Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121480 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Sistem identifikasi berbasis keunikan anggota tubuh manusia berkembang pesat di berbagai bidang aplikasi komersial. Iris mata merupakan salah satu dari sistem identifikasi yang dikembangkan. Hal ini mempengaruhi penelitian-penelitian yang mengarah pada kemampuan untuk menjamin tingkat akurasi dan kehandalan dalam berbagai kesulitan pada lingkungan yang mengandung noise seperti pemakaian kacamata, rambut, bulu mata, pengaruh blurring. Salah satu tahap yang paling kritis dan mendasar dalam sistem pengenalan iris mata adalah mengidentifikasi lokasi iris mata di dalam citra input. meningkatkan akurasi identifikasi lokasi iris mata dengan berbasis metode tranformasi hough dan deteksi tepi canny serta menghilangkan noise. Deteksi tepi canny memiliki kemampuan mengekstrak tepi dengan kebebasan pemilihan parameter yang digunakan dan hough transform memiliki proses komputasi yang cepat. Langkah yang dilakukan yaitu pengambilan sampel citra iris mata, dilanjutkan dengan pemetaan iris mata berbasis deteksi canny, kemudian mendeteksi lokasi iris mata dengan menentukan batas luar dan dalam iris mata, selanjutnya dilakukan proses menghilangkan noise yang mengganggu proses identifikasi lokasi iris mata. Dalam proses uji coba untuk mengukur tingkat akurasi lokasi iris mata digunakan dataset CASIA-IrisV3 Tujuan dari penelitian ini adalah mengedentifikasi lokasi iris mata yang akurat dalam citra ber-noise berbasis hough tranform dan detekti tepi canny. Selain itu diharapkan memberikan manfaat dalam pengembangan sistem aplikasi biometrik berbasis Iris Mata."
005 JEI 3:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1988
612.84 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000
617.771 UNI s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sidarta Ilyas
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
617.771 SID il
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sidarta Ilyas
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000
618.92 SID k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sidharta Ilyas
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
617.71 SID d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sidarta Ilyas
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000
617.771 SID d (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sidarta Ilyas
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000
617.771 SID d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Monika Ratnasari
"ABSTRAK
Tujuan: Membandingkan ukuran, perubahan dilatasi, dan laju dilatasi pupil serta perubahan tekanan darah sistolik, diastolik, mean arterial pressure (MAP), dan frekuensi nadi pada neonatus yang diberikan tetes mata tropikamid 0,5% dan fenilefrin 2,5% dengan maupun tanpa penambahan tetrakain 0,5%.
Metode: Uji eksperimental acak tersamar ganda ini membandingkan dua kelompok, yaitu yang mendapat tetes mata tetrakain 0,5% 5 menit sebelum penetesan prosedur standar midriatikum (tropikamid 0,5% + fenilefrin 2,5% - 3x penetesan tiap 15 menit) atau artificial tears + prosedur standar midriatikum. Seratus mata neonatus aterm sehat dirandomisasi ke dalam masing-masing kelompok. Pemeriksaan diameter pupil, tekanan sistolik, diastolik, MAP, dan frekuensi nadi dilakukan pada baseline, menit ke-15, 30, 45, dan 60 pasca penetesan obat.
Hasil: Penambahan tetrakain 0,5% setelah 60 menit menghasilkan diameter pupil dan selisih perubahan dilatasi lebih besar, serta laju dilatasi pupil lebih cepat yang secara statistik bermakna (p<0,05). Terjadi peningkatan tekanan sistolik dan MAP serta penurunan frekuensi nadi yang lebih rendah dengan penambahan tetrakain 0,5%, tetapi tidak berefek serupa terhadap peningkatan tekanan diastolik. Perbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik.
Simpulan: Penambahan tetrakain 0,5% terhadap tropikamid 0,5% dan fenilefrin 2,5% menghasilkan efek dilatasi pupil yang lebih besar dan lebih cepat. Prosedur ini aman dilakukan pada neonatus.

ABSTRACT
Objective: To evaluate the efficacy and safety in pre-instilling tetracaine 0.5% over mydriatic agents in dilating the pupil of newborn eyes.
Design: Double-blind randomized-controlled experimental study.
Methods: The study was performed in 100 eyes of full-term healthy newborns. Each eye was randomized to receive either 0.5% tetracaine (intervention group) or artificial tears (placebo group) five minutes prior to 0.5% tropicamide + 2.5% phenyleprine - 15 minutes apart for 3 times. Pupil diameter, size changes and dilatation rate, as well as systolic, diastolic, mean arterial blood pressure and pulse rate were measured at baseline, 15, 30, 45 and 60 minutes after eye drops instillation.
Results: Pupil diameter and size changes were significantly larger, and the rate of pupillary dilatation significantly faster in the intervention group compare to the placebo group after 60 minutes (p<0.05). Increasing systolic and mean arterial pressure, along with decreasing pulse rate in the intervention group were lower than the placebo group. Higher increase of diastolic blood pressure was observed in the intervention group, although the value was not statistically significant.
Conclusions: Pre-instillation of 0.5% tetracaine over 0.5% tropicamide and 2.5% phenylephrine effected in larger and faster pupillary dilatation; and it appears safe to administer in newborn eyes.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Asroruddin
"Tujuan: Mengevaluasi kualitas hidup terkait penglihatan berdasarkan tingkat gangguan penglihatan dan penyakit mata penyebab gangguan penglihatan pada populasi gangguan penglihatan berat dan buta di Indonesia.
Metode: Studi dilakukan di 5 provinsi di Indonesia dengan menggunakan teknik cross sectional melalui pemeriksaan oftalmologis lengkap dan wawancara terpimpin menggunakan kuesioner NEI-VFQ25 pada 134 responden studi validasi kebutaan Riset Kesehatan Dasar 2013, yang berusia 18 tahun atau lebih dan visus <6/60. Skor kualitas hidup total dan subskala dari kuesioner diperbandingkan berdasarkan kelompok buta dan gangguan penglihatan berat, penyakit mata penyebab, dan kisaran lama kebutaan.
Hasil: Kebutaan dan gangguan penglihatan ditemukan lebih tinggi pada perempuan, usia lanjut, dan tingkat pendapatan dan pendidikan rendah, dengan katarak sebagai penyebab utama. Skor kualitas hidup pada responden buta lebih rendah secara bermakna dibanding gangguan penglihatan berat dalam skor total (p=0,001), penglihatan dekat (p=0,002), dan penglihatan jauh (p=0,007). Tidak ditemukan perbedaan bermakna pada skor kualitas hidup pada responden dengan glaukoma dibanding katarak (p=0,052) dan penyakit lainnya, namun glaukoma memiliki skor paling rendah. Perbedaan kualitas hidup juga tidak berbeda bermakna berdasarkan kisaran lama gangguan penglihatan.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan kualitas hidup terkait penglihatan berdasarkan usia, jenis kelamin, dan tingkat gangguan penglihatan. Kualitas hidup tidak berbeda bermakna berdasarkan penyakit mata penyebab dan lama gangguan penglihatan.

Purpose: To evaluate vision-related quality of life in severe low vision and blind population based on grade of vision loss and ocular morbidity in Indonesia.
Method: A cross-sectional study was conducted in five provinces in Indonesia by ophthalmological examination and guided-interview using NEI-VFQ25 questionnaire in 134 respondents of Blind Validation Study of Basic Health Survey 2013, aged 18 years or more with presenting visual acuity <6/60. Comparison of composite and subscale score of questionnaire was analyzed in blind and severe low vision group, based on ocular morbidity, and onset (range) of impairment.
Result: Severe low vision and blind was mostly found in female, productive ages, and low education level and income, with cataract as the leading cause. Composite score of blind was statistically significant lower than severe low vision group (p=0,001), also in distance act (p=0,007) and near act (p=0,002), and in almost all subscale score. Total score of glaucoma respondents was the lowest other than cataract and other ocular disease, include all subscale score. Quality of life score and ocular diseases (p=0,052) and also onset (range) of visual impairment were not significantly related.
Conclusion: Visual impairment had impact on vision-related quality of life in blind and severe low vision based on age, sex, and visual impairment grade. No significant difference of quality of life was found based on ocular morbidity and onset of visual impairment.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>