Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140768 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Iqbal Hamidy
"ABSTRAK
Dalam usaha mengkaji strategi alih teknologi dan implementasinya,
dilakukan terLebih clahulu penilaian unjuk kerja komponen-komponen teknologi,
yaitu: ?technoware?, ?humanware?, ?inforware? dan ?orgaware?, ditambah satu
komponen lain yang Iebih merupakan implikasi biaya dari segala tindakan yang
diperlukan terhadap komponen-komponen teknologi tersebut, yang disebut sebagai
?costware?.
Dalam melakukan penilaian unjuk kerja komponen-komponen tersebut
digunakan peralatan berupa kuesioner, yang ditujukan kepada para profesional di PT
XYZ yang dinilai kompeten untuk memberikan pendapatnya (expert opinion).
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang dibagi atas dua bagian yaitu:
perbandingan pasangan komponen-komponen teknologi dan penilaian prestasi alih
teknologi, diperoleh gambaran bahwa komponen-komponen yang paling genting
adaLah ?humanware?, ?orgaware? dan ?costware?. Sementara itu dilakukan pula analisis
laporan keuangan, yang dimaksudkan untuk melihat unjuk kerja perusahaan selama
¡ni, yang biasanya tercermin pada laporan tersebut.
Dengan demikian upaya yang diperlukan untuk membenahi perusahaan agar
dapat memperoleh hasil sebagaimana yang diharapkan dalam proses alih teknologi,
terutama ditujukan untuk melakukan pembenahan sumber daya manusia, dan
organisasi serta manajemen. Upaya yang dilakukan dengan fokus pada ketiga hal
tersebut, tentunya tanpa harus melupakan upaya mempertahankan untuk kerja pada
berbagai kekuatan yang telah dimiliki selama ini, mengingat semua aspek di dalam
perusahaan sebenamya merupakan satu kesatuan yang harus berjalan secara
harmonis dan menghasilkan dampak sinergi.
Dalarn mengalihkan teknologi juga harus diperhatikan implikasi biaya
(costware) terhadap keempat komponen teknologi yang telah disebutkan di atas.
Proses alih teknologi tidak akan terlaksana jika salah satu komponennya tidak ada.
Sebagai akibat dan adanya komponen ?costware?, maka dalam kegiatan alih
teknologi tidak tepat digunakannya istilah ?pemberi? dan ?penerima?, melainkan
istilah ?penjual? dan ?pembeli?. Hal ini dapat diartikan kegiatan teknologi tidak dapat
dipisahkan dan kegiatan bisinis.
Sebagai kelanjutan dan penilaian dari analisis unjuk kerja alih teknologì,
perlu dikaji strategi dan implementasìnya, yang ditujukan untuk memberikan arah
kepada perusahaan dalam menghadapi tantangan di masa depan, sekaligus
memperkuat basis perusahaan dalam melakukan persaingan di kemudian hari.
Karena fokus pembenahan perusahaan diarahkan pada sumber daya manusia,
organisasi/manajemen, dan pendanaan, maka strategi alih teknologi yang diusulkan
berdasarkan hasil kajian adalah sebagai berikut:
- Strategi konsolidasi produksi dan pemasaran melalui peningkatan utilisasi
dan penyerapan teknologi mutakhir, serta peningkatan kesadaran atas
pentingnya komersialisasi
- Strategi konsolidasi keuangan melalui upaya memperoleh dan mengelola
sumber dana secara efektif dan efisien.
- Strategi konsolidasi organisasi dan manajemen melalui pembenahan sistem
manajemen, serta peningkatan mutu sumber daya manusia.
- Strategi restrukturisasi asset dan usaha yang diperlukan untuk mengurangi
beban perusahaan dan berbagai harta dan produk yang dianggap kurang
relevan terhadap bidang usaha perusahaan.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mumajad
"ABSTRAK
Karya akhir ini bertujuan untuk menelaah secara komprehensif latar belakang dan tujuan dilakukannya akuisisi terhadap perusahaan bermasalah dan mengkaji alternatif lain yang mungkin dilakukan agar tujuan tersebut dapat diraih, kemudian dari alternatif terbaik tersebut dikembangkan beberapa alternatif strategi yang bersifat lebih teknis serta memilih yang terbaik dan ?applied? untuk pencapaian tujuan utama.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh perusahaan apabila akan melakukan akuisisi yaitu menilai manfaat dilakukannya akuisisi, menilai SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threath) perusahaan terhadap pemilik lama dan pihak lain yang terkait, mempertimbangkan beberapa strategi yang mungkin dilakukan, mengapa memilih perusahaan bermasalah, kemudian memilih salah satu strategi akuisisi yang terbaik dan paling menguntungkan berdasarkan perhitungan ROI dan NPV untuk mendukung usaha memperkuat struktur bisnis perusahaan (corporate).
Langkah-Iangkah sistematis yang penulis coba kembangkan guna menelaah proses akuisisi yang lebih tepat antara lain:
- Meneliti goal (tujuan jangka panjang) dan ddakukannya akuisisi perusahaan bermasalah dan mengembangkan alternatif strategi yang lain selain akuisisi tetapi bijuan utama dapat dicapai.
- Melakukan penilalan atas beberapa alternatif tersebut balk dan segi kualitatif maupun kuantitatif dan memllih alternatif terbaik
- Mengembangkan beberapa alternatif strategl yang lebih bersifat teknis atas pilihan strategl terbalk, dan melakukan penilalan serta memilih alternatif terbaik.
Secara keseluruhan ada tiga alternatif yang memenuhi syarat dan sesuai dengan grand strategi perusahaan.
1.1. Alternatif pertama: Melakukan investasi baru
1.2. Alternatif kedua : Menciptakan aliansi strategik
1.3. Alternatif ketiga : Melakukan akuisisi
Dalam membandingkan di antara alternatif maka penulis menggunakan metode AHP (Anal/tic Hierarchy Pnxess) dan metode QSPM (Quantitabve Strategic Profile Matii. Dengan kedua metode tersebut dapat ditetapkan bahwa ?melakukan akuisisi? merupakan alternatif 5trategi yang paling menguntungkan.
Dengan telah ditetapkannya akuisisi sebagai strategi terpilih, maka dìkembangkan lebih lanjut teknik akuisisi yang dapat dilakukan. liga alternatif teknis yang paling optimal yang berhasil dikembangkan adalah akuÎslsi asset-asset penting, akuisisi perusahaan sendiri dan akuisisi perusahaan bersama mitra lain.
Kemudian sebagaimana proses terdahulu, maka atas ketiga alternatif tersebut dikembangkan SWOTnya, kemudian dìpilih kriteria yang mewakili, akhimya dinilai dengan menggunakan metode AHP dan QSPM untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Temyata dan ketiga alternatif tersebut, akusisi bersama mitra lain merupakan pihihan terbaik yang dapat dipilih."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Sherylin Tierza M
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kriteria pemilihan pemasok di PT. Kalbe Farma, Tbk. dan memilih pemasok terbaik untuk produk X menggunakan metode analytic hierarchy process (AHP) dan dibantu dengan perangkat lunak Expert Choice. Model penelitian yang digunakan adalah model penelitian hasil studi Enyinda, Emeka, dan Janel tahun 2010, yaitu studi untuk pemilihan pemasok perusahaan manufaktur obat farmasi di Amerika Serikat. Berdasarkan bobotnya, kriteria Kualitas merupakan kriteria dengan prioritas tertinggi diikuti oleh kriteria Ketaatan pada Peraturan, Biaya, Manajemen Risiko, Pelayanan, Profil Pemasok, dan Green Purchasing. Pemasok yang dipilih untuk produk X adalah Pemasok D, karena mendapatkan bobot tertinggi berdasarkan prioritas kriteria pemilihan pemasok.

The objective of this research is to analyze the supplier selection criteria at PT. Kalbe Farma, Tbk. and select the best supplier for product X using analytic hierarchy process (AHP) method with the support of Expert Choice software. The model used in this research is a model from the research done by Enyinda, Emeka, and Janel on 2010 about supplier selection in a generic pharmaceutical firm in US. Based on the weight result, Quality is the criteria with the highest priority, followed by Regulatory Compliance, Cost, Risk Management, Service, Supplier Profile, and Green Purchasing successively. Vendor D is selected to be the best supplier for product X by obtaining the highest weight based on the priority of supplier selection criteria."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S55617
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elena Feridani
"PT. X sebagai perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi migas memiliki resiko operasional yang tinggi sehingga spesifikasi terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan juga kompleks. Maka keputusan pemilihan pemasok di PT. X juga menjadi penting. Karena itu dibutuhkan suatu metode yang objektif dan mampu mengatasi permasalahan multikriteria secara proporsional. Dalam penelitian ini akan dibahas dua alternatif metode yang dapat digunakan, yaitu Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy AHP.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan studi kasus, yaitu pemilihan pemasok jasa pemeliharaan fasilitas off shore di PT X. Pertama-tama kriteria dan sub kriteria yang digunakan untuk memilih pemasok jasa pemeliharaan fasilitas off shore, dipilih oleh Procurement Specialist di PT. X kemudian dilakukan pembobotan kriteria dan sub kriteria dengan menggunakan metode AHP dan Fuzzy AHP.
Dari penelitian ini didapatkan 7 kriteria dan 34 sub krteria yang menjadi pertimbangan dalam memilih pemasok. Kriteria Kesehatan, Keselamatan dan Lingkungan merupakan kriteria yang memiliki prioritas dan bobot tertinggi untuk memilih pemasok. Sedangkan kedua metode yang digunakan memberikan hasil pembobotan yang tidak jauh berbeda satu sama lain dengan rata-rata perbedaan bobot sebesar 0,032.

As an oil and gas company, PT X has a very high operational risk in every of its activities. This cause the company has very detail specifications on goods or services that they needed. So, the decision on supplier selection becomes important. This situation needs an objective and accommodative method for multi criteria supplier selection problem. This research will introduce two alternatives method which can be used to solve these problems; they are the Analytic Hierarchy Process (AHP) and Fuzzy AHP.
This research using study case approach in off shore facilities maintenance service supplier selection problem at PT.X. First, the criteria and sub criteria used to evaluate supplier is chosen by some procurement specialist in PT X, then the criteria and sub criteria is weighted by AHP and Fuzzy AHP Method.
This research resulting 7 criteria and 34 sub criteria used to evaluate the supplier. Health, Safety and Environmental is the criteria with highest priority and weight for selecting supplier. The two methods used here, give weighting result which is not too different each other with said average difference is 0,032.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T18705
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Fatkhurohman
"Building Information Modeling (BIM) merupakan sebuah sistem yang merepresentasikan proyek dalam bentuk 3 (tiga) dimensi model. PT Hutama Karya (Persero) merupakan salah satu perusahaan konstruksi di Indonesia yang sudah menerapkan sistem BIM. Pelaksanaan BIM pada perusahaan belum memberikan dampak implementasi yang maksimal. Tujuan penelitian ini adalah memformulasikan prioritas strategi dalam mengimplementasikan sistem BIM dengan mengambil studi kasus di PT. Hutama Karya (Persero) Divisi Sipil Umum. Penelitian ini mengimplementasikan metode analytic hierarchy process (AHP) dengan menggunakan 3 (tiga) kriteria level 1, 7 (tujuh) kriteria level 2 dan dikombinasikan dengan 4 (empat) alternatif pilihan strategi berdasarkan studi literatur dan validasi expert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prioritas strategi implementasi BIM berdasarkan pemeringkatannya terdiri dari : 1. Membuat legalitas terhadap ouput BIM 2D, 3D sebagai gambar kerja dan 5D sebagai back up Quantity, 2. Menerbitkan peraturan perusahaan terkait implementasi BIM yang akan dijadikan sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan, 3. Menyusun program terkait sistem BIM untuk memenuhi kebutuhan SDM 4. Memberikan reward kepada setiap proyek yang mengimplementasikan BIM dan punishment kepada proyek yang tidak mengimplementasikan BIM. Hasil nilai Consistency Ratio (CR) sebesar 0,02. Hasil penelitian ini akan digunakan dalam menentukan strategi perbaikan implementasi BIM pada perusahaan, sehingga produktivitas berupa profit pada perusahaan tersebut meningkat.

Building Information Modeling (BIM) is a system that represents projects in the form of 3 (three) dimensional models. PT Hutama Karya (Persero) is one of the construction companies in Indonesia that has implemented the BIM system. The implementation of BIM in companies has not had a maximum impact on implementation. The purpose of this study is to formulate strategic priorities in implementing the BIM system by taking case studies at PT. Hutama Karya (Persero) General Civil Division. This research implements the analytic hierarchy process (AHP) method using 3 (three) level 1 criteria, 7 (seven) level 2 criteria and combined with 4 (four) alternative strategy choices based on literature studies and expert validation. The results showed that the priority of BIM implementation strategy based on its ranking consists of: 1. Making legality of 2D BIM output, 3D as a working drawing and 5D as a back up Quantity, 2. Issuing company regulations related to BIM implementation which will be used as a reference for the implementation of work in the field, 3. Developing programs related to the BIM system to meet HR needs 4. Give rewards to every project that implements BIM and punishment to projects that do not implement BIM. The result of the Consistency Ratio (CR) value is 0.02. The results of this study will be used in determining strategies to improve BIM implementation in the company, so that productivity in the form of profit in the company increase."
Jakarta: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosa Reska Riskiana
"Saat ini, hampir semua kegiatan bisnis mempunyai ketergantungan yang cukup tinggi terhadap Teknologi Informasi TI khususnya untuk PT Telkomsel yang merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi terdepan di Indonesia. Namun, data dari IT Service Performance Management IT SPM menunjukkan pada tahun 2015 masih terdapat insiden pada aplikasi yang mengindikasikan bahwa aplikasi tersebut belum berkualitas yang mengakibatkan tidak tercapainya target success rate PT Telkomsel.
Untuk mengatasi hal tersebut, hal yang perlu dilakukan adalah mengetahui faktor penyebab dari insiden aplikasi tersebut dari perspektif kegagalan aplikasi. Karya Akhir ini memperingkatkan penyebab kegagalan aplikasi dengan menggunakan AHP Analytic Hierarchy Process.
Dari penelitian ini, didapatkan tujuh faktor kegagalan aplikasi yang paling berpotensi atau sering terjadi di PT Telkomsel, yaitu 1 Computational/Logic Error, 2 Insider Threat, 3 Improper Testing of Change, 4 Configuration Error, 5 Network Hardware Failure, 6 Password Disclosure, 7 Denial of Service Attack.

It is common for modern businesses to be highly dependent on Information Technology IT . This includes PT Telkomsel, which is one of the leading telecommunication companies in Indonesia. However, the 2015 data from the PT Telkomsel IT Service Performance Management IT SPM showed frequent application incidents. This indicates that PT Telkomsel applications were not good enough to achieve the company rsquo s target of success rate.
In order to address this problem, it is crucial to identify the causes of these application incidents from software failure perspectives. This study aims to analyze the causes and rank them using Analytic Hierarchy Process AHP.
The investigation results that there are seven most potential or frequent factors causing the software failures. They are 1 Computational Logic Error, 2 Insider Threat, 3 Improper Testing of Change, 4 Configuration Error, 5 Network Hardware Failure 6 Password Disclosure, 7 Denial of Services Attack.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erik Ektyastanto
"Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditi strategis yang penting dan menguasai hajat hidup orang banyak. Kebutuhan BBM untuk menggerakkan roda pembangunan nasional setiap tahunnya terus mengalami peningkatan sejalan dengan pertumbuhan penduduk, pertumbuhan GDP, serta proses industrialisasi yang berlangsung di Indonesia. Tetapi sampai saat ini Indonesia belum mempunyai Cadangan BBM Nasional.Dalam membuat Cadangan BBM Nasional diperlukan lokasi yang paling sesuai untuk menempatkan Cadangan BBM dan Perkiraan biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan Cadangan BBM Nasional.Dalam penentuan Lokasi Cadangan BBM Nasional factor permintaan pasar BBM terhadap penentuan Lokasi Cadangan BBM Nasional menjadi factor yang paling penting. Dan biaya terbesar akan berada di awal Pembangunan Cadangan BBM Nasional, kemudian di tahun tahun berikutnya dibutuhkan biaya yang relatif lebih kecil, kecuali apabila negara ingin meningkatkan ketahanan pasokannya dua kali lipat maka diperlukan biaya yang lebih besar.

Fuel is an important strategic commodity and dominate the life of the people. Fuel needs to drive the national development each year continues to increase in line with population growth, GDP growth and industrialization process that took place in Indonesia. But until now Indonesia has not had a national fuel reserves. In making the national fuel reserves needed most suitable location to place the fuel reserves and estimate the costs involved in the construction of national fuel reserves. In determining the location of the National Fuel Reserves factor determining market demand for the fuel reserves of the National Area became the most important factor. And the biggest cost would be in the early development of the National Fuel Reserves, then in the next year will cost relatively little, except if the country wants to improve the resilience of their supply twice as much is needed a greater cost."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44499
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Arizan Rachmatillah
"ABSTRAK
Liberalisasi perdagangan bagi setiap negara ibarat sebuah pedang bermata dua. Di satu
sisi liberalisasi menjadi peluang karena adanya penurunan hambatan tarif dan non tarif yang
akan meningkatkan volume dan nilai perdagangan internasional. Di sisi lain, liberalisasi
perdagangan internasional dalam barang dan jasa merupakan suatu ancaman, karena terbukanya
persaingan yang semakin ketat baik untuk pasar domestik maupun pasar internasional.
Sehìngga seyogyanya bahwa antusiasme dalam menyambut era globalisasi tersebut diikuti
dengan persiapan yang terencana dalam peningkatan keunggulan daya saing melalui strategi
nasional yang terintegrasi.
Sehubungan dengan isu strategi nasional yang terintegrasi, maka menjadi kewajiban bagi
Pemerintah untuk dapat menyediakan infrastruktur yang kompetitif yang merupakan salab sam
faktor bagi terciptanya daya saing produk nasional. Hal tersebut dapat dilakukan melalui
restrukturisasi organisasi perusahaan public utility serta perencanaan strategi dan perusahaan
tersebut. Walaupun secara teoritis terlihat sederhana namun perubahan yang dapat dilakukan
terhadap BUMN penyedia fasilitas publik ini pada kenyataan cukup sulit.
Bagi perusahaan-perusahaa.n yang sepenuhnya berorientasi bisnis dan dijalankan
sepenuhnya dengan azas-azas manajernen perusahaan yang independen apalagi kepemilikannya
dbniliki pihak swasta tentu tidak terlalu sukar dalam melakukan kebijakan perubahan guna
meningkatkan efisiensi dan daya saing, namun untuk perusahaan-perusahaan Badan Usaba
Milik Negara yang sarat dengan birokrasi dan prosedur serta memiliki misi sosial disamping
misi bisnis perubahan bukanlah hal yang mudah dilakukan
Dengan adanya isu eksternaL dan kendala internal organisasi, sebagai salab satu
perusahaan penyedia fasilitas umum PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang sudali
selayaknya mempersiapkan din dalarn menyongsong era globalisasi tersebut, Sifat industri
pendistribusian tenaga Iistrik yang merupakan suatu bisnis monopoli alamiah, menjadikan posisi
PLN DìsJaya menjadi unik. Karena sifat bisnis tersebut PLN DisJaya tenlindungi dañ iklim
persaingan. Sehingga perlu dikaji upaya-upaya yang clapat memotivasi peningkatan kinerja serta
penentuan tofak ukur kinerja yang lebib baik agar supaya tujuan dan misi perusahaari sebagai
suatu perusahaan penyedia fasilitas umum yang mandini, efisien, transparafl dan terukur dapat
dicapai.
Untuk mencapai hal tersebut penlu kiranya diformulasikan suatu strategi yang tepat bagi
PLN ÐisJaya sebagai suatu perusahaan penyedia fasilitas umum dalam menghadapi era
globalisasi Foninulasi ini alcan dilakukan dengan mempertimbangkan faktor lingkungan yang
menjadi tantangan dan hamb atan bagi aktifitas PLN DisJaya, serta mengoptimalkan kekuatan
organisasi dan sumberdaya yang dimiliki baik untuk saat ini maupun kemungkinan
pengembangannya dimasa yang akan datang.
Dengan keterbatasan otonomi, strategi yang dapat dijalankan sut ini adalah
mengoptimaikan potensi pasar dengan menjalankan strategi penetrasi pasar dan pengembangan
produk serta meLakukan efisiensi biaya dalam batasan kewenangannya. Sedangkan dalam
menghadapi era globalisasi terlebih dahulu PLN Dislaya hams menjadi suatu entity yang
mandiri sehingga accountable dan dapat menanggung resiko yang selayaknya dipikul oleh suatu
perusahaan. Dengan demikian PLN Ðislaya dapat melakukan iangkah-langkah strategis dengan
pertimbangan bisnis guna menopang kelangsungan usahanya agar dapat menjadi perusahaan
penyedia fasilitas publik yang efisien dan mandiri.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Dewi Fransina
"ABSTRAK
dalam karya akhir ini adalah analisa strategi yang dipakai PT Astra
International Tbk ? Toyota Sales Operation yang lebih dikenal dengan Auto 2000,
dalam menghadapi tantangan globalisasi dan pemberlakuan kebijakan otonomi
daerah di Indonesia, dengan tinjauan khusus pada produk unggulannya yaltu Toyota
Kijang.
Auto 2000 merupakan salah satu hasil dan strategi diversifikasi yang dilakukan
oleh PT Astra Intemasionai Tbk (AI), dalam bidang usaha otomotif. Perusahaan ini
(Auto 2000) berbentuk anak perusahaan yang mempunyai manajemen sendiri,
dengan bidang usaha sebagai penyalur utama kendaraan bermerek ?TOYOTA? di
Indonesia. Toyota Kijang, diklasifikasikan dalam kelompok kendaraan niaga,
menjadi produk unggulan karena dari semua jenis kendaraan yang dipasarkan oleh
perusahaan (Auto 2000), Toyota Kijang yang menghasilkan keuntungan terbesar.
Industri otomotif masih prospektif karena masih adanya kebutuhan akan
kendaraan di Indonesia, dan peluang baru dari era globalisasi dan kebijakan
otonomi daerah.
Dampak dari krisis yang baru saja berlalu menyebabkan bertambahnya pemain
dalam industri ini, terutama pada sektor kendaraan niaga, yang berarti
bertambahnya pesaing untuk Toyota Kijang. Sementara itu tantangan globalisasi
selain dilihat sebagai peluang pasar baru, juga merupakan ancaman bagi masuknya
pesaing baru. Kondisi perekonomian dan stabilitas politik di Indonesia yang belum
pasti, juga menjadi salah satu faktor eksternal yang diantisipasi.
Dari tiga kurun waktu yang berbeda yaltu masa pra krisis, masa krisis dan masa
pasca krisis, mempunyai pola-pola lingkungan yang berbeda. Perusahaan (Auto
2000) dan perusahaan induknya (AI) melakukan berbagal penyesuaian dalam
pelaksanaan strateginya.
Pada masa pra krisis (sebelum tahun 1998), perusahaan berada pada masa-masa
jayanya. Penerimaan karyawan besar-besaran dan ekspansi cabang-cabang
penjualan dilakukan hampir diseluruh wilayah usaha. Pada masa ini perusahaan
berusaha membangun citra yang kuat di benak pelanggan, dengan melakukan
penyempurnaan fasilitas penjualan, layanan purna jual dan pengembangan kualitas
sumber daya manusianya.
Terjadinya kiisis moneter menyebabkan perusahaan harus melakukan efisiensi
usaha, melalui penghematan biaya operasional rutin dan pengurangan karyawan.
Beberapa lokasi usaha terpaksa harus ditutup. Pada masa ini perusahaan menitik
beratkan pendapatan keuntungannya melalui pelanggan yang datang ke pelayanan
purna jual, seperti bengkel dan suku cadang. Perusahaan juga melakukan
pembinaan hubungan yang balk kepada pelanggan-pelanggan lama untuk tetap
menjaga citra perusahaan. Untuk mendukung penjualan yang menurun perusahaan
menyediakan jasa baru untuk mengurus perpanjangan STNK.
Ketika krisis telah berlalu, temyata dampaknya belum sepenuhnya hilang, untuk
memulihkan kembali operasional penjualan, perusahaan membuka kembali cabang
cabang yang pernah ditutup dan melakukan pembinaan yang Iebih intensif kepada
karyawannya dengan mensosialisasikan filosofi perusahaan dan etika bisnis.
"
2001
T1903
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carlo Jose G. Polii
"ABSTRAK
PT XYZ, yang bergerak di bidang farmasi, membutuhkan suatu metode yang memberikan evaluasi secara menyeluruh terhadap tingkat kemampuan pemasoknya dalam menyediakan material. Pada penelitian ini, metode evaluasi pemasok dibuai dengan menerapkan prinsip Proses Hirarki Analitik (PHA).
Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan kriteria dan subkriteria dengan cara menyebarkan kuesioner kepada beberapa responden yang berasal dan dalam maupun luar perusahaan. Kemudian dengan krileria dan subkriteria tersebut sebagai elemen hirarki, disusunlah suatu hirarki metocle evaluasi pemasok. Karena terdapat perbedaan kebutuhan antara material bahan baku obat dengan kemasan, maka dibuat dua metode evaluasi yang berbeda Perbedaan terietak pada subkntena ?Sertifikat analisis" yang terdapat pada metode evaluasi pemasok bahan baku.
Ketiga, dengan melakukan perbandingan berpasangan antar elemen hirarki tersebut, dapat ditentukan bobot masing-masing kliteria dan subkriteria meiode evaluasi pemasok. Berdasarkan perhitungan bobot, dapat diketahui bahwa kualitas merupakan pertimbangan utama PT XYZ dalam mengevaluasi pemasok, dilkuti dengan pertimbangan biaya, pengiriman, pelayanan dan terakhir (dengan bobot terkecil) adalah manajemen perusahaan pemasok. Setelah dianggap konsisten, dimana indikatomya adalah rasio konsistensi yang harus lebih kecil atau sama dengan 10%, maka hirarki beserta seluruh elemennya dapat ditentukan sebagai dasar metode evaluasi pemasok.
Hasil uji coba metode evaluasi pemasok menunjukkan metode evaluasi pemasok ini dapat memberikan dasar yang kuat bagi pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pemasok. Dalam penggunaan metode evaluasi pemasok, terdapat beberapa subkriteria evaluasi yang akan lebih mudah dinilai jika terdapat indikator yang ditentukan berdasarkan data kuantitatif pemasok.

"
2001
S50408
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>