Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85987 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indra Dinortu S.
"Dilatarbelakangi oleh besarnya antusiasme penonton terhadap kepopuleran permainan sepak bola. Penelitian ini merupakan analisa kritis tentang fenomena kesadaran dan perilaku penonton sepak bola. Pemikiran filsafat yang digunakan adalah konsep seni hidup (the art of life) menurut pemikiran Epictetus. Penelitian ini menggunakan metode kritis reflektif dan fenomenologis. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan fenomena kesadaran dan perilaku penonton sepak bola dalam realitas persepakbolaan ditinjau melalui konsep seni hidup menurut Epictetus. Hasil dari penelitian ini menjelaskan pemahaman konsep seni hidup sebagai bentuk penghayatan bagi penonton sepak bola dalam memaknai kesadaran dan perilakunya untuk bersikap layaknya fans sejati dalam realitas persepakbolaan.

This research is based on the high enthusiasm of football game spectators, it is a critical analysis about football game spectators" consciousness and behavioral phenomenon. The philosophical thinking that is used in this study is "art of life concept" by Epictetus. The methods used in this study are critically reflective and phenomenological methods. The purpose of this study is to explain the consciousness and behavioral phenomenon of football spectators in a football reality, is reviewed through the concept of the art of living according to Epictetus. The results of this study explains the understanding of the art of life concept as a form of appreciation for the football spectators in interpreting their consciousness and behavior to act like a true fans in the football reality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S64731
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Epictetus
New York: Al Burt, [Date of publication not identified]
180 EPI d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Long, A. A.
Oxford: Claaarendon Press, 2004
188 LON e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Arini Natalia Rotua
"Skripsi ini membahas tentang hak dan kebebasan perempuan dalam perkawinan menurut salah satu tokoh feminisme yaitu Betty Friedan yang dikaji secara filosofis. Skripsi ini memaparkan masalah-masalah yang dihadapi perempuan di dalam perkawinan, mulai dari masalah keluarga, budaya, dan sosial politik. Ide-ide filosofis Friedan seperti bagaimana perempuan harus menjadi pribadi yang otonom, adanya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, serta perempuan dipandang sebagai subjek yang utuh bukan dipandang hanya sebagai objek.

This thesis discuss the rights and freedom of women in marriage according to one of the feminist?s characters, Betty Friedan which is studied philosophically. This thesis describes the problems which is faced by women in marriage, starts from family problems, cultural, social and political. Friedan philosophical?s ideas such as how women should be an autonomous individual, equality between men and women, and women are seen as the whole subject not only seen merely as objects."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S62239
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chicago: Encyclopaedia Britannica, Inc., 1952
R 081 GRE XII
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Novelia
"Media dewasa ini berada dalam tahap perkembangan yang paling krusial, dimana media massa tidak lagi menjadi penyebar realitas, tetapi sudah menjadi penyebar hiperrealitas. Hiperrealitas adalah era yang dituntun oleh model-model realitas tanpa asal-usul dan referensi. Dunia yang nampak lebih real daripada realitas itu sendiri. Media sangat menentukan bagaimana masyarakat memandang dunia dan menyikapi kehidupan berkat kemampuannya memanipulasi realitas menjadi hiperrealitas. Realitas sosial direkayasa sedemikian rupa oleh sejumlah besar pesan dan tanda yang torus menerus ditampaikan oleh media. Seperti yang dikatakan oleh Marshall McLuhan, seorang teoritikus media sekaligus pakar komunikasi yang juga menjadi acuan hagi sosiolog sekaligus ahli tilsafat posmodern Jean Baudrillard, bahwa media massa adalah suatu kekuasaan. la berkuasa menciptakan pesan yang tidak lain menurut Baudrilllard adalah tanda. Menurut McLuhan media adalah pesan dan juga perluasan tubuh manusia (Medium is a message : L:rteniion_s q/ Man). Kalau radio adalah perpanjangan telinga manusia, koran adalah perpanjangan mata manusia, mobil adalah perpanjangan kaki manusia, maka televisi adalah perpanjangan otak manusia. Media sebagai sebuah pesan dapat dilihat dari bentuk atau format tampilannya. Sebuah tayangan sinetron misalnya, yang menarik bukan hanya isi pesannya tetapi juga bagaimana pesan itu dikemas. Sinetron sebagai media kekuatannya terletak pada kemampuan untuk merekayasa fakta dan fiksi, realitas dan ilusi, kebenaran dan kepalsuan dalam rangkaian tanda. Yang cukup merisaukan pada perkembangan tayangan sinetron dewasa ini adalah pada sistem yang melekat didalamnya yaitu keharusan untuk setiap saat menghibur nasyarakat. Bahayanya bukan terletak pada keterhiburan masyarakat, melainkan bahaya lanjutannya yakni masyarakat menjadi lupa akan realitas real sehari-hari. Padahal realitas yang ditampilkan sinetron bukanlah realitas real, melainkan citraan abstrak hasil rckayasa. Kekuatan yang lain yang juga rnerupakan kunci kekuatan sinetron sebagai media adalah 'bentuk'-nya. Bentuk suatu media mempengaruhi bagaimana massa menerima informasinya. Dengan bentuknya yang ideal, sinetron sebagai media mampu memanipulasi segala sesuatu yang sesuai dengan kepentingan kapitalisme global yang menghidupinya. Sinetron mampu merekayasa konteks waktu dari suatu peristiwa atau hal dan membuat segalanya masuk dalam konteks 'kekinian' yang semu. Sinetron sebagai media mereproduksi segala kenangan masa lampau dan ilusi masa depan menjadi fakta semu yang sedang berlangsung. Sinetron telah menciptakan tanda-tanda semu. Seperti yang diungkapkan Baudrillard, media menciptakan realitas simulasi, suatu rangkaian tanda yang tak lagi diketahui mana yang otentik dan mana yang tiruan, mana yang benar dan mana yang salah, mana yang real dan mana yang palsu. Realitas simulasi yang diciptakan media, menjadikan kode sebagai prinsip utama dalam kehidupan sosial ini. Simulasi dan kode menarik seluruh realitas menuju hiperrealitas..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S16178
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khoirunnisa Mi`rojiah
"Skripsi ini menelaah pemikiran Nel Noddings secara filosofis mengenai pendidikan dengan memasukkan unsur ethics of care di dalamnya. Ethics of care yang berasal dari pemikiran feminisme menganggap bahwa kepedulian merupakan hal terpenting dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Begitu juga dalam pendidikan, ethics of care digunakan untuk memahami anak didik secara keseluruhan. Bukan hanya dengan memahami gaya belajar setiap anak tetapi juga mengembangkan potensi terbaik dari anak didik untuk dikembangkan dan memberikan pemahaman terhadap dirinya sendiri. Pendidikan yang dimaknai dengan ethics of care menjadikan sekolah sebagai simulasi dari kehidupan nyata di masyarakat. Ethics of care dalam pendidikan bertujuan untuk dapat memahami anak didik sesuai dengan apa yang diinginkannya tanpa adanya pemaksaan ataupun kekerasan dalam sekolah. Jadi, diharapkan anak didik dapat merasa bahwa pendidikan bukanlah sesuatu yang menyeramkan tetapi sebuah tempat dimana ia dapat dimengerti dan dikembangkan potensi terbaik yang dimilikinya. Kenyamanan dan kebahagiaan dalam proses pendidikan ini merupakan maksud dari ethics of care, karena jika mereka bahagia dalam proses pendidikannya maka mereka sudah memiliki modal untuk mendapatkan kebahagiaan dalam kehidupan bermasyarakat.

This thesis examines thoughts Nel Noddings philosophically about education by incorporating elements of ethics of care in it. Ethics of care that comes from the idea of feminism considers that care is the most important thing in relationships with others. Likewise, in education, ethics of care is used to understand their students as a whole. Not only by understanding each child's learning style but also develop the full potential of students to develop and provide an understanding of their self. Education is interpreted by the ethics of care make the school as a simulation of real life in the community. Ethics of care in the educational aims to be able to understand their students according to what they wanted without any coercion or violence in school. Thus, students are expected to feel that education is not something creepy but a place where they can be understood and developed the best potential they had. Comfort and happiness in this educational process is the intent of the ethics of care, because if they are happy in the process of education they already have the asset for happiness in community life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1930
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Camar Lanang Maulana
"Manusia sebagai makhluk sosial dalam berinteraksi dengan manusia lain tidak bisa lepas dari tindakan menolong, namun seringkali perbuatan ini merupakan hal yang dianggap remeh, terlalu keseharian dan dianggap bukan hal yang filosofis. Tulisan ini bertujuan untuk meninjau pengaruh dari gagasan etika kepedulian terkait kegiatan menolong. Etika kepedulian menganggap prinsip kepedulian merupakan hal dasar dalam penalaran moral, begitu juga dalam hal menolong. Oleh sebab itu tulisan ini akan berargumen mengenai pentingnya prinsip kepedulian dalam menolong dibanding hanya berfokus pada prinsip keadilan. Untuk sampai pada tujuan tersebut, tulisan ini akan menggunakan metode distingsi konseptual serta analisis kritis. Dalam tulisan ini akan mendeskripsikan teori dasar etika kepedulian terutama menurut Carol Gilligan, kemudian membandingkannya dengan etika keadilan. Setelah itu barulah dilakukan analisis kritis terhadap konteks menolong dan menjawab kritik yang relevan. Hasilnya ditemukan prinsip kepedulian merupakan unsur penting dalam menolong supaya tindakan menolong tidak menjadi kering dan kehilangan arti.

Humans as social beings in interacting with other humans cannot be separated from helping, but often this action is something that is underestimated, are too unpretentious, and is considered not a philosophical thing. This paper aims to examine the influence of ethics of care related to helping activities. Ethics of care considers the principle of caring to be a basic thing in moral reasoning, as well as in terms of helping. This paper will argue about the importance of the principle of caring in helping rather than just focusing on the principle of justice. To achieve this goal, this paper will use conceptual distinction and critical analysis methods. In this paper, we will describe the basic theory of ethics of care, especially according to Carol Gilligan, then compare it with the ethics of justice. After that, a critical analysis is carried out in the context of helping and answers relevant criticism. As a result, it was found that the principle of caring is an important element in helping so that helping actions do not become dry and lose meaning."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alfira Astari
"Skripsi ini mencoba untuk menganalisa masyarakat konsumen yang ada pada era kontemporer menggunakan teori masyarakat konsumen miliki Jean Baudrillard melalui bukunya yang berjudul The Consumer Society. Penulisan ini ingin menunjukan bahwa di dalam mengkonsumsi suatu objek, manusia tidak lagi mementingkan nilai guna dari suatu objek tersebut, melainkan nilai tanda dari suatu objek. Dapat dikatakan bahwa terdapat pergeseran makna dari kegiatan konsumsi yang terdapat pada masyarakat tersebut. Masyarakat saat ini dapat dikatakan juga sebagai masyarakat konsumen, karena sebagian besar masyarakat tersebut telah mengalami pergeseran makna dalam mengkonsumsi suatu objek. Hal ini dikarenakan bahwa di dalam masyarakat konsumen akan selalu terdapat budaya massa yang memiliki kekuatan untuk memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk terus mengkonsumsi suatu objek. Budaya massa ini memberikan dampak yang buruk bagi masyarakat konsumen sehingga membuat masyarakat ini akan kehilangan otentisitas dirinya. Banyak faktor yang sebenarnya tidak disadari oleh masyarakat konsumen dalam mengkonsumsi suatu objek dan hal tersebut lah yang ingin ditunjukan dalam penulisan karya ini.

This undergarduate thesis tries to analyze consumer societies in the contemporary era, using the consumer societies theory of Jean Baudrillard through his book called The Consumer Society. This undergraduate thesis showed that in the consuming an object people didn’t see the use value from that object but they only saw the sign value of an object. There is a shift in the meaning of consumption in the society. The society right now also says as a society consumers, because most of those society has experienced shifts meaning in consume any object. It because that in consumer society will always guiler mass culture which having a power to give impact towards community to consume an object. These mass culture povided the bad effect for the consumer society untill all those people in that society lost their authenticity. Many factors which are not realized by consumers society in consuming an object and this analysis will show all those factors."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46737
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Fuad
"Skripsi ini meninjau pandangan Maslow tentang manusia melalui kerangka yang disusun oleh penyusun buku 'Thories of personality' yaitu Ziegler dan Hjelle. Dari-buku ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa Maslow memiliki pandangan tentang manusia secara optimis dan banyak kemiripan dengan tema-tema filosofis dalam eksistensialisme dan fenomenologi. Selain itu Maslow merupakan tokoh psikologi, maka penulis berusaha menghubungkan filsafat dengan psikologi melalui pandangan Maslow sendiri sebagai pencetus psikologi humanistik dengan berbagai tema filsafat manusia dan budaya. Karena Maslow dan psikologi humanistiknya mengkritik pandangan tentang manusia menurut aliran psikologi (selainnya), maka penulis menghubungkan pandangan Maslow tersebut dengan situasi saat ini, khususnya relevansi pandangannya tersebut dengan kehidupan manusia di Indonesia. Akhirnya, tema-tema filosofis seperti tentang kebahagiaan, hakikat pendidikan, kebenaran, hakikat manusia dalam masyarakat dan potensi manusia oleh penulis diungkapkan sebagai tambahan atas konsepsi Maslow tentang manusia. Hal ini sangat berkaitan karena memang tema-tema tersebut pada dasarnya membicarakan persoalan manusia dan kemanusiaan juga. Dapat penulis simpulkan bahwa pandangan Maslow tentang manusia masih tetap relevan dengan kehidupan manusia saat ini, termasuk di Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
S16180
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>