Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145726 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Waduk Seguling merupakan waduk yang dimanfaatkan untk karamba jaring apung (KJA) dengan pola intensif yang menyebabkan terjadinya penumpukan limbah bahan organik sisa metabolisme dan sisa pakan."
551 LIMNO 16:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo Wahyu Purwanto
"Penelitian ini diawali dengan preparasi oksida logam CeO2 dengan metode presipitasi menggunakan bahan baku Ce (SO4) H2O. Untuk mengetahui adanya jenis iktatan CeO2 dilakukan karakterisasi FTIR dan luas permukaan diukur dengan metode BET. Oksida logam yang dihasilkan kemudian diuji aktivitasnya dengan cara mereduksinya terlebih dahulu dengan gas H2 (tempereatur 700 C laju alir 100 ml/menit) dan kemudian merekasikannya dengan reaktan CO2 di dalam rektor unggun tetap dengan beberapa variasi kondisi operasi. Variasi temperatur yang dilakukan pada penelitian ini berkisar 650 C sampai 800 C dengan interval kenaikan 50 C. Hasil pengujian menunjukkkan bahwa laju pembentukan CO yang tertinggi terjadi pada temperatur reaksi 800 C dan laju alir 80 ml/menit sebesar 0,000135 mol/menit. Pengujian tersebut juga menunjukkan kenaikan kapasitas adsorpsi seiring dengan kenaikan temperatur sampai temperatur 750 C dan kemudian menurun. Setelah dianalisis fenomena yang terjadi adalah tidak semua CO2 teradorpsi oleh reduktor menjadi produk gas CO sebagaian terperangkan di dalam reduktor."
1998
JUTE-XII-4-Des1998-369
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly A. Dien
"Pengukuran kadar oksigen terlarut (DO) dalam perairan merupakan salah satu parameter dalam monitoring kualitas air. Pengukuran kadar DO dengan basis elektrokimia telah banyak dikembangkan diantaranya dengan menggunakan elektroda GC termodifikasi nanopartikel Au. Namun, elektroda GC termodifikasi nanopartikel Au dapat mengalami penurunan respon pengukuran berulang oleh karena itu diperlukan elektroda yang permukaannya selalu terbarukan sehingga dapat dikembangkan sebagai elektroda disposable. Studi modifikasi permukaan plastik dengan nanopartikel Au telah dilakukan. Nanopartikel Au dengan zat penstabil sitrat dan dodekanatiol disintesis dengan menggunakan zat pereduksi NaBH4 digunakan untuk memodifikasi permukaan plastik dengan cara merendam plastik ke dalam campuran dodekanatiol, larutan nanopartikel Au dan air dengan pengadukan kuat selama 24 jam pada temperatur ruang. Karakterisasi dengan TEM menunjukan, ukuran nanopartikel Au diperoleh diameter 5-10 nm. Namun, hasil karakterisasi permukaan plastik termodifikasi dengan SEM menunjukan bahwa permukaan termodifikasi oleh nanopartikel Au berukuran lebih dari 100 nm. Pengukuran respon arus dilakukan dengan teknik siklik voltametri dengan daerah pemindaian -1000mV hingga 0 mV diperoleh penurunan arus reduksi seiring dengan meningkatnya kadar O2 mengindikasikan bahwa plastik mika termodifikasi dapat digunakan sebagai sensor oksigen.

Abstract
Measurement of dissolves oxygen (DO) in water is one of the parameters in water quality monitoring. Measurement of DO levels on the basis of electrochemistry has been develoved among others by using GC electrode modified with Au nanoparticles. However, Au nanoparticles modify on GC electrode decreased response to repeated measuremen. Therefore, electrode surface should be always renewable surface so that it can be developed as a disposable electrode. Study of plastic surface modification with Au nanoparticles have been performed. Au nanoparticles stabilized by citrate and dodecanathiol substance synthesized by using NaBH4 as reducing agent used to modify plastic surface of by soaking with strong stirring for 24 hous in room temperature. Characterization TEM shows, the size of Au nanoparticles obtained a diameters 5-10 nm. However, SEM characterization of plastic surface modified by instrument showed that particles on plastic surface modified is larger than 100 nm. Plastic modified nanoparticle Measurement of current response was done by using cyclic voltametry by scanning the range potential 1000mV to 0 mV. The reduction current was decreased with increasing O2 levels. It indicate that plastic can be used as oxygen sensor."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S207
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Evita Dwi Saiverda
"Penelitian ini menggambarkan kondisi penurunan fungsi Situ Ria Rio di Jakarta Timur. Situ Ria Rio sebagai salah satu bagian aset perkotaan yang berfungsi untuk mengatasi permasalahan air resapan sebagai area tangkapan air (catchment area), telah berubah dengan makin berkurang luasannya. Penurunan fungsi tersebut yaitu pendangkalan situ akibat digunakannya situ sebagai tempat pembuangan sampah, pembuangan limbah industri dan rumah tangga serta adanya pemukiman liar di sebagian bantaran situ. Faktor aksesibilitas dan neighborhood juga menyebabkan kawasan ini mempunyai land value yang tinggi, sehingga dikhawatirkan untuk kepentingan aktivitas perkotaan akan mendesak lahan situ yang diperuntukkan fungsi kepentingan konservasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan karakteristik penduduk sekitar dengan fungsi Situ Ria Rio Jakarta Timur dan untuk mengkaji pengaruh unsur lokasi terhadap fungsi Situ Ria Rio Jakarta Timur. Penelitian ini untuk menguji hipotesis adanya pengaruh penduduk sekitar dan unsur lokasi terhadap fungsi situ. Penekanan metode pengumpulan data melalui wawancara, penyebaran angket (kuesioner) dan observasi langsung. Jumlah responden sebanyak 167 orang yang tersebar di RW 15 Kelurahan Kayu Putih Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur.
Dari analisis data, wawancara, dan pengamatan di lokasi penelitian, dapat disimpulkan bahwa kondisi fungsi Situ Ria Rio saat ini dipengaruhi oleh karakteristik pendidikan penduduknya yang sebagian besar rendah, kepadatan penduduk setempat yang tinggi dan tidak tersedianya prasarana dan sarana sanitasi lingkungan yang sesuai untuk suatu Situ. Adapun saran penelitian ini adalah: (1) Perlu strategi khusus untuk menangani permukiman liar di sekitar Situ, dan dampaknya terhadap keberlanjutan fungsi Situ; (2) Perlu adanya pengembangan program sosialisasi manfaat dan fungsi situ; (3) Perlu adanya pendidikan kesadaran menjaga situ bagi para pemukim; serta (4) Perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap fungsi Situ yang dikaitkan dengan unsur-unsur lingkungan fisik (ketinggian, lereng, struktur geologi, run off dan lain-lain), yang pada penelitian ini tidak dianalisis.

This research describes Lake Ria Rio roles degradation in East Jakarta. As city assets, Lake Ria Rio, cannot optimally role as a catchments area and reservoir. It caused of the impact of the mis-use of lake as a trash exile, industry waste, domestic waste, and slummy area. Neighborhood and accessibility factors also attribute this region with high economic land value that will lead to land transformation The objectives of this research are to analyze the relationship between neighborhood characteristics with Lake Ria Rio roles and to study the influence of location aspect against Lake Ria Rio roles.
This research is to examine hypothesis of location aspect and neighborhood influence to the Lake Ria Rio roles. The methods of collecting data are by interview, questioners and observation. There are 167 respondents spread in RW 15 Kayu Putih Sub district, District Pulo Gadung in East Jakarta. Based on data analysis, interview and observation in research object, can be concluded that lower education, highly density community and inavailability of suitable sanitation infrastructure attach to the Lake, nowadays influence the Lake Ria Rio roles. The research suggestion i.e: (1) Design treatment strategy to manage slummy area with land public illegal occupancy and also the impact to the sustainability role of lake. (2) Design socialization program to give information about the benefit and role of lake for the people. (3) Design awareness education to maintain the lake. (4) To follow up the research which more focus to the physically aspect of lake such as height, slope, geology structure, run off, etc., which is not analyzed in this research."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Batak tradisional settlements araound Toba Lake have pattern and specifict forms. Those are very influenced by some supporting factors, ie. environment factors, landform, potential resources and accessibility. There are also importan elements that must be exist within. That elements a result of the adaptation process of Batak Toba communities to their environment "
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Danau Sentani terletak di Kabupaten Jayapura pada ketinggian 70-90 m di atas permukaan laut, dengan luas 9360 ha, memiliki fungsi sebagian lahan kegiatan perikanan tangkap, perikanan budidaya dan pariwisata. Fitoplankton merupakan salah satu biota penting di perairan dan merupakan indikator kualitas perairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi dan kelimpahan fitoplankton di Danau Sentani. Pengumpulan data dengan metode survei berstrata pada kedalaman 0, 2, 4, 8 m di empat lokasi penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan September dan November 2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan fitoplankton berkisar 28.168-246.464 ind/l yang terdiri atas lima kelas dan 30 genera yaitu Chlorophyceae (15 genera), Cyanophyceae (5 genera), Bacillariophyceae (6 genera), Dinophyceae (2 genera) dan Euglenaphyceae (2 genera). Tingginya kelimpahan fitoplankton terkait dengan kondisi danau yang telah mengalami eutrofikasi. Tingkat keanekaragaman fitoplankton cenderung sedang dan kemerataan yang rendah hingga relatif meratan, anamun pada pengamatan di bulan November terdapat dominansi jenis fitoplankton, yaitu Peridinium sp sebesar 80 persen di Teluk Yope. Kata Kunci: Danau Sentani, fitoplankton, kelimpahan, komposisi
"
551 LIMNO 16:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hona Dedi
"ABSTRAK
Penelitian distribusi temporal Chlorophyta telah dilakukan di Danau Lido, Cigombong, Sukabumi, Jawa Barat pada bulan April--Mei 1994. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui berbagai genus, kepadatan, frekuensi kehadiran, dan pola distribusi temporal Chlorophyta di Danau Lido. Pengambilan sampel dilakukan secara horizontal sepanjang 5 m dengan interval waktu 6 jam, yaitu pukul 06.00, 12.00, 18.00, dan 24.00, masing-masing dilakukan pada lokasi arah Utara, Selatan, Barat, dan Timur yang saling tegak lurus satu sama lainnya. Selain itu diukur pula berbagai parameter lingkungan. Dari hasil penelitian diperoleh 5 genus Chlorophyta, yaitu genus dari ordo Volvocales, 1 genus dari ordo Chlorellales, dan 1 genus dan ordo Zygnematales. Kepadatan Chlorophyta tertinggi terdapat pada pukul 06.00 dan terendah pada pukul 24.00. Frekuensi kehadiran Chlorophyta tertinggi terdapat pada pukul 06.00 dan terendah pada pukul 24.00. Distribusi Chlorophyta di Danau Lido menunjukan pola acak dan merumpun."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Sejumlah 23 contoh lempung telah terpilih dari 8 m panjang contoh inti sedimen yang diperoleh dari Danau Sentarum di hulu Sungai Kapuas. Contoh-contoh tersebut dianalisis memakai XRD di State Laboratory of Marine Geology di Shanghai, Republic of China. Pengumpulan contoh ini merupakan bagian dari Program Westpac untuk meneliti mineralogi lempung dan turunannya di sekitar Paparan Tepi Kontinen Sunda dan Laut China Selatan. Sekuen dari bagian bawah ke atas, lempung berubah warna dari abu-abu gelap menjadi abu-abu berangsur menjadi berwarna coklat terang dan kuning terang. Sisipan tipis sedimen lebih kasar sebagai lempung lanauan, kadangkadang sebagai lempung pasiran muncul di bagian atas maupun bawah sekuen sedimen ini. Bagian bawah dari sekuen mengandung remah bahan karbon luruhan tumbuhan. Kaolinite sering muncul pada setiap contoh sebagai hasil pelapukan kimiawi batuan asam pada kondisi lembab dan hangat iklim tropis. Chlorite, illite dan quartz muncul dominan sebagai hasil pelapukan fisik hidrolisis lemah. Feldspar dan gibsite kadang-kadang muncul. Hidrolisis lempung di lingkungan danau mengubah chlorite menjadi kaolinite dan illite. Perubahan sekuen stratigrafi dan mineralogi dari lempung menandakan bahwa lempung diluruhkan dari berbagai jenis batuan dan diendapkan kembali di lingkungan danau yang berubah lingkungannya sepanjang waktu.
"
551 LIMNO 20 (1-2) 2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Danau toba merupakan danau terluas di Indonesia dan terletak di Sumatera Utara, yang dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata, kegiatan perikanan yaitu perikanan tangkap dan budi daya ikan di karamba jaring apung, juga sebagai sumber air untuk pembangkitan listrik tenaga air (PLTA). Telah dilakukan pengamatan mengenai struktur komunitas fitoplankton di perairan ini untuk mengetahui komposisi dan kelimpahannya serta penyebarannya sebagai informasi dasar dalam pengelolaan Danau Toba. Penelitian dilakukan pada bulan April 2009 di 12 stasiun pengamatan yang tersebar di seluruh wilayah danau, yang dianggap mewakili perairan danau. Pada beberapa stasiun contoh fitoplankton diambil dari empat strata kedalaman (0, 10, 20, 30 dan 40 m) danau. Komposisi fitoplankton terdiri dari Chlorophyta 11 jenis, Chrysophyta 9 jenis, Cyanophyta 4 jenis, dan Phyrrophyta 1 jenis. Kelimpahan fitoplankton berkisar antara 20 � 400 individu/l, jumlah jenis rendah dan tidak ada jenis dominan, yang menunjukkan kondisi perairan tidak subur. Chlorophyta dan Chrysophyta menyebar di seluruh perairan, sedangkan Cyanophyta banyak ditemukan di wilayah selatan. Secara vertikal, produktivitas maksimum fitoplankton terjadi pada strata di bawah permukaan perairan."
551 LIMNO 18:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Listiani
"Situ adalah kawasan resapan air yang perlu mendapat perlindungan karena berfungsi sebagai penyangga kehidupan dan memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang potensial. Banyak penduduk di sekitar situ yang memanfaatkannya sebagai sumber ekonomi seperti usaha perikanan, sebagai sumber air baku, sumber irigasi, perhubungan dan tempat rekreasi. Situ juga menjadi penampungan massa air terutama pada saat curah hujan tinggi sehingga situ juga berperan sebagai pengendali banjir.
Permasalahan yang dihadapi situ-situ di wilayah Jabodetabek adalah semakin cenderung terjadinya penyusutan luas situ, terutama akibat permukiman ilegal sehingga menimbulkan permasalahan kekumuhan lingkungan, selain itu pencemaran situ oleh berbagai aktivitas masyarakat di sekitar situ. Dalam upaya pengelolaan situ-situ yang ada di Kota Depok, pada tahun 1999 telah dikeluarkan Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok Nomor 821.29/71/Kpts/Huk/1999 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Pengendalian, Pengamanan dan Pelestarian Situ-situ. Namun, ternyata permasalahan yang dihadapi oleh situ-situ di Kota Depok masih belum dapat diselesaikan. Sehingga menimbulkan pertanyaan:(1) Mengapa kelembagaan pengelola situ yang ada selama ini tidak mampu mengatasi permasalahan yang ada ?; (2) Kelembagaan yang bagaimana yang diharapkan mengelola situ-situ yang ada di Kota Depok, khususnya situ Rawa Besar ?
Penulisan Tesis ini bertujuan untuk : (1) Menggali informasi mengenai pelaksanaan pengelolaan situ-situ di Kota Depok, khususnya Situ Rawa Besar dan sekitarnya yang telah dilaksanakan selama ini oleh Kelompok Kerja Pengendalian, Pengamanan dan Pelestarian Situ-situ di Kota Depok; (2) Mencari alternatif kelembagaan pengelola situ dalam upaya mengatasi permasalahan lingkungan yang dihadapi.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Populasi penelitian ini adalah dinas/instansi yang menangani pengelolaan situ-situ di Kota Depok sesuai dengan Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok Nomor 821.29/71/Kpts/Huk/1999. Sampel penelitian ditentukan dari populasi yang ada, pilihan ditentukan pada unsur dinas/instansi yang mengelola situ. Adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah mereka yang secara purposif terpilih menjadi sampel penelitian, yaitu pejabat atau staf dari dinas/instansi yang terlibat dalam pengelolaan situ-situ masing-masing 3 orang dari dinas/instansi. Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah : (1) kewenangan; (2) koordinasi; (3) sumber daya manusia; (4) pendanaan; dan (5) teknologi. Analisis dilakukan terhadap (1) lembaga pengelola situ di Kota Depok dan; (2) pengelolaan situ di Kota Depok.
Hasil pembahasan: dalam rangka meningkatkan kemanfaatan dan kelestarian situ-situ, Pemerintah Kota Depok membentuk Kelompok Kerja Pengendalian, Pengamanan dan Pelestarian Situ-situ, dan menerbitkan berbagai peraturan yang mendukung upaya pelestarian situ, namun dalam pelaksanaannya belum mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi; hal ini dikarenakan (1) adanya situasi saling mengandalkan terkait dengan kewenangan yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Depok dan Pemerintah Pusat; (2) koordinasi antar instansi dirasakan masih belum efektif; (3) terbatasnya jumlah dan kemampuan sumberdaya manusia dalam pengelolaan situ-situ di Kota Depok; (4) terbatasnya APED Kota Depok menyebabkan tidak optimalnya pengelolaan situ-situ di Kota Depok, khususnya Situ Rawa 6esar; (5) terkait dengan kondisi anggaran, teknologi yang diterapkan untuk mengelola situ tidak dapat dilaksanakan secara optimal.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) Pelaksanaan pengelolaan situ-situ di Kota Depok, khususnya situ Rawa Besar, selama ini oleh Kelompok Kerja Pengendalian, Pengamanan dan Pelestarian Situ-situ di Kota Depok (Pokja Situ Kota Depok), belum mencerminkan pengelolaan situ secara berkelanjutan. Lemahnya kapasitas kelembagaan pengelola selama ini dikarenakan kurangnya sumberdaya pengelolaan baik sumberdaya manusia, pendanaan, serta tidak efektifnya koordinasi antar instansi yang terkait claim pengelolaan situ; (2) Untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang dihadapi oleh situ-situ di Kota Depok, perlu adanya penguatan terhadap kelembagaan koordinasi dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan sehingga memiliki kekuatan dalam menetapkan kebijakan pengelolaan situ.
Adapun saran dari penelitian ini adalah : (1) Dalam mengakomodasikan seluruh kepentingan sektor, strategi pengelolaan situ hendaknya dilakukan berdasarkan pendekatan ekologis, kelembagaan serta sosial, ekonomi dan budaya masyarakat, yang direalisasikan dalam bentuk program-program yang terintegrasi; (2) Pengelolaan situ hendaknya dilakukan secara terpadu dengan melibatkan peran serta masyarakat dan pihak lain yang berkepentingan sehingga ada rasa memiliki dari masyarakat, memahami adanya keuntungan yang akan dinikmati serta semakin meningkatkan tanggung jawab untuk menjaga kelestarian situ. Di tingkat Kota, pengelolaan situ hendaknya dilaksanakan oleh suatu wadah yang keanggotaannya terdiri dari berbagai unsur pemerintah dari berbagai tingkatan serta unsur masyarakat yang mewakili organisasi-organisasi yang ada di kawasan situ.

Situ or small lake is an area of water reservoir which needs protection because of its function as a life buffer and its potential richness of biological diversity. Many local residents around situ are benefited from its existence. They use It to fulfill their needs for a number of resources and services like fisheries, water supply, and source of Irrigation, provide a mode of transportation and an opportunity for recreation. Moreover, situ does not only become a water basin, but it also functions as a flood controller, especially when the heavy rainfall comes.
The problems faces by the small lakes in Jabodetabek areas are the size reduction and pollution. Increasing in population and other human Impacts on the lake catchments conditions may lead to a deterioration of lake environments. In the efforts of managing the existing lakes in Depok, in 1999 the Mayor of Depok issued the Decision Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok number 821.29/71/Kpts/Huk/1999 on the Establishment of Working Group on Controlling, Safeguarding and Preserving of the Small Lakes (known as Pokja Situ Kota Depok) . However, the lakes problems in Depok still) cannot be overcome that raising these following questions: (1) why has the existing institutional in lake management not been able to solve the present problems?; (2) what kind of institution is expected to manage the small lakes in Depok, especially for Situ Rawa Besar ?
The population of this research is government Institution which run the small lakes management in Depok based on the Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok number 821.29/71/Kpts/Huk/1999. The research samples are determined from the existing population; the choice taken on the elements of the institution which manage the small lakes. This descriptive research uses the qualitative approach. The respondents are those who purposively chosen being research samples, are officials of staff of the related Institutions managing the small lakes. The variables are (1) authority, (2) human resources, (3) financing, (4) coordination, and (5) technology.
The findings of the research are : to increase the utilization and preserving the small lakes, the Major of Depo City Establishment of Working Group on Controlling, Safeguarding and Preserving of the Small Lakes, and many regulations, but it was not effective yet because (1) the authorization made the Central Government and Local Government depended on each other; (2)inter institutions coordination is ineffective; (3) human resource was limited; (4) local financing was limited ; (5) technology was not optimal.
The conclusions of the research are (1) small lakes management in Depok City, especially Situ Rawa Besar, by Pokca Situ Kota Depok, didn't representative of sustainable lakes management. The weakness of management institution so far caused of lack of human resources and financial resources, and ineffectiveness of inter institution coordination ; (2) To solve the environmental problems which faced by the Depok's small lakes, it has to empowered inter institutions coordination.
To solve those problems, the small lakes management should be implemented comprehensively by involving community's participation and other Importance of related parties. It will encouraged growing the sense of belonging from community, understanding the existence of concrete enjoyable advantages, and also Increasing responsibility to keep the small lakes' preservation. On the city level, the small lakes management should be implemented by a forum which membership consists of various government's elements of various levels and elements of community which represent the existing organizations around the small lakes.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15202
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>