Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12904 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ash-Shadiq, Imam Ja`far
"[, ]"
Bandung: Pustaka Hidayah, 2006
297.21 ASH m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
M. Quraish Shihab
Jakarta: Lentera Hati, 1999
297.214 QUR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Raines, John C.
Jakarta: Teraju, 2003
335.409 2 MAR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lewis, David C.
London: Curzon, 2000
291 LEW a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Al-Jailani, Syaikh Abdul-Qadir
Yogyakarta: Citra Media, 2006
297.21 ALJ at
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan salinan dari lontar yang diterima Pigeaud (?) dari R.K. Pastorie di Kayutangan, Malang. Pigeaud memperoleh naskah lontar tersebut atas bantuan Tn. Blijdenstein, Bale Arjasari pada bulan Juli 1936. Teks berisi wulang tentang Tuhan menurut agama Islam, antara lain tentang penciptaan badan manusia (jasmani/rohani), arti surat Al-Fatihah, makna aksara empat (alip, lam awal, lam akhir dan ehe), tentang nafas, rasa, golongan orang yang masuk neraka, beda orang kafir dan orang beriman. Dalam Pigeaud 1970: 148, naskah ini diberi judul yang bersifat sangat umum, yaitu primbon ngelmu. Pada kolofon, tercatat data penulisan teks (atau penyalinan lontar babon?), yaitu hari Ju,at, 8 Sapar, Wawu 1649 [penyebutan penanggalan ini sedikit terdapat kekeliruan, terutama penyebutan warsa Wawu, seharusnya warsa Alip] (28 Oktober 1724). Bandingkan teks-teks kuna lain yang mirip, antara lain yang disunting oleh Drewes (1954, 1978). Teks tidak menyebutkan keterangan penulisan maupun penyalinan naskah."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.2-A 39.07
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
vujicic, nick
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2019
235 VUJ b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kinoysan
Jakarta: Lingkar Pena, 2008
899.221 3 KIN l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Naupal
"Konsep mengenai Tuhan bersifat fluksitas atau mengalir. Makna kata "Tuhan" terus menerus mengalami pengayaan semantis dan sosio-pragmatis. Perjalanan konsep Tuhan berkembang sesuai dengan perkembangan alam pikiran manusia Sejarah perkembangan manusia memperlihatkan adanya aliran-aliran dalam konsep ketuhanan, misalnya dikenal konsep teisme, deism; panteisme dan lain sebagainya Aliran-aliran itu muncul sebagai keragaman cara pandang terhadap realitas yang tertinggi dari fenomena di batik dunia yang tampak.
Kekayaan makna konseptual Tuhan menimbulkan pertanyaan yang cukup menggelisahkan penulis. Apa yang menyebabkan keragaman tersebut muncul dan apakah ada suatu landasan dasariah atas keragaman tersebut. Pertanyaan tersebut muncul sebagai akibat dari realitas empirik yang memperlihatkan bahwa konsep tentang Tuhan sernakin terpragmentasi dan multiperspektif; bahkan dalam satu agama pun orang mungkin memiliki pandangan berbeda mengenai Tuhannya. Hal ini dapat terjadi karena konsep Tuhan tidak lahir dari ruang hampa budaya, melainkan dari interpretasi dan penalaran manusia yang terbungkus dalam konteks.
Cara pandang manusia tentang Tuhan dalam perjalanan selanjutnya dilandasi oleh dua sumber:
1. Akal budi (rasio), yang menghasilkan argumen filosofis mengenai keberadaan Tuhan
2. Pengungkapan (revelation) yang tertuang dalam teks-teks suci (wahyu) dengan argumen teologisnya.
Kedua sumber itu yang kemudian sering kali menjadi dua kutub yang saling bertubrukan dan bergesekan, yaitu kebenaran wahyu dan kebenaran akal budi. Kedua legitimasi kebenaran tersebut bagaikan pendulum selalu berayun dari satu sisi ekstrim ke sisi ekstrim yang lain sehingga ada kelompok yang menafikan kebenaran akal budi dan hanya mau menerima kebenaran wahyu, seperti kelompok aliran kebatinan dalam Islam atau yang terlihat pada masa dark ages sebagian umat Kristiani di Eropa pada abad pertengahan. Sedang sisi ekstrim kebenaran akal terlihat pada para filsuf positivistik yang menafikan segala yang berbau metafesik termasuk Tuhan.
Sikap berlebih-lebihan dari dua kelompok tersebut mendapat perhatian yang cukup mendalam dari para filsuf ketnhanan. Tesis ini akan menunjukkan bagaimana Al-Ghazali dan Thomas Aquinas sebagai tokoh filsuf ketuhanan dalam Islam dan Kristen berusaha mendamaikan kedua paham ekstrim tersebut dengan argumen-argumen yang kokoh. Baik Al Ghazali maupun Thomas Aquinas berusaha menempatkan kedudukan akal dan wahyu secara proporsional sesuai dengan fungsinya masing-masing. Pandangan kedua filsuf tentang kedudukan akal dan wahyu sangat penting untuk dipahami, karena akan mengantarkan kita kepada pemahanan akan pernikiran filsafat ketuhanan mereka, seperti tentang konsep keesaaan, transendensi dan imanensi, nama-nama dan sifat-sifat Tuhan.
Walaupun ada beberapa hal yang berbeda tentang konsep ketuhanan dari kedua tokoh tersebut, karena perbedaan agama, budaya, dan latar belakang kehidupan dan gagasan dasar ide ketuhanan, tapi keduanya telah berusaha memurnikan ajaran agama masing-masing dari segala bidang, baik dari kaum filsuf dan kaum teolog. Keduanya telah menggunakan argumentasi argumentasi rasional dan filosofis bagi eksistensi Allah dengan tetap menaruh pertalian yang besar terhadap kebenaraan wahyu sebagai argumen tekstual yang bersifat adi kodrati.
Pemikiran-pemikiran filosofis tentang konsep ketuhanan dari Al-Ghazali dan Thomas Aquinas masih perlu untuk diteliti, bahkan tetap relevan hingga kini, walaupun keduanya hidup pada abad pertengahan, sebab ajaran-ajaran mereka hingga kini masih tetap dilestarikan dan terus dikaji. Di hampir seluruh Pondok Pesantren di Indonesia, karya-karya Al-Ghazali masih menjadi bacaan wajib, demikian juga ajaran Thomas Aquinas masih terus dipelajari, bahkan para mahasiswa di Sekolah Tinggi Driyarkara begitu akrab dengan Thomisme."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>