Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56384 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Metty Murni Wati Ibrahim
"Tujuan dari thesis ini adalah untuk memperlihatkan peluang investasi pada industri perkebunan kelapa sawit. Pembahasan yang dilakukan dalam studi ini meliputi prospek perkembangan, berkaitan dengan prospek investasi termasuk proyeksi luas areal dan produksi perkebunan. Metode yang digunakan oleh penulis dalam melaksanakan studi ini adalah wawancara dan pengumpulan data melalui berbagni sumber, melakukan penelitian terhadap literatur termasuk studi kepustakaan.
Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar setelah Malaysia. Malaysia menguasai 50,12% pasar dunia sedangkan Indonesia 29,51%, selebihnya Nigeria 4,10% (ketiga), Columbia 2,36% (keempat), sisanya negara-negara lain sebesar 13,91%. Indonesia diperkirakan bisa menyusul Malaysia, karena pertumbuhan rata-ratanya hanya 5,8% per tahun pada periode 1991-1996, Indonesia 12,5% per tahun pada periode yang sama. Kecilnya pertumbuhan minyak sawit Malaysia akhir-akhir ini disebabkan hampir tidak adanya lagi perluasan areal karena lahan yang sudah sangat terbatas. Dengan melihat prospek luas areal perkebunan kelapa sawit yang masih besar di Indonesia, maka peluang untuk melakukan investasi di bidang ini masih terbuka.
Mengingat konsumsi minyak sawit dunia perkapita sebesar 2,67% dan merupakan konsumsi terbesar no. 2 setelah konsumsi kedelai (3,41). Maka berarti perdagangan minyak sawit menduduki urutan kedua didalam perdagangan minyak nabati internasional. Tentunya kesempatan Indonesia untuk bersaing di dunia Internasional masih besar, maka Penulis mencoba membuat perkiraan kemampuan ekspor Indonesia.
Ditinjau dari aspek teknis prospek investasi dibidang pengembangan kelapa sawit di Indonesia cukup baik, berhubung masih tersedia lahan yang sangat luas yang cocok bagi perluasan budidaya kelapa sawit, terutama sekali di Luar Pulau Jawa antara lain Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Aspek teknologi produksi maupun pengolahannya juga tidak menjadi masalah.
Setelah dilakukan perhitungan terhadap peluang investasi dengan mengambil contoh Pola Koperasi Investor, dengan berbagal asumsi yaitu Luas Areal 10.000 ha
Harga Jual Minyak Sawit (CPO) Rp 3.500 per ton
Harga Jual Minyak Intl Sawit (PKO) Rp 1.400 per ton
Bunga Pinjaman Untuk Investor (24%) dan Koperasi (14%)
Kepemilikan saham Investor (3 5%) dan Koperasi (65%)
Maka diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Laba tahun berjalan dicapai pada tahun ke 7
- Untuk Investor sebesar Rp 14.799.364.120 00,3%)
- Untuk Koperasi sebesar Rp 22.687.143.600 (15,7%).
2. Proyeksi arus kas (Cash Flow) yang tenis meningkat dengan tingkat likuiditas serta solvabilitas yang cukup baik sehingga mempunyai kemampuafl untuk mengembal ¡kan hutangnya.
3. NPV yang positif baik dan sisi Investor dan Koperasi, maupun dilihat secara keseluruhan.
4. Masa pengembalian investasi (payback period) selama 10,4 tahun dihitung sejak investasi.
5. ERR secara keseluruhan (gabungan) sebesar = 26,9%
IRR untuk Investor = 27,6%
ERR untuk Koperasi = 25,7%
Dari berbagai asumsi dan analisis di atas, maka dapat Penulis simpulkan bahwa investasi proyek perkebunan kelapa sawit secara financial mempunyai prospek yang sangat baik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arbi Hasby Shadiqie
"Karet alam merupakan industri yang memiliki potensi sangat besar untuk terus dikembangkan di Indonesia, dengan ban kendaraan menjadi salah satu produk utamanya. Pembuatan ban membutuhkan penambahan filler untuk memberikan sifat kekakuan dan kekuatan yang baik. Serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS) memenuhi kebutuhan sifat tersebut sekaligus memiliki keuntungan dari segi ketersediaannya yang sangat melimpah dan belum banyak dimanfaatkan. Proses untuk menyatukan karet dengan serat memerlukan penambahan coupling agent untuk mengatasi perbedaan sifat permukaan dari keduanya. Coupling agent yang ditambahkan adalah hibrida lateks-pati hasil sintesis dengan metode GDEP yang parameternya sudah teroptimasi pada penelitian sebelumnya. Komposisi coupling agent yang digunakan besarnya tetap sebesar 3 phr, sedangkan komposisi serat TKKS divariasikan sebesar 0, 5, 10, dan 15 phr. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh variasi komposisi serat TKKS terhadap kompatibilitas dan sifat termomekanik komposit karet alam serta mengetahui komposisi serat TKKS optimum untuk kedua hal tersebut. Pengujian yang dilakukan untuk membantu tercapainya tujuan penelitian ini adalah Fourier Transform Infrared (FTIR) Spectroscopy dan Dynamic Mechanical Analysis (DMA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan komposisi serat TKKS terbukti meningkatkan kompatibilitas dan sifat termomekanik dengan komposisi optimum sebesar 15 phr.

Natural rubber is an industry that has enormous potential to continue to be developed in Indonesia, with vehicle tires being one of its main products. Tire manufacture requires the addition of filler to provide good rigidity and strength properties. Oil palm empty fruit bunch (OPEFB) fiber fulfills the need for these properties while at the same time having the advantage in terms of its availability which is very abundant and has not been widely used. The process of joining rubber with fiber requires the addition of a coupling agent to overcome the differences in surface properties of the two. The coupling agent added is a latex-starch hybrid synthesized by the GDEP method whose parameters have been optimized in previous studies. The composition of the coupling agent used was fixed at 3 phr, while the composition of the OPEFB fiber was varied at 0, 5, 10, and 15 phr. This research was conducted to study the effect of variations in OPEFB fiber composition on the compatibility and thermomechanical properties of natural rubber composites and to determine the optimum OPEFB fiber composition for both. The tests carried out to help achieve the objectives of this research are Fourier Transform Infrared (FTIR) Spectroscopy and Dynamic Mechanical Analysis (DMA). The results showed that the addition of OPEFB fiber composition was proven to increase compatibility and thermomechanical properties with an optimum composition of 15 phr."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Augustian Wijaya
"Perkembangan kendaraan bermotor yang semakin pesat, memicu naiknya konsumsi bensin di dunia. Namun naiknya konsumsi tidak diimbangi dengan naiknya produksi. Cadangan minyak bumi di dunia yang kian menipis menyebabkan perlu adanya sumber lain yang dapat diperbaharui untuk diolah menjadi hidrokarbon setaraffraksi gasoline. Minyak sawit (CPO) dipilih untuk dijadikan sumber baru dalam pembuatan gasoline karena CPO memiliki struktur rantai karbon yang dapat dikonversi dan diolah menjadi hidrokarbon setaraffraksi gasoline dengan metode perengkahan. Metode perengkahan pada penelitian ini dilakukan secara katalitik dengan menggunakan katalis ZSM-5/Alumina. Katalis alumina digunakan untuk merengkahkan struktur karbon yang panjang dari minyak sawit dan ZSM-5 digunakan sebagai aditif karena katalis ini merupakan katalis sintetik dengan keasaman yang sangat tinggi, sehingga sangat baik digunakan untuk reaksi perengkahan. Namun jumlah katalis ZSM-5 yang dipakai hanya sebagai aditif karena konsentrasi ZSM-5 yang tinggi akan menyebabkan produk reaksi perengkahan menjadi gas C2-C4 dan bukan produk bensin. Reaksi ini dilakukan pada fixed bed reactor sederhana. Umpan yang akan direngkahkan dipreparasi terlebih dahulu dengan cara oksidasi, transesterifikasi dan penambahan metanol. Temperatur reaksi akan dilakukan dari 350 °C sampai dengan 500 °C dengan space velocity 1,8 h-1 . Selain itujuga akan dilakukan variasi berat HZSM-5 dari 5 sampai 20 % berat total katalis. Metode yang digunakan dalam menguji hasil reaksi adalah GC-TCD dan FT-IR. Hasil reaksi dengan umpan POME menghasilkan yield tertinggi pada komposisi ZSM-5/Alumina 5 % yaitu sebesar 63,1 % pada saat temperatur reaksi sebesar 400 °C. Untuk reaksi dengan umpan minyak yang ditambah metanol, juga didapatkan yield tertinggi sebesar 26,75 % pada kondisi reaksi yang sama (temperatur reaksi 400 °C; 5 % berat H-ZSM-5 dalam katalis)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49540
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silva Amanat Taqwa
"Indonesia adalah salah satu produsen minyak sawit terbesar di dunia. Kelapa sawit memiliki berbagai produk turunan yang memiliki nilai lebih tinggi daripada produk kelapa sawit hulu. Indonesia masih mengekspor sebagian besar minyak sawit mentah daripada turunannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan strategi terbaik dalam mengembangkan industri hilir kelapa sawit dengan mempertimbangkan total harga dan emisi gas rumah kaca. Fungsi objektif ekonomi adalah harga total penjualan semua produk dan objektif lingkungan yang diukur dengan total emisi gas rumah kaca. Optimisasi multiobjektif superstruktur State-Task Network, dengan variabel tetap dari harga jual produk, faktor emisi dan faktor konversi proses. Optimisasi multiobjektif dilakukan menggunakan GAMS, dengan solver Cplex 12.6.3. Harga jual total yang didapatkan sebesar 51,67 miliar USD dan emisi GRK total yang dihasilkan adalah 88,05 juta ton CO2e. Jalur produksi terbaik yang dipilih adalah produksi 54 produk turunan kelapa sawit untuk memenuhi kebutuhan domestik dan 21 diantaranya dapat diekspor 1 produk turunan FFB, 4 produk turunan CPO, 1 produk turunan POME, 4 produk turunan EFB, 2 produk turunan PKS, dan 9 produk turunan Palm Kernel.

Indonesia is one of the largest palm oil producers in the world. Palm oil has a wide range of derivative products that have higher values than in the upstream oil palm products. Indonesia still exports mostly crude palm oil rather than its derivatives. The objective of this research is to obtain the best strategy of developing downstream palm oil industry by considering the total price and greenhouse gas emission. Economic objectives function are the total selling price of all products and environmental objectives measured by the total greenhouse gas emissions. Multi objective optimization is based on State Task Network Superstructure, with fixed variable of product selling price, emission factor and conversion factor of processes. Multi objective optimization is done using GAMS with Cplex 12.6.3 solver. The total selling price earned amounted to 51,67 billion USD and total GHG emissions generated were 88,05 million tons CO2e. The selected production pathway is the production of 54 palm oil derivatives products to meet domestic needs and 21 of them can be exported 1 FFB derivative product, 4 CPO derivative products, 1 POME derivative product, 4 EFB derivative products, 2 PKS derivative products, and 9 derived products of Palm Kernel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anas Lutfi
"PT SAM adalah perusahaan yang merencanakan akan membangun perkebunan kelapa sawit seluas 10.000 Ha. yang terintegrasi dengan pabrik pengolahannya. Untuk itu perlu adanya kajian kelayakan yang meIiputi: aspek teknis dan teknologi, aspek pemasaran, aspek finansial,
aspek lingkungan hidup, aspek ekonomis dan aspek manajemen.
Secara teknis dan teknologis pembangunan perkebunan kelapa sawit seluas 10.000 Ha dan pabrik pengolahannya dengan kapasitas 60 Ton TBS/Jam, yang akan dikembangkan oleh PT SAM layak untuk diimplementasikan. Lahan yang akan dikembangan berdasarkan analisis kesesuaian lahan memungkinkan untuk digunakan sebagai perkebunan
kelapa sawit.
Analisis pemasaran menunjukkan adanya permintaan dunia yang semakin lama semakin meningkat terhadap produk kelapa sawit. Disamping itu kebutuhan dalam negeri juga makin lama makin meningkat, sehingga dilihat dari segi pemasaran provek ini layak untuk dilaksanakan.
Analisis keuangan atas proyek ¡ni dibuat enam skenario. Skenario satu sampai tiga merupakan turunan skenario pembangunan perkebunan kelapa sawit yang terintegrasi dengan pabrik pengolahannya. Sedangkan skenario empat sampai enam merupakan turunan skenario pembangunan
perkebunan kelapa sawit saja. Keenam skenario tersebut semuanya Iayak secara finansial dengan hasil sebagai berikut:
1. skenario Pertama, dengan tingkat bunga pinjaman komersial sebesar 19% dan bunga pinjaman PBSN sebesar 12% diperoleh NPV (discount rate sebesar cost of capital) sebesar Rp 74.715,8 juta dan IRR sebesar
22,09%.
2. Skenarlo Kedua, dengan tíngkat bunga pinjaman komersial dan bunga pinjaman PBSN sebesar 10%, diperoleh NPV (discount rate sebesar cost of capital) sebesar Rp 99.067,3 juta dan IRR sebesar 24,33%.
3. Skenario Ketiga, dengan tingkat bunga pinjaman komersial dan bunga pinjaman PBSN sebesar 20% diperoleh NPV (discount rate sebesar cost of capital) sebesar Rp 70.932,4 juta dan ERR sebesar 21,53%.
4. Skenario Keempat, dengan tingkat bunga pinjaman komersial sebesar 19% dan bunga pinjaman PBSN sebesar 12%, diperoleh NPV (discount rate sebesar cost of capital) sebesar Rp 16.572,2 juta dan IRR sebesar 17,49%.
5. Skenario Kelima, dengan tingkat bunga pinjarnan komersial dan bunga pinjaman PBSN sebesar 10% diperoleh NPV (discount rate sebesar cost of capital) sebesar Rp 16.380,8 juta dan IRR sebesar 17.50%.
6. Skenario Keenam, dengan tingkat bunga pinjaman komersial dan bunga pinjaman PBSN sebesar 20% diperoleh NPV (discount rate sebesar cost of capital) sebesar Rp 10.976,7 juta dan IRR sebesar 16,59%.
Untuk analisis proyek dan sisi ekonomi terlihat bahwa dari tahun ke-0 sampai dengan tahun ke-5 output manfaat ekonomi dengan finansial sama besarnya. Hal ini dikarenakan perkebunan belum mulai menghasilkan. Namum mulai tahun ke-6 sampal dengan tahun ke-25, terlihai bahwa manfaat ekonomi proyek lebih besar dibandingkan dengan manfaat finansial dan proyek itu sendiri.
Pembangunan dan pengoperasian proyek PT SAM akan keadaan ruang lingkungan awal, biogeofisik, kimia
maupun ekonomi dan budaya. Analisis dampak lingkungan yang dilakukan menyatakan bahwa proyek perkebunan kelapa sawit dan pabrik pengolahannya dapat diimplementasikan dengan treatment tertentu untuk
mereduksi dampak negatif yang ada sehingga aman bagi Iingkungan hidup.
Secara manajemen terlihat bahwa membangun pabrik pengolahan yang terintegrasi dengan perkebunan kelapa sawit secara finansial keuntungannya jauh lebih besar. Disamping itu lebih menjamin pasokan bahan baku bagi pabrik pengolahan. Sedangkan pada sisi yang lain memberikan jaminan kepastian bahwa hasil panen dan perkebunan akan terserap semuanya.
Secara keseluruhan dilihat dari aspek teknis dan teknologi, aspek pemasaran, aspek finansial, aspek lingkungan hidup, aspek ekonomis maupun aspek manajemen, rencana pembangunan perkebunan kelapa sawit seluas 10.000 Ha yang terpadu dengan pabrik pengolahannya oleh PT SAM sesuai dengan skenario pertama, layak untuk diimplementasikan.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Nur Safitri
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam membuka perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit, menganalisis kelayakan proyek dan menyajikan analisis sensitivitas serta analisis skenario proyek tersebut. Objek dari penelitian ini adalah PT. XYZ, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan industri kelapa sawit. Penelitian ini bersifat deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah proyek pembukaan perkebunan kelapa sawit layak dilakukan pada ketiga kondisi base, optimistic dan pessimistic. Sedangkan proyek pembangunan pabrik pengolahan tidak layak pada kondisi pessimistic, dan layak dilakukan pada kondisi base serta optimistic.

ABSTRACT
The focus of this research is to examine the factors should be considered in establishing palm oil plantations and processing plants, analyzing project feasibility and provide the project 39 s sensitivity analysis and scenario analysis. The object of this research is PT. XYZ, the companies engaged in plantation and palm oil industry. This research use descriptive analysis. The result of this research is the palm oil plantation project is feasible on three condition base, optimistic and pessimistic conditions. While the processing plant construction project is rejected on pessimistic conditian, and feasible to do in base condition and optimistic.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T50103
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Aji Prasongko
"Penelitian ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor minyak sawit, dengan fokus pada peran produk sawit yang tersertifikasi dan tidak tersertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO). Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan panel data menggunakan model utama fixed effect model. Fokus penelitian dilakukan di 6 provinsi penghasil utama kelapa sawit dalam kurun waktu sebelas tahun. Hasil regresi menunjukkan bahwa baik produksi sawit bersertifikasi ISPO maupun tidak bersertifikasi ISPO provinsi berkorelasi posisitif dan signifikan dengan ekspor sawit provinsi. Walaupun demikian sensitivitas korelasi terhadap ekspor lebih besar ditunjukkan oleh produksi sawit tidak bersertifikasi ISPO. Hal ini diduga disebabkan tujuan ekspor sawit pada periode penelitian lebih didominasi ke Kawasan Asia yang belum mensyaratkan sustainibilitas produksi sawit (aspek lingkungan). Sementara hubungan yang signifikan antara ekspor dengan PDRB sektor perkebunan menunjukkan kapasitas produksi yang baik, Dengan pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor ini, strategi yang efektif dapat dirumuskan untuk meningkatkan volume ekspor sawit.

This study discusses the factors that influence the volume of palm oil exports, focusing on the role of certified and uncertified palm oil products of Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO). This study uses a quantitative design with a panel data approach using the main fixed effect model. The focus of the study was carried out in 6 main palm oil producing provinces over a period of eleven years. The regression results show that both ISPO-certified and non-ISPO-certified palm oil production in the province are positively and significantly correlated with provincial palm oil exports. However, the sensitivity of the correlation to exports is greater shown by non-ISPO-certified palm oil production. This is thought to be due to the fact that the destination of palm oil exports during the study period was dominated by the Asian region which did not yet require sustainable palm oil production (environmental aspects). Meanwhile, the significant relationship between exports and Gross Regional Domestic Product Of Provinces in the plantation sector indicates good production capacity. With a deep understanding of these factors, an effective strategy can be formulated to increase the volume of palm oil exports."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, David Putra S.
"Skripsi ini membahas mengenai analisis formulasi kebijakan bea keluar terhadap produk turunan minyak kelapa sawit. Pemerintah memiliki kewenangan untuk membentuk suatu kebijakan publik. Pemerintah memiliki program hilirisasi industri, dimana program tersebut bertujuan agar bahan baku yang diproduksi di dalam negeri tidak langsung diekspor melainkan diolah terlebih dahulu sehingga menghasilkan nilai tambah yang signifikan bagi negara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik analisis data kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa alur proses formulasi yang dilakukan pemerintah ada enam tahap, yaitu departemen terkait memberikan proposal kepada Menteri Keuangan, Menteri Keuangan melihat realita yang ada, kemudian membentuk tim tarif yang tugasnya menentukan besarnya tarif bea keluar, terbentuk besarnya tarif, lalu disahkan oleh Menteri Keuangan. Serta terdapat kendala dalam proses formulasi yang dapat menjadi bumerang bagi pemerintah sendiri.

This thesis discusses the analysis of tax policy formulation towards palm oil derivative products. The government has the authority to shape public policy. The government has a downstream industries program, where the program is intended to make the raw materials produced in the country is not directly exported but are treated so as to produce significant added value for the country. This study used a qualitative approach to qualitative data analysis techniques. These results indicate that the flow formulation process by the government there are six stages, namely the relevant departments gave a proposal to the Minister of Finance, the Minister of Finance to see reality, then form a team whose job it is determining the rate of export duty rates, tariffs formed and approved by the Minister of Finance. And there are obstacles in the process of formulation that can backfire for the government itself.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heny Indriastuti
"Perusahaan Kulim (Malaysia) Berhad akan dijadikan bahan kajian khusus dalam penulisan karya akhir ini. Kulim merupakan salah satu perusahaan asing Malaysia yang telah lama menjadi pemain di dalam pasar global industri minyak kelapa sawit. Pada saat ini Kulim juga sedang melakukan ekspansi beberapa produk turunan minyak kelapa sawit di pasar global sepcrti minyak goreng, oleochemical, sabun, dan biodiesel. Oleh karena itu diperlukan strategi-strategi dari kantor pusat Malaysia agar dapat memenangkan persaingan dalam industri minyak kelapa sawit dan produk turunannya di peringkat pasar global.
Tujuan dari karya akhir ini adalah membuat analisis kecenderungan permintaan produk minyak sawit di pasar Indonesia dan pasar global serta memberi masukan kepada perusahaan mengenai strategi-strategi yang dapat diterapkan dalam melakukan ekspansi produk-produk turunan minyak kelapa sawit terutama produk Biodiesel dalam memasuki pasar global.
Pertumbuhan industri-industri yang menggunakan CPO salah satunya didukung oleh meningkatnya konsumsi dalam negeri dan permintaan dari Iuar negeri. Dengan adanya ketersediaan bahan baku yang melimpah akan menjadi daya saing yang cukup tinggi di pasar internasional.
Pengembangan produk turunan berupa Biodiesel cukup menjanjikan seiring dengan semakin meningkatnya harga BBM. Pada tahun 2005 penggunaan bahan bakar Biodiesel dalam pembangkit listrik di Eropa mencapai I sampai 1,5 juta Ton. Di Asia Tenggara, Malaysia dan Thailand termasuk Indonesia juga sudah memulai pengembangan Biodiesel.
Sebagai perusahaan global dalam industri minyak kelapa sawit, saat ini Kulim sedang melakukan diversifikasi produk minyak kelapa sawit menjadi produk BiodieseI mengingat permintaan produk ini sedang meningkat. Untuk memenangkan persaingan dalam industri ini, Kulim dengan core competency yang dimilikinya sedang menentukan strategi yang tepat. Untuk itu Kulim hendak melakukan ekspansinya ke negara lain yaitu Indonesia untuk mengembangkan produk Biodiesel dimana di wilayah ini Kulim belum mempunyai pengalaman dalam produk Biodiesel.
Strategi yang mengkombinasikan antara biaya yang murah (Lower Cost Strategy) dengan memberikan nilai lebih terhadap konsumen atas kualitas dan manfaat serta pelayanan terhadap produk Biodiesel dapat dilakukan dengan Focus Strategy. Produk Biodiesel d+ produksi dengan spesifikasi yang sama untuk tiap negara dengan menggunakan learning curve yang sudah dilakukan sebelumnya. Kulim mempunyai pengalaman memproduksi Biodiesel di Malaysia dan Singapura. Teknologi dan knowledge yang sudah dilakukan di kedua negara tersebut dapat ditransfer ke negara bare dimana pabrik Biodiesel ini akan dibangun dalam hal ini di Indonesia sehingga terjadi efisiensi penggunaan tenaga kerja dan optimalisasi penggunaan teknologi.
Indonesia menjadi negara tujuan Kulim untuk mengembangkan produk Biodiesel karena Kulim mempunyai kegiatan bisnis di negara ini yaitu dalam bidang perkebunan kelapa sawit dan industri pengolahannya. Sehingga apabila Kulim membangun industri produk Biodiesel di Indonesia akan mengurangi biaya produksi karena terdapat koordinasi kegiatan dalam rantai nilai.
Untuk mengembangkan produk Biodiesel di Indonesia, salah satu strategi global yang dilakukan oleh Kulim adalah transfer know how dengan menjalankan kegiatan yang terintegrasi yaitu transfer sumber daya dan transfer knowledge.
Knowledge dan teknologi merupakan core competency bagi Kulim, sehingga da]ani pengembangan Biodiesel di Indonesia, Kulim melakukan transfer kedua hal tersebut. Pengembangan industri Biodiesel di Indonesia dapat dilakukan Kulim dengan mentransfer knowledge dan teknologi yang ada di Malaysia dan Singapura. Untuk memudahkan pengembangan industri ini maka Kulim dapat berpartner dengan perusahaan lokal di Indonesia untuk memudahkan dalam penyesuaian dengan budaya lokal dan memudahkan dalam pemenuhan sumber daya yang dibutuhkan terutama dalam hal tenaga kerja serta kemudahan dalam mencari local supplier.
Langkah-langkah utama yang hams dilakukan Kulim dalam pengembangan produksi biodiesel di Indonesia adalah :
a. Membangun pabrik biodiesel dengan kapasitas 100.000 Tonltahun
b. Melakukan rekruitmen sumber daya manusia
c. Untuk menyampaikan explicit knowledge dalam aktivitas produksi Biodiesel dapat dilakukan melalui intemet, training dan learning by doing. Sedangkan tacit knowledge dapat ditransfer dengan menempatkan karyawan dari kantor pusat Malaysia dan Singapura
d. Merencanakan pemasaran ke pasar Kulim dan parlnemya, yang sudah ada yaitu USA dan Eropa serta potensial market di China, Asia dan South America
Dengan melihat kondisi persaingan yang ada di Indonesia, saat ini merupakan waktu yang tepat bagi Kulim untuk melakukan ekspansi pengembangan industri Biodiesel di Indonesia. Akan tetapi mengingat kebijakan pemerintah Indonesia dalam industri Biodiesel belum mendukung maka sebaiknya Kulim menunda pengembangan produk ini sampai ada aturan tata niaga Biodiesel yang jelas.

Kulim (Malaysia) Berhad Ltd will be the object of particular discussion for this thesis. Kulim is one of Malaysian foreign companies and the old player in the global market of palm oil industry. In the recent time, Kulim is executing an expansion into the global market through its expanded products which are derivative products of palm oil, such as cooking oil, oleochemical, soap, and biodiesel. For that reason, it is necessary for Kulim's head office in Malaysia to develop strategies in order to win the global market in this industry.
The objectives of this study are: a) to make analysis on the tendency of demand in palm oil products, both in Indonesia and global markets; b) to give suggestions to Kulim management, particularly in applicable strategies for expansion of sawit coconut derivative products, especially biodiesel products, into global market.
The growth of the industries that use Crude Palm Oil (CPO) is supported by the increase of domestic consumption and of overseas demand. Moreover, abundant availability of its raw materials becomes another good point for its high competitiveness in the international market.
Due to the raising of the fuel (Bahan Bakar Minyak/BBM) price, the development of the derivative products such as biodiesel is reasonably promising. For instance, consumption of biodiesel for electricity power generation in Europe was more than 1.5 million ton in 2005. The biodiesel has also been developed in South-East Asia, namely in Malaysia, Thailand and Indonesia.
Considering the increasing demand of biodiesel, Kulim, as a global company, is diversifying its sawit coconut product into biodiesel. Therefore, Kulim -- by its core competency --- now is figuring proper strategies to win the competition in this industry. For that purpose, Kulim plans to expand its company to Indonesia in order to develop biodiesel product in the region where Kulim does not have any experiences yet in the term of biodesel production.
A strategy combining fewer expenses (Lower Cost Strategy) and providing more benefits to consumers through the quality, benefits, and the service in biodiesel product, can be done by so-called Focus Strategy_ In addition, biodiesel products are being produced with the same specification for every country which is using the previous learning curve. So far, Kulim has experiences in producing biodiesel in Malaysia and Singapore. Therefore, for the efficiency of labors and the optimal use of technology, the established technology and knowledge which have been implementing in those countries will be transferred to the new region where the biodiesel factory is going to be built, in this case is in Indonesia.
Indonesia is being the target area for Kulim to develop biodiesel product since in this state, Kulim has businesses on sawit coconut plantation and its processing industry. The idea is that if Kulim is likely to take part into biodiesel product's industry in Indonesia, then it will reduce the production cost as there is activity coordination in the chain of the value.
Additionally, to develop biodiesel products in Indonesia, one of global strategy that is conducted by Kulim is know-how transferring, by running an integrated activity such as human resource and knowledge transferring.
Owning knowledge and technologies are Kulim's core competencies, so that in the biodiesel development in Indonesia, these two competencies are being transferred by Kulim. Furthermore, the development of biodiesel industry in Indonesia is able to be executed by Kulim through transferring the established knowledge and technology in Malaysia and Singapore. To facilitate that purpose, Kulim can have partnerships with local companies in Indonesia with the aims to facilitating the adjustment to local culture; and to facilitate the accomplishment of necessary resources such as labors and flexibility in seeking for local suppliers.
Therefore, to develop biodiesel production in Indonesia, it is necessary for Kulim to carry out major points, as follow:
a. To build biodiesel factory which capacity is 100.000 ton per year;
b. To recruit human resources;
c. To state the explicit knowledge of biodiesel production activity, which is able to deliver via the internet and trainings; while tacit knowledge can be transferred by settling employees from Malaysia and Singapore head offices;
d. To plan marketing into both Kulim's and its partners' markets; which are USA and Europe; and also some potential markets in China, Asia, and South America.
In this time represent the right time for Kulim to develop industry of Biodiesel in Indonesia. However considering governmental policy of Indonesia in industry of Biodiesel not yet supported hence better Kulim delay this product development until there is clear commercial Biodiesel."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19778
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Agustin
"Dalam rangka meningkatkan daya saing industri nasional, Pemerintah menetapkan kebijakan untuk mengembangkan industri hilir kelapa sawit yang salah satu klaster prioritasnya berlokasi di Provinsi Kalimantan Timur. Terkait hal tersebut diperlukan penelitian mengenai dampak pengembangan industri pengolahan kelapa sawit terhadap perekonomian Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metodologi Input - Output dengan simulasi investasi pada industri pengolahan kelapa sawit. Sektor kelapa sawit merupakan salah satu sektor kunci pada Provinsi Kalimantan Timur dan memiliki angka pengganda output sebesar 1,324568, angka pengganda pendapatan biasa sebesar 0,283317 dan pengganda pendapatan Tipe I sebesar 1,262833. Sedangkan angka pengganda lapangan kerja biasa dari sektor tersebut adalah 0,0000510 dan angka pengganda lapangan kerja Tipe I sebesar 1.1629549. Dengan suntikan investasi pada industri pengolahan kelapa sawit sebesar Rp2,3 trilyun berdampak pada peningkatan output sebesar 0,89%, pada peningkatan pendapatan sebesar 0,72% dan pada peningkatan lapangan kerja sebesar 4,63%. Dampak peningkatan output, pendapatan dan lapangan kerja tersebut tidak terlalu besar diperkirakan karena masih lemahnya kaitan antar industri pengolahan tersebut dan dikarenakan sebagian besar produk CPO langsung diekspor ke luar wilayah dan belum diolah lebih lanjut pada industri lainnya.

In order to improve national industries competitiveness, Government has establishes a policy to develop palm oil industries with its prioritized cluster in East Kalimantan Province. This policy equals to East Kalimantan vision to be the leading centre of agro industry supported by the availability of palm oil. Therefore, research about impact analysis of palm oil industries towards East Kalimantan?s economy is needed. Research is done by using Input ? Output Analysis, by identifying key sectors, calculating multiplier impact, and exercising the simulation of investment on palm oil industries.The palm plantation sector is one of the key sectors and it has output multiplier in amount of 1,324568, its regular income multiplier is 0,283317and its Type I income multiplier is 1,262833. Meanwhile, its regular employment opportunity multiplier is 0,0000510and its Type I employment opportunity multiplier is 1,1629549. With 2,3trillion rupiahs investment, the output multiplier increases by 0,89%, the income multiplier increases by 0,72%, and employment opportunity increases by 4,63%. This insignificant impact is happened presumably because the weak linkage between palm oil industries and because the majority of CPO production are going straight to be exported without being processed further in domestic industries."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T36857
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>