the body. anxiety and body image of diabetic ulcer client. The research method used a quantitative design with a Quasy Experimental Pre-Post with Control Group approach. There were 20 respondents with total sampling with purposive sampling. Researchers used a questionnaire. The results showed that the condition of anxiety, body image, and ulcer conditions decreased. The ability to accept and commit and the ability of the family to care for them is significantly improved. The conclusion of this study is that there is an effect of nursingaction,acceptance commitment therapy (ACT) and family psychoeducation on anxiety and body image of diabetic ulcer clients. It is hoped that this research can be applied in dealing with physical complications and psychosocial disorders.
 
 
 

Keywords :Diabetic Ulcers, Anxiety, Body Image, Effects of Acceptances and Commitment Therapy( ACT) and family psychoeducation

 

 

 

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinulingga, Elysabeth
"Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi kronis diabetes melitus (DM). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan stres dengan penyembuhan ulkus diabetikum dalam konteks asuhan keperawatan pada pasien DM di Siloam Hospitals. Stres dinilai dengan skala Depression Anxiety and Stress Scale 21 (DASS21). Penelitian ini menggunakan rancangan crossectional study. Jumlah sampel penelitian 76 responden terdiri teknik pengambilan sampel yaitu consecutive sampling. Analisis statistik yang digunakan yaitu uji Chi Square dan regresi logistik ganda.
Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara lamanya riwayat DM (p=0,022), adanya hubungan obesitas dengan penyembuhan ulkus diabetikum (p=0,036), tidak ada hubungan stres dengan penyembuhan ulkus diabetikum (p=0,574). Pasien perlu mendapat perawatan ulkus, pendidikan kesehatan, pemeriksaan kaki secara teratur, pasien harus mematuhi terhadap saran petugas kesehatan. Perlu dilakukan penelitian mengenai kenyamanan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari dengan menggunakan sepatu atau sendal khusus ulkus diabetikum. Pada penelitian ini belum dilakukan hubungan albumin, Hb dengan penyembuhan ulkus diabetikum. Penelitian lanjutan hendaknya dilakukan dengan penambahan variabel tersebut.

Diabetic ulcer is one of chronic complications of Diabetes Mellitus. The purpose of this research is to understand about the relationship between stress with diabetic ulcer recuperation in nursing care of diabetes mellitus? patients context at Siloam Hospitals. Stress is valued by the Depression Anxiety and Stress Scale 21 (DASS21). This research use crossectional study design. The member of research sample are 76 patients consist of removal sample namely consecutive sampling, statistic analysis was using both of uji chi square and multiple logistic regression.
The result of this research showed that there is a significant correlation between long diabetes mellitus history (p= 0,022). There is a correlation between obesity with diabetic ulcer healing is p= 0,036, there is not the correlation between sress with diabetic ulcer is p=0,574. The patients needed the ulcer care, health education, feet investigation regularly and obey medicals?suggestion. In the other word, still need further research about pleasureable of patients to use both special shoes and slipper for diabetic ulcer in doing their daily activity. This research has not been conducted on the relationship of albumin, hemoglobin with diabetic ulcer healing. Further research should be done with the addition of these variables.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35492
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khoeruni Aulia Saida
"Spondilitis tuberkulosis manifestasi tuberkulosis ekstrapulmoner hasil dari penyebaran hematogen tuberkulosis ke vertebral melalui aliran darah dan paling sering melibatkan persimpangan thorakolumbar. Tanda-tanda lanjutan penyakit ini adalah paraparesis dan paraplegia, kejadian ini dilaporkan pada 4% sampai 30% kasus. Pasien spondilitis tuberkulosis mengalami gangguan neuromuskuler sehingga mengalami gangguan mobilitas dan sangat rentan terhadap perkembangan ulkus dekubitus akibat jaringan terlalu lama terpapar oleh tekanan. Analisis dilakukan pada pasien laki-laki berusia 55 yang mengalami paraparesis akibat spondilitis tuberkulosis sehingga muncul ulkus dekubitus dan menjalani operasi debridement ulkus. Masalah keperawatan yang muncul adalah risiko infeksi, risiko ketidakseimbangan elektrolit, ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhn tubuh. Tujuan penulisan ini yaitu memaparkan hasil analisis asuhan keperawatan dengan perawatan luka menggunakan honey dressing pada pasien spondilitis tuberkulosis dan post debridement ulkus dekubitus. Penerapan perawatan luka dengan honey dressing ini dilakukan dari tanggal 18-20 April 2023, balutan diganti sehari sekali. Dari penerapan intervensi ini, terbukti menurunkan skor PUSH tool (Pressure Ulcer Scale for Healing) namun, perlu penilaian dengan durasi lebih lama untuk melihat kemajuan luka. Kesimpulannya perawatan luka dengan honey dressing dapat dilakukan untuk meningkatkan kesembuhan luka, selain itu honey dressing ini mudah dicari, efektif, dan ekonomis.

Tuberculosis spondylitis is manifestations of extrapulmonary tuberculosis result from hematogenous spread of tuberculosis to the vertebrae via the bloodstream and most commonly involve the thoracolumbar junction. Later signs of the disease are paraparesis and paraplegia, which have been reported in 4% to 30% of cases. Patients with tuberculosis spondylitis have neuromuscular disorders that cause impaired mobility and are highly susceptible to the development of decubitus ulcers due to prolonged tissue exposure to pressure. The analysis was performed on a 55-year-old male patient who had paraparesis due to tuberculosis spondylitis resulting in decubitus ulcers and underwent ulcer debridement surgery. The problems that arise are the risk of infection, the risk of electrolyte imbalance, nutritional imbalance: less than the body's needs. The purpose of this paper is to present the results of an analysis of wound care using honey dressing in patients with tuberculosis spondylitis and decubitus ulcer post debridement. The implementation of wound care with honey dressing is carried out from April 18-20 2023, the dressing is changed once a day. From the implementation of this intervention, it is proven to reduce the score of the PUSH (Pressure Ulcer Scale for Healing) tool but requires an assessment with a longer duration to see the progress of the wound. In conclusion, wound care with honey dressing can be done to improve wound healing, besides that honey dressing is easy to find, effective, and economical."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Astriana Lestari
"Diabetes melitus merupakan salah satu dari penyakit kronis penyebab kematian tertinggi di dunia. Kondisi hiperglikemia akan menyebabkan berbagai komplikasi baik akut maupun kronis mencakup komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler. Salah satu diantaranya yang paling berbahaya yaitu munculnya peripheral arterial  disease (PAD) yang menyebabkan terjadinya foot ulcers. Penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus serta efektivitas pemeriksaan ankle brachial index (ABI) dan senam kaki diabetes untuk mengatasi ketidakefektifan perfusi jaringan perifer. Pemeriksaan ABI dan senam kaki diabetes merupakan intervensi yang dapat digunakan untuk meningkatkan sirkulasi perifer dengan mengidentifikasi terjadinya gangguan pada sirkulasi perifer,  meningkatkan aliran kolateralisasi darah pada kaki dan meningkatkan fungsi insulin. Intervensi pemeriksaan ABI dan senam kaki diabetes dilakukan pada pasien diabetes melitus selama 7 hari perawatan. Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan pemeriksaan ABI dan senam kaki diabetes dapat meningkatkan sirkulasi perifer dan mencegah timbulnya luka kaki. Melihat keefektifan pemeriksaan ABI dan senam kaki diabetes untuk meningkatkan sirkulasi perifer maka diharapkan intervensi ini dapat digunakan sebagai perawatan rutin pada pasien diabetes melitus.


Diabetes mellitus is one of the highest chronic disease causes of death in the world. The condition of hyperglycemia will cause various complications either acute and chronic including microvascular and macrovascular complications. One of the most dangerous is the emergence of peripheral arterial disease (PAD) which causes foot ulcer. The scientific paper aims to analyze nursing care in patient with diabetes mellitus and the effectiveness of measuring the ankle brachial index (ABI) and diabetic foot exercises to overcome the ineffectiveness of peripheral tissue perfusion. The examination of ABI and diabetic foot exercises are interventions that can be used to improve peripheral circulation by identifying disturbances in peripheral circulation, increasing the flow of blood collateralisation in the foot and improving insulin function. Intervention of ABI examination and diabetic foot exercises were carried out in patient with diabetes mellitus for 7 days treatment. The results show that the application of ABI examination and diabetic foot exercises can improve peripheral circulation and prevent foot injuries. Reviewing the effectiveness of ABI examination and diabetic foot exercises to improve peripheral circulation, then it is hoped that this interventions can be used as a routine treatment in patients with diabetes mellitus."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>