Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4874 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Triatmodjo
Yogyakarta : Beta Offset, 2012
627.58 BAM p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Subarkah
Bandung: Idea Dharma, 1980
551.48 Sub h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
M. Yamin Panca Setia
"Perencanaan kota tepian pantai (waterfront city) yang disusun Pemerintah Kota Bandar Lampung memunculkan resistensi masyarakat. Penelitian ini menyimpulkan jika masalah utamanya adalah model perencanaan yang lebih berorientasi pada aspek infrastruktur semata. Proses penyusunan dan pelaksanaan perencanaannya pun tidak melibatkan partisipasi masyarakat. Model perencanaan kota tepian pantai idealnya tidak hanya sebuah gaya kota untuk menjawab kompetisi yang berorientasi pada aspek infrastruktur atau visual saja. Namun, perencanaan kota pantai harus mendorong transformasi perencanaan teknik yang dikombinasikan dengan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Rencana yang disusun harus komprehensif, terpadu, multidisiplin, partisipatif dan memastikan terwujudnya pembangunan berkelanjutan.

The planning of waterfront city was designed by the Bandar Lampung goverment raises public?s resistance. This research concluded if the main problem is the model planning only infrastructure aspect oriented. The waterfront city planning drafting and implementation also did not invite public participation. The waterfront city planning is not only a style of city to answer the competition. But, it is more than that, the coastal city development plans should also support the transformation of planning techniques that is combined with social, economic, and environment. The waterfront city?s planning must be comprehensive, integrated, multidisciplince, public participation and ensure sustainable development."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T29549
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
F.X. Supartono
"Makalah ini menyampaikan beberapa segi teknik pengurukan pantai untuk keperluan bangunan teknik sipil, yang akhir-akhir ini mulai banyak dilaksanakan atau direncanakan, dalam rangka usaha pengembangan kota pantai, atau pembangunan fasilitas teknik pantai di beberapa wilayah Indonesia. Untuk tujuan tersebut, disampaikan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dan pelaksanaannya, serta juga penyajian metode modern pelaksanaan pengurukan dengan pembuatan dinding diaphragma sebagai dinding penahan tanah. Dengan menggunakan metode pengurukan yang memakai dinding diaphragma sebagai struktur penahan tanah, maka bisa dilakukan optimalisasi kualitas pekerjaan yang lebih baik dan aman, terutama untuk kondisi tanah dasar yang lunak."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Sukmara Christian Permadi
"ABSTRAK
Permasalahan ibukota semakin hari semakin meningkat dimana permasalahan tersebut meliputi berbagai aspek, baik sosial, ekonomi maupun lingkungan. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dibutuhkan solusi yang tidak hanya mampu mengatasi masalah tetapi juga dapat mengembangkan potensi Jakarta. Selain itu, solusi penyelesaian tersebut harus mampu mendukung tercapainya pembangunan kota Jakarta yang berkelanjutan yang mengacu pada pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs) 2015 sampai 2030. Salah satu langkah yang diambil dari permasalahan tersebut adalah perencanaan pembangunan Waduk Lepas Pantai yang diusulkan sebagai solusi holistik dan berkelanjutan dari permasalahan yang dihadapi di Teluk Jakarta. Dalam Konsep Waduk Lepas Pantai direncanakan akan dibangun tanggul sepanjang 50,6 km pada kedalaman mencapai 20 m membentang dari Muara Sungai Cisadane (Provinsi Banten) sampai Muara Gembong (Provinsi Jawa Barat). Tanggul tersebut akan menciptakan sistem pertahanan banjir yang andal, kolam tampungan dan pengolah air baku, dan sekaligus pengembangan kawasan pesisir di Teluk Jakarta."
Jakarta: Kementerian PPN/Bappenas, 2019
330 BAP 2:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Indra Wijaya
"Bali sebagai tempat tujuan wisata dunia terkenal dengan keindahan alam, kesenian dan budayanya. Kabupaten Jembrana yang terletak di ujung barat Pulau Bali menyimpan keindahan alam, seni dan budaya yang tidak kalah menariknya dengan kabupaten lain; salah satunya Obyek Wisata Pantai Medewi. Namun, jumlah kunjungan wisatawan ke tempat ini masih sangat rendah. Policy paper ini bertujuan memperoleh kebijakan atau strategi untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dengan tetap memperhatikan tata ruang. Analisis menggunakan Metode SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats) dan Metode USG (Urgency, Seriousness dan Growth). Hasil yang diperoleh menggunakan Metode SWOT teridentifikasi 3 (tiga) kemungkinan strategi atau kebijakan dan setelah dilakukan urutan prioritas menggunakan Metode USG, maka strategi atau kebijakan yang harus segera dilaksanakan adalah Pembangunan, peningkatan aksesibilitas serta pengembangan spot wisata terintegrasi antara wisata pantai, agrowisata dan wisata sungai. Rencana pelaksanaan strategi atau kebijakan tersebut dijabarkan berupa Rencana Aksi dan Rencana Pelaksanaan dalam kurun waktu 4 (empat) tahun yang dibagi menjadi 3 (tiga) zona yaitu Zona A (Pusat Wisata), Zona B (Pendukung) dan Zona C (Pendukung)."
Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), 2023
330 JPP 6:1 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Boen
Bandung: Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, 1984
693.852 TED d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
05 Pan s
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tenouye, Elly
"Proses perencanaan pembangunan melalui Lembaga Masyarakat Adat Suku Mee (Lemasme) di kampung Kebo wilayah adat Pantai Utara, distrik Pantai Timur, kabupaten Pantai pasca otonomi daerah merupakan langkah awal dari pemerintah yang responsif dan bertanggung jawab. Hal ini dirasakan bagi mereka/orang-orang yang seakan-akan telah lama dipaksa tunduk/takluk dan baru merasa/menikmati alam demokrasi karena mereka diberikan kebebasan bersuara menurut keinginan mereka tanpa intervensi dari pihak lain. Sebelum dikeluarkan UU Otonomi Daerah No. 25 Tahun 1999 sistim perencanaan yang partisipatif, aspiratif yang ditetapkan melalui permendagri No 09 Tahun 1982 rupanya telah dimanipulasi oleh pusat untuk kepentingan tertentu yang kemudian telah menempatkan masyarakat hanya sebagai objek yang diam dan bisu dimana mereka jarang diajak untuk menunjukkan/menyampaikan keinginan, aspirasinya dalam setiap usulan program pembangunan sebagai hak warga negara untuk memperoleh manfaat dari pembangunan bahkan pemerintah di daerahpun menerima dan menjalankan keinginan dari atas. Bentuk partisipasi umumnya dimobilisasi dalam melaksanakan dan menerima kehendak luar tanpa diikutkan dalam perencanaan oleh sebab itu sifat partisipasi hanya mendukung keinginan pusat dengan falsafahnya masyarakat yang baik adalah masyarakat yang mendukung dan mengikuti apa yang dirancang oleh Pusat melalui Bappenas. Meskipun telah dikeluarkan UU Otonomi Daerah No. 25 Tahun 1999 dimana sistim perencanaan yang partisipatif, aspiratif dipandang perlu dibangun sesuai dengan keberadaan sosial budaya lokal dengan melibatkan stakeholder dan grassroot namun dalam belum dapat diwujudkan pemerintahan yang bersih (good governance).
Tesis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai bentuk, tingkat dan faktor pendorong, penghambat partisipasi suku Mee dalam proses perencanaan pembangunan melalui lembaga masyarakat adat dengan mengacu pada teori serta upaya atau mengetahui dan memahami cara apa yang telah dilakukan dan dapat dilakukan agar kesempatan masyarakat berpartisipasi dalam perencanaan pembangunan di kampung Kebo dan wilayah adat Pantai Utara dapat lebih terwujud.
Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber datanya ialah informan yang didukung oleh dokumen serta pustaka. Informan-informan penting yang menjadi sampel penelitian ini adalah mereka yang terlibat dalam musyawarah adat (MA), teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan studi kepustakaan.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk partisipasi suku Mee dimobilisasi oleh pemerintah dan Lemasme (Lembaga Masyarakat Adat Suku Mee), dan dalam pelaksanaan musyawarah dan pengambilan keputusan masih didominasi oleh personil Lemasme (Lemasme Masyarakat Adat Suku Mee) yang disebut "Tonawi" yang merangkap beberapa jabatan. Sementara itu posisi masyarakat adat meskipun telah diberikan kesempatan untuk terlibat dalam mengusulkan aspirasi program pembangunan, mereka belum sepenuhnya memahami bahwa merekalah yang berhak mengambil berbagai keputusan.
Berangkat dari pemahaman diatas dan kondisi umum partisipasi suku Mee dalam perencanaan pembangunan di kampung Kebo dan wilayah adat Pantai Utara jika dinilai berdasarkan DELAPAN TANGGA PARTISIPASI MASYARAKAT menurut Arnstein menunjukkan bahwa tingkat partisipasi suku Mee dalam perencanaan pembangunan berada pada tangga pertama NON PARTICIPATION dan tangga ke dua TOKENISME. Dengan pengertian bahwa dua tangga pada Non Partisipasi adalah bentuk-bentuk peran serta yang dinamakan terapi dan manipulasi. Sedangkan di tingkat Tokenisme yaitu tingkat dimana peran serta masyarakat didengar dan berpendapat, tetapi mereka tidak memiliki kemampuan untuk mendapatkan jaminan bahwa pandangan mereka akan dipertimbangkan oleh pemegang keputusan. Peran serta pada tingkat ini memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk menghasilkan perubahan pada masyarakat. Pemahaman diatas dapat dirumuskan bahwa suku Mee telah menghadiri, mendengar dan mengusulkan program pembangunan tetapi mereka tidak memiliki jaminan bahwa apa yang diusulkan dapat diterima oleh pengambil keputusan.
Penyampaian aspirasi masyarakat melalui Lemasme (Lembaga Masyarakat Adat Suku Mee) wilayah adat dan kampung dapat berjalan karena masyarakat yang diundang telah hadir dan menyampaikan usulan program pembangunan. Usulan yang disampaikan lebih mengarah pada kepentingan umum wilayah khususnya pembangunan sektor sosial. Hambatan yang dihadapi selain didominasi oleh tokoh lokal, diantara masyarakat yang terlambat mengetahui informasi perencanaan pembangunan mudah merasakan dipasifkan dan cenderung mencurigai bahwa hasil musyawarah dapat merugikan dan hanya mementingkan kelompok tertentu (kerabat saja), namun demikian personality tokoh lokal dapat menetralisir. Oleh sebab itu yang terpenting disini adalah membangun komunikasi dan konsultasi terlebih dahulu dengan tetap melibatkan tokoh lokal yang merepresentasi tiap dusun dan marga di kampung Kebo dan wilayah adat dalam proses perencanaan pembangunan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13907
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irmawati Marwoto Johan
"Penelitian ini dilakukan terhadap sepuluh situs Islam di sepanjang pantai utara Jawa. Dimulai dari Cirebon, Demak, Jepara, Kudus, Gresik, Tuban dan Lamongan. Pemilihan situs-situs ini terkait dengan sejarah awal masuknya Islam ke Jawa, Dalam pengamatan ini yang menjadi unit analisis adalah bangunan-bangunan yang ada pada situs-situs Islam meliputi mesjid, kompleks makam dan keraton. Ketiga unit analisis ini dapat dianggap sebagai penanda keislaman karena memang mesjid dan kompleks makam sangat berkait dengan kegiatan keagamaan, sedangkan keraton dari masa Islam dapat diajukan sebagai penanda karena keterkaitannya dalam sejarah. Pengamatan terhadap ragam bias yang dipakai pada bangunan Islam dapat dijadikan data yang penting untuk menjelaskan sejauh mana Islam diserap dalam kebudavaan Jawa dan sebaliknya bagaimana Islam dapat diakomodasikan dalam kebudayaan Jawa. Dalam hal ini ragam hias dapat dianggap sebagai suatu penanda, apakah melalui bentuknya ataupun melalui pemaknaannya. Dui seluruh data yang ada, ragam bias dapat digolongkan dalam beberapa bentuk motif"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
D1833
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>