Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116126 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Heavy metals pollution in lakes has been generally occurred which is mainly attributed to the intensive anthropogenic activities surround them. The aim of this study was to obtain bacterial isolates for Pb bioremoval in waste water treatment system as well as Pb contaminated lakes water. Sediment samples were taken from Situ Cipondoh and Situ Pamulang in 3 December 2008. Bacteria were grown in Nutrient Agent (NA) medium containing Pb ions varied in 10, 25 and 50 mg/L concentration. Bacterial growth was observed in 24-48 hours. Graphite Furnace Atomic Absorption Spectrophotometer (GrAAS) was used to determine remaining Pb ion content in medium and in bacterial biomass after extraction digestions process using aqua regia and hydrogen peroxide 30 percent solutions mixtures at 121~�C and 15 Psig for 30 minutes. Recovery value using Certified Refence Material SRM-NIST-1515. Apple leaves measurement was 99.8 percent. The results show that bacterial isolates originated from situ Cipondoh and SituPamulang sediments were bot able to grow in medium containing 50 mg Pb/L, however bacterial isolated of situ Pamulang sediment can survive in medium containing 10 and 25 mgPb/L respectively in bacterial isolate of OP1N10, OP2N10, OP1N25, OP2N25, OP1N50 and OP2N50. Bacterial isolate from situ Pamulang grown medium (100 percent) possessed by OP1N10 isolate. The highest accumulation of Pb in bacterial cells (22.75 ~kg/g dry weight) found in OP1N25 isolate."
551 LIMNO 19:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Rotua Selvi
"Potensi Indonesia sebagai salah satu penghasil minyak cengkeh terbesar di dunia didukung dengan pengembangan perkebunan cengkeh di Indonesia. Sulawesi Utara merupakan provinsi penghasil minyak cengkeh di Indonesia. Desa Liandok yang berada pada kabupaten Minahasa Selatan, provinsi Sulawesi Utara memiliki area perkebunan cengkeh yang luas. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi gen ech dan gen fcs pada bakteri tanah dari perkebunan cengkeh Desa Liandok, Minahasa Selatan. Bakteri tanah dari perkebunan cengkeh di Desa Liandok, Minahasa Selatan diisolasi dengan beberapa medium selektif. Ektraksi DNA dilakukan dengan menggunakan Geneaid PrestoTM Mini gDNA Bacteria Kit. Isolasi genom dari ekstraksi DNA dilakukan dengan elektroforesis gel agarosa. Primer forward dan primer reverse didesain dengan multiple alignment sekuens yang menyandi gen ech dan gen fcs dari bakteri Pseudomonas sp. pada data NCBI GenBank. Analisis PCR dilakukan melalui primer forward dan primer reverse untuk mendeteksi gen ech dan gen fcs pada isolat. Selanjutnya, amplikon dianalisis dengan elektroforesis gel agarosa untuk menunjukan pita pada daerah gen ech dan gen fcs. Analisis secara molekuler dilakukan dengan mengamplifikasi gen 16S rRNA dengan metode PCR menggunakan primer universal 27F dan 534R dan dilanjutkan dengan sekuensing terhadap gen 16S rRNA. Langkah terakhir, yaitu dilakukan analisis hasil sekuensing menggunakan metode BLAST di NCBI. Keberadaan gen ech dan gen fcs pada isolat bervariasi. Sembilan isolat dari total 22 isolat memiliki gen ech dan gen fcs. Hasil BLAST terhadap urutan nukleotida gen 16S rRNA dari tiga isolat yang disekuensing mempunyai kesamaan 99% dengan bakteri Pseudomonas nitroreducens dan satu isolat mempunyai kesamaan 96% dengan Pseudomonas denitrificans. Sebagai kesimpulan, bakteri tanah pada perkebunan cengkeh di Desa Liandok, Minahasa Selatan memiliki gen ech dan gen fcs yang berpotensi untuk melakukan konversi eugenol menjadi vanillin.

Indonesias potential as worlds largest clove oil producer is supported by the development of clove plantations in Indonesia. North Sulawesi is a province that playing the biggest role in producing clove oil in Indonesia. Desa Liandok is located in Minahasa Selatan, North Sulawesi which has a large areal of clove oil plantation. This study was aimed to characterize ech and fcs genes in soil bacteria from clove plantation in Desa Liandok, South Minahasa which has the potential to bioconvert eugenol to vanillin. The soil bacteria from clove plantations in Desa Liandok, South Minahasa was isolated using selective mediums. DNA extraction was carried out using Geneaid PrestoTM Mini gDNA Bacteria Kit. The isolated genomes from DNA extraction were analyzed and carried out by agarose gel electrophoresis. Both primers for PCR were designed by aligning multiple ech and fcs genes sequences of Pseudomonas sp. in NCBI GenBank data. PCR analysis was performed within forward and reverse primers to detect ech and fcs genes in the isolate. Furthermore, the amplicons was analyzed using agarose gel electrophoresis to show ech and fcs genes bands. Molecular analysis was carried out by amplifying the 16S rRNA gene with the PCR method using universal primers 27F and 534R and continued with sequencing of the 16S rRNA gene. The last step was to analyze the result of DNA sequencing using BLAST method in NCBI. The existence of ech and fcs genes in each isolate were varied. BLAST analysis against nucleotide sequence of the 16S rRNA gene from three isolates that were sequenced possess 99% similarities with Pseudomonas nitroreducens and one isolate possesses 96% similarities with Pseudomonas denitrificans. Nine out of 22 isolates contained both fcs and ech genes. To conclude, soil bacterias in clove plantation in Desa Liandok, South Minahasa have ech and fcs genes which have the potential to bioconvert eugenol to vanillin."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helfinalis
"Penelitian Oseanografi di perairan Laut Jawa telah dilaksanakan bulan September 2004. Sebaran suspensi permukaan berkisar antara 0.018 gr/l terendah ditemukan di sebelah Selatan Pulau kalimantan hingga 0.053 gr/l tertinggi di sebelah Barat dari Pulau Kalimantan Selatan. Sebaran suspensi di kedalaman perairan bagian tegah berkisar antara 0.023 gr/l terendah di sebelah Barat Pancel hingga 0.051 gr/l tertinggi yang tersebar di sebelah Barat dari Pulau Kalimantan Selatan. Sebaran suspensi di kedalaman perairan bagian dasar berkisar antara 0.022 gr/l terendah yang didapatkan di sebelah Barat daya dari Pulau Kalimantan Selatan hingga 0.051 gr/l tertinggi yang tersebar di sebelah Barat dari Pulau Kalimantan Selatan. Endapan sedimen di permukaan dasar hanya beberapa sentimeter berwarna coklat kekuningan merupakan indikasi suplai sedimen dari daratan melalui sungai cukup tinggi. Endapan sedimen di dasar perairan sekitar Kalimantan Selatan yang dekat dengan daratan ditemukan endapan lumpur yang encer di permukaan dengan warna coklat dan di lapisan bawahnya lanau lumpuran.

Suspension and Sedimentation Studies in Java Sea Water. Oceanography study of the Java Sea Water has been done on September 2004. The lowest total suspended solid in the water surface was 0.018 gr/l at the south part of Kalimantan and the highest was 0.053 gr/l at the west part of South Kalimantan. The lowest total suspended solid values in the medium sea level was about 0.023 gr/l at the west part of Pancel and reaches the value of 0.051 gr/l at the west part of South Kalimantan. At the bottom of deep sea level, the lowest total suspended solid value were about 0.022 gr/l at the west by south of South Kalimantan and the highest was found in the west part of South Kalimantan which has the value of 0.051 gr/l. The sediment has a yellowish brown color in the depth of several centimeters which indicates of highly sedimentation supply from the river. Sediment at the bottom of South Kalimantan waters which is located near the land was found more like a mud on the surface and silt on the inside."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2005
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhajir Marsaoli
"Penelitian tentang kandungan bahan organik, senyawa n-alkana, aromatik, dan total hidrokarbon dalam sedimen di perairan Raha, Sulawesi Tenggara telah dilakukan pada Juni 2001. Hasilnya menunjukkan bahwa sedimen di stasiun 1 dan 4 telah tercemar oleh hidrokarbon minyak bumi. Hal ini tampak dari perbandingan antara F1/F2 (fraksi hidrokarbon jenuh/fraksi hidrokarbon aromatik) > 1. Sedangkan berdasarkan kandungan total hidrokarbonnya, menurut kriteria dari NAS (National Academy of Science) hanya sedimen di stasiun 2 dan 5 yang telah tercemar oleh senyawa hidrokarbon minyak bumi (>100 ppm).

The content of organic material, n-alkana, aromatic compound and hydrocarbon total in the sediment was carried out in the waters of Raha, Southeast of Sulawesi. Investigation on content of organic material, n-alkana, aromatic compound and hydrocarbon total in the sediment was carried out in the waters of Raha, Southeast of Sulawesi in June 2001. The results showed that the sediment at station 1 and 4 were polluted by hydrocarbon compound. This condition is showed by F1/F2 ratio (comparation between saturated hydrocarbon fraction with aromatic hydrocarbons fraction) > 1. According to NAS (National Academy of Science) criteria on total hydrocarbon content, station 2 and 5 only were polluted by hydrocarbons compound (>100 ppm)."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Waty Darmawaty
"Kehadiran manusia di suatu lingkungan akan menimbulkan pengaruh timbalbalik karena kegiatannya memenuhi kebutuhan hidup dasar maupun kebutuhan hidup sampingan, selain itu kegiatan manusia itu sendiri akan menghasilkan limbah yang pada gilirannya akan mempengaruhi lingkungan khususnya air di lingkungannya (Situ Cigayonggong). Dalam membina hubungan timbal-balik dengan lingkungannya, manusia harus mampu beradaptasi. Pengalaman beradaptasi terhadap lingkungannya itu diartikan sebagai kearifan lingkungan (environmental wisdom) yang merupakan mekanisme untuk menjaga keseimbangan lingkungan, sedangkan perilaku manusia dalam kaitannya dengan pemeliharaan lingkungan berkaitan dengan persepsi mereka mengenai lingkungan alam.
Situ Cigayonggong adalah suatu ekosistem lahan basah di Kabupaten Subang yang perlu dijaga eksistensinya, karena situ ini dimanfaatkan oleh sebagian besar penduduk Desa Kasomalang Wean untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari (minum, mandi, mencuci, mengairi sawah/kolam, dan lain-lain). Tahun 1981 situ ini luasnya 3,87 Ha, sekarang luasnya tinggal sekitar 2,87 Ha.
Permasalahan pokok yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah dampak aktivitas penduduk terhadap kelestarian fungsi situ bagi keseimbangan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendapatkan data mengenai kondisi kualitas air Situ Cigayonggong dengan adanya limbah yang berasal dari aktivitas manusia di sekitarnya; 2) mengetahui aktivitas penduduk yang terkait dengan kehadiran Situ Cigayonggong; 3) mengetahui kondisi dan persepsi masyarakat yang ada di sekitar Situ Cigayonggong terhadap fungsi situ, serta 4) mengetahui kearifan lingkungan yang berkembang.
Hipotesis penelitian ini adalah tekanan penduduk serta memudarnya kearifan lingkungan mempercepat penyusutan sumber daya alam perairan dan kualitas lingkungan.
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi ilmiah mengenai aktivitas manusia yang dapat mempengaruhi perubahan kualitas lingkungan, khususnya terhadap fungsi ekosistem lahan basah (situ), serta sebagai masukan untuk program-program pengendalian pencemaran dan pengelolaan perairan.
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Januari sampai Juli Tahun 2003 di Situ Cigayonggong, Desa Kasomalang Wetan, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, dengan menggunakan metode Ex Post Facto. Pengambilan data primer meliputi pengambilan sampel fisik, kimia, dan biologi kualitas air serta pengambilan data sosial melalui penelitian di lapangan dan wawancara. Data sekunder diperoleh dari dinas/instansi terkait serta literatur yang mendukung.
Hasil kajian latar belakang sejarah Desa Kasomalang Wetan dan Situ Cigayonggong memperlihatkan ada peningkatan jumlah penduduk serta perubahan lingkungan di sekitar kawasan Situ Cigayonggong. Hampir sebagian besar desa ini merupakan areal perkebunan kopi milik Belanda (sekitar abad ke-18) telah mengalami perubahan menjadi permukiman penduduk. Indikasi perubahan kondisi Situ. Cigayonggong di lokasi penelitian tersirat dari jawaban responden mengenai perubaban tersedianya air, luas situ dan kondisi ikan di Situ Cigayonggong (sekitar 80%) menyatakan semakin berkurang.
Hasil telaah hubungan fungsional indeks kualitas air permukaan dan dasar (nilai R2 =0,78-0,86) serta indeks keragaman bentos dengan habitatnya (nilai R2=0,84-0,99) memperlihatkan aktivitas manusia di sekitar Situ Cigayonggong menyebabkan perubahan kualitas air serta keragaman jenis makroinvertebrata bentos. Hasil analisis aspek sosial memperlihatkan kondisi sanitasi penduduk yang kurang baik, pudarnya kearifan lingkungan serta kehadiran pendatang yang kurang memperhatikan kearifan lingkungan turut mempercepat penurunan sumberdaya alam dan kualitas lingkungan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
Pertumbuhan penduduk yang pesat dan kemajuan teknologi yang mempermudah manusia mengolah sumber daya alam sekitarnya sering dilakukan tanpa mengenal batas daya dukung ataupun daya tampung, sehingga menimbulkan mutual depletion, sangat cepat. Akibatnya keseimbangan lingkungan menjadi rusak atau terganggu. Hasil penelitian yang dilakukan selama periode bulan Januari sampai Juni 2003, diketahui:
1. Hasil analisis kondisi kualitas air Situ Cigayonggong selama pengamatan tanggal 13 Mei - 10 Juni 2003 memperlihatkan adanya dampak negatif akibat efek antropogenik dengan indikasi sebagai berikut:
a. Stasiun IV (stasiun yang tidak mendapat masukan limbah hasil aktvitas manusia) memiliki kualitas air lebih baik dibanding stasiun I, II dan III (stasiun-stasiun yang menerima limbah hasil aktivitas manusia). Indeks kualitas air tertinggi sebesar 3,99 terdapat pada stasiun IV, sedangkan indeks kualitas air terendah sebesar 2,79 terdapat pada stasiun II (Indeks kualitas air angkanya 1 sampai 5 dengan kategori 1=buruk; 2=agak buruk; 3=sedang; 4=baik; dan 5=baik sekali).
b. Makroinvertebrata bentos yang ditemukan di Situ Cigayonggong sebanyak 8 jenis, terdiri atas kelas Oligochaeta (2 jenis), Gastropoda (3 jenis) dan Pelecypoda (3 jenis). Makroinvertebrata bentos tersebut adalah jenis yang biasa ditemukan pada kondisi bahan organik yang melimpah. Nilai indeks keragarnan makroinvertebrata bentos selama penelitian di Situ Cigayonggong, berkisar antara 0,27 (stasiun II)-1,38 stasiun IV).
2. Bentuk aktivitas penduduk yang terkait dengan kehadiran Situ Cigayonggong adalah pemanfaatan Situ Cigayonggong untuk sumber air minum dan memasak, mandi, mencuci, mengairi sawah/kolam, serta pemanfaatan lainnya (usaha pencucian kendaraan serta usaha industri kecil pabrik tahu).
3. Kondisi dan persepsi penduduk di sekitar Situ Cigayonggong adalah:
a. Penduduk Desa Kasomalang lebih mudah menangkap informasi secara lisan dari teman, tetangga (orang-orang terdekatnya) dibandingkan sumber informasi lainnya. Kondisi ini mempengaruhi pengetahuan dan pemaharnan mereka terhadap lingkungannya. Penduduk Desa Kasomalang Wetan di lokasi penelitian menyatakan Situ Cigayonggong harus dipertahankan, tetapi tidak diikuti dengan perilaku yang menunjang kelestariannya. Masih terdapat penduduk yang rumahnya tidak dilengkapi saluran pembuangan limbah rumah tangga, membuang sampah ke sungai, serta membuang hajat besar di sungai ataupun Situ Cigayonggong.
b. Persepsi Penduduk Desa Kasomalang Wetan untuk fungsi situ yang dianggap paling panting oleh penduduk Desa Kasomalang Wetan adalah untuk menjaga ketersediaan air di desanya serta untuk kepentingan sehari? hari.
4. Kearifan lingkungan yang masih bertahan di Desa Kasomalang Wetan adalah pantangan menangkap ikan pada hari Senin dan Jumat, pantangan berenang bagi pendatang, serta bentuk jamban tradisional memakai pancuran yang dibangun di atas kolam ikan.
Sebagai upaya untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan khususnya Situ Cigayonggong maka dapat disarankan:
1. Perlu penerangan lebih lanjut kepada masyarakat khususnya pengelola Pesantren Darussalam agar tidak memanfaatkan mata air secara langsung dari sumbernya, tetapi dengan cara ditampung terlebih dahulu dalam bak penampungan, selanjutnya dialirkan melalui pipa-pipa mengikuti ketinggian tempat. Demikian juga dengan limbah yang dihasilkan oleh Pesantren Darussalam, pabrik tahu dan tempe, supaya limbahnya diolah terlebih dahulu menggunakan teknologi pengelolaan limbah sederhana (misal kolam pengendapan, kolam fakultatif, kolam maturasi).
2. Pengetahuan lingkungan hidup dapat disampaikan melalui media informasi yang sudah ada (cerarnah-ceramah agama).
3. Kearifan lingkungan yang ada di Desa Kasomalang Wetan perlu dikembangkan menjadi peraturan tertulis. Hal ini untuk menghindari pemanfaatan Situ Cigayonggong secara berlebihan, dan mencegah turunnya daya tampung serta kualitas perairan setempat.

Anthropogenic Effect on the Degradation of Lake Function (A Case Study of the Existence of Organic Substance by Means of Biological Indicator in the Cigayonggong Lake, Subang District)The presence of human being in environment is causing adverse effect due to their fulfillment of primary and secondary needs. Their activities generate wasted material that will in turn be able to give impact on aquatic environment. To develop their relationship with environment, an adaptation is required. Experience of adaptation is abstracted as ecological wisdom that once become environmental balance mechanism, while people's behavior in relation to environmental preservation have something to do with their perception on it.
The Cigayonggong Lake is one of wetland ecosystem in Subang Regency that need to be preserved since most of villagers of East Kasomalang Village where it belong to, get benefit of its existence for their daily activities such as drinking, bathing, washing, watering paddy field and fish pond, etc. The area of the lake is decreasing from 3,87 Ha in 1981 to 2,87 at present.
The main issue discussed in this research is the impact of peoples activities on the lasting of lake function for environmental balance, mean while the objectives are: 1) To obtain data about water quality of Cigayonggong Lake due to discards from surrounding peoples activities; 2) To acknowledge the villagers activities related to Cigayonggong Lake; 3) To acknowledge the villagers perception about lake function; and 4) To acknowledge ecological wisdom developed in the area.
Hypothesis of this research is the pressure of population growth and disappearance of environmental wisdom accelerate the decreasing in water resource and environmental quality. Results of this research are expected to be the scientific information about people?s activities that effect the environmental quality changes, especially wetland ecosystem, and to be utilized for pollution control program as well as water resource management.
The research was conducted from January to July 2003 in the Cigayonggong Lake, East Kasomalang Village, Jalancagak Sub District, Subang Regency, using the Ex Post Facto Method. Primary data inquiry includes physical, chemical, and biological parameters of water quality; meanwhile socials aspects data inquiry includes observation and interview. Secondary Data were obtained from related institutional offices and literary.
Study of historical background of East Kasomalang Village and the Cigayonggong Lake area indicates significant population growth and environmental changes around the Cigayonggong Lake area. Major part of the village area which used to be the Dutch occupied coffy plantation (18th century), have converted into settlement. These environmental changes also can be known from respondent answer about water availability, lake area and fish condition of the lake that 80 percent of them confirm a decreasing.
Result of functional relational analysis of the top with bottom part of water quality index (R2= 0.78-0.86) and diversity index of benthic macro-invertebrate with its habitat (R2 = 0.84-0.99), indicates that people activity around the Cigayonggong Lake cause changes in water quality and diversity of benthic macro-invertebrate. Social aspect analysis indicates of poor condition of sanitation system, decreasing environmental wisdom and the new settler which are unfamiliar with local value, have accelerated degradation in natural resource and environment quality.
Conclusion:
The rapid population growth and the advance of technology that ease them to exploited natural resource in their surrounding often make them ignore its carrying capacity that cause natural depletion and disturb environmental balance. Here are the details:
1. Result of water quality analysis of the Cigayonggong Lake for measurement period of May 13 to June 10th show anthropogenic effects that cause degradation of lake function, as following details:
a. Station IV (not receiving any discards of people activity) has better water quality index than 3 other station (station I, II and III) that receive people activity discards. The highest water quality index (3,99) in on station IV, mean while the lowest (2,79) is in station II (Quality Index 1 =worst; 2=not good; 3= median; 4=good; 5 -best).
b. Benthic macro-invertebrate found in the Cigayonggong Lake consist of 8 genus. They are Oligochaeia (2 species), Gastropods (3 species) and Pelecypoda (3 species). Such benthic macro-invertebrate found in fair organic concentration. The range of benthic macro-invertebrate diversity index is 0,27 (station II) to 1,38 (station IV).
2. People activities which related to the existence of Cigayonggong Lake are cooking, bathing, washing, watering paddy field, and other purpose such as home industry.
3. Perception and condition of people living around the Cigayonggong Lake are:
Spoken information among close person is the most accepted source that influences their understanding about environment. Their demand for the lake preservation is not supported with their behavior to environment. The most important function of the lake in the respondent perception is to preserve water source and daily needs.
4. Ecological wisdom which is still preserved in East Kasomalang Village is forbiddance to catch fish on Monday and Friday, to swim in the lake for visitor, and to place traditional closet over fish pound.
To recommendation to preserve the lasting existence of the Cigayonggong Lake function are:
1. Need further explanation to people and especially the board of Pesantren Darussalam about the importance of letting the water flow in ground reservoir before being pumped out with certain regulation, and its recommended to pump out directly from its source. Further more waste water produced (by Pesantren Darussalam and local home industry) need to be stabilized in any waste water treatment.
2. Environmental education can be transferred through existing media such as religious speech.
3. Environmental wisdom need to be developed into written rule, to prevent an over exploitation of the lake and degradation of its carrying capacity, as well as its water quality."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T 12258
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Ratnasari
"Eceng gondok (Eichhornia crassipes) merupakan tumbuhan air tawar yang berpotensi dijadikan biofilter padatan tersuspensi dalam air. Eceng gondok termasuk tanaman hiperakumulator karena kemampuannya dalam mengakumulasi logam terlarut dalam perairan. Kemampuan tersebut memungkinkan eceng gondok dijadikan sebagai tanaman fitoremediasi. Penelitian terdiri dari tiga kelompok, yaitu eceng gondok sebagai biofilter padatan tersuspensi, penentuan titik jenuh pengikatan padatan tersuspensi oleh akar eceng gondok dan fitoremediasi logam Cu, Cd, Pb, dan Zn. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eceng gondok dapat digunakan sebagai biofilter padatan tersuspensi dan agen fitoremediasi Cu, Cd, Pb dan Zn dalam waktu lebih dari 7 hari.

Water hyacinth (Eichhornia crassipes) is a freshwater plant that has potential as bio-filter of suspended solid in the water. Water hyacinth is one of the hyper-accumulator plants because of its ability to accumulate metals dissolved in water. Such capability can be used as phytoremediation plant. The study consisted of three groups, namely water hyacinth as a bio-filter of suspended solid, determining point of saturation binding suspended solid by its roots and phytoremediation of Cu, Cd, Pb, and Zn. The results showed that water hyacinth can be used as a bio-filter of suspended solid and phytoremediation agent of Cu, Cd, Pb and Zn in more than 7 days."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S62974
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
"Penutupan tambang inkonvensional di Teluk Klbat, Bangka diduga berpengaruh tehrhadap kondisi lingkungan perairan setempat. Informasi ini bisa dipelajari dari karakterisasi sedimen yang meliputi konsentrasi logam berat, toksisitas sedimen terhadap diatom, Chaetorceros gracilis dan korelasi antara logam berat (Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni) dalam sedimen terhadap pertumbuhan diatom, C. gracilis. Sampel sedimen diambil dari 16 stasiun pengamatan pada bulan Maret dan Juni 2007 dengan menggunakan Smith Mc Intryre Grab 0,5 meter persegi. Konsentrasi logam berat (Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni) diukur dengan menggunakan alat Atomic Absorbtion Spectrophotometer (AAS). Diatom dipaparkan pada sedimen yang diambil dari perairan Teluk Klabat untuk uji penghambatan perptumbuhan selama 96 jam. Konsentrasi logam berat dalam sedimen secara umum masih di bawah standar dari Canadian Environmental Quality Guidelines kecuali di Stasiun 9 di mana konsentrasi Pb-nya mencapai 32,54 ppm. Uji toksisitas sedimen menunjukkan ada efek penghambatan sedimen terhadap pertumbuhan C. gracilis pada bulan Juni. tidak ada korelasi yang signifikan antara konsentrasi logam berat dalam sedimen dengan toksisitas terhadap diatom pada tingkat kepercayaan alfa=0,01."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"KORELASI KONSENTRASI 137Cs TERHADAP MINERAL LEMPUNG DALAM SEDIMEN PERAIRAN SEMENANJUNG MURIA JEPARA. Penentuan kandungan 137Cs di dalam sedimen merupakan bagian dari program pemantauan lingkungan untuk memperoleh baseline data radionuklida di Semenanjung Muria Jepara. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi status konsentrasi 137Cs dalam lingkungan pesisir Semenanjung Muria dan prilakunya dalam material pembentuk sedimen. Sample diambil dari 6 stasiun perairan Semenanjung Muria dan dianalisis kandungan 137Cs menggunakan gamma spektrometer. Komponen mineral pembentuk sedimen ditetapkan untuk memperoleh korelasi antara kandungan 137Cs terhadap mineral tersebut. Hasil analisis menunjukkan konsentrasi 137Cs dalam sedimen perairan Semenanjung Muria berkisar antara 1,451 ± 0,148 sampai dengan 1,630 ± 0,166 Bq.kg-1. Terdapat korelasi antara kandungan 137Cs dengan mineral lempung yang terkandung dalam sedimen. Disimpulkan sumber 137Cs dalam sedimen perairan Semenanjung Muria berasal dari run off partikel padat dari teristerial yang masuk ke perairan Semenanjung Muria Kata Kunci: Semenanjung Muria, 137Cs, Sedimen, lempung, kolerasi ABSTRACT THE CORELATION OF 137Cs SEDIMENT CONCENTRATION TO CLAY MINERAL AT MURIA PENINSULA JEPARA. Determination of the content of 137Cs in sediments are part of the environmental monitoring program to obtain radionuclides baseline data at Muria Peninsula Jepara. This study aims to obtain information status of 137Cs concentration in the Muria Peninsula coastal environment and its behavior in sediments material. Samples was taken from 6 stations at Muria Peninsula waters and 137Cs content was analyzed using gamma spectrometer. Components of sediments mineral were determined to obtain a correlation between the 137Cs content and the mineral. The result of analysis showed that concentration of 137Cs in Muria Peninsula sediments ranged from 1.451 ± 0.148 to 1.630 ± 0.166 Bq.kg-1 . There were a correlation between the 137Cs content to clay minerals contained in the sediments. The conclution this research were the source of 137Cs in the Muria Peninsula sediments derived from the run off the solid particles that enter from terrestrial to Muria Peninsula. "
604 JTPL 16:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>