Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146183 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Uly Agustine
"ABSTRAK
Kinerja adalah proses atau hasil kerja individu maupun kelompok sesuai standar yang ditetapkan organisasi yang dapat dinilai berdasarkan uraian tugasnya. Beberapa variabel yang diprediksi mempengaruhi kinerja diantaranya struktur organisasi dan karakteristik individu. RSU Bhakti Yudha Baru Depok merupakan salah satu rumah sakit yang baru melakukan restrukturisasi organisasi. Berhubung belum ada penelitian yang dilakukan setelah restrukturisasi, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan struktur organisasi dengan kinerja perawat di rumah sakit ini. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa kuesioner dan observasi yang melibatkan seluruh perawat di ruang rawat inap yang berjumlah 80 orang yang terdiri dari 3 orang perawat supervisor, 36 orang perawat PJ shift, dan 41 orang perawat pelaksana. Hasil analisis univariat menunjukkan sebagian besar perawat memiliki pendapat yang baik tentang struktur organisasi (pembagian tugas, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab, koordinasi, tingkatan hirarki, rentang kendali, dan kesatuan komando). Walaupun demikian PJ Shift memiliki pendapat yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok lainnya (supervisor dan pelaksana). Hasil yang sama juga terjadi dalam kinerja mereka. Hasil analisis bi-variat dan multi-variat menunjukkan bahwa koordinasi dan kesatuan komando juga merupakan variabel yang memiliki hubungan yang bermakna dan paling dominan mempengaruhi kinerja pada kelompok PJ Shift. Pada kelompok pelaksana, tidak ada variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan kinerja. Penelitian ini menekankan pentingnya memberikan perhatian dan dukungan khusus pada kelompok PJ Shift agar dapat berperan secara lebih optimal dalam struktur organisasi yang baru.

ABSTRACT
Performance is individual or group work process or result compare with the standard specified by organization which could be assessed based on the job description. Organization structure and individual characteristic are some of variables which are predicted can affect performance. RSU Bhakti Yudha Baru in Depok is one of hospital which has just started its organizational restructure. Since there is no any research conducted after restructure, the purpose of this research is to analyze relation between organization structure and performance of nurses at this hospital. This research is a quantitative research using correlation descriptive design. This research used instruments of questionnaire and observation which covered all 80 nurses consist of 3 supervisor nurses, 36 PJ Shift nurses, and 41 regular nurses at inpatient room. Univariate analysis indicated that most of nurses have good opinions concerning organization structure (job description, responsibility and authority workflow, coordination, hierarchy level, span of control, unity of command). However it is found that PJ Shift has the lowest score compare to other groups (supervisor and regular nurses). The same finding is also happened in their performance. Bi-variate and multi-variat analysis indicated that coordination and unity of command are the only variables that are related and contribute as dominant factor to influence performance on PJ shift group. For regular nurses group, the research found that none of the variables have relationship with the performance. The research concludes that the PJ Shift should be given special attention and support to enable them to have more optimal role in the new organizational structure."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Uly Agustine
"ABSTRAK
Kinerja adalah proses atau hasil kerja individu maupun kelompok sesuai standar yang ditetapkan organisasi yang dapat dinilai berdasarkan uraian tugasnya. Beberapa variabel yang diprediksi mempengaruhi kinerja diantaranya struktur organisasi dan karakteristik individu. RSU Bhakti Yudha Baru Depok merupakan salah satu rumah sakit yang baru melakukan restrukturisasi organisasi. Berhubung belum ada penelitian yang dilakukan setelah restrukturisasi, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan struktur organisasi dengan kinerja perawat di rumah sakit ini. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa kuesioner dan observasi yang melibatkan seluruh perawat di ruang rawat inap yang berjumlah 80 orang yang terdiri dari 3 orang perawat supervisor, 36 orang perawat PJ shift, dan 41 orang perawat pelaksana. Hasil analisis univariat menunjukkan sebagian besar perawat memiliki pendapat yang baik tentang struktur organisasi (pembagian tugas, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab, koordinasi, tingkatan hirarki, rentang kendali, dan kesatuan komando). Walaupun demikian PJ Shift memiliki pendapat yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok lainnya (supervisor dan pelaksana). Hasil yang sama juga terjadi dalam kinerja mereka. Hasil analisis bi-variat dan multi-variat menunjukkan bahwa koordinasi dan kesatuan komando juga merupakan variabel yang memiliki hubungan yang bermakna dan paling dominan mempengaruhi kinerja pada kelompok PJ Shift. Pada kelompok pelaksana, tidak ada variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan kinerja. Penelitian ini menekankan pentingnya memberikan perhatian dan dukungan khusus pada kelompok PJ Shift agar dapat berperan secara lebih optimal dalam struktur organisasi yang baru.

ABSTRACT
Performance is individual or group work process or result compare with the standard specified by organization which could be assessed based on the job description. Organization structure and individual characteristic are some of variables which are predicted can affect performance. RSU Bhakti Yudha Baru in Depok is one of hospital which has just started its organizational restructure. Since there is no any research conducted after restructure, the purpose of this research is to analyze relation between organization structure and performance of nurses at this hospital. This research is a quantitative research using correlation descriptive design. This research used instruments of questionnaire and observation which covered all 80 nurses consist of 3 supervisor nurses, 36 PJ Shift nurses, and 41 regular nurses at inpatient room. Univariate analysis indicated that most of nurses have good opinions concerning organization structure (job description, responsibility and authority workflow, coordination, hierarchy level, span of control, unity of command). However it is found that PJ Shift has the lowest score compare to other groups (supervisor and regular nurses). The same finding is also happened in their performance. Bi-variate and multi-variat analysis indicated that coordination and unity of command are the only variables that are related and contribute as dominant factor to influence performance on PJ shift group. For regular nurses group, the research found that none of the variables have relationship with the performance. The research concludes that the PJ Shift should be given special attention and support to enable them to have more optimal role in the new organizational structure."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"This paper seeks to investigate the relation characteristic of the firms and capital structure of Swa 100 value creator on Indonesian stock exchange during a five-year period . Regression analysis is used in the estimate of functions relating capital structure with measure of characteristic of the firms. The result reveal a significantly relation between characteristic of the firms and ratio of total debt to total assets. We regard to the relationship between growth and capital structure. The result show a significantly positive associations between growth and ratio of total debt to total assets. Profitability as proxy for the pecking order theory show negative associations between growth capital structure."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Noraliyatun Jannah
"Iklim organisasi di antaranya dipengaruhi oleh empowerment. Tujuan penelitian cross sectional ini untuk mengetahui hubungan struktur empowerment dengan iklim organisasi perawat pelaksana di RSBY. Hasil penelitian pada 101 perawat pelaksana (total sampling) menggunakan dua instrumen (OCQ dan CWEQ-II) menunjukkan mayoritas perawat mempersepsikan struktur empowerment cenderung rendah sedangkan iklim organisasi cenderung baik. Uji Chi Square membuktikan struktur empowerment (kesempatan, informasi, dukungan, sumber daya, kekuatan formal, kekuatan informal) berhubungan dengan iklim organisasi (p=0,000-0,031;α=0,05). Faktor yang paling berpengaruh pada iklim organisasi dalam penelitian ini adalah dimensi kekuatan informal, sehingga perlu ditingkatkan di RSBY. Perawat perlu memiliki empowerment leadership skill untuk menciptakan iklim organisasi yang baik.

Organizational climate is affected by empowerment. This cross sectional research aimed to investigate the relationship between structural empowerment and organizational climate of nurses in RSBY. Analysis on the data collected from 101 nurses employing two tools (OCQ and CWEQ-II) showed that majority of the nurses perceived that the structural empowerment tended to be low while the organizational climate was already in a good condition. Statistical tests using Chi Square showed a relationship between structural empowerment (opportunity, information, support, resource, formal power, informal power) and organizational climate (p=0,000-0,03;α=0,05). Moreover, the most influential factor on the organizational climate was the dimension of the informal power, therefore, this factor should be strengthened in RSBY. It is suggested that nurses are expected to have empowerment leadership skill to enhance the organizational climate."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Woro Endah Wahyuni
"Penelitian tentang analisis kepuasan kerja tenaga keperawatan di ruang rawat inap RSU Bhakti Yudha Depok pada tahun 2002 dilatarbelakangi dengan adanya hasil survei kepuasan kerja tenaga keperawatan di ruang rawat inap tahun 1999 yang menunjukkan tingkat rendah dan adanya peningkatan keluhan pasien rawat inap terhadap pelayanan tenaga keperawatan dari tahun 2000 sampai 2001. Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat kepuasan kerja tenaga keperawatan di ruang rawat Inap. Tingkat kepuasan ini dinilai dengan cara mengukur tingkat kesesuaian antara kenyataan dan harapan berdasarkan komponen upah, wewenang, tuntutan tugas, kebijakan organisasi, interaksi, dan status profesional dari seluruh responden menurut karakteristik demografi (umur, status kawin, dan tingkat pendidikan) dan karakteristik pekerjaan (status kepegawaian, lama kerja, mutasi kerja, lama kerja, pengalaman kerja, dan jam kerja seminggu).
Penelitian ini menggunakan disain penelitian non-eksperimental dengan pendekatan cross sectional. Penentuan besar sampel penelitian dilakukan seeara total sampling dan didapatkan besar sampel sebanyak 103 orang. Data penelitian yang diperoleh berasal dari hasil pengisian kuesioner oleh responden dan dari hasil wawancara dengan 5 (lima) orang informan serta data hasil pencatatan dan pelaporan rurnah sakit. Instrumen yang digunakan mengacu pada kuesioner Index of Work Satisfaction yang dibangun oleh Stamps yang dalam penelitian ini telah dimodifikasi oleh peneliti sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diketahui bahwa berdasarkan karakteristik demografi rerata umur responden adalah sekitar 30 tahun, tingkat pendidikan sebagian besar (60%) adalah lulusan SPK/Bidan, dan sebagian besar (65%) berstatus kawin. Bila dilihat dari karakteristik pekerjaannya maka hampir seluruh responden (83,5%) merupakan pegawai tetap RS, sebagian besar (57,3%) menyatakan belum pernah dimutasi ke unit/ruang perawatan lain, dan rerata lama kerja di RSU Bhakti Yudha adalah 6 tahun. Selain itu, responden yang memiliki pengalaman bekerja dan yang tidak memiliki pengalaman bekerja di tempat lain sebelum bekerja di RSU Bhakti Yudha cukup berimbang, dan rerata jam kerja perawat dalam seminggu adalah sekitar 44 jam.
Bila dilihat dari tingkat kepentingan kepuasan kerja, maka komponen yang paling penting dalam kepuasan kerja berdasarkan hasil penilaian responden adalah wewenang yang diikuti oleh komponen status profesional, upah, interaksi, kebijakan organisasi, dan yang paling rendah tingkat kepentingannya adalah komponen tuntutan tugas. Berdasarkan tingkat kepuasan kerja diketahui bahwa secara umum rerata tingkat kepuasan kerja responden adalah 75,80%. Komponen kepuasan kerja dengan tingkat kepuasan tertinggi ada pada komponen status profesional (86,10%) diikuti pada urutan selanjutnya adalah interaksi antarperawat (83,69%), wewenang (81,54%), tuntutan tugas (79,5%), kebijakan organisasi (72,28%), interaksi perawat-dokter (70,78%), dan tingkat kepuasan kerja terendah diperoleh pada komponen upah (58,31%). Pada diagram kartesius diketahui bahwa komponen kepuasan kerja yang perlu mendapat prioritas utama dalam kepuasan kerja responden untuk ditindaklanjuti adalah upah dan interaksi dokter-perawat, karena tingkat pelaksanaannya masih belum baik.
Dari hasil uji statistik diketahui bahwa semua karakteristik demografi yang diteliti (umur, status kawin, dan tingkat pendidikan) memiliki hubungan yang signifikan. Sementara itu, karakteristik pekerjaan responden yang terbukti memiliki hubungan yang signifikan secara statistik dengan kepuasan kerja responden adalah variabel lama kerja.
Mengacu pada hasil penelitian ini yang menunjukkan tingkat kepuasan terendah adalah pada komponen gaji dan interaksi perawat dan dokter maka saran yang diajukan peneliti adalah lebih mensosialisasi sistem pengupahan yang berlaku baik berdasarkan status kepegawaian (tetap dan kontrak), sistem kenaikan upah, pemberian insentif dan bonus pada tenaga keperawatan dan mengaktifkan/memberdayakan kembali perkumpulan perawat di RS yang sudah ada semua informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan SDM keperawatan dapat ditemukan dengan mudah oleh seluruh anggotanya. Selain itu, kegiatan bersama antara tenaga medis dan perawat perlu diselenggarakan misalnya dengan pemberian pelatihan dari dokter RS kepada perawat, penyelenggaraan seminar umum kesehatan dengan kepanitiaan bersama antara dokter dan perawat. Saran lainnya adalah sebaiknya semua tenaga keperawatan di RSU Bhakti Yudha adalah tenaga tetap bukan tenaga kontrak karena jenis tenaga ini termasuk dalam bisnis inti yang sangat berperan terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit mengingat kewajibannya sebagai tenaga keperawatan di rumah sakit adalah sama. Selain itu, perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai kepuasan kerja tenaga keperawatan di rumah sakit dengan metode dan instrumen yang berbeda untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam tentang komponen lainnya yang mempengaruhi kepuasan kerja tenaga keperawatan sehingga hasilnya lebih komprehensif serta untuk mendapatkan alat ukur kepuasan kerja tenaga keperawatan yang sesuai dengan kondisi dan situasi perumahsakitan di Indonesia.

The background of this study was based on the results of nurses work satisfaction survey in inpatient ward conducted in 1999 that showed low of nurses work satisfaction and also the availability of patient complaint of nurse service that increased from year 2002 until 2001. The aim of this study was to assess the level of nurses work satisfaction in inpatient ward. The measurement of the level of work satisfaction used the appropriateness level between expectation and perception. It was based on work satisfaction components as follows: pay, autonomy, task requirements, organizational policy, interaction, and professional status of respondents according to demographic characteristics (age, marital status, and education level) and job characteristics (employee status, duration of work span, job mutation, working experience, and total office hours per week).
The design of this study was non-experimental with cross sectional approach. It was conducted to 103 nurses as total sampling. Data resources were from filling in the questionnaire and doing interview with 5 informants and from hospital recording and reporting. The use of instrument was based on the modified of Index of Work Satisfaction questionnaire which built by Stamps.
The result of this study showed that on the average the age of respondents was 30 years, the majority (60%) of them was graduated from Nursing School/Midwife School, and 65% of respondents were married. According to job characteristic, about 83,5% of respondents were full timer, 57,3% of nurses have never been mutated to other unit, and the average of duration of work span in Bhakti Yudha General Hospital was 6 years. The percentage of experienced and inexperienced employee stands balance enough and the average of nurse's working hours per week were about 44 hours.
The highest importance level of the nurses work satisfaction component was autonomy, followed by professional status, pay, interaction, organizational policy, and the lowest importance level is task activity component. Based on the work satisfaction level known that 75,80% of respondents were satisfied. The highest satisfaction level goes to professional status component (86,10%) while the lowest satisfaction level is pay component (58,3%).
Importance Performance Analysis which depicted as Kartesius Diagram, known that the main priority of nurses work satisfaction which should be intervened by the hospital management is pay and nurse-doctor interaction.
All demographic characteristics (age, marital status, and education level) in this study were statistically related to the work satisfaction significantly. Meanwhile, job characteristic that related to the work satisfaction was duration of work span.
It is recommended to Bhakti Yudha Depok General Hospital to socialize the pay system among nurses and to empower nurses association in Hospital. Besides, together activity between nurse-doctor should be held on such as training for the nurses by doctors, holding the health seminar in a together committee. The other recommendation is that all the nurse should be included as full time employee in hospital, not as contract employee considering this employee is a core business in the hospital who?s the same obligation and responsibility. Follow up study needs to be conducted to find other aspects related to nurses work satisfaction and to obtain the suitable instrument with the hospital condition and situation in Indonesia.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T9741
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delima Suci Al-yani
"Pemberian ASI pada bayi merupakan cara terbaik bagi peningkatan kualitas SDM sejak dini yang akan menjadi penerus bangsa. Komposisi ASI sangat sempurna dan mengandung berbagai zat gizi yang diperlukan oleh bayi dengan proporsi yang seimbang. Pemberian ASI secara ekslusif dapat menekan angka kematian bayi (AKB) yang merupakan salah satu indikator status kesehatan masyarakat. Menurut UNICEF (2007), rata-rata cakupan ASI ekslusif di dunia masih rendah yaitu 38%. Di Indonesia saat ini perilaku pemberian ASI ekslusif belum seperti yang diharapkan bahkan mengalami penurunan (32%). Kota Tangerang merupakan salah satu kota yang tingkat pencapaian cakupan ASI ekslusif masih rendah yaitu 57,5% pada tahun 2009. Cipondoh merupakan salah satu kecamatan yang ada di kota Tangerang yang memiliki cakupan ASI ekslusif yang rendah yaitu sebesar 67% di tahun 2009. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu dengan perilaku pemberian ASI ekslusif di wilayah kerja puskesmas Cipondoh kota Tangerang tahun 2011.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional dengan jumlah sampel 109 responden. Analisa statistik menggunakan analisa univariat dimana analisa tersebut untuk melihat distribusi frekuensi dan analisa bivariat dilakukan untuk menilai perbedaan proporsi maupun korelasi antar variabel. Uji statistik yang digunakan adalah uji Kai kuadrat (Chi Square).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baru sebagian kecil (30,3%) ibu menyusui yang memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Dari enam variabel yang diteliti didapatkan bahwa ada dua faktor yang berhubungan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif, yaitu paritas dan pengetahuan responden. Hal ini memperlihatkan bahwa paritas dan pengetahuan responden yang tinggi bisa merubah perilaku seseorang menjadi lebih baik. Sedangkan variabel umur, pendidikan, pekerjan dan sikap responden tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dengan perilaku pemberian ASI eksklusif.
Diharapkan adanya kebijakan pemerintah kota Tangerang dalam bentuk peraturan yang mendukung ibu dalam pemberian ASI eksklusif, adanya kerjasama lintas sektoral antara puskesmas Cipondoh dengan Kantor Urusan Agama setempat untuk memasukkan materi IMD dan ASI eksklusif dalam penyuluhan pranikah bagi pasangan calon pengantin (mengingat paritas dan pengetahuan ibu berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif), pada penelitian selanjutnya, untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu (umur, pendidikan dan pekerjaan) dengan pemberian ASI eksklusif ini dilakukan dengan desain pengambilan sampel secara purposive.

Breast-feeding for the infant is the best way to enhance human resources quality of a country. Milk breast composition and proportion are perfect and contains all the nutrition needed by infant. Exclusive breast-feeding can reduce infant mortality rate which is one indicator of community health status. According to UNICEF research in 2007, exclusive breast-feeding around the world was still low, only 38%. Indonesia rate was around 32%, much lower than world rate. Tangerang City rate in 2009 was around 57,5%. Cipondoh, as one sub-district in Tangerang, had exclusive breast-feeding rate around 67%. The purpose of this research is to determine the effect of mother characteristic and the treatment of exclusive breast-feeding in Cipondoh clinic community working area, Tangerang City in 2011.
This is a descriptive research with cross sectional design and involving 109 sample respondents. Univariat analysis, to determine frequency of distribution, and bivariat analysis, to determine the differences of proportion and correlation among variables, are used in the research, along with Chi Square test.
The result of this research shows that only few mothers, around 30,3% who give exclusive breast-feeding to their infant. From 6 variables included in hypothesis, there are only 2 variable which affected the exclusive breast-feeding behavior, which are paritas (number of children) and respondent knowledge. The result shows that the high paritas and the better knowledge of respondent are the main factors that could change the behavior. Whereas another variables, age, education, job and attitude, had no significant effect to the exclusive breastfeeding behavior.
It is expected that the Government of Tangerang City apply regulations that support mothers to give exclusive breast-feeding to their infant, cross-sector cooperation between Cipondoh clinic community and office of religious affairs in the area to include the early initiation of breast-feeding and exclusive breastfeeding in pre-married counseling for the couple. It is also expected for the next research to find the correlation of mother characteristic (age, education and job) and exclusive breast-feeding using purposive sample taking design.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muthiatun Nuriah
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh status bekerja dan karakteristik pekerjaan remaja terhadap hubungan seksual pranikah remaja Indonesia. Hasil regresi logistik biner menggunakan data responden belum kawin yang berusia 15-24 tahun dari SDKI-Remaja 2012 menunjukkan bahwa status bekerja dan karakteristik pekerjaan signifikan mempengaruhi perilaku seksual pranikah remaja. Remaja yang bekerja saja memiliki risiko 1,78 kali lebih tinggi untuk berhubungan seksual pranikah dibandingkan remaja yang bersekolah saja. Selain itu, risiko remaja yang bekerja musiman/sesekali untuk berhubungan seksual pranikah 1,36 kali lebih tinggi dibanding remaja yang bekerja sepanjang tahun, sementara remaja pekerja kerah putih memiliki risiko 1,15 kali lebih tinggi dibanding remaja pekerja kerah biru untuk berhubungan seksual pranikah.

This study aims to analyze the influence of adolescents working status and job characteristics on premarital sexual behavior in Indonesia. The results of binary logistic regressions of never married adolescents from the IDHS-ARH 2012 data show that working status and job characteristics are significant in affecting adolescents premarital sex. Working adolescents have 1.78 times higher risk of having premarital sex compared to in-school-adolescents. The risk of adolescents with seasonal/temporary jobs to have premarital sex is 1.36 times higher compared to those with all-year jobs, whereas adolescents with white collar jobs have 1.15 times higher risk to have premarital sex compared to those with bluecollar jobs.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eylin
"Latar Belakang: Apendisitis masih merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia dengan insidensi yang masih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien apendisitis pada tahun 2003-2007 di Departemen Patologi Anatomi FKUI-RSUPNCM.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif potong lintang.
Hasil: Dari hasil pengolahan data didapatkan: 1) apendisitis akut adalah apendisitis terbanyak, pasien yang didiagnosis apendisitis akut dengan pemeriksaan histopatologi sebesar 74.7%; 2) perempuan lebih banyak ditemukan menderita apendisitis daripada laki-laki, namun, tidak berbeda jauh jumlahnya; 3) pada usia 21-30 tahun paling banyak ditemukan pasien apendisitis akut, yaitu 29.5% dari 584 pasien yang didiagnosis apendisitis akut; 4) pada umur 11-20 tahun, apendisitis akut perforasi paling banyak ditemukan yaitu sebanyak 32 pasien (27.1%) dari total 118 pasien apendisitis akut perforasi; 5) pada umur 31-40 tahun, apendisitis kronis paling banyak ditemukan yaitu sebanyak 21 pasien (26.2%) dari total 80 pasien apendisitis kronis.
Kesimpulan: Apendisitis akut adalah apendisitis terbanyak yang ditemukan. Perempuan lebih banyak ditemukan menderita apendisitis daripada laki-laki. Pada usia 21-30 tahun paling banyak ditemukan pasien apendisitis akut. Pada umur 11-20 tahun, apendisitis akut perforasi paling banyak ditemukan. Pada umur 31-40 tahun, apendisitis kronis paling banyak ditemukan.

Background: Appendicitis is one of the health problem in Indonesia, the incidence of appendicitis in Indonesia is still high. The purpose of this study is to know the characteristic of appendicitis patients from 2003-2007 in Pathology Anatomy Department FMUI, Cipto Mangunkusumo Hospital.
Method: The method of this study is cross-sectional descriptive.
Result: The results from this study are: 1) acute appendicitis is the most frequent diagnosis found in histopathologic examination (74.7%); 2) women are found to have appendicitis more than man, but the difference is not significance; 3) age of 21-30 years old is where the acute appendicitis mostly found, 29.5% from 584 acute appendicitis patients; 4) age of 11-20 years old is where the acute perforated appendicitis mostly found, 27.1% from 118 acute perforated appendicitis patients; 5) age of 31-40 years old is where the chronic appendicitis mostly found, 26.2% from 80 chronic appendicitis patients.
Conclusion: Acute appendicitis is the most frequent diagnosis found in histopathologic examination. Women are found to have appendicitis more than man. Age of 21-30 years old is where the acute appendicitis mostly found. Age of 11-20 years old is where the acute perforated appendicitis mostly found. Age of 31-40 years old is where the chronic appendicitis mostly found.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yustan Azidin
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang dengan komitmen perawat pelaksana pada organisasi di Rumah Sakit Bhakti Yudha Depok. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskreptiif korelasi dengan rancangan cross sectional, dan jumlah sampel 119 perawat pelaksana dengan teknik pengambilan total sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fungsi manajemen yang mempunyai hubungan dengan komitmen perawat pelaksana pada organisasi adalah fungsi perencanaan (p=0,47, 95% CI=1,005-4,480), fungsi pengarahan (p=0,017, 95% CI=1,255-5,576), dan fungsi pengendalian (p=0,012, 95% CI=1,312-5,844). Sedangkan dari karakteristik individu yang terdapat hubungan adalah tingkat pendidikan (p=0,048, 95% CI=0,899-66,204). Faktor paling berhubungan adalah fungsi pengarahan setelah dikontrol variabel tingkat pendidikan. Kepala ruangan perlu memberikan motivasi dan memfasilitasi perawat pelaksana untuk meningkatkan komitmen pada organisasi.

This study aimed to determine the relationship between implementation of headnurse's management functions and the nurse's commitment to the organization at Bhakti Yudha Hospital Depok. This research was descriptive correlation study with cross-sectional design and 119 sample nurses working in hospital, recruited using total sampling technique. Results of this study indicated that the management functions which associated with the nurse's commitment were planning (p=0,47, 95% CI=1,005-4,480), directing (p=0,017, 95% CI=1,255-5,576), and controlling functions (p=0,012, 95% CI=1,312-5,844). The individual characteristics that associated with nurse's commitment was the education level (p=0,048, 95% CI=0,899-66,204). The most related factor was a directing function after it has been controlled by education level. Head nurse needs to motivate and facilitate nurses to develop and improve the commitment to organization.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>