Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163829 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rully Muliarto
"ABSTRAK
Asuransi merupakan satu jenis usaha yang bersifat khusus dan unik, dimana jasa
yang diberikan tidak mempunyai wujud sama sekali serta bersifat implisit, dimana jasa ini
berupa manfaat psikologis dalam bentuk perlindungan terhadap resiko yang mungkin
dihadapi oleh nasabah. Mengingat sifat unik yang dimiliki , maka untuk menunjang
keberhasilan usaha dan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan
asuransi, diperlukan suatu strategi pemasaran strategi pemasaran yang tepat.
Dalam memasuki pasar asuransi yang beraneka ragam maka perusahaan asuransi
hams menentukan strategi pemasarannya yaltu dengan menerapkan strategi STP
(Segmentasi, Positioning, dan Targeting) dalam menggarap pasarnya, sehingga perusahaan
asuransi mempunyai daya saing yang lebih balk, karena dapat lebib fokus dalam
memberikan pelayanan dan menghasilkan produknya.
Oleh karena itu untuk mendapatkan gambaran mengenai strategi pemasaran yang
dilakukan oleh perusahaan asuransi kerugian di Indonesia, khususnya tentang strategi
segmentasi perusahaan asuransi kerugian dalam memetakan pasarnya yang begitu luas
maka penelitian dibuat berdasarkan survey kepada perusahaan asuransi kerugian yang
beroperasi di Indonesia.
Adapun tujuan dan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui apakah perusahaan asuransi di Indonesia melaksanakan strategi segmentasi
daiam menentukan target pasarnya.
2. Mengetahui sejauh mana perusahaan asuransi di Indonesia dalam menyusun strategi
segmentasinya.
3. Mengetahui apakah perusahaan yang melakukan segmentasi akan memiIki kinerja
yang lebìh tinggi.
Adapun metolologi yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Bentuk penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan adalah riset deskriptif.
2. Jenis Data
Jenis data yang dipakai dalam penelitian ifli adalah data primer dan data
sekunder. Data primer yang dibutuhkan diperoleh dari hasil survey,
sedangkan untuk data sekunder diperoleh dan Literature-literature
kepustakaan, antara lain dan jumal ? jurnal ilmiah , buku teks, Internet,
laporan tahunan Dewan Asuransi Indonesia, dan sumber-sumber lain yang
mendukung penelitian ini.
Jumlah sample yang diambil adalah sebanyak 40 responden dan jumlah populasi
sebanyak 107 perusahaan.Dan 107 perusahaan kami mengirimkan kuesioner kepada 100
penisahaan balk dengan surat maupun didatangi Iangsung ,namun yang menjawab dan
merespon hanya 43 perusahaan saja.Survey dilakukan dan Akhir Juli 2001 sampai dengan
September 2001.
Dari hasil penelitian didapat perusahan asuransi yang melakukan strategi
segmentasi dapat disimpulkan adalah perusahaan yang mulai menggarap pasar retail
dengan senius, maka sebagian besar perusahaan asuransi di Indonesia sudah melaksanakan
strategi segmentasi ini, dengan berbagai variabel dan dimensi yang lengkap.Maka dan
hasil penyusunan strategi segmentasi inilah mereka membuat strategi marketing mix-nya.
Dan berdasarkan hasil penelitian ini didapat bahwa perusahaan yang melakukan
strategi segmentasi memiliki keunggulan kinerja yang Iebìh baik dibandingkan dengan
penisahaan yang tidak melakukan strategi segmentasi, yang diukur berdasarkan
pendapatan premi, laba perusaliaatl dan market share-nya, karena mereka Iebih dapat
mengenali konsumeflnYa sehingga dapat menyusun strategi bauran pemasaran yang tepat
yang meliputi strategi produk, harga ,distribusi dan promosi yang sesuai dengan segmen
pasar yang ditekuninya."
2002
T4484
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mangunsong, Erickson
"ABSTRAK
Dengan disetujui Regulatory Principles yang searah
dengan AFAS 2003 dan WTO 2020 yang dimana prinsip ini memberikan
keleluasaan yang penuh bagi beroperasinya perusahaan-perusahaan
asuransi dunia untuk memasuki pasar dalam negeri maka tidak bisa dihindari
meningkatnya persaingan bisnis asuransi di Indonesia. Sejalan dengan itu,
PT. Asuransi Astra Buana, yang selanjutnya disebut sebagai Asuransi Astra,
perlu mengkaji faktor eksternal, lingkungan industri serta daya saing internal,
untuk mengetahui kondisi persaingan yang ada serta menyusun dan
merencanakan strategi bersaíngnya. Hal tersebut diatas merupakan menjadi
tatar belakang penulisan tesis ini.
Penelitian tesis dilakukan dengan melakukan pengisian kuesioner
terhadap 58 pertanyaan kunci oleh 10 orang responden. Diagram Porter?s
Five Forces digunakan dalam melakukan analisis eksternal serta analisis
Iingkungan industri, sedangkan faktor kunci kapabilitas, sumber daya, dan
kompetensi inti digunakan datang melakukan analisis internal. Hasil analisis
tersebut diatas menjadi basis untuk menjawab pertanyaan penelitian
mengenai bagairna kondisi yang dihadapi oleh Asuransi Astra dalam
persaingan bisnis asuransi umum di Indonesia dalarn hal ¡ni yang merupakan
pertanyaan pertama datam penelitian.
Selanjutnya untuk menjawab pertanyaan kedua dan penelitian yaitu
mengenai strategi yang tepat yang dapat diambil oleh Asuransi Astra untuk
menjadi unggul dalam persaingan dilakukan analisis SWOT untuk melakukan
identifikasi terhadap sumber daya serta kemampuan yang dimiliki oleh
perusahaan. Dari hasil analisis SWOT dibuat table IFAS (Internal Factor
Analysis Summary) dan EFAS (External Factor Analysis Summary) untuk
mendapatkan arahan-arahan strategis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persaingan dalam bisnis asuransi
umum sedang mengalami perubhan, kondisi yang dirasakan oleh Asuransi
Astra adalah tumbuhnya sektor bisnis penunjang seperti pembiayaan, terbuka
pasar captive di luar Astra, serta kesempatan untuk membangun saluran
distribusi pemasaran yang luas. Persaingan terbuka dengan perusahaan
asing atau global menjadi Asuransi Astra bersiap untuk memasuki dimensi
persaingan yang baru, yaitu persaingan akan kualitas layanan (Service
Quality) yang memberikan kesempatan bagi perusahaan local untuk
membangun kompetensi institusi secara spesifik.
"
2003
T4485
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boedi Koernianto
"ABSTRAK
Industri asuransi kerugian pada dasarnya adalah industri
yang permintaan terhadap produknya ditentukan oleh permintaan
atau pertumbuhan yang terjadi di sektor-sektor lainnya di
dalam perekonomian (derived demand). Bila di sektor perbankan
kelihatan lebih semarak setelah dikeluarkannya deregulasi
PAKTO 1988, maka sektor asuransi kerugian setelah dikeluar
kannya PAKDES 1988 terlihat masih belum beranjak dari kondisi
semula. Hal ini disebabkan oleh industri asuransi kerugian
tergolong bisnis yang lambat menghasilkan sehingga tingkat
rentabilitasnya juga tergolong rendah; tingkat kesadaran
terhadap perlunya asuransi masih rendah; dan juga tingkat
pendapatan per kapita penduduk Indonesia yang masih rendah
bila dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN.
Persaingan antar perusahaan asuransi kerugian yang ada
saat ini begitu ketat. Hal ini ditandai dengan masih
besarnya dominasi perusahaan milik negara yang memiliki
objek-obiek pertanggungan besar dan sektor pemerintah; makin
banyaknya kelompok-kelompok usaha yang menciptakan captive
market bagi perusahaan asuransi kerugiannya; dan adanya
deregulasi PAKDES 1988 khususnya mengenai peningkatan modal
disektor guna meningkatan daya tampung risiko dalam negeri.
Ketatnya persaingan tersebut memaksa perusahaan asuransi
kerugian bekerja lebih keras lagi, yaitu melalui peningkatan
profesionalisme dan juga pencarian sumber penerimaan lain
disamping penerimaan dari premi. Sumber penerimaan lain yang
perlu ditingkatkan saat ini adalah hasil investasi dan
portofolio investasi yang dimiliki. Hasil investasi yang
tinggi akan dapat mendukung hasil-hasil underwriting dan juga
penyebaran risiko usaha yang pada akhirnya akan dapat
meningkatkan kapasitas penampungan risiko yang dapat ditutup.
Dana investasi yang ada, dengan berbagai kendala baik
intern maupun ekstern yang ada, harus dikelola sedemikian
rupa sehingga dapat memberikan hasil yang optimal bagi
perusahaan, Permasalahan yang terkait dengan pengelolaan
dana Investasi tersebut adalah banyaknya alternatif investasi
dengan berbagai tingkat risiko; serta dari macam assets
investasi yang ada portofolio mana yang akan memberikan
tingkat hasil yang paling optimum bagi perusahaan.
Untuk mengetahui bagaimana perusahaan asuransi. kerugian
di Indonesia melakukan pengelolaan investasi, karya akhir ini
akan memberikan gambaran mengenai beberapa aspek pengelolaan
portofolio investasi dengan mengambil contoh pada PT.
Asuransi Kerugian MM (PT. MM) yang merupakan suatu perusahaan
asuransi kerugian yang mengkhususkan pada program asuransi
untuk industri minyak dan gas bumi disamping jenis asuransi
kerugian lainnya. Analisis portofolio investasi PT. MM
didasarkan atas pendekatan diversifikasi yang dikembangkan
oleh Harry M. Markowitz.
Hasil yang djperoleh dari analisis portofolio investasi
PT. MM adalah portofolio investasi yang dilakukan oleh PT. MM
belum nencapai tingkat yang paling optimal menurut pendekatan
diversifikasi Markowitz. Titik berat investasi yang dilakukan
oleh PT. MM ternyata investasi dalam Deposito Valuta Asing,
sementara perhitungan dengan pendekatan diversifikasi
Markowítz justru menunjukkan bahwa titik berat investasi PT.
MM ada pada investasi dalam Deposito Rupiah. Hal ini terjadi
karena sebagian besar premi yang diterima PT MM dinyatakan
dalam bentuk Valuta Asing dengan pertimbangan untuk
menghindarkan diri dari kerugian ganda akibat peningkatan
inflasi dan juga depresiasi rupiah terhadap mata uang asing.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, M. Richason Ray S.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadjar Isdijanto
"Looking at the brutto premium of PT. Asuransi Jasindo and the development of loss insurance industry in Indonesia, it was obvious that the market competition of insurance industry was very competitive. Such competition could be handled if PT. Asuransi Jasindo could apply a marketing strategy that had a sustainable competitive advantage. This served as the background of the research which aimed at identifying the feasibility of applying the sustainable competitive advantage concept as the marketing strategy and to what extent it can be applied to identify competitive position of PT. Asuransi Jasindo towards other competitors in the loss insurance industry in Indonesia.
The research adopted descriptive method through data collection in a form of secondary and primary data. The former used books, annual reports and other documents related with the research. As for the latter, questionnaires designed based on the Likert Scale were distributed to the personnel of PT. Asuransi Jasindo in the units in the head quarter office and 15 branch offices.
The research adopted Boston Consulting Group (BCG) matrixs theory and the Sustainable Competitive Advantage (SCA) approach. The BCG matrixs was used to identify the competitive position of PT. Asuransi Jasindo towards the competitors in the loss insurance industry and the SCA approach here was to analyse the components of competitors covering own products familiarity, familiarity towards competitors, familiarty towards the competitors? products and the components of competition techniques comprising of cost advantage, product differenciation, market focus, pioneering products and market sinergy.
The results of this research depicted that the competitive position of PT. Asuransi Jasindo in the loss insurance industry in Indonesia was in the star quadrant possessing the growth of long-run opportunities. The strategies that could be adopted were forward integration, backward integration, horizontal integration, market penetration, market development and product development.
Whereas the results of analysis ofthe components of prequisite condition of SCA concept was things like the familiarity of own products, familiarity of competitors? products, cost advantage, product differenciation, market focus and pioneering products receiving good/high level category and as for being familiar with the competitors possessing very good/very high category whereas the market sinergy obtained relatively good/relatively high category. Therefore it could be concluded that the SCA concept could be adopted as the marketing strategy of PT. Asuransi Jasindo.
The optirnalize the adopt on of the SCA concept as the marketing strategy that possessed the sustainable competition required mending and improvement of such strategies as market synergy, human resource development and the market extention."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22146
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Firmandi
"Strategi bersaing telah dipahami memiliki peran dominan bagi perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitif dan kinerja tinggi. Namun demikian, fokus ke arah hal ini sering menemui kendala tidak tercapainya salah satu faktor penting, yaitu kurangnya perhatian perusahaan dalam hal pentingnya "hubungan pelanggan" sebagai sumber untuk kinerja perusahaan. Studi ini menyelidiki keterkaitan antara perusahaan dengan pelanggan melalui eksekusi strategi operasional yang dilakukan oleh agen penjualan untuk meyakinkan pelanggan terhadap preferensi produk dari perusahaan asuransi. Secara khusus, penelitian ini mencoba untuk menganalisis efek moderasi nilai yang terkandung pada penjualan (value-based selling), serta hubungan timbal-balik atasan-bawahan (leader-member exchange), dan keterampilan politik terhadap kinerja penjualan, dalam konteks industri asuransi. Responden utama yang digunakan adalah 165 tenaga penjual dari satu perusahaan asuransi jiwa multinasional terbesar. Structural Equation Modelling (SEM) melalui program Lisrel digunakan untuk menganalisis data berdasarkan purposive sampling responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksekusi strategi operasional dan strategi penjualan mempengaruhi kinerja penjualan, sementara leader-member exchange memoderasi positif dampak dari eksekusi tersebut pada kinerja penjualan. Namun, penjualan berbasis nilai (value-based selling) memoderasi negatif dampak eksekusi strategi terhadap kinerja penjualan dan keterampilan politik terbukti tidak signifikan untuk memoderasi dampak eksekusi strategi terhadap kinerja penjualan. Penelitian ini menyoroti pentingnya hubungan atasan-bawahan untuk pelaksanaan eksekusi strategi operasional dan eksekusi strategi penjualan yang efektif, menghasilkan kinerja penjualan yang lebih baik. Implikasi secara umum, studi ini tidak menunjukkan hubungan kausal antara eksekusi strategi dan kinerja penjualan, sehingga pelaksanaan studi longitudinal di kemudian hari disarankan. Lalu, hasil temuan penelitian mengisyaratkan bahwa perusahaan untuk secara kontinu meningkatkan pelaksanaan eksekusi strategi (operasional dan penjualan), serta kualitas hubungan antara atasan dan bawahan. Studi ini menekankan kembali pentingnya aktivitas operasional yang tepat dari perusahaan dalam implementasi strategi-serta mengklarifikasi pengaruh dari penjualan berbasis nilai terhadap kinerja penjualan. Kontribusi dari penelitian ini adalah pemahaman bahwa eksekusi strategi dapat memperluas pemahaman tentang strategi implementasi sebagai salah satu pilar studi manajemen strategis.

Competitive strategy has been considered as dominant role for a firm in achieving competitive advantage and high performance. Such focus, however, often lacks one important factor, that firm gives less attention in "customer connection" as a source for firm's performance. This study will investigate firm's connection with customers through execution strategy by salespersons in wining customers' preference products from insurance company. Specifically, this research attempts to analyze the moderating effect of value-based selling, leader-member-exchange, and political skills on the impact of strategy execution of the sales force, towards sales performance, in the context of insurance industry. The main respondents are 165 salespersons from one large multinational life insurance company. Structural Equation Modeling (SEM) on Lisrel software is used to analyze the purposive sampling data of the respondents. Results show that operational and sales strategy execution affects sales performance, while the leader-member exchange positively moderates the impact of such execution on sales performance. However, value-based selling negatively moderates the impact of strategy execution on sales performance and political skills are found to be insignificant to moderate the impact of strategy execution on sales performance. This research sheds light on the importance of superior-subordinate relationships for effective operational and sales strategy execution, resulting in better sales performance. Being cross-sectional in nature, the study may not demonstrate the causal relationships between strategy execution and sales performance. A longitudinal study in the future is suggested. The findings suggest firms should improve (operational and sales) strategy execution continuously, as well as the quality of the relationship between superiors and subordinates. This study examines operational activities as an important part of strategy implementation-it clarifies the impact of value-based selling on sales performance. The contribution of this research is that strategy execution broadens the understanding of implementation strategy as one of the pillars of strategic management study."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
D2767
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afien Juni
"ABSTRAK
Perdagangan internasional di masa akan datang diperkirakan akan
semakin meningkat sejalan dengan tercapainya Persetujuan GATT dalam
Putaran Uruguay yang telah berakhir 15 Desember 1994. Salah satu sektor
yang turut memperoleh manfaat dan meningkatnya volume perdagangan
adalah sektor asuransi khususnya asuransi kerugian.
Suatu fenomena yang menarik pada industri asuransi kerugian di
Indonesia adalah bahwa peranan perusahaan asuransi nasional jelas tidak
mendapat keuntungan yang berarti. Situasi seperti inilah yang
melatarbelakangi diadakannya analisis pemecahan sebagai mana tertuang
dalam karya akhir ini. Yang menjadi unit analisis adalah PT. Citra
International Underwriters yang merupakan perusahaan asuransi kerugian
yang tergabung dalam Bimantara Group. Analisis dilakukan dalam dua
lingkup sasaran yaitu: Analisis Lingkungan Eskternal dan Analisis Potensi
Internal Perusahaan. Analisis Lingkungan Eskternal diadakan untuk
mencoba menangkap gejolak yang ada pada lingkungan usaha dan menafsirkan
kecenderungan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sementara itu
Analisis Potensi Internal Perusahaan menjadi basis untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan yang dapat menciptakan atau meniadakan Keunggulan
Bersaing yang Berkelanjutan.
Kerangka analisis yang digunakan dalam tulisan ini antara lain Model
Kelanggengan Keunggulan Bersaing Industri Jasa yang dikemukakan oleh
Bharadwaj et al (1993), dan Interaksi Strategis Dalam Lingkungan
Turbulen oleh Ansoff and McDonnell (1990).
Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi yang dijumpai pada PT. Citra
International Underwriters, diperoleh dua macam strategi yaitu Strategi
Umum dan Strategi Khusus. Strategi Umum yang disarankan adalah
menciptakan keunggulan bersaing dengan cara: menggali Ketrampilan
Tersendiri, dan membangun Penguasaan Assets Khusus. Strategi yang lebih
spesifik lagi dituangkan dalam Strategi Khusus, yang terdiri dari dua strategi:
1. Pcncapaian Skala Ruang-Lingkup.
2. Sistem Membonceng (Piggyback).
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kornat Rumapea
"Penyehatan perusahaan asuransi dan reasuransi dengan kritería barn dimulai sejak tahun 1999 yang dtandai dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Keuangan Rl Nomor 4811KMKO1 7/1999 yang mengatur tingkat kesehatan perusahaan asuransi dan reasuransj berdasarican Risk Based Capital (RBC). Dengan peraturan barn tersebut maka perusahaan asuransi dan reasuransi barns memiliki Rasio Solvabilitas 120% setiap saat yang harus dipenuhi paling lambat tahun 2004.
PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya adalah salah satu perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam industri asuransi jiwa, dimana saat ini belum memenuhi Rasio Solvabilitas. Raslo Solvabi litas pada akhir tahun 1999 sebesar ?165% dan meningkat menjadi ?105% pada akhir Juni 2000. Rendähnya Rasio Solvabilitas tersebut disebabkan oleh rendahnya kekayaar) yang diperkenankan (admitted asset) dibandingkan kewajiban (liabilities) dan besarnya Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (B7M) yang terutama disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kekayaan dan kewajiban dalam mata uang asing (foreign currency mismatch).
Rendahnya kekayaan yang diperkenankan disebabkan oleh sebagian besar assetnya tidak diperkenankan sesuai dengan peraturan Nomor 4S1IKMK.017/1999. Kekayaan dalam bentuk properti dan gedung perkantoran nilainya cukup besar tetapi yang díakui hanya 26% dan total nilainya. Tingginya BTSM disebabkan oleh cadangan premi polis US Dolar yang dimiliki cukup besar sementara asset yang dimiliki dalam satuan mata uang yang sama cukup kecil.
Rendahnya kekayaan yang diperkenankan atas kelompok properti disebabkan oleh nilai assetnya yang telab melebihi 30% dan tota] investasi, sedangkan untuk gedung perkantoran yang digunakan sendiri, yang diakui hanya sekitar 2% yakni 20% dan modal perusahaan. Hal ¡ni menunjukan bahwa salah satu penyebab rendahnya kekayaan yang diperkenanii adalah rendahnya modal (eku itas) perusahaan. Rendahnya ekuitas perusahaan disebabkan oleh kegagalan perusahaan menghasilkan Iaba dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga tidak ada penambahan modal melalui laba ditahan (retained earning). Kegagalan perusahaan menciptaican laba disebabkan oleh biaya Penjualaji (expense milo) yang cukup tinggi serta hasil investasi yang relatif rendah.
Rendahnya hasi] investasi disebabkan oleb sebagian besar asse perusahaan digunakan sendiii sebagai gedung kantor pemasaran. Sebagian besar Lainnya dikembangkan menjadi unit bisms atan anak perusahaan yang meliputi bisnis perhotelan. jasa konstrukai, jasa konsultan manajemen dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Tingkat pengembalian investasi (reruni on investment) díbawah rata-rata tingkat bunga perbankan bahkan dibawah rata-rata tingkat bunga aktuaria (actuarial interest rate).
Selain hasil investasi yang relatif rendah. diversifikasi yang dilakukan perusahaan sebagian besar berbentuk unrelated diversification sehingga tidak memberikan nilai tambah (value chain) terhadap bisnis asuransi sebagai bisnis intl PT. Asuransi Jiwa Buini Asih Jaya. Akibatnya daya saing (core competencies) perusahaan tetap rendah.
Untuk mengatasi perm ahan-pennasaiahan tersebut dengan tujuan untuk mencapai rasio solvabilitas sebagaünana disyaraikan serta memelihara tingkat kesebatan setiap saat maka dilakukan analisa eksterrial maupun internal perusahaan untuk merumuskan stratej tindakan perbaikan. Dan hasil analisa tersebut maka disusun strategi restrukturisasi dan rekapitalisasi dengan formulasi sebagai berikut:
1. Dibutuhkan tambahan modal setor sebesar Rp 50 Milyar yang dilakukan secara bertahap dalam tiga tahun.
2. Penjualan seluruh properti dan sebagian gedung perkantoran dengan nilai penjualan diharapkan sebesar Rp 113,3 Milyar yang dilakukan secara bertahap.
3. Peningkatan hasil investasi dengan return minimum 12% dengan resiko yang Konserfatif serta konstreinnya sesuai dengan jatub tempo kewajiban masa depan.
4. Menekan biaya pemasaran hingga 28% path tahun 2004 yang dilakukan secara gradual melalui tmdakan efisiensi khususnya penggabungan (merger) atau melikuidasi kantor distrik yang berada dalam satu kota.
5. Meningkatkan pendapatan premi new business mela]ui penciptaan produk - produk baru sena mengeinbangkan sistem distribusi alternatif melalui kerja sama dengan Iernbaga keuangan lainnya khususnya perbankan dan sekuritas.
6. Pengembangan usaba yang berbentuk related diversification dengau batasan tidak meLampaui ketentuan batas kekayaan yang diperkenalkan.
7. Meningkatkan daya saing (core Competencies) melalul peningkatan mutu produk dan pelayanan serta tanggungjawai, terhadap nasahah atau masyarakat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T6325
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Takari
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18280
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suroto
"PT Asuransi Jasa Indonesia atau biasa disebut sebagai Asuransi Jasindo adalah perusahaan asuransi kerugian yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah dan berstatus sebagai Badan Usaha Milik Negara. Kinerja Asuransi Jasindo selama periode 5 (lima) tahun, mulai tahun 1993 adalah baik, antara lain ditinjau dari segi pendapatan dan laba yang diperolehnya. Namun kinerja tersebut belumlah optimal bila dibandingkan dengan potensi pasar asuransi kerugian di Indonesia yang berkembang lebih baik bila dibandingkan dengan perkembangan kinerja Asuransi Jasindo utamanya dalam hal perkembangan pendapatan premi, modal sendiri dan laba sebelum pajak.
Dalam rangka menindaklanjuti perkembangan kinerja tersebut dan bertepatan pula dengan pelaksanaan penyusunan Rencana Jangka Panjang Perusahaan 1999 - 2003 pada tahun 1998, disusun formulasi strategi pertumbuhan pendapatan yang berorientasi pada laba. Strategi ini dijabarkan lebih lanjut antara lain dengan mengembangkan kelompok-kelompok asuransi kerugian yang selama ini berorientasi pada pasar dengan konsumen perusahaan-perusahaan besar atau pasar korporasi menjadi asuransi yang dapat dipasarkan kepada konsumen perorangan atau rumah tangga dalam bentuk asuransi kerugian ritel. Pengembangan asuransi kerugian ritel ini diperlukan dengan pertimbangan karena jenis asuransi ini mempunyai tingkat kemampuan laba lebih tinggi dibandingkan dengan asuransi kerugian untuk pasar korporasi.
Pokok permasalahan dari tesis ini adalah tentang sejauhmana; daya saing Asuransi Jasindo di pasar asuransi kerugian, daya tarik pasar asuransi kerugian ritel dan kesesuaian antara formulasi strategi Asuransi Jasindo dengan lingkungannya serta implikasi yang muncul pada saat melaksanakan fungsi-fungsi pemasarannya.
Metode yang digunakan dalam menganalisis pokok permasalahan adalah metode matrik daya tarik pasar asuransi kerugian ritel - daya saing perusahaan (matrik General Electric). Hasil analisis yang diperoleh merupakan kajian terhadap pelaksanaan kegiatan pemasaran dengan memberikan pandangan tentang suatu formulasi strategi dan implikasinya terhadap pelaksanaan fungsi-fungsi pemasarannya.
Hasil dari penelitian ternyata menjelaskan bahwa formulasi strategi yang dirumuskan Asuransi Jasindo merupakan formulasi strategi yang wajar dan hal ini dikuatkan dengan hasil analisis yang diperoleh dalam penelitian ini. Hasil lainnya adalah bahwa terdapat 3 (tiga) dari 7 (tujuh) kelompok asuransi kerugian yang dapat dikembangkan sebagai asuransi kerugian ritel dan dilanjutkan dengan perlunya dukungan kegiatan komunikasi pemasaran untuk menjangkau (calon) konsumen perorangan dan masyarakat umum.
Berdasarkan pokok permasalahan yang dianalisis dengan menggunakan metode matrik General Electric dari hasil penelitian yang diperoleh maka penulis dapat merekomendasikan 4 (empat) hal. Pertama, tentang perlunya perbaikan pada indikator SDM, organisasi, kultur usaha dan port folio bisnis. Kedua, perlunya meneliti kembali peta Perusahaan di pasar asuransi kerugian ritel. Ketiga, pemberian skala prioritas pengembangan kelompok Asuransi Kebakaran, Asuransi Kendaraan Bermotor dan Asuransi Aneka menjadi Asuransi Kerugian Ritel dan keempat adalah perlunya kegiatan komunikasi pemasaran untuk memberikan kesan bahwa Asuransi Jasindo tidak hanya berusaha di segmen pasar asuransi kerugian korporasi saja tetapi juga di segmen pasar asuransi kerugian ritel dan berkembangnya kegiatan pemasaran ke segmen pasar asuransi kerugian ritel tidak mengurangi kualitas pelayanan Asuransi Jasindo pada konsumen korporasinya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T8032
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>