Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135170 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purnomo Soeharso
Jakarta: UI-Press, 2008
PGB 0505
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Arjatmo Tjokronegoro
"Biologi Kedokteran merupakan ilmu yang sangat luas dan dalam, serta merupakan sendi-sendi serta dasar Ilmu Kedokteran secara menyeluruh. Yang menarik dalam. Biologi Kedokteran ialah adanya pertanyaan yang selalu kita hadapi: "Apakah hidup itu ?". Hal ini merupakan pertanyaan inti dan mendasar, yang harus dijawab oleh setiap ahli "life sciences". Manusia merupakan makhluk yang tertinggi martabat dan kemampuannya bila dibandingkan dengan makhluk hidup lain di muka bumi ini. Tubuhnya terdiri atas berjuta-juta sel, membentuk jaringan dan organ yang spesifik. Dengan demikian unit terkecil manusia adalah sel, di dalamnya masih terdapat organel-organel pelik yang kecil, seperti nukleus, kromosom, DNA ("deoxyribonucleic acid"), RNA ('ribonucleic acid"), mitokondria, ribosom dll.
Puluhan pertanyaan mendasar harus dipelajari hingga tuntas, seperti bagaimana sel bergerak, sel mengkhususkan diri (diferensiasi) ke dalam jaringan-jaringan dan organ, bagaimana sel berkomunikasi, sel menua, sel mati, sel menyembuhkan diri, sel bergerak, bagaimana sel meneruskan keturunannya, bagaimana pembawa sifat diturunkan, bagaimana sel berubah menjadi kanker, bagaimana sel mempertahankan diri dari serangan kuman penyakit, bagaimana sel membentuk hormon, enzim, bagaimana pengaruh obat terhadap sel, reaksi sel terhadap pengaruh buruk dari luar (radiasi), bagaimana sel saraf menghantar rangsangan, bagaimana sel mengeluarkan zat-zat daya pertahanan tubuh (antibodi, interleukin, interferon dll), bagaimana sel berinteraksi dan bertoleransi dengan kuman penyakit: bakteri, virus, parasit, dli. Masih 1001 pertanyaan yang dapat diajukan, dipertanyakan dan dipelajari dalam Ilmu Biologi Kedokteran. Memang, mempelajari Biologi Kedokteran sama seperti mempelajari sebuah dasar suatu "iceberg" yang mencuat di permukaan laut. Bisa dalam sekali, dan masih gelap. Kita melihat ke dalam sel, ke dalam organel, ke dalam molekul, sehingga Biologi Sel dan Biologi Molekul merupakan bagian Ilmu Biologi Kedokteran yang amat penting dewasa ini."
Jakarta: UI-Press, 1993
PGB Pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Komisi Bidang Ilmu Kedokteran, 1997
R 610 KUM
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1982
R 610.7 IND k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Feni Fitriani Taufik
"ABSTRAK Latar belakang :Pendidikan dokter spesialis merupakan pendidikan orang dewasa adult learner untuk mencapai kompetensi klinis yang diharapkan Lingkungan pendidikan merupakan salah satu aktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum dan proses pendidikan Lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dirasakan oleh peserta didik yang dapat mempengaruhi proses pendidikan. Perlu lingkungan pendidikan yang mendukung untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran peserta didik. Penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi peserta didik, pengelola program dan staf pengajar terhadap lingkungan pendidikan pada Program Pendidikan DokterSpesialis PPDS Paru, FKUI. Metode :Jenis penelitian yang digunakan adalah mixed methods dengan setting sequential explanatory design. Tahap pertama dilakukan penelitian kuantitatif dengan menggunakan kuesioner Postgraduate Hospital Educational Enviroment Measure PHEEM yang diisi oleh peserta PPDS Paru pada bulan Maret-Juni 2014.Hasil PHEEM ini dielaborasi lebih lanjut melalui penelitian kualitatif berupa Focus Group Discussion pada peserta PPDS Paru dan wawancara mendalam dengan pengelola program dan staf pengajar di Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, FKUI.Hasil :Sebanyak 87 89,7 peserta PPDS Paru periode Maret-Juni 2014 telah mengisi kuesioner PHEEM dan didapatkan sebanyak 74,7 peserta menilai lingkungan pendidikan lebih banyak positif dari pada negative dan memerlukan perbaikan 100,85; rentang nilai 81-120 . Peran otonomi dinilai positif oleh 79,3 peserta 36,93; rentang nilai 29-42 , pengajaran dianggap sudah bergerak kearah yang benar oleh 62,1 peserta 36,56; rentang nilai 31-45 dan 70,1 berpendapat bahwa dukungan social lebih banyak pro dari pada kontra 27,36; rentang nilai 23-33 .Pada penelitian kualitatif diperoleh hasil bahwa peran otonomi yang perlu diperbaiki adalah tersedianya panduan pengajaran dan protokol klinis yang informatif, diperlukan perbaikan system supervise dan pemberian umpan balik pada peran pengajaran, dan perbaikan budaya menyalahkan dan meningkatkan peran penasehat akademik dalam bimbingan dan konseling pada dukungan sosial. Kesimpulan :Lingkungan pendidikan pada PPDS Paru dinilai cukup baik dan kondusif. Perbaikan yang diperlukan untuk menjadikan lingkungan pendidikan lebih optimal adalah pembuatan Buku Rancangan Pengajaran yang informatif, optimalisasi logbook sebagai salah satu instrument evaluasi, peningkatan supervise oleh staf pengajar, keterampilan pemberian umpan balik dan peran pembimbing akademik dalam evaluasi peserta PPDS. Kata kunci :Lingkunganpendidikan, PHEEM, Mixed methods

ABSTRACT
Background Educational environment is one of the most important factor should be considered in curriculum development. Educational environment is the condition that may affect education process in student. Specialty in medicine is adult learning process to gain define clinical competence. Process ofeducationcan be accelerated with proper educational environment. This study aims to Perception of resident, clinical teacher and study program manager to educational environment in Pulmonology dan Respiratory Medicine Residency Program, Faculty of MedicineUniversitasIndonesia. Methods This study using mixed methods with sequential explanatory design.Preliminary of this study is a quantitative study using Postgraduate Hospital Educational Environment Measure PHEEM questionnaire to Pulmonology residentsonMarch until June 2014. The results of the questionnaire will be elaborated with qualitative study based on Focus Group Discussionamong Pulmonology residents and deep interview to the study program manager and clinical teachers at the Department of Pulmonology and Respiratory Medicine FMUI. Result Eighty seven 89,7 pulmonology residents on March until June 2014 had filled in PHEEM questionnaire resulting in mean of perception of the educational environment total PHEEM mostly 74,7 positive and need to be improved score 100,85 81 120 . Positive perception of the autonomy role is 79,3 score 36,93 29 42 , perception that the teaching role performed in the correct way62,1 score 36,56 31 45 and 70,1 of perception stated pro to social support rather than cons score 27,36 22 33 . The qualitative study resulting an autonomy role which is need to be improved availability of teaching guideline and informative clinical protocols. Based on several aspect of teaching role, we need toimproved the supervision system and feedback giving. The blamming culture, supervision and counseling are the factors that need toimproved on social supporting role. ConclusionEducational environment in Pulmonology and Respiratory Medicine Residency Program is positive and condusive. Theimprovement need of the informative ldquo BukuRancanganPengajaran rdquo and optimalizationof logbook as one of the evaluation instrument.Role of staffs in supervising resident skills, feedback and the role of the academic mentor in evaluating residents still need improvement foroptimalization educational environment that may lead to support the adult learning process in students.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sangkot Marzuki
"Penelitian ini, yang secara kebetulan dimotori oleh beberapa mahasiswa pascasarjana calon Ph.D. yang saya rekrut dari Asia Tenggara, terutama dari U.I., ITB dan Mahidol University, telah memberikan kontribusi besar pada pengetahuan kita pada saat ini mengenai pentingnya mutasi pada DNA mitokondria dalam proses penyakit. Mutasi-mutasi yang mendasari berbagai kelainan neurologis dan kelainan-kelainan multi-sistem ini ternyata juga memainkan peranan pada patogenesis dari penyakit-penyakit yang lebih sering kita hadapi seperti insulin-dependent diabetes mellitus, ketulian yang disebabkan oleh hipersensitivitas terhadap antibiotik tertentu dan eklampsia. Mutasi DNA mitokondria malahan mungkin merupakan mutasi yang sering terjadi di tubuh kita, terakumulasi secara terus menerus selama kehidupan seorang manusia dan berperanan penting dalam proses penuaan.
ILMU KEDOKTERAN MEMASUKI ABAD KE 21
Dua puluh tahun yang lalu, di tahun 1975, sebagai seorang mahasiswa pascasarjana yang sedang menyelesaikan program Ph.D_ nya, saya duduk di suatu ruang kuliah di Melbourne - Australia, mendengarkan ceramah dari seorang pembicara tamu. Pembicara tamu ini bemama Paul Berg, seorang guru besar dari California, Amerika, dan beliau berceritera mengenai percobaan-percobaan yang dilakukannya bersama rekan-rekannya dengan menggunakan enzim endonuclease. Untuk pertama kali saya mendengar bagaimana enzim ini dapat digunakan untuk memotong DNA secara spesifik. Saya terkagum karena sekonyong-konyong menyadari pentingnya topik yang sedang dibahas.
Sudah terbayang pada waktu itu bahwa kalau seorang ilmuwan dapat memotong pita DNA secara terarah tentunya dia akan dapat memilih dan memotong bagian dari pita ini sesuai dengan informasi genetik yang diinginkan. Segmen pita DNA yang telah dipotong tentunya dapat disambungkan dengan segmen DNA lain yang dikehendaki asalkan ada enzim yang dapat merekatkan kembali tempat pemotongan DNA tadi. Dan kemampuan memotong dan menyambung pita informasi ini akan membuka kemampuan untuk merekayasa informasi genetik dari makhluk hidup."
Jakarta: UI-Press, 1997
PGB 0522
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Afriwardi
Jakarta: EGC, 2011
617.102 7 AFR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bastaman Basuki
Jakarta: UI-Press, 2002
PGB 0181
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK
Improvements in the cell-free production of funktional antibodies using cell extract from protease-deficient E.coli mutant have been reported previously. "
Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Yarsi, {s.a.}
610 JKY
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>