Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132839 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Screen printing atau teknologi film tebal merupakan suatu metoda yang digunakan untuk memproduksi secara masal
biosensor elektrokimia untuk bidang kesehatan, lingkungan, dan industri obat-obatan. Pada tulisan ini dipaparkan
proses pembuatan biosensor kolesterol yang meliputi tahapan desain dan fabrikasi dengan teknik screen printing.
Biosensor kolesterol ini berbasis amperometrik yang terdiri dari 3 (tiga) buah elektroda, yaitu elektroda working,
reference, dan counter yang difabrikasi dengan teknologi screen printing. Pemilihan material atau bahan untuk biocomponent
dan membran serta metoda imobilisasi juga dijelaskan secara singkat. Biosensor yang dibuat ini untuk
deteksi kadar kolesterol, di mana diharapkan nantinya bisa digunakan sebagai dasar untuk pengembangan biosensor jenis lainnya"
621 ELIT 2:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhri Hilmi
"Insulin merupakan hormon protein yang terdapat pada sel beta pankreas yang memudahkan glukosa masuk ke dalam sel sebagai bentuk tenaga. Sensor elektroda karbon bercetak layar (SPCE) berdinding nanotube (MWCNT) yang termodifikasi dengan nanopartikel emas dan perak telah dikarakterisasi dan diuji untuk mengindrakan insulin dalam tubuh manusia. Deposisi nanopartikel dilakukan dengan metode dropcast dengan proses sintesis nanopartikel menggunakan metode Turkevich pada nanopartikel emas (AuNP) dan nanopartikel perak (AgNP). Karakteriasi sensor dilakukan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM), Cyclic Voltammetry (CV), dan Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS). Konsentrasi yang diuji pada analit insulin berkisar pada 0.15 μM, 0.3 ¼M, 0.6 ¼M, 1.25 ¼M, 2.5 μM, 5 μM, dan 10 μM. Hasilnya, sensor elektroda karbon cetak layar berdinding nanotube memiliki nilai luas permukaan aktif pada sensor SPCE/MWCNT, SPCE/MWCNT-AgNP, dan SPCE/MWCNT-AuNP sebesar 0.14 cm2,0.20 cm2, dan 0.25 cm2. Tingkat sensitivitas pada sensor mengalami pengembangan saat sebelum dimodifikasi, sensor SPCE/MWCNT-AuNP memiliki sensitivitas terbaik sebesar 2.88 ¼A/¼M, lalu pada sensor SPCE/MWCNT-AgNP memiliki sensitivitas sensor sebesar 2.5 μA/μM dan terakhir pada SPCE/MWCNT sebesar 2.38 ¼A/¼M.

Insulin is a protein hormone found in pancreatic beta cells that makes it easier for glucose to enter cells as a form of energy. Nanotube-modified screen-printed carbon electrode (SPCE) sensors with gold and silver nanoparticles have been characterized and tested to sense insulin in the human body. Nanoparticle deposition was carried out by the dropcast method with the nanoparticle synthesis process using the Turkevich method on gold nanoparticles (AuNP) and silver nanoparticles (AgNP). Sensor characterization was carried out using Scanning Electron Microscope (SEM), Cyclic Voltammetry (CV), and Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS). The concentrations tested for insulin analyte ranged from 0.15 ¼M, 0.3 ¼M, 0.6 ¼M, 1.25 ¼M, 2.5 ¼M, 5 ¼M, and 10 ¼M. As a result, the screen printed carbon electrode sensor with nanotube walls has active surface area values on the SPCE/MWCNT, SPCE/MWCNT-AgNP, and SPCE/MWCNT-AuNP sensors of 0.14 cm2, 0.20 cm2, and 0.25 cm2. The sensitivity level of the sensor underwent development before being modified, the SPCE/MWCNT-AuNP sensor has the best sensitivity of 2.88 ¼A/¼M, then the SPCE/MWCNT-AgNP sensor has a sensor sensitivity of 2.5 ¼A/¼M and then on SPCE/MWCNT of 2.38 ¼A/¼M."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Hisyam Farhansyah
"ABSTRAK
Pencegahan selalu lebih baik dari pengobatan. Wabah penyakit sering kali terjadi karena kurangnya kepekaan manusia untuk menjaga dirinya dari penyakit. Kurangnya alat yang praktis dan akurat pun merupakan salah satu penyebab terjadinya wabah. Perangkat diagnosis penyakit yang mahal dan metode pendeteksian yang rumit membuat masyarakat pada daerah terpencil sulit mendapatkan kejelasan mengenai kesehatannya serta lingkungannya. Atas dasar hal tersebut, fabrikasi sensor penyakit dibutuhkan. Metode fabrikasi yang paling praktis, murah, dan mudah menjadi landasan penelitian ini. Teknologi cetak sablon untuk fabrikasi elektroda dan sirkuit kelistrikan sudah umum dilakukan. Akan tetapi mesin pencetak yang mahal dan sulit didapat kembali menjadi hambatan. Ide penelitian ini adalah meneliti deviasi dimensi fabrikasi serta kelayakan elektroda sensor yang difabrikasi menggunakan metode cetak sablon konvensional dengan harapan fabrikasi sensor medis dapat dilakukan dengan mudah.

ABSTRACT
Prevention act is always better than treatment. Low awareness in term of disease prevention eases virus or bacteria to attack human body. Lack of practical and accurate detection system also make certain kind of diseases rise into surface. Costly diagnostic devices put more pressure onto society to get them medically checked frequently. Based on that idea, a simple fabrication technique for fabricating the electrochemical detector is needed. Those characteristics of fabrication method is the main topic for this research. Screen printing method for fabricating electrodes and electrical circuits are now common throughout the world. Still, a screen printing machine isn rsquo t cheap. Therefore, this research had been conducted with the intention to test whether conventional screen printing technique is able to fabricate a good quality electrode. By then, electrochemical detector will be possible to be fabricated easily. Dimension deviation caused by the fabrication processes and main functional test with cyclic voltammetry will be the main study in this research."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfianda Dwi Rahmawati
"Ion logam timbal (Pb) dan tembaga (Cu) merupakan salah satu jenis logam berat dengan efek toksisitas dan racun yang tinggi terhadap mahluk hidup yang banyak ditemukan dalam limbah industri cat dan pipa timbal. Penumpukan timbal dapat menyebabkan gangguan ginjal, tekanan darah tinggi maupun kerusakan otak dan penumpukan tembaga menyebabkan kerusakan pada hati dan menyebabkan kanker. Ion logam tersebut dapat dideteksi menggunakan Screen Printed Electrode (SPE.) Metode ini tergolong sederhana, ukurannya yang kecil, sampel sedikit, murah, efektif dan banyak digunakan dengan batas deteksi yang rendah. Elektroda kerja pada SPE dimodifikasi menggunakan nanopartikel Au-TA-DNS dengan metode dropping untuk mendeteksi keberadaan ion logam berat timbal (Pb) dan tembaga (Cu). Adanya atom N dengan elektron bebas pada Dansylhydrazine (DNS) dapat digunakan untuk berikatan dengan ion logam. Pengukuran dilakukan dengan metode Anodic Stripping Voltammetry (ASV) pada rentang potensial - 1,3 V s/d + 0,4 V. Hasil pengukuran menggunakan metode ASV memperlihatkan puncak oksidasi. Respon arus terhadap larutan logam timbal (Pb) dan tembaga (Cu) pada elektroda kerja termodifikasi nanopartikel Au-TA-DNS menunjukkan linearitas yang baik dimana nilai linearitas masing – masing logam 0,9467 dan 0,967 pada rentang kosentrasi 1 – 100ppb. Hal ini menunjukkan bahwa elektroda kerja yang dimodifikasi nanopartikel Au- TA-DNS dapat digunakan sebagai elektroda kerja menggantikan elektroda karbo pada SPE dengan meningkatkan sensitivitas.

Lead (Pb) and copper (Cu) metal ions are a type of heavy metal with high toxicity and toxic effects on living creatures which are often found in lead paint and pipe industrial waste. A buildup of lead can cause kidney problems, high blood pressure or brain damage and a buildup of copper causes damage to the liver and causes cancer. These metal ions can be detected using a Screen Print Electrode (SPE). This method is relatively simple, small in size, small in sample, cheap, effective and widely used with a low detection limit. The working electrode on the SPE was modified using Au-TA-DNS nanoparticles with a drop-casting method to detect the presence of heavy metal ions lead (Pb) and copper (Cu). The presence of an N atom with free electrons in Dansylhydrazine (DNS) can be used to bind with metal ions. Measurements were carried out using the Anodic Stripping Voltammetry (ASV) method at a potential range of - 1.3 V to + 0.4 V. The results of measurements using the ASV method show oxidation peaks. The current response to the metal solution of lead (Pb) and copper (Cu) on the Au-TA-DNS nanoparticle modified working electrode shows good linearity where the linearity value for each metal is 0.9467 and 0.967 in the concentration range 1 – 100ppb. This shows that the Au-TA-DNS nanoparticle modified working electrode can be used as a working electrode to replace the carbon electrode in SPE by increasing sensitivity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Girang Irawan
"Permasalahan energi, ekologi dan Iingkungan membuka peluang dalam inovasi dan pengembangan teknik terbaru pengeringan tinta. Teknik tersebut adalah radiation cur- ing yang sudah banyak diaplikasikan dalam industri pelapisan dan tinta, menggunakan radiasi ultraviolet (UV) atau electron beam (EB). Konsep dasar pengembangan teknologi radiation curing adalah tidak. digunakannya pelarut organik, sehingga mengurangi polusi udara, mengurangi resiko terhadap kesehatan dan penghematan energi. Percobaan pembuatan tinta sablon untuk iradiasi ultra-violet pada permukaan plastik polietilen tereftalat (PET) telah dilakukan dengan menggunakan prapolirner epoksi akrilat (Laromer EA 81) dan poliester akrilat (Laromer PE 46) yang digabungkan dengan monomer tripropilen glikol diakrilat (TPGDA) dan heksanadiol diakrilat (HDDA). Untuk pewarnaan merah digunakan lithol rubine dan CaCO3, dan ditambahkan pula zat aktif permukaan serta fotoinisiator. Formula diaplikasikan pada PET dengan menggunakan monyl silk screen berukuran gasa T 120, kemudian diradiasi dengan lampu UV tunggal 80 watt/cm tipe CK 1300 pada kecepatan konveyor 5 meter/menit.
Hasil yang diperoleh diuji karakteristiknya meliputi kekerasan, ketahanan kikis, adesi, ketahanan terhadap pelarut dan bahan kimia lainnya, serta ditentukan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Karakteristik lapisan tinta iradiasi UV diwakili formula G (epoksi akrilat 32%, poliester alcrilat 7,5%, TPGDA31,1%, HDDA7,5%, lithoirubine 5%, CaCO310%, Tween20 2%, silicon oil 1%, Darocure 1173 3,9%) memiliki ketahanan kikis 5,1 mg, adesi 60%, kilap 55%, ketahanan terhadap pelarut metil etil keton (MEK) >100 gosokan, sedangkan lapisan tinta sablon biasa (solvent base) memililci ketahanan kilds 15,4 mg, adesi 98%, kilap 46,3%, ketahanan terhadap MEK satu kali gosokan. Dengan demikian tinta sablon iradiasi UV memiliki sifat yang lebih baik dari tinta sablon biasa untuk ketahanan kilds, kilap dan ketahanan terhadap MEK, namun sifat adesi dari tinta sablon iradiasi UV kurang baik dibandingkan tinta sablon biasa."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Williamson, Caspar
San Fransisco: Chronicle Books, 2011
R 764.8 WIL l
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Prakosa,Gotot
Jakarta: FFTV-IKJ, 1997
791.43 Pra f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Krisna Adhitya
"Pada penelitian ini elektroda berupa pasta karbon yang terbuat dari campuran grafit dengan beberapa jenis binder berupa paraffin oil, mineral oil, mineral oil dan aquabides, poli (vinil alkohol) / PVA dan ammonium peroxodisulfat ( APS ) serta PVA, NaCl dan APS, telah dipreparasi lalu difabrikasi dengan metode screen printing. Kemudian pada elektroda dilakukan beberapa karakterisasi listrik dengan menggunakan peralatan RCL meter. Pertama, karakterisasi hambatan DC (R) pada tegangan DC; V = 1 VDC terhadap variasi jenis sampel dan panjang elektroda. Kedua, karakterisasi R pada V = 1 VDC terhadap variasi waktu pemanasan untuk sampel yang mengandung mineral oil. Ketiga, karakterisasi hambatan AC (Z) pada tegangan AC; V = 1 VAC terhadap variasi frekuensi (f) VAC yang diambil. Dan keempat, karakterisasi kapasitansi (C) pada V = 1 VAC terhadap f VAC yang diambil.
Pada sampel dengan binder paraffin oil, diketahui bahwa pencetakan tidak berhasil dilakukan untuk setiap parameter pencetakan yang digunakan. Pada sampel dengan mineral oil pencetakan berhasil dilakukan dengan perbandingan massa grafit dan binder 1:1. Pada sampel dengan mineral oil dan aquabides, pencetakan berhasil dilakukan untuk besar massa grafit dan mineral oil 1 gram (g) dengan 0.4 ml aquabides. Pada sampel dengan PVA dan APS, pencetakan berhasil dilakukan untuk besar massa grafit 1, 1.25, 1.5, 1.75, 2 dan 2.5 g masing - masing dengan 0.25 g PVA, 2.5 ml aquabides dan 0.005 g APS. Pada sampel dengan PVA, APS dan NaCl, pencetakan berhasil dilakukan dengan besar massa grafit 1.25, 1.5 dan 1.75 g masing - masing dengan 0.25 g PVA, 2.5 ml aquabides, 0.02 serta 0.04 g NaCl dan 0.005 g APS.
Karakterisasi listrik menunjukkan bahwa besar kapasitansi tidak berhasil diukur karena nilai R dan Z yang dominan. Sampel yang memiliki R dan Z berhasil dikarakterisasi, yaitu sampel yang tercetak pada substrat elektroda Cu - Ag. Diketahui bahwa sampel yang mengandung mineral oil memiliki besar resistivitas sheet yang jauh lebih rendah dibandingkan sampel lainnya; diukur pada setiap parameter karakterisasi yang diambil, dengan lama waktu pemanasan 8 jam. Terakhir, resistivitas listrik seluruh elektroda bergantung pada jenis bindernya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S28911
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Ametysta Suci
"Sensor berdasarkan metode elektrokimia dalam uji senyawa telah digunakan secara luas sebagai metode alternatif karena kesederhanaannya dan ekonomis dengan linearitas, sensitivitas, stabilitas, dan akurasi yang baik. Salah satu pengembangan dari metode ini adalah menggunakan elektroda cetak sablon (SPE) emas nanopartikel termodifikasi dalam pendeteksian capsaicin. Standar tingkat kepedasan sebelumnya, Unit Panas Scoville, cenderung subyektif dan tidak akurat. Untuk itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menetapkan standar tingkat kepedasan dengan mengukur tingkat capsaicin, yang lebih akurat, presisi dan objektif berdasarkan prinsip elektrokimia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah voltametri siklik dalam kisaran potensial -0,5 V s/d + 1,0 V dengan kecepatan pemindaian 200 mV/s menggunakan SPE termodifikasi nanopartikel emas. Modifikasi elektroda dan sintesis partikel nano didasarkan pada metode elektrodeposisi dalam potensi +0.052 V selama 120 detik. AuNP/SPE memiliki kemampuan analitik yang baik dalam penentuan capsaicin dengan batas deteksi 4,59 μM, sensitivitas 141685,2 μAmM-1cm-2 dan linearitas 0,9998 dalam kondisi asam pada pH 1,2. Sensor AuNP/SPE memiliki pengulangan, stabilitas dan reproduktifitas yang baik dengan% RSD 0,57%, 1,11% dan 1,86% masing-masing. Hasil uji selektivitas menggunakan resorsinol dan Vitamin C menunjukkan bahwa elektroda ini memiliki selektivitas yang baik. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa elektroda AuNP/SPE dapat digunakan sebagai sensor capsaicin dalam makanan dengan persen pemulihan sebesar 109,19%.

Based on electrochemical methods in compound testing have been widely used as an alternative method because of their simplicity and economics with good linearity, sensitivity, stability, and accuracy. One development of this method is to use modified gold nanoparticle screen printing electrodes (SPE) in the detection of capsaicin. The previous spiciness standard, the Scoville Heat Unit, tended to be subjective and inaccurate. For this reason, the aim of this study is to set a standard of spiciness by measuring the level of capsaicin, which is more accurate, precise and objective based on electrochemical principles. The method used in this study is cyclic voltammetry in the potential range of -0.5 V to + 1.0 V with a scanning speed of 200 mV/s using SPE modified gold nanoparticles. Electrode modification and synthesis of nanoparticles are based on the electrodeposition method in a potential of +0.052 V for 120 seconds. AuNP / SPE has good analytical ability in the determination of capsaicin with a detection limit of 4.59 μM, sensitivity of 141685.2 μAmM-1cm-2 and linearity of 0.9998 under acidic conditions at pH 1.2. AuNP/SPE sensors have good repeatability, stability and reproducibility with% RSD 0.57%, 1.11% and 1.86% respectively. The results of selectivity tests using resorcinol and Vitamin C show that these electrodes have good selectivity. Based on this study it can be concluded that the AuNP/SPE electrode can be used as a sensor of capsaicin in food with a recovery percentage of 109.19%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>