Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80992 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Al Reka Reo
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghidrodearomatisasi senyawa naftalena pada fraksi gas oil dengan menggunakan katalis NiMo-P/γ-Al2O3 tersulfidasi. Pada katalis dilakukan variasi penambahan fosfor dengan kadar 0,5% dan 2,0% untuk melihat efek fosfor terhadap reaksi hidrodearomatisasi dan proses sulfidasi untuk mengganti oksida logam menjadi sulfida logam. Karakterisasi dilakukan terhadap katalis NiMo-P/γ-Al2O3 [P:0,5%] (C5P05) dan Katalis NiMo-P/γ-Al2O3 [P:2,0%] (C5P20). Karakterisasi dilakukan berdasarkan 4 parameter uji, yaitu analisa luas permukaan, volume dan diameter pori, kekuatan mekanik, fasa kristalitas, dan kadar logam yang terkandung pada katalis. Katalis C5P20 memiliki luas permukaan sebesar 184,8 m2/g yang lebih rendah dibandingkan C5P05 sebesar 188,3 m2/g, C5P20 memiliki volume pori 0,4422 cm3/g yang lebih besar dari C5P05 yaitu 0,4198 cm3/g, dan C5P20 memiliki diameter pori sebesar 9,57 nm yang lebih besar dibandingkan Katalis C5P05 yaitu 8,917 nm. Katalis C5P05 memiliki kekuatan mekanik yang lebih besar dibandingkan C5P20, nilainya berturut-turut 9,43 kg/mm dan 7,45 kg/mm. Analisa fasa kristalitas Katalis C5P05 dan C5P20 menunjukkan kristal γ-Al2O3. Analisa kadar logam terhadap katalis C5P05 dan C5P20 menunjukkan C5P05 memiliki kadar fosfor yang terikat sebesar 0,36% dan C5P20 sebesar 1,09%. Hasil aktivitas katalitik C5P05 dan C5P20 ditunjukkan berdasarkan energi aktivasi (Ea) yang didapat dari masing-masing katalis, nilai Ea berturut-turut 124,90 kJ/mol dan 92,63 kJ/mol. Pada reaksi hidrodearomatisasi menggunakan katalis C5P05 dan C5P20 tidak menunjukkan pergeseran titik didih yang signifikan antara umpan dan produk yang menandakan tidak terjadi perengkahan hidrokarbon dari hasil reaksi hidrodearomatisasi.

ABSTRACT
This study aims to hydrodearomatization naphthalene compound on gas oil fraction by using catalyst NiMo-P/γ-Al2O3 sulphided. Phosphorus addition to the catalyst with variations levels of 0,5% and 2,0% to see the effects of phosphorus to the hydrodearomatization reaction and sulfidation process to replace the metal oxides into metal sulphides. Catalyst characterization carried out on the NiMo-P/γ-Al2O3 [P : 0,5%] (C5P05) and NiMo-P/γ-Al2O3 [P : 2,0%] (C5P20). Characterization conducted by four parameter tests, analysis of surface area, volume and pore diameter, mechanical strength, cristalline phase, and the metal content in the catalyst. C5P20 has a surface area of 184,8 m2/g lower than C5P05 is 188,3 m2/g, C5P20 has a pore diameter of 9,57 nm higher than C5P05 is 8,917 nm. C5P05 has higher mechanical strength than C5P20, respectively 9,43 kg/mm and 7,45 kg/mm. Analysis of cristalline phase on the C5P05 and C5P20 showed crystals formed γ-Al2O3. Analysis of the metal content on the C5P05 and C5P20 showed phosporus content on C5P05 is 0,36% and C5P20 is 1,09%. The result of catalytic activity C5P05 and C5P20 indicated by the activation energy (Ea) that obtained from each catalyst, the value of Ea respectively 124,9 kJ/mol and 92,63 kJ/mol. In the hydrodearomatization reaction using catalysts C5P05 and C5P20 did not show a significant shift in boiling point between the feed and product that indicates cracking of hydrocarbons is not occur from the hydrodearomatization."
2016
S64104
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yora Faramitha
"Minyak nilam merupakan bahan fiksatif yang paling banyak digunakan pada industri wewangian. Namun masih terdapat kendala dalam memproduksi minyak nilam, yakni rendahnya rendemen dan mutu minyak nilam. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan rendemen minyak nilam yang tinggi dan mempelajari fenomena terambilnya minyak nilam dari jaringan daun nilam. Penelitian dilakukan menggunakan teknik destilasi uap dan berhasil didapatkan rendemen sebesar 3,36%, selama 4 jam penyulingan dengan menggunakan bahan daun nilam sebesar 200 g.
Hasil GC-MS menunjukkan kadar komponen utama penyusun minyak nilam (patchouli alcohol) adalah sebesar 33,59%. Hasil analisis SEM menunjukkan terjadinya kerusakan jaringan morfologi daun nilam setelah penyulingan, akibat dari panas dan tekanan uap air yang menerobos masuk lewat jaringan epidermis dan dinding sel, kemudian menguapkan dan membawa minyak atsiri keluar jaringan.

Patchouli oil is the most widely use in fragrances industry as fixative agent. But there are still problem in producing patchouli oil, which is low yield and low quality of patchouli oil. This research is purposed to get high yield of patchouli oil and study phenomenom of getting out the patchouli oil from patchouli leaf tissue. This research is done by using steam distillation technique and successfully obtained yield 3,36%, for 4 hours distillation with use 200 g patchouli leaf.
Result of GC-MS showed main component of patchouli oil (Patchouli alcohol) is 33,59%. Result of SEM Analysis showed occurance morphological tissue damage of patchouli leaf after distillation, due to heat and water vapour break through epidermal.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46644
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Priotomo Rahardjo
"Penurunan tingkat produksi rokok sebagai akibat permasalahan kesehatan yang ditimbulkannya dapat mengganggu kesejahteraan petani tembakau di Indonesia. Untuk itu diperlukan alternatif pemanfaatan tembakau mengingat senyawa-senyawa kimia yang dikandungnya dapat digunakan sebagai bahan baku produk alternatif. Pemisahan yang lebih berdaya guna dilakukan dengan berbagai pelarut seperti pelarut semi polar dan polar. Oleh karena itu, penelitian mengenai pemisahan ekstrak Nicotiana tabaccum L. menjadi fraksi-fraksi yang terpisah akan bermanfaat dalam menyiapkan bahan-bahan baku tersebut. Penelitian ini menggunakan bahan ekstrak daun Nicotiana tabaccum L. yang didapatkan melalui proses ekstraksi refluks ethanol. Ekstrak yang telah dianalisis kemudian difraksinasi menggunakan alat kromatografi kolom yang dialiri pelarut semi polar ethyl acetate dan polar ethane secara berurutan. Senyawa kimia tersebut kemudian dikarakterisasikan menggunakan HPLC. Kemudian, data yang telah didapatkan digunakan untuk mencari koefisien pemisahan pada dua komponen utama Nicotiana tabaccum L., yaitu Nikotin kN pada Fraksi Virginia 1 Ethyl Acetate sebesar 0,075; Fraksi Virginia 2 Ethyl Acetate sebesar 0,037; dan Fraksi Virginia 3 Ethyl Acetate sebesar 0,043. Sedangkan, koefisien pemisahan nikotin pada Fraksi Bligo 6 Etanol sebesar 0,020. Koefisien pemisahan Indole kI pada fraksi virginia dan fraksi bligo didapatkan hasil negatif dikarenakan senyawa indole tidak terdeteksi pada uji HPLC.

The decline in cigarette production as the solution of health problems can interfere with the welfare of tobacco farmers in Indonesia. So it is required to utilize the alternatives use of tobacco with chemical compounds inside it, as the raw material for producing alternative product. Fractionation and characterization is one of the method that is efficient in separating chemical compounds from plant extracts. This method has never been used for Nicotiana tabaccum L. extract using semipolar and polar solvents. This study begins with preparing Nicotiana tabaccum L. extract ingredients obtained through reflux ethanol extraction process. Extracts were analyzed by HPLC which serves to determine the chemical compounds in tobacco extract qualitatively. Extract that has been analyzed, then fractionated using column chromatography with semi polar ethyl acetate and polar ethane solvents sequentially. Chemical compounds from tobacco extracts will be dissolved in accordance with the polarity of each solvents. The chemical compound is then characterized using HPLC in quantitative and qualitative. Then, the data that has been obtained is used to find the partition coefficient of three main components in Nicotiana tabaccum L., which is Nicotine kN in Virginia 1 Ethyl Acetate fraction at 0.075 Virginia 2 Ethyl Acetate fraction at 0.037 And Virginia 3 Ethyl Acetate fraction at 0.043. Meanwhile, the coefficient of nicotine separation in Bligo 6 Ethanol fraction is 0,020. Indole coefficient of separation kI at virginia fraction and bligo fraction was negative because indole compound was not detected on HPLC test."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67683
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrinaldi
"Ketersediaan bahan bakar minyak bumi yang tidak terbarukan memaksa manusia untuk sumber energi alternatif. Saat ini minyak bumi mendominasi untuk sumber utama bahan bakar untuk motor bakar. Energi yang terbarukan merupakan salah satu solusi untuk menghadapi persoalan ini. Salah satu sumber energi yang terbarukan adalah Bioethanol.
Dalam penelitian ini, dilakukan rancang bangun compact destilator dengan memanfaatkan gas buang dari motor bakar sebagai alat utama pengolahan etanol. Tujuannya adalah ingin menghasilkan produk etanol layak menjadi bahan bakar yaitu etanol dengan kadar diatas 90%. Oleh karena itu dilakukan pembuatan dan pengujian alat destilator yang kemudian dapat di aplikasikan ke motor bakar statik. Bioethanol yang diproses adalah bioethanol low grade kadar 10%, 20%, 30%, dan 40 % yang di jadikan umpan balik destilator.
Dari hasil penelitian didapatkan volume output bioethanol dan konsentrasi dari bioethanol outputnya. Berdasarkan pengujian di dapat waktu operasi minimum sebesar 12 menit dengan debit aliran output 18,20 ml/menit. Dari penelitian didapatkan konsentrasi distilat sangat bergantung dengan waktu operasi. Semakin lama waktu operasi maka semakin kecil komposisi etanol pada distilat.

The availability of petroleum fuels in the worldwide which are not renewable force people to find alternative energy sources. Currently petroleum dominated for the main source of fuel for combustion engine. The renewable energy is one solution to deal with this issue. One source of renewable energy is Bioethanol.
In this research, a compact design compact distilator to utilize gas from the motor fuels as a primary tool of ethanol processing. The goal is to produce decent products into fuel ethanol is ethanol with a concentration above 90%. Therefore carried out the manufacture and testing destilator tool which can then be applied to static engine. Bioethanol The bioethanol is processed low grade levels of 10%, 20%, 30%, and 40 % are made in destilator feedback.
From the results, the output volume of bio-ethanol and bio-ethanol concentration of output. Based on testing to the minimum operating time of 12 minutes with the output flow rate 18,20 mL/minute. This research has shown the concentration of distillate quite dependent on the time of surgery. The longer operating time, the smaller the composition of ethanol in the distillate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50893
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Juniarti
"ABSTRAK
Telah dilakukan isolasi minyak atsiri daun surian (Toona sureni (Bl.) Merr) dengan metoda destilasi uap air. Hasil
destilasi berwarna kuning kecoklatan, bau yang sangat menyengat dengan rendemen rata-rata 0,23%. Analisis GC-MS
memperlihatkan beberapa senyawa terpenoid (turunan naftalen) yang cocok dengan spektrum. Salah satunya adalah
copaene (C15H24) dengan berat molekul (m/z = 204). Krim dasar dari formulasi Rajin et al., memberikan krim yang
stabil dalam penyimpanan dengan warna putih pucat dan pH yang netral. Penambahan minyak atsiri pada krim dasar
menyebabkan terjadinya perubahan warna dan aroma krim. Kestabilan krim juga mulai terganggu pada komposisi
minyak atsiri 10%

Abstract
Isolation of volatile oil of leaf surian (Toona sureni(Bl.) Merr.) have been done by distillation
aqueous vapour method. Distillation result had the chocolate
colored and stinging aroma,
and rendement
was 0.23%.
GC-MS analysis shown of some compound of terpenoid (naftalen derivated) which correspondence to mass spectrum.
One of them is copaene (C15H24), m/z = 204. Cream based of Rajin et al. formula giving stable cream, white coloured
and neutral pH. Volatile oil of surian leaf in cream based cause color and aroma cream were changed. Cream stability
also was annoyed at oil of atsiri 10%"
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Universitas YARSI. Fakultas Kedokteran;Universitas YARSI. Fakultas Kedokteran, Universitas YARSI. Fakultas Kedokteran], 2011
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Novie Ardhyarini
"Produk yang terpenting dalam industri minyak mentah adalah gasolin
(C5-C10). Usaha mengkonversi minyak mentah menjadi gasolin dapat
diiakukan dengan berbagai cara, saiah satu metode yang sering dipakai
adaiah metode perengkahan^ Proses perengkahan katalitik diiakukan dengan
cara memanaskan umpan pada suhu tinggi sehingga hidrokarbon dengan
molekul-molekul yang besar direngkah menjadi molekul-moiekul yang lebih
kecil dan pada waktu yang bersamaan dengan bantuan suatu katalis terjadi
reaksi antar molekul yang bersifat aktif membentuk molekul-molekul baru.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas katalis zeolit LZY-
84 yang diimpregnasi dengan logam (La dan Ce) terhadap perengkahan
hidrokarbon pada beberapa kondisi operasi temperatur (450, 480, 510°C ).
Anaiisa zeolit diiakukan dengan menggunakan uji keasaman katalis
menggunakan metode titrasi asam-basa, FT-IR terhadap zeolit sebelum dan
setelah digunakan (akibat bertambahnya komposisi katalis dengan kehadiran
karbon), luas permukaan (BET) dan difraksi sinar X (XRD).
Uji aktivitas menggunakan gas oil mendapat hasil peningkatan produk
berupa gasolin untuk setiap jenis katalis yang digunakan LZY
510°C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Ajie Bayutomo
"Pengembangan formula harga gas telah dilakukan dengan mempertimbangkan daya beli industri pupuk dan keuntungan yang diperoleh produsen gas. Formula diperoleh dengan metode regresi linier berganda terhadap variabel-variabel Indonesian Crude Oil Price (ICP), efisiensi pabrik, serta harga urea dan amoniak internasional dengan deviasi tertinggi 5,2% dan rata-rata 2,86%. Rata-rata harga gas ke industri pupuk berdasarkan formula hasil pengembangan sebesar 6,054 US$/MMBTU dengan rentang antara 5 - 7 US$/MMBTU. Formula hasil pengembangan mampu memberikan harga gas yang berkisar pada harga gas yang berlaku saat ini, sensitif terhadap fluktuasi ICP dan relevan terhadap trend kenaikan harga gas ke industri pupuk selama ini.

The gas pricing formula development is considering the fertilizer industries buying ability and the gas producer benefit. The formula obtained by multiple linear regression method with the Indonesian Crude Oil Price (ICP), plant efficiency and urea and ammonia international price as variables, with the 5.2% highest deviation and 2.86% average deviation . The formula based gas average price to fertilizer industries is 6.054 US$/MMBTU with the range between 5 - 7 US$/MMBTU. The formula is able to produce gas price range near to the actual current price, sensitive to ICP fluctuations and relevant to the gas price to fertilizer industries increasing trend.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T39209
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspita Anggraeni Katili
"Kontaktor membran serat berongga dapat menutupi kerugian yang terjadi pada metode konvensional. Terdapat dua jenis konfigurasi aliran dari membran kontaktor serat berongga ini. Konfigurasi 1 ketika pelarut dialirkan ke bagian tube and gas di bagian shell, sedangkan konfigurasi 2 sebaliknya. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis efektivitas antara dua konfigurasi tersebut dengan menggunakan larutan Triethanolamine 10% berat sebagai pelarut dan membran PVC. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa konfigurasi 1 menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam menyerap CO2 dibandingkan dengan konfigurasi 2. Penggunaan Triethanolamine sebagai pelarut menunjukkan kinerja yang kurang optimal, ditunjukkan dengan persentase CO2 yang terserap sekitar 1.98%.

The hollow fiber membrane contactor overcomes the disadvantages of the conventional method. There are two flow patterns: Case 1 operation where the liquid flows in tube and gas in shell. The case 2 operation where the liquid flows at shell side and gas at tube side. This study is conducted to analyze the effectiveness between both patterns using 10% weight of Triethanolamine as the solvent and PVC membrane. The result of this study: the case 1 provides more effective CO2 absorption performance rather than case 2. The use of triethanolamine shows suboptimal performance, because the maximum CO2 absorbed was 1.98%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45815
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zulkifli
"Persamaan Diferensial-Integral (PDI) dapat memberikan penjelasan untuk berbagai aplikasi dan fenomena dalam fisika. Mencari solusi dari PDI sangat bermanfaat untuk menganalisis dan memahami dinamika permasalahan PDI tersebut. Persamaan Diferensial- Integral Fraksional (PDIF), sebagai perumuman dari PDI, diperoleh melalui penerapan konsep kalkulus fraksional. Saat ini, terdapat banyak model yang semula berorde bilangan bulat positif yang diperumum menjadi orde fraksional. Deret Maclaurin pada kalkulus berorde bilangan bulat positif dapat digunakan sebagai metode untuk menyelesaikan permasalahan PDI. Deret Maclaurin Fraksional (DMF) merupakan perumuman dari deret Maclaurin kalkulus berorde bilangan bulat positif. DMF diterapkan secara konkret dalam menyelesaikan masalah PDIF. Tujuan dari penelitian ini tidak hanya terbatas pada penjelasan konsep DMF, melainkan juga pada penerapannya dalam menangani PDIF. Dengan demikian, pembahasan mencakup gagasangagasan utama, sifat-sifat, dan contoh bagaimana DMF dapat diimplementasikan untuk memberikan solusi pada masalah-masalah PDIF tertentu. Materi untuk menuju pemahaman konsep dan penerapan DMF adalah memahami konsep fungsi gama, fungsi beta, fungsi Mittag-Leffler, integral fraksional dan turunan fraksional. Definisi DMF memuat materi fungsi gama dan turunan-integral fraksional dari fungsi polinomial. Materi-materi yang lain digunakan sebagai pendukung untuk menyelesaikan masalah PDIF. Dengan merinci konsep DMF dan menerapkannya pada penyelesaian PDIF, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap sifat-sifat DMF dan potensinya dalam menangani PDIF. Selain itu, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan pandangan yang lebih konkret dan aplikatif melalui contoh-contoh kasus riil pada model-model matematis tertentu.

Differential-Integral Equations (DIEs) can provide explanations for various applications and phenomena in physics. Finding solutions to DIEs is highly beneficial for analyzing and understanding the dynamics of these problems. Fractional Differential-Integral Equations (FDIEs), as a generalization of DIEs, are obtained through the application of fractional calculus concepts. Currently, many models originally based on positive integer orders are generalized to fractional orders. The Maclaurin series in calculus with positive integer orders can be used as a method to solve DIE problems. The Fractional Maclaurin Series (FMS) is a generalization of the Maclaurin series in calculus with positive integer orders. FMS is concretely applied in solving FDIEs problems. The goal of this research is not only limited to explain the concept of FMS but also to its application in handling FDIEs. Therefore, the discussion will cover main ideas, properties, and examples of how FMS can be implemented to provide solutions to specific FDIE problems. The material to understand the concept and application of FMS involves understanding the concepts of gamma function, beta function, Mittag-Leffler function, fractional integral, and fractional derivative. The definition of FMS includes materials on gamma functions and fractional derivative-integral of polynomial functions. Other materials are used as support to solve FDIE problems. By detailing the concept of FMS and applying it to solve FDIEs, this research is expected to provide a deeper understanding of the properties of FMS and its potential in handling FDIEs. Furthermore, it is expected that the research results can provide a more concrete and applicable perspective through real-case examples in specific mathematical models."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeremy Adidya
"ABSTRAK
ETBE atau Etil Tersier Butil Eter merupakan aditif oksigenat yang merupakan solusi dalam pemecahan masalah terhadap pencemaran udara akibat emisi karbon, terutama gas CO. Namun, dalam proses memproduksi ETBE masih ditemukan kendala berupa hasil konversi yang tergolong rendah. Pada penelitian ini dilakukan sintesis aditif dengan kandungan ETBE dengan menggunakan fixed-bed reaktor selama 1 jam dengan reaktan etanol dan isobutilena dan bantuan katalis H-ZSM 11 yang memiliki rasio SiO2/AlO3 50 dan volume pori 0,2 cm3/g. Percobaan dilakukan dengan variasi suhu 750C-950C. Berdasarkan uji GC-MS, didapatkan kemurnian aditif 71% dan yield 13% pada suhu reaktor 900C. Aditif ini menaikan angka oktan dari 88,7 menjadi 88,9 dengan penambahan aditif 1000 ppm pada base premium. Penambahan aditif 1000 ppm dalam gasolin mengurangi pembentukan deposit dari 0,0186% menjadi 0,0035% dan pembentukan emisi CO dari 0,723% sampai 0,245%. Data tersebut menghasilkan penurunan pembentukan deposit sebesar 0,0151% dan penurunan emisi CO sebesar 0,478%.

ABSTRACT
ETBE or Ethyl Tertiary Butyl Ether is an oxygenate additive that can be the solution for the air pollutions problems due to carbon emissions, especially CO gas. However, in the process of producing ETBE there is still obstacles in the form of low conversion results. In this study, additive synthesis containing ETBE was carried by using fixed-bed reactor for 1 hour with ethanol and isobutylene reactants and H-ZSM 11 catalyst aid which had a SiO2/AlO3 50 ratio and a pore volume of 0.2 cm3/g. The experiment was carried out with temperature variations of 750C-950C. Based on the GC-MS test, 71% additive and 13% yield were obtained at 900C reactor temperature. This additive raises the octane number from 88.7 to 88.9 with an additive of 1000 ppm at premium base. Addition of 1000 ppm additives in gasoline reduces deposit formation from 0.0186% to 0.0035% and formation of CO emissions from0.723% to 0.245%. The data resulted in a decrease in deposit formation by 0.0151% and a decrease in CO emissions of 0.478%."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>