Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134776 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nofec Budiarto
"EZDA 3 merupakan paduan seng alumunium (Zn-4%Al) yang memiliki kombinasi yang baik dengan sifat mekanis, castability, dan stabilitas dimensi. oleh karena itu, paduan ini banyak dipakai pada pengecoran die casting. Pada industri peleburan seng pemanfaatan scrap masih kurang banyak dilakukan. Hal ini disebabkan karena adanya unsur pengotor yang dapat mengurangi castability. Untuk mendapatkan seng yang bebas dari pengotor relatif mahal karena diperlukan proses pemumian terlebih dahulu. Salah satu elemen pengotor yang terkandung dalam seng adalah unsur Fe. Adanya unsur Fe di dalam seng merugikan sifat mekanis(keuletannya turun) dan fluiditas Akibat permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian dengan menambahkan unsur besi ke dalam paduan EZDA 3 (Zn-4%Al) yang bertujuan mendapatkan nilai fluiditas, kekerasan dan kekuatan tarik. Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mempelajari pengaruh variasi penambahan besi (0%, 0,1% dan 0,2%) terhadap morfologi struktur paduan ini pada temperatur tuang 420°C dengan menggunakan metode pengujian fluiditas vacuum section test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Mikrostruktur seng alumunium (Zn4%Fe) berwama putih merupakan fasa 11 dengan bulatan hitam didalamnya merupakan fasa a. Peningkatan komposisi Fe 0,04% dan 0,19%, membentuk fasa intermetalik dengan senyawa yang terbentuk FeAh. Penambahan Unsur Fe meningkatkan jumlah dan ukuran fasa intermetalik yang terbentuk, menurunkan nilai fluditas dari 27,2 hingga 21 em, dan meningkatkan kekerasan dari 38,4 hingga 45 HRB dan meningkatkan nilai kekuatan tarik pada angka 232 Mpa di komposisi 0,04% Fe dan menurun pada angka 77 Mpa di komposisi 0,19% Fe.

EZDA 3 is an aluminum zinc alloy (Zn-4% AI) which has a good combination of mechanical properties, castability, and dimensional stability. therefore, this alloy is widely used in die casting foundry. On the utilization of scrap zinc smelting industry is still lacking a lot done. This is because the impurity element which can reduce castability. To get free from the impurities of zinc is relatively expensive because of the purification process is required in advance. One of the impurity element contained in the zinc is the element Fe. The appearance of Fe element in the reduce zinc alloy ductility and fluidity. The research done by adding iron to the alloy elements EZDA 3 (Zn-4% AI) which aims to get the fluidity, hardness and tensile strength. This study specifically aims to study the effect of variations in the addition of iron (0%, 0.1% and 0.2%) of the morphological structure of these alloys at temperatures of 420°C castings testing using vacuum fluidity test section. These results showed that the microstructure of aluminum zinc (Zn-4% Fe) in white color is the phase 11 with black dots inside is a phase. Increased in the composition of Fe 0.04% and 0.19%, formed intermetallic phases with a compound formed FeAh. The addition of Fe element increases the number and size of the intermetallic phases, the lower the value of fluidity from 27.2 to 21 em, and increased the hardness of 38 to 45 HRB and increased the value of tensile strength of 232 MPa at number the composition of 0.04% Fe and decreased in number 77 MPa at 0.19% Fe composition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S65236
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ifan Rifandi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soerjantoro
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41047
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Triandi Tjahjanto
"Beberapa teknik proses sol-gel untuk mengimobilisasi T'02
dipelajari dan dicobakan pada substrat aluminium dan kaca, kemudian
sifat semikonduktor dan aktivitas fotokatalitiknya diuji. Selain
itu juga dilakukan usaha optimalisasi dengan meragamkan pelarut yang
digunakan dan suhu kalsinasi. Prekursor yang digunakan dalam semua
teknik proses sol-gel di sini adalah Ti( O iPr),. Pengujian hasil
imobilisasi T'02 yang dilakukan meliputi uji aktivitas fotokatalitik
terhadap
I
4-kiorofenol, dan karakterisasi lapisa n dengan TLCScanner,
Scanning Electron Microscope (SEM) , Spektrofotometer IR, dan Dif raksi
Sinar-X (XRD) . Spektra XRD menunjukkan teknik proses sol-gel yang memperlambat hidrolisis menghasilkan kadar kristal anastase, yang
diinginkan, relatif kecil. Sedangkan serapan spektrum IR pada 1382
cm- 1 dan 1632 cm-
.
1 memperkuat dugaan masih terdapatnya gugus alkil.
Sedangkan teknik proses sol-gel yang tidak memperlambat hidrolisis
walaupun relatif lebih kristalin dan . memberikan kadar anatase yang
relatif sangat tinggi, hidrolisisnya terlalu cepat. Penggantian pelarut
metanol dengan propanol memberikan proses sol-gel yang cukup baik.
Ketebalan.yang diperole h dari sol ini antara 0,6175 p dan 0,6781
Rm. Hasil u ii kualitas lapisan dengan TLCScanner menunjukkan
homogenitas ketebalan lapisan teknik pertama tidak sebaik teknik
kedua yang tidak memperlambat hidrolisis. Uji fotokatalitik terhadap
4-klorofenol memperlihatkan aktivitas katalis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nofec Budiarto
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Indra Anwar
"Paduan aluminium - seng memiliki respons yang paling tinggi terhadap perlakuan panas dibandingkan dengan paduan luang aluminium lainnya. Rasio Zn:Mg di dalam paduan sangat menentukan sifat paduan ini. Komposisi ruangan paduan dihasilkan dari peleburan dengan menggunakan dapur krusibel tipe ciduk, sedangkan cetakan yang dipergunakan adalah cetakan pasir dengan standar ASTM B 26M-92a, yang hasilnya sudah merupakan sampel uji tarik. Variasi jumlah penambahan unsur magnesium dalam paduan ini adalah 0%. 1%. dan 2%. Proses perlakuan panas yang dilakukan meliputi perlakuun pelarutan pada temperatur 480'C. 500'C, dan 520'C selama 12 jam, dengan pencelupan media air diikuti dengan penuaan buatan pada temperatur 175'C selama 10 jam. Dari hasil penelitian diketahui bahwa paduan yang tidak mengandung unsur Mg, maupun yang memiliki unsur Mg tidak memperlihatkan respons yang berarti terhadap proses perlakuan panas sehingga tidak menunjukkan perubahan sifat mekanis yang cukup berarti. Tetapi peningkatan kekuatan mekanis yang sangat drastis terjadi setelah dilakukan penambahan Mg .sebesar 1%, pada penambahan dari 1% ke 2% tidak memperlihatkan perubahan sifat mekanis yang besar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Mikael Januardi
"ABSTRAK
Zamak 3 merupakan salah satu paduan seng aluminium yang banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri manufaktur dengan produk yang beragam aplikasinya. Paduan ini memiliki kombinasi dengan sifat mekanis, castability, dan stabilitas dimensi yang baik sehingga pengecorannya dengan metode diecasting dan dapat produksi dalam skala massal dan bentuk yang presisi. Scrap yang tersisa dari gating system hasil pengecoran produk belum optimal pemanfaatannya. Hal ini disebabkan karena adanya unsur pengotor yang berlebih dan mengurangi castability. Salah satu elemen pengotor yang terkandung adalah unsur besi (Fe) yang mengurangi kemampuan mekanis (keuletannya turun) dan fluiditas.
Akibat permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian dengan memanfaatkan komposisi dan sifat dari scrap tersebut yang diberikan modifier agar mengurangi pengaruh buruk unsur pengotor yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui optimalisasi scrap tersebut dengan adanya penambahan grain refiner Al-5TiB. Melalui variasi penambahan 0,5% dan 1%, penelitian ini akan mengamati morfologi struktur paduan, pengaruh terhadap sifat mekanik serta fluiditas pada pengujian tekanan vakum. Butir yang halus akan mengurangi pengaruh fasa intermetalik yang ada karena unsur Fe.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh dari grain refiner Al-5TiB memicu pembentukan fasa baru dengan bentuk fasa intermetalik yang halus. Hal ini memperbaiki castability dari paduan yang disimpulkan dari pengujian terhadap nilai fluiditas dan sifat mekanik. Grain refiner mengurangi pengaruh buruk dari intermetalik yang terlihat pada hasil pengamatan mikrostruktur.

ABSTRACT
Zamak 3 is one of the many zinc alluminium alloys, as a raw material in the manufacturing industry with diverse product applications. This alloy has a good combination of mechanical properties, castability, and good dimensional stability. Therefore, the manufacturing able to do with the method of die casting with the production on a mass scale and shape precision. In casting industry, scrap left over from casting results have not been optimal product use. This is because there is an element of excess impurities and reduce castability. Iron (Fe) element is the element contained impurities that reduce the ability of mechanical and fluidity.
As a result of these problems, the research carried out by utilizing the composition and nature of the scrap is given modifier to reduce the bad influence of impurity elements are present. This study aims to determine the scrap optimization with the addition of grain refiner Al-5TiB. Through variation of the addition of 0.5% and 1%, this study will examine the morphology of alloy structure, influence on the mechanical properties and fluidity with vacuum testing. Refined grains will reduce the influence of intermetallic that is because the element Fe.
The results will showed that the grain refiner trigger the formation of a new phase with a subtle form intermetallic phase. It is also a major effect on the value of the fluidity and mechanical properties of the alloy that improve castability. This grain refiner addition affect the intermetallic properties that han been proved by characterization and relationship by micro structure analysis."
2014
S56190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Mawasthama
"Laju pertumbuhan industri otomotif yang kian pesat di Indonesia dalam rangka memenuhi tingkat kebutuhan akan komponen maupun kendaraan bermotor selalu menemui berbagai hambatan akibat tingkat kegagalan (reject) produksi yang tinggi. Kondisi ini terjadi akibat timbulnya cacat, seperti coldshut dan misrun, pada komponen hasil proses pengecoran yang sebagian besar menggunakan material dasar paduan aluminium. Salah satu penyebab terjadinya cacat-cacat tersebut adalah rendahnya fluiditas atau mampu alir logam cair, yang tentunya dapat berakibat terhadap rendahnya kualitas maupun kuantitas hasil produksi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji nilai fluiditas paduan aluminium ADC 12 dengan menggunakan metode vacuum suction test melalui variasi temperatur tuang sebesar 640 _C, 660 _C, 680 _C, dan 700 _C, yang sebelumnya telah dilakukan penambahan unsur paduan Zn dengan variasi target komposisi 0.86 wt.% (komposisi awal), 0.90 wt.%, 0.95 wt.%, 1.00 wt.%, dan 1.05 wt.%. Selanjutnya, pengamatan struktur mikro dilakukan tepat pada bagian ujung sampel dengan menggunakan zat etsa HF 0.5% pada kondisi optimum dan temperatur tuang standar paduan aluminium ADC 12. Selain itu, dilakukan pengujian kekerasan pada kondisi sampel as-cast dengan menggunakan metode Brinell pada tiap-tiap variasi komposisi Zn. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan temperatur tuang serta komposisi unsur paduan Zn secara umum mampu meningkatkan nilai fluiditas paduan aluminium ADC 12. Nilai fluiditas paling optimal dicapai pada komposisi 1.18 wt.% Zn, dimana pada temperatur tuang sebesar 680 _C panjang fluiditas akan mengalami peningkatan sebesar 23.17 % dari 25.33 cm (kondisi tanpa penambahan unsur Zn) ke 31.20 cm. Selanjutnya, pada komposisi Zn yang sama, panjang fluiditas akan mengalami peningkatan sebesar 23.42 % dan 26.90 cm sampai 33.20 cm pada temperatur 640 _C dan 700 _C. Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa peningkatan komposisi Zn mampu berkontribusi terhadap peningkatan kekerasan sebesar 23.65 % dari 55 BHN (kondisi tanpa penambahan unsur Zn) ke 68 BHN pada komposisi 1.24 wt.% Zn. Sedangkan, dari pengamatan struktur mikro tidak ada perubahan yang signifikan seiring peningkatan komposisi Zn serta unsur Zn tidak berperan dalam pembentukan fasa interdendritik sehingga tidak dapat diamati dengan menggunakan mikroskop optik maupun SEM (Scanning Electron Microscope)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40592
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhwan Nur Rahman
"Penelitian mengenai polikristalin perovskite manganit telah dilakukan, dimulai dengan mensintesis material La0,7(Ba0.97Ca0.03)0.3Mn1-xCuxO3 (x = 0; 0,03; 0,05; 0.07 dan 0,10) dengan menggunakan metode sol-gel, karakterisasi menggunakan X-ray diffractometer, menunjukkan sampel memiliki struktur kristal rhombohedral dengan space group R-3c, substitusi Cu yang dilakukan tidak mengubah struktur kristal sampel akan tetapi hanya merubah parameter latis, volume unit sel, ukuran kristalit rata-rata, Panjang ikatan dan sudut ikatan antara Mn/Cu terhadap oksigen. Karakterisasi SEM menunjukkan bahwa terjadi perubahan ukuran grain yang membesar saat konsentrasi Cu ≤ 5% dan ukuran grain akan mengecil kembali saat kosentrasi melebihi 5%. Karakterisasi menggunakan VSM menunjukkan bahwa terjadi penurunan magnetisasi seiring penambahan konsentrasi Cu. Hasil uji kelistrikan menunjukkan bahwa resistivitas menurun drastis ketika konsentrasi Cu ≤ 5% dan meningkat kembali ketika konsentrasi Cu melebih 5 %. Hasil permodelan menggunakan persamaan perkolasi menunjukkan penurunan Tcmod seiring dengan penambahan konsentrasi Cu.

Research on polycrystalline perovskite manganite has been carried out, starting with materials synthesizing La0.7(Ba0.97Ca0.03)0.3Mn1-xCuxO3 (x = 0; 0.03; 0.05; 0.07 and 0.10) using the sol-gel method, characterization using X-ray diffractometer, shows the sample has a rhombohedral structure with R-3c space group, Cu substitution that is not changing the crystal structure of the sample, but only change lattice parameters, unit cell volume, average crystallite size, bond length and the bond angle between Mn / Cu and oxygen. Characterization of SEM showed changes in grain size which increase when concentration of Cu ≤ 5% and grain size will decrease when Cu concentration increases by 5%. Characterization using VSM showed a decrease the magnetization. Electrical characterization results showed that the resistivity decrease dramatically while Cu concentrations ≤ 5% and increased while Cu concentrations increased by 5%. The modeling results using the percolation equation showed the Tcmod decrease according to the ratio of Cu concentration."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T53238
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>