Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6203 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Sejak awal abbad 4-5 M, wilayah Sriwijata Selatan telah dihuni oleh kelompok-kelompok masyarakat yang tersusun dalam integrasi sosial yang mapan dalam bentuk kepemimpinan lokal. Diperkirakan pada abad ke-4 M di Pesisir Timur Sumatera telah muncul pemukiman-pemukiman dari suatu masyarakat yang melakukan kontak dengan pedagang India dan China dan mungkin juga dengan pedagang lainnya."
930 ARKEO 31:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Komunitas Bambu, 2014
959.8 KED t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Raswaty
"Berdasarkan penelitian yang dilakukan para ahli selama ini Sriwijaya merupakan sebuah kerajaan Buddha yang menguasai perdagangan laut di wilayah Semenanjung Malaya dan Sumatra. Bila dilihat dari isi prasasti terlihat adanya suatu keunikan karena sebagian besar berisi kutukan yang ditujukan kepada siapa saja yang tidak tunduk kepada penguasa. Kemudian bila dilihat dari daerah sebaran prasasti Sriwijaya abad 7 dan 8 Masehi terlihat adanya suatu kesatuan wilayah yang menunjukkan adanya ciri-ciri geografis tertentu. Kutukan dalam prasasti Sriwijaya dan daerah sebaran prasasti menunjukkan adanya suatu konsep kekuasaan raja yang dijalankan penguasa Sriwijaya dalam menjalankan pemerintahannya.
Berdasarkan latar belakang permasalahan penelitian ini timbul pertanyaan-pertanyaan penelitian, sebagai berikut: (1) Konsep kekuasaan apa yang digunakan oleh penguasa Sriwijaya untuk meneguhkan kekuasaannya. (2) Sejauh manakah religi yang berkembang pada saat itu mendukung konsep kekuasaan yang diterapkan raja dalam menerapkan geopolitik kerajaannya dan mempengaruhi sistem pemerintahan dan kewilayahan. (3) Berdasarkan daerah sebaran prasasti, sejauh mana dan seberapa jauh pengaruh kekuasaan raja Sriwijaya di daerah-daerah tersebut. Berdasarkan permasalahan penelitian di atas, tujuan penelitian ini adalah : 1. Menggambarkan konsep kekuasaan yang dilaksanakan oleh penguasa Sriwijaya 2. Menggambarkan geopolitik yang didasarkan pada konsep kekuasaan yang didukung oleh unsur religi yang dilaksanakan oleh penguasa Sriwijaya 3. Menggambarkan luas pengaruh kekuasaan penguasa Sriwijaya berdasarkan temuan-_temuan arkeologis masa kerajaan Sriwijaya serta potensi strategis dan ekonomis daerah tersebut.
Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah : (a) pengumpulan data, (b) deskripsi data, dan (c) interpretasi data. Dalam penelitian ini juga digunakan metode model principle of least coast yang biasa digunakan oleh para ahli geografi untuk menganalisis pola pemukiman masa kini. Metode ini digunakan dengan tujuan untuk mendapatkan data berupa kondisi geografis suatu wilayah terutama daerah tempat ditemukan prasasti guna mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan penguasa Sriwijaya menanamkan pengaruhnya di wilayah tersebut.
Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah : 1. Konsep kekuasaan yang dijalankan penguasa Sriwijaya pada abad 7 dan 8 Masehi adalah konsep kekuasaan berdasarkan ajaran Buddha. 2. Penguasa Sriwijaya menjalankan geopolitik yang berdasarkan konsep kekuasaan dalam ajaran agarna Buddha. Selain sebagai dasar dan politik yang dilaksanakan penguasa Sriwijaya, unsur agama merupakan practise of power atau taktik yang digunakan penguasa dalam melaksanakan politiknya guna mendapatkan tujuan akhir suatu negara, yaitu ekonomi yang juga berarti kemakmuran suatu negara. 3. Berdasarkan daerah sebaran prasasti Sriwijaya abad 7 dan 8 Masehi, diketahui bahwa Sriwijaya menguasai wilayah Jambi, Palembang, pulau Bangka, dan Lampung. Untuk daerah-daerah lain seperti Thailand, Malaysia, dan Philipina diperkirakan bentuk penanaman kekuasaan Sriwijaya hanya sebatas penanaman pengaruh dalam bentuk peningkatan hubungan diplomatik antar kerajaan, yang sebenarnya berguna untuk menguatkan kharisma dan kedudukan penguasa Sriwijaya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di wilayah tersebut. Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah bersifat sementara. Oleh karena itu penelitian serta pengujian lebih mendalam masih sangat dibutuhkan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
S12007
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wolters, Oliver William
Depok: Komuntas Bambu, 2017
959.801 2 WOL k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Proyek Pelestarian/Pemanfaatan Peninggalan Sejarah dan Purbakala , 1992/1993
930.1 IND r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Coedes, George
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989
959.8 COE k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Coedes, George
Depok: Komunitas Bambu, 2014
959.8 COE k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ingo-Eric M.
London : k.C. Saur Munchen, 1981,
R 381 Boo
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Inggita Prasasya Swasti
"This thesis uses general equilibrium model to examine the economic impact of ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) on Indonesia. The analysis covers how price and quantity change in response to tariff liberalization under ACFTA framework. Demand and supply elasticity is needed to calculate welfare effects. Difference-in-differences method is applied to estimate demand elasticity while supply elasticity is calculated through Instrumental Variable (IV) regressions using tariff as an instrument.
The results show that Indonesia's demand is elastic enough and supply to Indonesia is fairly elastic. Indonesia consumers are willing to substitute products between different sources due to price changes. ACFTA would increase production quantity for all member countries but had insignificant effect on reducing price of goods. Furthermore, I confirm result from existing literature that trade creation effect is dominated than trade diversion effect."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatma Muthia Kinanti
"[Masyarakat di wilayah perbatasan Kalimantan Barat – Sarawak telah lama melakukan kegiatan perdagangan lintas batas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang kemudian diformalkan dalam bentuk perjanjian bilateral Border Trade Agreement tahun 1970. Pergeseran paradigma ekonomi di wilayah ini menyebabkan berubahnya kepentingan perdagangan lintas batas dari semula bersifat tradisional, hingga kini lebih mirip dengan perdagangan internasional. Sayangnya, potensi ini tidak diakomodasi dengan peraturan hukum yang baik serta sarana dan prasarana yang mapan. Alhasil, kegiatan ekonomi di wilayah perbatasan ini tidak berjalan dengan baik. ASEAN Economic Community 2015 memberikan mandat untuk mendorong liberalisasi perdagangan dengan tujuan meningkatkan perdagangan intra-ASEAN. Perdagangan lintas batas di wilayah perbatasan merupakan salah satu kegiatan utama dari konsep free flow of good dalam perdagangan bebas. Penelitian ini akan dilakukan untuk memberikan analisa terkait implikasi penerapan AFTA dengan bentuk perdagangan lintas batas di wilayah perbatasan saat ini dan kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam usaha peningkatan perdagangan lintas batas di wilayah perbatasan Kalimantan Barat – Sarawak. Ditemukan bahwa liberalisasi perdagangan lintas batas di wilayah perbatasan akan mendorong integrasi ekonomi regional ASEAN. Pemerintah Indonesia telah berlaku aktif dalam peningkatan perdagangan lintas batas di wilayah perbatasan Kalimantan Barat – Sarawak dengan ikut serta dalam kerjasama subregional ASEAN dan mengimplementasikkannya ke dalam peraturan nasional.

Communities in the border region of West Kalimantan - Sarawak has long been conducting border trade to meet their daily needs which are then formalized in the form of Border Trade Agreement in 1970. The shifting economic paradigm in this region led to changes in the interest of border trade from a traditional trade to a more formal international trade. Unfortunately, this potential is not accommodated with legal regulations as well as established infrastructures and facilities. As a result, economic activity in the border region is not going well. ASEAN Economic Community 2015 provides a mandate to promote trade liberalization with the aim of increasing intra-ASEAN trade. Border trade is one of the main activities of the free flow of good concept in free trade. This study will be conducted to provide analysis related to the implications of the of AFTA to border trade in this border region, and policies of the central government and local governments in the efforts to increase border trade in West Kalimantan - Sarawak. It was found that the liberalization of border trade will encourage regional economic integration of ASEAN. The Government of Indonesia has been active in the improvement of border trade in border areas of West Kalimantan - Sarawak by participate in the ASEAN sub-regional cooperation and implement it into national legislation., Communities in the border region of West Kalimantan - Sarawak has long been conducting
border trade to meet their daily needs which are then formalized in the form of Border Trade
Agreement in 1970. The shifting economic paradigm in this region led to changes in the
interest of border trade from a traditional trade to a more formal international trade.
Unfortunately, this potential is not accommodated with legal regulations as well as
established infrastructures and facilities. As a result, economic activity in the border region is
not going well. ASEAN Economic Community 2015 provides a mandate to promote trade
liberalization with the aim of increasing intra-ASEAN trade. Border trade is one of the main
activities of the free flow of good concept in free trade. This study will be conducted to
provide analysis related to the implications of the of AFTA to border trade in this border
region, and policies of the central government and local governments in the efforts to
increase border trade in West Kalimantan - Sarawak. It was found that the liberalization of
border trade will encourage regional economic integration of ASEAN. The Government of
Indonesia has been active in the improvement of border trade in border areas of West
Kalimantan - Sarawak by participate in the ASEAN sub-regional cooperation and implement
it into national legislation.]
"
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
T44318
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>