Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129356 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penelitian penurunan kadar krom dari industri elektroplating telah dilakukan menggunakan biosorben
hasil samping proses fermentasi limbah bir yang dikombinasikan proses filtrasi dan foto katalisis komposit TiO -2 karbon aktif atau TiO -Precipitated Calcium Carbonat (PCC) dalam reaktor batch yang dilengkapi sejumlah 2 lampu ultraviolet dengan pengaduk magnetik. Effluent setiap proses pengolahan dimonitor penurunan total
krom, krom VI dan zat organik.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan proses biosorbsi terjadi penurunan krom total dan krom VI masing-masing sebesar 51% dan 63% namun terjadi kenaikan konsentrasi zat organik.
Pengolahan dilanjutkan dengan metode filtrasi sehingga terjadi penurunan krom total, krom VI dan zat organic masing-masing sebesar 58%, 51 % dan 91 %. Selanjutnya dengan menggunakan foto katalisis TiO -Karbonaktif, 2 krom VI dapat tereduksi seluruhnya dan zat organik tereduksi sebesar 66%.Sedangkan dengan TiO -PCC, krom 2 VI tereduksi sebesar 99,8% dan zat organik tereduksi sebesar 30,4 %. Hasil akhir ternyata efluen berada di bawah baku mutu limbah cair untuk industri pelapisan logam krom (Cr) Keputusan Gubernur K DKI Jakarta No.582 tahun 1995 sehingga aman untuk langsung dibuang ke badan air."
620 JSI 6:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"This research was conducted as the starting point on handling the wastewater produced from biodiesel plants..It is predicted as a high organic bearing wastewater...."
PRITSAT
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Septiana Crista Debora
"Poliviniliden fluorida (PVDF) merupakan bahan polimer yang lazim digunakan untuk membran ultrafiltrasi. Namun, sifat hidrofobik yang dimiliki oleh PVDF menghasilkan membran dengan sifat anti-fouling yang buruk dalam proses filtrasi. Sehingga, pada penelitian ini, membran yang berbahan dasar PVDF akan dimodifikasi dengan aditif polivinilpirolidon (PVP). Membran flat sheet dipreparasi menggunakan metode presipitasi imersi dengan variasi massa PVP sebanyak 0,1; 0,15 dan 0,2 gram. Membran yang telah dipreparasi kemudian dikarakterisasi menggunakan SEM, FTIR, serta sudut kontak. Membran kemudian digunakan untuk mengolah limbah cair batik. Sebelum digunakan sebagai umpan ultrafiltrasi, metode koagulasi-flokulasi dengan koagulan PAC digunakan sebagai pre-treatment limbah. Limbah cair batik kemudian difiltrasi menggunakan membran PVDF/PVP dengan variasi tekanan umpan yaitu 4, 5, 6, dan 7 bar. Nilai fluks air bersih dan fluks permeat yang dihasilkan pada penelitian ini meningkat dengan bertambahnya penambahan massa PVP pada larutan cetak. Rejeksi warna dan COD yang dihasilkan pada penelitian ini memiliki rentang besaran dari 32,45% hingga 58,11% dan 8,91% hingga 14,95% berturut-turut; sedangkan rejeksi TDS dan konduktivitas yang dihasilkan memiliki rentang besaran dari 4,83% hingga 6,95%.

Polyvinylidene fluoride (PVDF) is commonly used polymeric material for the fabrication of ultrafiltration (UF) membranes. However, the hydrophobic nature of PVDF leads to poor membrane performance with low anti-fouling properites during filtration process. Hence, the PVDF-based flat sheet membrane was modified with polyvinylpyrrolidone (PVP) as additive. PVDF/PVP flat sheet membrane preparation was carried out by the immersion precipitation method with a variation of PVP mass 0.1; 0.15 and 0.2 grams. The membrane produced is then characterised using SEM, FTIR and contact angle. Prior to membrane application on treating batik wastewater, pre-treatment is carried out on Batik wastewater using coagulation and flocculation methods using PAC as coagulant. Batik wastewater from the pre-treatment is then filtered with PVDF/PVP membrane with pressure variations of 4, 5, 6, and 7 bars. In this application, the water and permeate fluxes are increased in accordance with the increase in the addition of PVP. The colour and COD rejections achieved in this research are in value of 32.45% until 58.11% and 8.91% until 14.95% respectively. The TDS and conductivity rejections achieved in this research are in value of 4.83% until 6.95%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Epifani Satiti
"The purposes of this research are to identify & characterize the wastewater, discharged from a traditional market and also to evaluate its Sewage Treatment Plant performance. Case study is done in Glodok Traditional Market from November until December 2010. Wastewater identification and characterization took place in wet lot, which consist of fish lot, chicken lot, and meat lot. The source of fish lot wastewater are fish washing and rinsing, shrimp shell and squid cleaning, melting ice cube from fish storage, and hand washing from the seller itself; in chicken lot, wastewater is discharge from chicken slaughter; while in meat lot, the wastewater is released from washing cow stomach wall activities (in the making of tripe).
Result of the research in identification showed that the discharge of waste water can be identified using flow rate based on selling volume. Meanwhile, the result of characterization are: Fish lot : pH = 6.153, TSS = 786.667 mg/L, Total N = 123.330, Ammonia = 101.333, Total P = 24.981, BOD = 1109.388, COD = 2037.248, Oil and grease = 1004.5 ; Chicken lot : pH = 5.893, TSS = 666.667 mg/L, Total N = 75.557 mg/L, Ammonia = 54 mg/L, Total P = 16.247 mg/L, BOD = 598.963 mg/L, COD = 1392.304 mg/L, oil and grease = 518 mg/L; Meat lot : pH = 10.553 mg/L, TSS = 460 mg/L, Total N = 32.720 mg/L, Ammonia = 12 mg/L, Total P = 9.43 mg/L, BOD = 100.031 mg/L, COD = 1536.240 mg/L, oil and grease = 668 mg/L.
Result of STP evaluation showed that STP plan which is made based on office and hotel biological loading causing the performance of STP is not optimum. It can be displayed from the value of TSS and oil & grease of the effluent, whose not meet by the quality standard of Kepmenlh 112 tahun 2003. The low performance of STP also can be seen from high amount of ammonia in effluent because the process itself only can remove BOD without followed by nitrification.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S50686
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Hartono
"Koagulan dan flokulan merupakan bahan yang digunakan dalam pengolahan limbah cair industri. Penggunaan koagulan dan flokulan pada pengolahan limbah cair dikenal sebagai proses pengolahan limbah secara proses kimia.
Proses koagulasi merupakan proses penambahan bahan koagulan yang akan mengikat bahan pencemar yang ada dalam air limbah sehingga mudah untuk dipisahkan yaitu dengan cara diapungkan atau diendapkan. Proses flokulasi merupakan proses penggabungan inti-inti endapan menjadi molekul besar ( flok ) dengan penambahan suatu flokulan yang dapat mempercepat terjadinya flok. Selain itu flokulan juga berfungsi untuk menghilangkan kekeruhan dalam air limbah.
Pada penelitian ini didapatkan koagulan yang sesuai untuk pengolahan limbah industri pembersih rumah tangga yaitu dengan menggunakan Uji Jar untuk mendapatkan kondisi optimum dari koagulan yang di pakai berdasarkan variasi konsentrasi, lama pengadukan, kecepatan pengadukan, suhu, dan pH. Parameter-parameter analisis meliputi analisis pH, total padatan, padatan tersuspensi total, suhu, kekeruhan, daya hantar listrik (DHL), kebutuhan oksigen biologi (KOB/BOD), kebutuhan oksigen kimiawi (KOK/COD), nilai permanganat, surfakfan, dan analisis logam-logam diantaranya Pb, Cr, Cd, Mn, Cu, Fe, dan Zn.
Koagulan yang sesuai untuk pengolahan limbah industri pembersih rumah tangga CV. Cahaya Terang Abadi adalah koagulan kationik poliakrilamida dengan nama Trimer 7785, kondisi optimum dari trimer 7785 adalah konsentrasi optimum 6,6 ppm, lama pengadukan 4 menit, kecepatan pengadukan 100 rpm, suhu ruang dan pH 10. Dengan pengolahan secara koagulasi dapat menurunkan nilai total padatan, padatan tersuspensi total, kekeruhan, KOB, KOK, KMnO4, logam-logam, dan surfaktan, sedangkan nilai pH dan DHL semakin tinggi, nilai suhu tetap."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manulang, Ramah Pita
"Limbah cair medis rumah sakit bersifat toksik karena mengandung bahan yang berasal dari farmasi, laboratorium, dan lainnya yang dapat berdampak negatif bagi makhluk hidup. Limbah cair medis RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo memiliki nilai rasio BOD/COD <0,01. Dibutuhkan pengolahan khusus untuk mengolah limbah cair medis, agar limbah cair medis tidak mengganggu kinerja IPAL dan mencapai rasio BOD/COD sebesar 0,6 dengan pengolahan biologis. Salah satu pre-treatment yang dapat digunakan untuk mengolah limbah cair medis adalah koagulasi-flokulasi dengan koagulan FeCl3. Tes koagulasi-flokulasi dilakukan menggunakan perangkat jar-test dalam skala laboratorium.
Hasil dari percobaan dengan range koagulan 25?350 ppm, menunjukkan dosis optimal sebesar 150 ppm dengan pH akhir sebesar 4,81 dan dapat mengurangi COD hingga 66,03%, namun menaikan BOD sebesar -150,12%. Rasio BOD/COD yang dihasilkan dari percobaan koagulasi-flokulasi sebesar 0,0168, masih jauh dari rasio BOD/COD yang diharapkan yaitu 0,6. Pre-treatment koagulasi ? flokulasi kurang efektif digunakan untuk mengolah limbah cair medis RSCM, namun hal tersebut kembali lagi bergantung pada karakteristik limbah cair medis yang dihasilkan rumah sakit. Untuk meningkatkan efektivitas kinerja koagulasi-flokulasi dibutuhkan pengolahan tambahan, seperti membran ultrafiltrasi.
Hospital medical wastewater is toxic because it contains substances that are derived from pharmacy, laboratory, and others which may have negative impacts for living things. RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo medical wastewater has ratio value of BOD/COD of <0,01. It needs a special treatment for medical wastewater, so it will not interfere the performance of WWTP with biological treatment and achieve the ratio of BOD/COD of 0.6. Pre-treatment that can be used for medical wastewater is coagulation-flocculation with FeCl3 coagulant. Jar test is used to test coagulation-flocculation in laboratorium scale.
The experiment with range coagulant dose 25-350 ppm, showed that the optimal dose of coagulant is 150 ppm with a final pH 4.81 and can reduce COD up to 66,03%, but increase the BOD of -150,12%. The result of the ratio of BOD/COD from the coagulation-flocculation experiments is 0.0168, still far from the ratio of BOD/COD expected which is 0.6. Pre-treatment of coagulation - flocculation is a less effective for RSCM medical wastewater treatment, but it depends on the characteristics of medical wastewater that generated from hospital. To improve the effectiveness of coagulation-flocculation performance, it requires additional processing such as ultrafiltration membranes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42304
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Ramadhani
"Peningkatan perkembangan industri minyak dan gas di Indonesia berbanding lurus dengan semakin banyaknya limbah air berminyak yang dihasilkan. Limbah air berminyak mengandung kadar kontaminan seperti COD, TDS, TSS, pH, dan kekeruhan yang tinggi serta cenderung memiliki warna yang pekat. Pada penelitian ini, dilakukan proses pemisahan limbah air berminyak menggunakan proses ultrafiltrasi (UF) membran poliviniliden fluorida (PVDF). Namun, sifat hidrofobik pada polimer PVDF dapat meningkatkan fouling yang terjadi pada saat proses UF. Sehingga, pada penilitian ini dilakukan modifikasi dengan zat aditif polivinilpirolidon (PVP) serta pelarut dimetilasetamida (DMAc) yang membantu pembentukan struktur morfologi pada membran. Sintesis membran dilakukan dengan metode presitipasi imersi dengan variasi massa PVP 0,1 ; 0,2 dan 0,3 gram. Karakterisasi pada membran dilakukan untuk mengetahui sifat pada membran menggunakan uji SEM, FTIR, sudut kontak, uji tarik, dan uji porositas. Digunakan proses perlakuan terdahulu sebelum UF untuk meningkatkan rejeksi pada permeat. Kemudian dilakukan variasi tekanan pada membran dengan variasi massa PVP optimal yakni 0,1 gram pada 1 dan 2 bar. Nilai fluks yang dihasilkan meningkat seiring dengan meningkatnya massa PVP pada membran. Pada variasi membran optimal didaptkan rejeksi untuk COD, TDS, TSS, kekeruhan dan pH secara berturut-turut adalah 82,05% ; 44,46% ; 90,38% ; 85,42% ; 7,1.

The rapid growth of Indonesia's oil and gas industry has a linear effect on the growth of wastewater produced by the industry. A high level of COD, TDS, TSS, color, turbidity, and pH usually characterizes oily wastewater. In this study, the process of separating oily wastewater will be conducted using a polyvinylidene fluoride (PVDF) membrane ultrafiltration (UF) process. However, the hydrophobic nature of the PVDF polymer can increase the fouling that occurs during the UF process. Therefore, in this study PVDF membrane is modified with the additive polyvinylpyrrolidone (PVP) with dimethylacetamide (DMAc) as a solvent which helps the formation of the morphological structure of the membrane. Membrane synthesis was conducted by immersion precipitation with a mass variation of PVP 0.1; 0.2; and 0.3 grams. Characterization of the membrane was carried out to determine the properties of the membrane using the SEM test, FTIR, contact angle, tensile test, and porosity test. The pre-treatment process is used before UF to increase the rejection of the permeate. Then the pressure variation on the membrane will be carried out with the optimal PVP mass variation of 0,1 gram at 1 and 2 bar. The resulting flux value increases with increasing PVP mass on the membrane. The rejection obtained at optimal membrane variations for COD, TDS, TSS,turbidity, and pH were 82.05%; 44.46%; 90.38%; 85.42%; 7.1."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putera Hendri Riyanto
"Industri tesktil yang cukup berkembang di Indonesia berimplikasi kepada semakin banyaknya limbah yang dihasilkan terutama limbah cair, yang dapat menyebabkan pencemaran dikarenakan kandungan pewarna dan bahan sintetis lainnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efisiensi pengolahan kimia dengan proses fotokatalisis menggunakan TiO2 dalam menurunkan konsentrasi COD dan warna.
Air limbah yang digunakan berasal dari IPAL JABABEKA yang belum melalui proses pengolahan. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap di mana air limbah diolah dengan cara diberikan katalis TiO2 dengan rentang 0,20 - 1,24 mg/L, dipaparkan sinar UV dengan rentang waktu kontak 45 - 240 menit, dan diaduk dengan rentang kecepatan pengadukan 100 - 360 rpm.
Hasil penelitian menunjukkan kombinasi variabel yang paling efektif adalah kombinasi dosis TiO2 0,36 g/L, waktu kontak 240 menit, dan kecepatan pengadukan 320 rpm dengan persentase penurunan konsentrasi COD dan warna adalah 74,51% dan 47,70%. Hasil yang diperoleh belum mencapai baku mutu pada PermenLH No.5/2014 tentang Baku Mutu Air Limbah untuk Industri Tekstil sehingga pengolahan ini dapat digunakan sebagai pre-treatment untuk mengolah air limbah sebelum masuk ke primary dan secondary treatment.

Textile industry which is well developed in Indonesia has implication for the increasing number of wastewater generated, which can lead to contamination because it contains of dyes and other synthetic materials. The purpose of this study is to determine the efficiency of chemical treatment with photocatalytic process using TiO2 in decreasing COD and color concentration.
Wastewater for this study comes from IPAL JABABEKA and has not yet gone through any treatment. This study will be done in three stages where wastewater is added by TiO2 with a dosage range from 0,20 - 1,24 mg/L, illuminated by UV light with a contact time range from 45 - 240 minutes, and mixed with a mixing velocity range from 100 - 360 rpm.
Result of the study shows that the most effective combination is to combine TiO2 dosage 0,36 g/L, contact time 240 minutes, and mixing velocity 320 rpm with a COD and color removal percentage of 74,51% and 47,70%. The result achieved does not comply with the regulation PermenLH No.5/2014 tentang Baku Mutu Air Limbah untuk Industri Tekstil, so this treatment can be used as pre-treatment to treat wastewater before it is treated in primary and secondary treatment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59519
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nida Fathia
"Produksi tahu di Indonesia menghasilkan limbah cair membentuk emulsi dan lebih pekat dibanding limbah tempe karena adanya proses penggilingan kedelai menjadi bubur, bersifat asam akibat penambahan asam saat penggumpalan tahu, dan berbau. Limbah cair tahu dapat diuraikan oleh mikroorganisme air, namun hal ini akan mengakibatkan berkurangnya kadar oksigen terlarut dalam air dan menimbulkan dampak terhadap ekosistem dan lingkungan sehingga masih membutuhkan metode pengolahan yang lebih efektif.
Penelitian ini mengombinasikan ultrafiltrasi membran polisulfon dan osmosis balik dengan pretreatment berupa proses koagulasi-flokulasi dengan koagulan tawas. Proses koagulasi-flokulasi dilakukan dengan variasi dosis koagulan 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm, 500 ppm, 600 ppm, 700 ppm, dan 800 ppm, proses ultrafiltrasi dengan variasi tekanan umpan 0,5 bar, 1 bar, 1,5 bar, dan 2 bar, sedangkan osmosis balik dilakukan dengan variasi tekanan umpan 4 bar, 5 bar, dan 6 bar. Limbah cair tahu memiliki karakteristik pH 3-5, TSS 600-1200 mg/L, kekeruhan 800-1400 FAU, TDS 1200-1600 mg/L, COD 5000-8000 mg/L, dan BOD 4600 mg/L.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa koagulasi-flokulasi yang optimal terjadi pada dosis tawas 300 ppm dengan hasil penyisihan TSS sebesar 82%, ultrafiltrasi optimal terjadi pada tekanan 0,5 bar dengan penyisihan TSS 93,6%, TDS 88%, kekeruhan 92,4%, dan COD 95,1%, serta osmosis balik optimal terjadi pada tekanan umpan dengan penyisihan TSS 100%, TDS 99%, kekeruhan 100%, dan COD 98,8%, di mana persentase penyisihan BOD total adalah 99,6%.

Tofu industry in Indonesia produces wastewater as its byproduct, which forms emulsion and more concentrated than tempeh wastewater as a result of soybean grinding process to form solid soy pulp, morevover it has acidic properties for its coagulation process with acid coagulant. Tofu wastewater can be degraded by water microorganism with reducing dissolved oxygen level in water as a drawback, and eventually impacts the environment.
This study aims to process tofu wastewater by combining ultrafiltration by polysulfone membrane and reverse osmosis with coagulation-flocculation by aluminum sulfate as pretreatment. Coagulation-flocculation was conducted with coagulant dose of 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm, 500 ppm, 600 ppm, 700 ppm, and 800 ppm, while ultrafiltration was conducted with feed pressure variation of 0,5 bar, 1 bar, 1,5 bar, and 2 bars, and reverse osmosis was conducted with feed pressure variation of 4 bars, 5 bars, and 6 bars. Tofu wastewater feed has characteristics of pH value of 3-4, TSS 600-1200 mg/L, turbidity 800-1400 FAU, TDS 1200-1600 mg/L, COD 5000-8000 mg/L, and BOD 4600 mg/L.
Experimental result showed that optimum coagulation-flocculation occured at aluminum sulfate dose of 300 ppm with TSS rejection  of 82%, optimum ultrafiltration occured at 0,5 bar feed pressure with rejection value of TSS 93,6%, TDS 88%, turbidity 92,4%, and COD 95,1%, as well as optimum reverse osmosis occured at 6 bars feed pressure with rejection value of TSS 100%, TDS 99%, turbidity 100%, and COD 98,8%, where overall BOD rejection was 99,6%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian bioflokulan ini dilakukan untuk membantu memberikan solusi terhadap permasalahan lingkungan akibat pencemaran limbah cair industri tekstil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja GSHN sebagai bioflokulan. Parameter-parameter yang dioptimasi adalah pH, konsentrasi koagulan FeCl3, konsentrasi flokulan GSHN dan waktu sedimentasi. optimasi dilakukan dengan metoda jar test sedangkan untuk penurunan kadar logam Cu, digunakan instrument spektroskopi serapan atom (AAS). Efektivitas kinerja GSHN diperoleh dengan membandingkan nilai EPT (Efisiensi penurunan turbiditas) pada tahap optimasi dan membandingkan nilai EPT pada tahap aplikasi. Pada tiap tahap tersebut diberikan dua perlakuan yaitu tanpa penambahan flokulan dan dengan penambahan flokulan. Keadaan optimum dari parameter-parameter yang dioptimasi yaitu pH = 8, konsentrasi koagulan 700 ppm, konsentrasi flokulan 1000 ppm dan waktu sedimentasi 30 menit. Pada optimasi pH tahap pertama perbandingan EPT dari dua perlakuan itu adalah 4.04 % tanpa penambahan flokulan dan 10 % dengan penambahan flokulan. Optimasi konsentrasi koagulan 84,8 % tanpa menggunakan flokulan dan 85,3 % tanpa penambahan flokulan. Optimasi pH tahap kedua 86,29 % tanpa penambahan flokulan dan 86,89 % dengan penambahan flokulan. Optimasi konsentrasi flokulan menghasilkan EPT sebesar 88.64 %. Optimasi waktu sedimentasi EPT 90,21 % berbanding 92,04 %. Tahap aplikasi menghasilkan EPT 90,42 % tanpa penambahan flokulan dan 92,32 % dengan penambahan flokulan. Bioflokulan GSHN dapat menurunkan kadar logam sebesar 802,95 ppm"
541 JSTK 5:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>