Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91147 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Hadi HS
"ABSTRAK
Mutu produk baik industri jasa maupun industri manufaktur
merupakan salah satu kriteria pengukuran kinerja suatu industri
tersebut. Dalam era industrialisasi, pengendalian mutu menjadi
semakin penting, terutama setelah adanya kebijakan dan banyaknya
seminar-seminar tentang Gugus Kendali Mutu dan Pengendalian Mutu
Terpadu yang makin digalakkan oleh pemerintah akhir-akhir ini.
Gugus Kendali Mutu (GKM) dan Pengendalian mutu terpadu
(PMT) adalah sistem manajemen yang mengikut sertakan seluruh
karyawan pada suatu perusahaan untuk mencapai kepuasan pelanggan.
Dengan segala kegiatan yang dilakukan di perusahaan diarahkan
untuk kepuasan pelanggan.
Pada kesempatan peresmian kerja sama GKM?PMT antar BUMN
Departemen Pekerjaan Umum yang diselenggarakan pada tanggal 29
November 1990, PT Jasa Marga (Persero) menampilkan sebuah Gugus
Kendali Mutu dengan tema : Pelayanan Gardu Cepat. Hasil GKM
tersebut kini telah diterapkan pada Cabang-Cabang yang volume
lalu lintasnya besar diseluruh Indonesia.
PT Jasa Marga (Persero) yang bergerak dibidang Industri
Jasa dan bukan industri manufaktur, maka penerapan GKM dan PMT
dirasakan kurang lancar seperti apa yang diharapkan. Hal ini
disebabkan oleh salah satu kekhasan sektor jasa itu sendiri yaitu
mutu jasa sangat dipengaruhi faktor kemanusiaan, maka erat
kaitannya dengan tingkah laku individu pemberi jasa tersebut.
Gugus Kendall Mutu dan Pengendalian Mutu Terpadu menuntut
ide?ide yang baru tanpa henti-hentinya dan kreativitas yang
timbul dari tenaga keria di bagian operasionial. Pada sisi lain
sistem Merit merupakan salah satu alat untuk menimbulkan dan
mendorong motivasi kerja pegawai dalam bentuk pemberian irnbal
jasa sesuai dengan prestasi yang dikorelasikan dengan performansi
pegawai ybs. Jadi dengan Sistem Merit yang sesuai, akan
mendorong kreativitas dan membantu menemukan ide?ide yang baru
tanpa henti?hentinya.
Upaya perusahaan dalam melaksanakan sistem merit pada
tahun 1991 secara sederhana dengan mengaitkan besarnya tunjangan
(transport dan uang makan) dengan jumlah kehadiran pegawai ybs,
membuahkan hasil yang positif, sehingga pada tahun 1992 sistim
ini akan diimplementasjkan secara penuh, dengan harapan ikiim
kenia yang sehat, dinamis dan kompetitip, ?reward and punishment?
secara efektif dapat dilaksanakan guna menunjang manajemen
perusahaan secara lebih profesional.
Sebagai konsekwensi sistim ini akan meningkatkan efisiensi
dan efektivitas kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan
kualitas dan produktivitas, Juga akan mendorong profesionalisme
pegawai khususnya pada level?level manajer menengah yang dalam
pelaksanaan tugas?tugasnya memerlukan daya inovasi yang tinggi.
Keterlibatan sumber daya manusia menjadi sangat penting
dalam pengendalian mutu terpadu, dimana para karyawan tidak hanya
bekerja secan fisik untuk berkarya, akan tetapi juga dituntut
untuk menyumbangkan pemikirannya demi peningkatan dirinya sendiri
dan perusahaan. Sejalan dengan misi perusahaan bahwa pemerataan
pembangunan,fungsi perusahaan adalah mengembangkan, memelihara
dan mengoperasikan jalan tol. Serta tujuan operasional perusahaan
adalah pemupukan keuntungan, maka pola ?Training and Development?
di PT Jasa Marga (Persero) ditekankan untuk mengatasi kebutuhan
jangka pendek, sudah tepat yaitu memenuhi keterampilan yang
diperlukan saat ini. Antisipasi kebutuhan keterampilan untuk masa
depan melalui pengembangan karyawan dalam proses persiapan akhir?
akhir ini.
Guna memformulasikan sistim merit yang akan
diimplementasikan secara penuh dan dengan upaya terus menerus,
Tim GKM-PMT yang telah dibentuk perusahaan berusaha keras dengan
cara pendekatan dan menggalakkan GKM di Tingkat Operasional
(Cabang?cabang) PT Jasa Marga (Persero) seluruh Indonesia,
sehingga ?Sistem Merit? dan penerapan GKM-PMT PT Jasa Marga
(Persero) seluruh Indonesia yang diselenggarakan pada tanggal
24?25 Pebruari 1992, dirasakan manfaatnya.
Pengalaman nyata tersebut menunjukkan bahwa peranan Sistem
Merit bermanfaat dalam meningkatkan manajemen kualitas perusahaan
dan sejalan dengan jiwa Sistem Merit yang Iebih menekankan pada
kualitas kerja karyawan dibanding dengan kuantitas kerja.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devita Zalfa Salsabila
"Fenomena reformasi birokrasi di Indonesia terus digencar demi menciptakan kondisi yang adil. Namun faktanya, kehadiran fenomena tersebut juga diiringi dengan kehadiran perilaku KKN yang mengakibatkan banyak ditemui permasalahan dalam manajemen ASN yang jauh dari kata adil. Kebijakan sistem merit menjadi salah satu upaya dalam menangani permasalahan dalam manajemen ASN. Melalui UU ASN, dibentuklah KASN yang bertugas sebagai penjaga kebijakan sistem merit di Indonesia. Dalam proses penjagaan kebijakan sistem merit, KASN menilai sejauh mana agenda reformasi telah dilaksanakan mengingat kasus korupsi masih ada di berbagai tingkatan pemerintah. Adapun penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses kelembagaan yang memengaruhi eksistensi kelembagaan KASN atas penerapan kebijakan sistem merit dengan menggunakan konsep institution yang dikemukakan oleh Scott (2008). Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist dengan metode wawancara mendalam sebagai sumber data primer dan studi kepustakaan sebagai sumber data sekunder. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa unsur-unsur pembentuk kelembagaan KASN dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan konsep institution yang dikemukakan oleh Scott (2008). Selain itu, keberhasilan dari penerapan kebijakan sistem merit atas keberadaan KASN membuahkan hasil seperti salah satunya terdapatnya penambahan jumlah instansi pemerintah dalam menerapkan kebijakan sistem merit bertambah setiap tahun yang disertai dengan tumbuhnya keadilan bagi individu ASN. Meskipun demikian, masih ditemukan hambatan yang terjadi dalam proses pencapaian kebijakan sistem merit, baik secara internal KASN maupun eksternal kelembagaan KASN.

The phenomenon of bureaucratic reform in Indonesia continues to be intensified to create fair conditions. But in fact, the presence of this phenomenon is also accompanied by the presence of KKN behavior which results in many problems encountered in ASN management that are far from fair. The merit system policy is one of the efforts in dealing with problems in ASN management. Through the ASN Law, a KASN was formed that served as the guardian of the merit system policy in Indonesia. In the process of maintaining the merit system policy, KASN assesses the extent to which the reform agenda has been implemented considering that corruption cases still exist at various levels of government. This study aims to analyze the institutional process that influences the existence of the KASN institution in the application of the merit system policy using the institution concept proposed by Scott (2008). This study uses a post-positivist approach with in-depth interviews as the primary data source and a literature study as a secondary data source. The findings of this study indicate that the elements forming the KASN institution in carrying out their duties are by the institution concept proposed by Scott (2008). In addition, the success of the implementation of the merit system policy on the existence of KASN has produced results such as the achievement of the number of government agencies in implementing the merit system policy, which is increasing every year accompanied by the growth of justice for individual ASN. Nevertheless, there are still obstacles that occur in the process of achieving the merit system policy, both internally KASN and externally KASN institutions."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Saidul Bahiy
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada pengaruh penerapan sistem merit dengan independensi, keadilan, dan keterbukaan penyidik KPK, dan untuk mengetahui perbedaan independensi, keadilan, dan keterbukaan penyidik KPK sebelum dan setelah penerapan sistem merit pada saat perubahan undang-undang KPK. Untuk tujuan ini, studi ini menggunakan pendekatan penelitian campuran, mendistribusikan kuesioner dan melakukan wawancara dengan beberapa pegawai KPK. Jumlah responden yang direncanakan digunakan sebanyak 30 orang. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan statistika uji t test berpasangan, regresi dan juga analisis kualitatif sekuensial dilakukan untuk mengkonfirmasi hasilnya. Hasilnya membuktikan bahwa penerapan sistem merit pada saat perubahan undang-undang berpengaruh secara signifikan berdampak negatif pada aspek independensi, dan keterbukaan. Namun tidak berpengaruh signifikan pada aspek keadilan. Penelitian ini juga memberikan kontribusi terhadap bahan pertimbangan untuk menyusun kebijakan dalam upaya meningkatkan independensi, keadilan, dan keterbukaan aparat penegak hukum KPK.

This research aims to determine the effect of implementing the merit system on the independence, fairness and openness of KPK investigators, and to determine the differences in independence, fairness and openness of KPK investigators before and after implementing the merit system at the time of changes to the KPK law. For this purpose, this study uses a mixed research approach, distributing questionnaires and conducting interviews with several KPK employees. The planned number of respondents used was 30 people. Hypothesis testing was carried out using paired t test statistics, regression and also sequential qualitative analysis was carried out to confirm the results. The results prove that the implementation of the merit system when changes to the law have a significant negative impact on aspects of independence and openness. However, it does not have a significant effect on the justice aspect. This research also contributes to consideration for formulating policies in an effort to increase the independence, fairness and openness of KPK law enforcement officials."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poernomohadi Slamet
"Semakin banyak perusahaan di Indonesia yang telah menerapkan Quality Management System (Sistem Manajemen Mutu) ISO 9000 dan memperoleh sertilikat dari berbagai lembaga sertifikasi Internasional dalam 6 tahun terakhir ini, termasuk perusahaanperusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi.
Perolehan Sertifikat ini dilakukan baik karena kesadaran dari penggunanya atas manfaat yang diperoleh dari penerapan sistem manajemen ini maupun karena adanya keharusan untuk memenuhi persyaratan yang diajukan oleh pihak lain dalam kaitan bisnisnya.
Apapun alasannya, penerapan sistem manajemen mutu ini dengan baik dan benar akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan berupa diantaranya ketertiban dalam dokumentasinya, ketaatan dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan yang pada akhirnya akan diperoleh peningkatan efisiensi, peningkatan efektivitas, peningkatan produktifitas serta terjaminnya mutu dari produk yang dihasilkan.
Terjaminnya mutu produk yang dihasilkan merupakan keinginan dari setiap perusahaan. Mutu yang terjamin merupakan alat yang ampuh bagi pemasaran produk yang dihasilkan perusahaan, karena mutu identik dengan kepuasan pelanggan (costumer satisfaction).
Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9000 ini ternyata tidak semudah perolehan sertifikatnya sendiri. Saratnya dokumentasi, banyaknya kegiatan tambahan yang harus dilakukan dalam penerapan sistem ini merupakan kendala bagi karyawan perusahaan yang bersangkutan, sehingga penerapan sistem ini belum terlaksana secara maksimal.
Peran Sumber Daya Manusia sangat dominan dalam penerapan sistem manajemen mutu ini. Hasil penelitian yang dilakukan dengan membuat kuesioner dan menganalisa serta mengevaluasi data dari perusahaan, yang pada saat dilakukan evaluasi ini telah menerapkan ISO 9002 pada lebih dari 500 proyeknya, diperoleh kesimpulan adanya korelasi antara keberhasilan penerapan Sistem Manejemen Mutu ISO 9000 dengan kwalitas dari cumber daya manusia dalam organisasi yang terkait dengan pelaksanaan pembangunan suatu proyek konstruksi.
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi perusahaan yang diteliti berupa masukan tentang kompetensi Sumber daya Manusia yang diperlukan untuk keberhasilan penerapan. ISO 9000.

During the last six years, there is an increasing number of company that has achieved the Quality Management System ISO 9000 from various international certification agency, and has implemented the system.
This phenomenon is caused by the awareness of the benefits gained by implementing the System and also to fulfill the requirements of other parties.
Regardless of the motives, the effective implementation of the Quality Management System will rewards the company with orderly documentation process, increased efficiency, effectivity, and therefore increased productivity, and assured product quality.
Assured product quality is the goal of every company. It is the ultimate marketing tool, because quality means customer satisfaction.
The implementation of the Quality Management System ISO 9000 itself is not as easy as achieving the certificate. The added documentation and extra work needed is a hindrance to the workerslemployees of the company in question, hence the implementation of the system itself will not achieved maximum results.
The role of Human Resources is very dominant in the implementation of the Quality Management System. The research - done through giving out questioners, analyzing, and evaluating data from a company which at the time had implemented the ISO 9002 in more than 500 projects - shows that there is a correlation between the successful implementation of Quality Management System ISO 9000 and the quality of human resources in the organization in question, with the development in a construction project.
The results of the research is hoped to give benefits to the company researched, in the form of input about the human resource competency needed in successful implementation of ISO 9000.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T7241
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juditha Danuvanya
"Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) membawa perubahan besar bagi manajemen ASN di Indonesia melalui penerapan sistem merit. Sistem merit adalah prinsip penting dalam manajemen ASN yang bertumpu pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, unsur, atau kondisi kecacatan (UU No. 5 Tahun 2014). Perjalanan menuju sistem meritokrasi yang sehat juga sangat berliku. Menjamurnya praktik jual beli jabatan yang masuk dalam kategori korupsi dan sudah melembaga juga menjadi keresahan besar bagi masyarakat. Seseorang bisa mendapatkan jabatan tertentu hanya dengan “orang dalam”, tanpa memperhatikan kompetensi dan juga kualifikasinya. Untuk itu, sistem merit hadir sebagai sistem yang diharapkan dapat menciptakan birokrasi yang profesional, kompeten, dan berintegritas tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis refleksi pelaksanaan sistem merit di Indonesia dalam seleksi rekrutmen CASN dan seleksi terbuka JPT. Penelitian ini menggunakan teori sistem merit dengan dimensi competence, qualification, performance, openness, dan fair and orderly process. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist dengan teknik pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan sistem merit di Indonesia belum baik akibat dari resistensi internal, keterbatasan kapasitas pengawasan, dan praktik nepotisme.

The enactment of Law No. 5 of 2014 concerning State Civil Apparatus (ASN) has brought significant changes to ASN management in Indonesia through the implementation of the merit system. Merit system is an important principle in ASN management that emphasizes qualification, competence, and performance fairly and justly without discrimination based on political background, race, skin color, religion, origin, gender, marital status, elements, or disability status (Law No. 5 of 2014). The journey towards a healthy meritocracy has also been very winding. The rampant practice of buying and selling positions, which is categorized as corruption and has become institutionalized, is also a major concern for the public. Someone can get a certain position only with "insiders", without considering their competence and qualifications. Therefore, the merit system comes as a system that is expected to create a bureaucracy that is professional, competent, and has high integrity. This study aims to analyze the reflection of the implementation of the merit system in Indonesia in CASN recruitment selection and open JPT selection. This study uses the merit system theory with the dimensions of competence, qualification, performance, openness, and fair and orderly process. This study uses a post-positivist approach with qualitative data collection techniques through in-depth interviews and literature studies. The results of this study show that the implementation of the merit system in Indonesia is not yet good due to internal resistance, limited supervisory capacity, and nepotism practices."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willem, Michael Christian
"LEMIGAS telah menerapkan sistem manajemen mutu SMM dan sistem manajemen lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja SMLK3, tetapi masih ditemukan adanya ketidaksesuaian yang berulang. Rumusan masalah penelitian ini adalah pemahaman pegawai yang kurang dan implementasi SMM serta SMLK3 yang tidak terintegrasi dapat menimbulkan ketidaksesuaian padahal ketidaksesuaian dapat dikurangi dengan integrasi sistem manajemen mutu, lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja SMMLK3. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pemahaman pegawai mengenai SMM dan SMLK3, menganalisis implementasi SMM dan SMLK3, menganalisis hubungan antara pemahaman pegawai dengan implementasi SMM dan SMLK3, dan menyusun integrasi SMMLK3. Hasil penelitian menunjukkan pemahaman pegawai untuk SMM dan SMLK3 pada tingkat cukup hingga baik. Implementasi SMM berada pada tingkat cukup hingga baik, dan implementasi SMLK3 berada pada tingkat baik. Terdapat hubungan yang signifikan antara pemahaman pegawai dengan implementasi SMM dan SMLK3. Integrasi SMMLK3 tidak mampu menggabungkan secara menyeluruh implementasi SMM dan SMLK3.

LEMIGAS has apply Quality Management System QMS and Environment, Occupational Health and Safety Management System EHSMS, however there is still found repeated non conformity. Formulation of the research problem is the lack of employee's understanding and the unintegrated implementation of QMS and EHSMS which is resulting a non conformity, whereas can be reduced by Quality, Environment, Occupational Health and Safety Management System QEHSMS Integration. The objectives of the research are analyze the employee's understanding about QMS and EHSMS, analyze the implementation of QMS and EHSMS, analyze the connection between the employee's understanding and the implementation of QMS and EHSMS, then construct the integration of QEHSMS. The results shows that the employee's understanding of the QMS and EHSMS is in the enough to good level. The implementation of QMS in the enough to good level, and the implementation of EHSMS in the good level. There is a significant connection between employee's understanding with the implementation of QMS and EHSMS. The integration of the QEHSMS is unable to compile the implementation of the QMS and the EHSMS comprehensively.
"
[Jakarta, 22/03/2017]: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yurim Hatamaiya Setyorini
"ABSTRAK
Menerapkan sistem pemantauan dan evaluasi terpadu dalam Sistem Manajemen Terpadu (IMS) adalah cara yang efektif untuk memantau kinerja dan mengevaluasi dalam pengelolaan perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi sistem monitoring dan evaluasi terintegrasi dalam Sistem Manajemen Terintegrasi (Sistem Manajemen Mutu, keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan) dan bagaimana mengembangkan IMS dalam sistem monitoring dan evaluasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan konstruksi. Study kasus perusahaan serta survei kepada ahli manajemen proyek dari perusahaan konstruksi di Indonesia dilakukan untuk memferifikasi pengembangan indikator kinerja dan faktor berpengaruh dalam peningkatan kinerja dalam sistem manajemen mutu, keselamatan, kesehatan dan lingkungan yang terintegrasi. Dari data tersebut kemudian dilakukan analisis kualitatif berdasarkan faktor berpengaruh dengan sistem manajemen terintegrasi yang ada sebelumnya untuk mengembangkan sistem manajemen terintegrasi pada sistem monitoring dan evaluasi untuk peningkatan kinerja perusahaan.

ABSTRACT
Implementing an integrated monitoring and evaluation system in an Integrated Management System (IMS) is an effective way to monitor performance and evaluate in corporate management. The purpose of this research is to identify the factors that influence the integrated monitoring and evaluation system in the Integrated Management System (Quality Management System, Occupational Safety and Health and Environment) and how to develop IMS in monitoring and evaluation system to improve the performance of construction company. Company case studies and surveys to project management experts from construction companies in Indonesia are conducted to verify the development of performance indicators and influential factors in performance improvement in integrated quality, safety, health and environmental management systems. From the data then conducted qualitative analysis based on influential factors with the existing integrated management system to develop integrated management system on monitoring and evaluation system for improvement of company performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50466
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Girsang, Hamonangan
"Ketidaktercapaian target produksi minyak dan gas dari yang direncanakan di akibatkan oleh salah satu sumber fasilitas produksi migas yang tidak bekerja secara optimal. maka dilakukan identifikasi peristiwa risiko yang berdampak negatif terhadap sasaran produksi di dalam proses pemeliharaan fasilitas produksi ditinjau dari penerapan Sistim Manajemen Mutu. Dari evaluasi dan uji korelasi statistik ditemukan faktor dominan yang mempengaruhi kepuasan pelanggan seperti Training Program, Tenaga Kerja, Review Data & Workshop; Pendokumentasian Dokumen; Planning Pemeliharaan dan keterlibatan top management. Respon risiko yang berupa tindakan pencegahan, tindakan korektif yang dijadikan dasar Improvement flow proses pemeliharaan lewat penyempurnaan metode Sistem Manajemen Mutu untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.

Production of oil and gas is not achieved as planned can result from one source of production facilities does not working optimally. It would require to identification of risk events that's negatively impact on the production targets in the maintenance process of production facilities in the terms implementation of Quality Management System. Evaluation and correlation of statistics found the dominant factor influencing customer satisfaction as Training Program, Labor, Review Data & Workshop; Documentation of Documents; Maintenance Planning and Involvement of top management. Risk response in the form of preventive actions, corrective actions will be used as the basis improvement of flow maintenance process through the update of Quality Management System to improve customer satisfaction."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45935
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Along with the tendencies of Indonesian construction companies in getting the Quality Management
System (QMS) certification as an impact of the prerequisite needed in project tender mechanism and the
awareness of internal companies QMS blueprint improvement in continual improvement concept, also
emerge construction companies stakeholder critical question, that is if the companies which had already
adopted and executed QMS like ISO 9001 will had a better competitiveness. This research proves
theoretically and statistically about significant correlation between better competitiveness and Critical
Success Factor (CSF) in QMS.
"
Jurnal Teknologi, Vol. 22 (3) September 2008 : 179-186, 2008
JUTE-22-3-Sep2008-179
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>