Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16042 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indah P.R. Sabirin
"Wound healing is a biological response that occurs following a trauma or pathologic condition of the oral mucosa. Wounds require proper management so they may heal faster and without complication. The number of fibroblast cells seen in the oral mucosa is a strong indicator of wound healing. In the remodelling phase of wound healing, fibroblast cell proliferation decreases as collagen fibres are synthesized. Noni leaf (Morinda citrifolia L.), a part of the noni plant, is traditionally used to heal soft tissue wounds in Indonesia. The leaves have potential chemical compounds that may be useful in the wound repair process.
Objective: This paper aims to examine the effect of ethanol based pastes of the Indonesian noni leaf on oral mucosa wound healing by investigating visual wound closure and fibroblast cell counts in Wistar rats.
Methods: Rats were divided into 2 control groups and 4 treatment groups. The pastes were formulated in concentrations of 2.5%, 5%, 10%, and 20% and were applied onto wounds of the oral mucosa of the rats. One control group was given no medication and the other control group had an ethanol gel with a concentration of 10% noni leaf extract applied to their intraoral wounds.
Result: Result revealed that all groups treated with noni leaf paste experienced better wound closure (p<0.05) when compared to the control groups. Fibroblast cell counts showed little significance amongst all groups (p=0.143), however fibroblast cell counts of groups treated with noni leaf paste, of all concentrations, were lower than both control groups.
Conclusion: These results suggest that topical application of noni leaf paste promotes better oral mucosa wound healing than gel formulas but shows no significant difference in the amounts of fibroblasts during the remodelling phase."
[Place of publication not identified]: Faculty of Dentistry, Department of Oral Biology Universitas Jenderal Achmad Yani, 2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Riupassa, Pieter Agusthinus
"Diversitas Molekuler Berbasis ISSR pada Durio tanjungpurensis Asal Kalimantan Barat, Indonesia. Durian Tengkurak (Durio tanjungpurensis Navia) adalah salah satu spesies langka yang eksotis dari suku Malvaceae. Durian tersebut bernilai penting untuk konservasi plasma nutfah dan berpotensi sebagai sumber daya genetik untuk pengembangan durian di masa depan. Tujuan penelitian adalah mengetahui keragaman molekuler D. tanjungpurensis asal Kalimantan Barat berdasarkan penanda Inter Simple Sequence Repeat (ISSR). Sepuluh primer ISSR digunakan untuk mengetahui keragaman genetik 60 individu Durian Tengkurak dari enam populasi endemik alami D. tanjungpurensis. Parameter keragaman genetik didasarkan pada data biner pita DNA produk PCR, yaitu ada atau tidak- ada pita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah alel, rata-rata jumlah efektif alel, diversitas genetik, indeks informasi Shannon, jumlah polimorfik lokus, dan persentase polimorfik lokus berturut-turut adalah 1,53, 1,29, 0,17, 0,26, 77,83 dan 52,59. Analisis ragam molekuler (AMOVA) menunjukkan keragaman genetik yang lebih tinggi di dalam populasi (65%) dibandingkan antar populasi (35%). Analisis gugus menggunakan metode UPGMA berdasarkan matriks keserupaan Dice dan analisis koordinat utama digunakan untuk mengelompokkan semua individu populasi ke dalam tiga kelompok, yaitu grup 1 (Hutan Rejunak dan Tembaga), grup 2 (Bukit Merindang), dan grup 3 (Hutan Rawak, Bukit Sagu 1 dan Bukit Sagu 2). Analisis lebih lanjut terhadap struktur populasi menggunakan program STRUCTURE menyatukan grup 2 dan 3 ke dalam satu grup utama. Penelitian ini berhasil mengungkap keragaman genetik Durian Tengkurak menggunakan penanda ISSR.

The Durian Tengkurak (Durio tanjungpurensis Navia) is one of the endangered exotic species in the Malvaceae family. The species is important for conservation of the germplasm and is considered a potential genetic resource for the development of durian in the future. The objective of this research project was to assess the molecular diversity of D. tanjungpurensis in West Kalimantan, based on Inter Simple Sequence Repeat (ISSR) markers. We applied ten ISSR primers to reveal the genetic diversity of 60 individuals from six natural endemic D. tanjungpurensis populations. The genetic diversity parameters were estimated based on binary data about PCR products (present or absent bands). The results showed that the mean number of observed alleles, the mean number of effective alleles, the genetic diversity, the Shannon?s Information Index score, the number of polymorphic loci, and the percentage of polymorphic loci were 1.53, 1.29, 0.17, 0.26, 77.83, and 52.59, respectively. An analysis of molecular variance (AMOVA) showed that the genetic diversity within a population (65%) was higher than that found between the populations (35%). UPGMA clustering and principal coordinate analysis, based on the DICE similarity matrix, were used to classify the populations into three groups: 1) Hutan Rejunak and Tembaga, 2) Bukit Merindang, and 3) Hutan Rawak, Bukit Sagu 1, and Bukit Sagu 2. Further analysis of the population structure using STRUCTURE software was used to classify all the individuals into two major categories, thus uniting Groups 2 and 3 as one major category. In conclusion, a high level of genetic diversity in the Durian Tengkurak was revealed utilizing the ISSR markers employed in the study."
Institut Pertanian Bogor. Faculty of Mathematics and Natural Sciences, 2015
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rafasyah Syafira Darsono
"Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah komoditas sayuran dengan ancaman penyakit hawar daun bakteri yang disebabkan oleh Pantoea sp. dalam produksinya. Pemanfaatan agen biokontrol dari bakteri yang berasosiasi dengan akar tanaman berpotensi tinggi menghasilkan mekanisme penghambatan patogen pada tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh isolat bakteri agen biokontrol yang mampu menghambat pertumbuhan patogen Pantoea sp., mempelajari karakterisasi dan mekanisme aktivitas agen biokontrol dalam penghambatan patogen Pantoea sp., serta mengidentifikasi isolat bakteri agen biokontrol. Kultur bakteri kandidat agen biokontrol diisolasi dari tanah perakaran tanaman bawang merah di lahan pertanian bawang merah di Cirebon dan Majalengka, Jawa Barat, serta Brebes, Jawa Tengah. Pengujian aktivitas meliputi uji antagonisme dan karakterisasi aktivitas biokontrol (produksi enzim protease, kitinase, selulase, siderofor, hidrogen sianida, ammonia, peroksidase dan aktivitas katalase) secara in vitro. Identifikasi isolat bakteri agen biokontrol dengan dilakukan gen 16S rRNA dan dilanjutkan dengan pembuatan rekonstruksi pohon filogenetik. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh 5 isolat rizobakteri (I-8, L1-9, L1-12, BM-L3(2), dan BM-L3(3)) yang memiliki kemampuan antagonis terhadap patogen Pantoea sp. penyebab penyakit hawar daun bakteri pada bawang merah. Kelima isolat tersebut menunjukkan hasil positif pada uji aktivitas enzim protease, kitinase, selulase, siderofor, hidrogen sianida, ammonia, peroksidase dan aktivitas katalase. Hanya isolat BM-L3(2) yang tidak memiliki kemampuan dalam produksi enzim kitinase. Isolat BM-L3(2) dan BM-L3(3) teridentifikasi sebagai Brevibacillus schisleri dan Bacillus sp., sedangkan isolat I-8, L1-9, dan L1-12 teridentifikasi sebagai Streptomyces rochei berdasarkan sifat morfologi, analisis sekuens 16S rRNA, dan kekerabatan pada hasil rekonstruksi pohon filogeni.

Shallot (Allium ascalonicum L.) is vegetable commodity that has the threat of bacterial leaf blight caused by Pantoea sp. in its production. Utilization of biocontrol agents from bacteria associated with plant roots has high potential to produce pathogen inhibition mechanisms in plants. This research aims to obtain bacterial isolates of biocontrol agents that are able to inhibit the growth of Pantoea sp., study the characterization and mechanism activity of biocontrol agents, and identify bacterial of biocontrol agents. Bacterial of biocontrol agent candidates were isolated from root soil of shallot plants in Cirebon, Majalengka, and Brebes. The activity of the antagonism and biocontrol charaterization (enzyme production of protease, chitinase, cellulase, siderophore, HCN, ammonia, peroxidase and catalase) was tested by in vitro. Identification of biocontrol agent bacterial with the 16S rRNA gene was carried out and continued with phylogenetic tree reconstruction. Based on the results of the study, 5 rhizobacterial isolates (I-8, L1-9, L1-12, BM-L3(2), and BM-L3(3)) were obtained that have antagonism activity as biocontrol agent bacteria against the pathogen Pantoea sp. causing bacterial leaf blight in shallots. The five isolates showed positive results in the enzyme activity tests of protease, chitinase, cellulase, siderophore, hydrogen cyanide, ammonia, peroxidase, and catalase. Only isolate BM-L3 (2) does not have the ability to produce chitinase enzyme. Isolates BM-L3(2) and BM-L3(3) were identified as Brevibacillus schisleri and Bacillus sp., while isolates I-8, L1-9, and L1-12 were identified as Streptomyces rochei based on morphological characters, 16S rRNA sequence analysis, and kinship on phylogeny tree reconstruction results."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Glugut Samodro
"Perkembangan pembangunan sistem pengolahan air limbah rumah tangga/kota secara terpusat sangat lambat, maka salah satu cara untuk menanggulangi masalah tersebut yakni dengan cara melakukan pengolahan air limbah rumah tangga secara individual (On site treatment). Saat ini dikembangkan tangki septik yang dilengkapi dengan media bio untuk meningkatkan kualitas air efluen sehingga dapat dibuang ke saluran terbuka tanpa mencemarinya. Namun yang menjadi masalah adalah bagaimanakah mempercepat berfungsinya media bio tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan kinerja reaktor pemroses biologis yang menggunakan bahan starter terdiri dari substrat yang berbeda. Pengolahan limbah domestik secara biologis adalah untuk mereduksi kandungan senyawa organik. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pengolahan limbah secara biologis adalah jumlah atau populasi mikroorganisme yang terdapat di dalam limbah tersebut. Langkah penting dalam pengolahan secara biologis adalah menumbuhkan mikrobia-mikrobia pada saat awal pengolahan atau yang umum disebut sebagai pembibitan. Populasi mikroorganisme adalah dengan pembelahan sel. Salah satu factor pendukung pembelahan sel mikroorganisme adalah kontak yang merata dan baik antara substrat, nutrisi dan mikroorganisme. Kontak tersebut merangsang mikroorganisme untuk melakukan metabolisme yang memberikan kontribusi terhadap degradasi COD pada limbah. Pendekatan yang dilakukan adalah melalui percobaan laboratorium dengan bahan starter terdiri dari substrat yang berbeda. Substrat yang digunakan adalah limbah tahu dan limbah RPH, dengan variasi EMt dan nutrisi (N&P). Ada dua perlakuan sistem aliran dengan masing -masing empat percobaan. Sistem aliran pertama adalah sistem Resirkulasi (EMt 4.5 ml/1), dengan volume media bio 50%. Sistem aliran kedua yaitu sistem Batch (EM4 37.04 ml/1), tanpa penggunaan media bio dan dengan penambahan makanan tambahan berupa molasse. Parameter yang diukur adalah COD, MLSS, MLVSS, pH dan temperatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan EM4 dan Glukosa yang dipadukan dengan substrat yang berasal dari limbah tahu dalam reaktor bermedia dengan sistem Resirkulasi temyata memberikan proses akiimatisasi yang terbaik. Kinerja pembibitan mikroorganisme yang terbaik diberikan oleh sistem Batch. Oleh karena itu, sistem Batch lebih cocok untuk proses pembibitan mikroorganisme dibandingkan dengan sistem Resirkulasi, sedangkan sistem Resirkulasi lebih cocok untuk proses akiimatisasi sehingga dalam sistem Resirkulasi, proses seeding dan akiimatisasi tidak bisa disatukan. Kemudian penambahan Nutrisi kurang berperan dalam meningkatkan kinerja reaktor dengan sistem aliran resirkulasi sedangkan kondisi lingkungan, yaitu pH dan temperatur mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S34882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hartinah I.R.
"Perkembangan yang pesat terjadi di Indonesia diikuti dengan meningkatnya jumlah penduduk, mengakibatkan air limbah yang dihasilkan semakin besar. Supaya tidak mengganggu dan mencemari lingkungan, maka air limbah tersebut harus diolah. Pengolahan air limbah dapat dilakukan secara biologis, fisik, dan kimia. Pengolahan secara biologis akhir-akhir ini banyak diminati karena lebih efisien, efektif dan relatif aman dibandingkan dengan pengolahan yang lain. Pengolahan secara biologis memanfaatkan bakteri sebagai pengurai bahan-bahan orgnaik yang terkandung dalam air limbah. Pada penelitian yang dilakukan, pengolahan air limbah dilakukan secara biologis dengan proses pertumbuhan melekat pada biomedia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembibitan bakteri pada biomedia di dalam proses pengolahan air limbah secara biologis dengan menggunakan hutch reactor. Pengolahan biologis yang digunakan adalah penumbuhan melekat (attached growth processes) dengan memanfaatkan bakteri-bakteri pengurai dalam menguraikan zat organik dalam air limbah. Sebagai bahan starter dipakai rumen dan ditambahkan Effective Microorganism (EM) 1.5 ml/1 untuk mempercepat pertumbuhan mikroorganisme. Dalam penelitian dilakukan beberapa eksperimen dengan memberikan empat perlakuan untuk mempercepat pertumbuhan mikroorganisme, yaitu dengan menambahkan makanan berupa susu, asam asetat, lumpur aktif (activated sludge), dan melakukan pengenceran untuk mengurangi beban organik di dalam reaktor. Selain itu digunakan empat reaktor dengan luas permukaan biomedia yang berbeda untuk mengetahui pertumbuhan mikroorganisme yang optimum. Parameter yang diukur adalah COD, pH, temperatur, MLSS, MLVSS, dan SVI. Berdasarkan analisa dan perlakuan pertama dapat diketahui bahwa penambahan EM dapat mempercepat pertumbuhan mikroorganisme. Dari keempat perlakuan terlihat bahwa pada perlakuan keempat proses penguraian substrat berlangsung dengan baik, hal ini menunjukkan jumlah bakteri banyak. Jadi dengan penambahan lumpur aktif mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak dengan baik. Dari keempat reaktor pertumbuhan mikroorganisme yang optimal terjadi di dalam reaktor dengan luas permukaan 50 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34960
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dalia Sukmawati
"Penelitian bertujuan mengisolasi dan mengidentifikasi khamir phylloplane Broussonetia papyrifera asal Bandung (Dago Pojok), Garut (Tunggilis dan Sukadanu), dan Trowulan, menguji kemampuan khamir antagonis dari daun B. papyrifera asal Desa Sukadanu dan Desa Tunggilis, Garut, Jawa Barat yang berpotensi sebagai agens biokontrol terhadap kapang-kapang penyebab kebusukan pada buah tomat pascapanen serta mengetahui viabilitas khamir setelah dipreservasi pada suhu -80 oC. Sebanyak 2.543 isolat khamir diperoleh dari empat wilayah sampling menggunakan metode washing dan membrane filter method. Pemilihan 82 isolat khamir representatif berdasarkan kemiripan morfologi koloni. Identifikasi khamir dilakukan berdasarkan sequence pada daerah internal transcribed spacer regions ribosomal DNA.
Hasil identifikasi menunjukkan bahwa isolat khamir tersebut terdiri atas 17 genera dan 32 spesies: sebanyak 11 genera termasuk ke dalam Ascomycota (Saccharomycetes dan Dothidiomycetes), dan sebanyak enam genera termasuk Basidiomycota (Tremellomycetes, Microbotryomycetes, dan Ustilaginomycetes). Tiga kapang representatif berdasarkan hasil isolasi dari buah tomat dan uji patogenitas dapat menyebabkan kebusukan pada buah tomat pascapanen, yaitu Alternaria alternata, Lasiodiplodia theobromae, dan Syncephalastrum racemosum. Enam spesies khamir antagonis dapat menghambat pertumbuhan dan sporulasi A. alternata, L. theobromae, dan Syn. racemosum yaitu Candida saopaulonensis UICC Y-492, Candida pseudojiufengensis UICC Y-475, Debaryomyces hansenii UICC Y-488, Geotrichum candidum UICC Y-495, Hyphopichia burtonii UICC Y-496, dan Rhodotorula mucilaginosa UICC Y-476. Khamir antagonis dari B. papyrifera memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan kapang A. alternata dan L. theobromae penyebab kebusukan pada buah tomat pada suhu 26--28oC selama 15 hari inkubasi. Khamir C. pseudojiufengensis UICC Y-475 dapat menghambat pertumbuhan kapang dan gejala kebusukan pada buah tomat (100%) disebabkan kapang A. alternata. Khamir C. saopoulenensis UICC Y-492 dan Rh. mucilaginosa UICC Y-513 dapat menghambat pertumbuhan kapang dan gejala kebusukan pada buah tomat (67%) yang disebabkan L. theobromae.
Hasil pengujian viabilitas khamir setelah dipreservasi pada suhu -80oC selama 180 hari menunjukkan metode tersebut baik untuk preservasi jangka panjang empat spesies khamir potensial agens biokontrol pada buah tomat, yaitu khamir C. pseudojiutengensis UICC Y-475, C. saopoulenensis UICC Y-492, Hyp. burtonii UICC Y-496, dan Rh. mucilaginosa UICC Y-513. Seluruh strain yang diuji menunjukkan viabilitas yang tinggi (rerata CFU . 1x 108/ml). Jumlah sel khamir antara lain: C. pseudojiutengensis UICC Y-475 (1,08 x 108 CFU/ml), C. saopoulenensis UICC Y-492 (0,65 x 108 CFU/ml), Hyp. burtonii UICC Y-496 (1,76 x 108 CFU/ml), dan Rh. mucilaginosa UICC Y-513 (2,13 x 108 CFU/ml).

The study was aimed to isolate and identify phylloplane yeasts from Broussonetia papyrifera plants from Bandung (Dago Pojok), Garut (Tunggilis and Sukadanu), and Trowulan; to investigate the yeasts with antagonistic abilities against moulds which attack post-harvest tomato fruits; and to observe the yeast viability after preservation at a temperature of -80 oC. Two thousand five hundred and forty-three yeast isolates were obtained using the washing method and the membrane filter method. Eighty-two representative yeast isolates were selected based on similarity of colony morphology. Identification was based on sequence data of internal transcribed spacer regions of ribosomal DNA (ITS rDNA).
The identification result showed that the 82 representative isolates were consisted of 17 genera and 32 species. Eleven of these genera are belong to Saccharomycetes and one genus belongs Dothidiomycetes (Ascomycota). Six genera are belong to Tremellomycetes, Microbotryomycetes, and Ustilaginomycetes (Basidiomycota). Three representative moulds obtained from the pathogenicity test were able to cause serious damage on post-harvest tomato fruits. These moulds were identified as, i.e. Alternaria alternata, Lasiodiplodia theobromae, and Syncephalastrum racemosum. Six antagonistic yeasts were able to inhibit growth and sporulation of post-harvest tomato moulds, i.e. Candida saopaulonensis UICC Y-492, Candida pseudojiufengensis UICC Y-475, Debaryomyces hansenii UICC Y-488, Geotrichum candidum UICC Y-495, Hyphopichia burtonii UICC Y-496, and Rhodotorula mucilaginosa UICC Y-476. The antagonistic yeasts were tested for their abilities to inhibit growth of A. alternata and L. theobromae which cause fruit rot on post-harvest tomatoes at 26--28oC for 15 days. Candida pseudojiufengensis UICC Y-475 was able to inhibit growth of A. alternata and reduce fruit rot symptoms in tomato fruit (100%). Candida saopoulenensis UICC Y-492 and Rh. mucilaginosa UICC Y-513 were able to inhibit growth of L. theobromae and reduce fruit rot symptoms in tomato fruit (67%).
The yeast viability was observed after being preserved at -80oC on day-1 (H1), day-7 (H7), day-14 (H14), day-30 (H-30), and day-180 (H-180). The results showed that all strains do not lose their viability after freezing at -80oC for 180 days. The number of cells for each strain after revival from preservation after 180 days were counted: C. pseudojiufengensis UICC Y-475 (1,08 x 108 CFU/ml), C. saopoulenensis UICC Y-492 (0,65 x 108 CFU/ml), Hyp. burtonii UICC Y-496 (1,76x 108 CFU/ml), and Rh. mucilaginosa UICC Y-513 (2,13 x 108 CFU/ml).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
D1926
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Furkan
"Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian madu PS (Pollen substitute) terhadap penurunan konsentrasi kolesterol total plasma darah tikus putih jantan. Dua puluh empat ekor tikus putih jantan dibagi dalam 4 kelompok, yaitu kelompok kontrol normal (KK1) yang hanya diberi akuades, kelompok kontrol perlakuan (KK2) yang diberi diet lemak tinggi dan akuades, dan 2 kelompok perlakuan (KP1 dan KP2) yang diberi diet lemak tinggi, Propylthiouracil (PTU) dan madu PS dengan konsentrasi berturut-turut 10% dan 20%. Bahan uji diberikan setiap hari selama 14 hari. Pengambilan darah dilakukan pada hari ke-0 (T0) dan hari ke-14 (T14). Analisis konsentrasi kolesterol total dilakukan dengan metode Cholesterol Oxidase Para Aminophenazone (CHOD-PAP).
Hasil uji anova satu faktor (P<0,05) pada akhir penelitan menunjukkan adanya pengaruh nyata pemberian madu PS terhadap konsentrasi kolesterol total pada semua kelompok perlakuan. Hasil uji LSD (P<0,05) menunjukkan penurunan kolesterol total pada seluruh kelompok perlakuan (KP1 dan KP2). Penurunan konsentrasi kolesterol total terbesar dicapai oleh kelompok perlakuan konsentrasi 20% (KP2) dengan persentase penurunan mencapai 16,22% dibandingkan terhadap KK2. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian madu PS dapat menurunkan konsentrasi kolesterol total secara signifikan.

The study was undertaken to assess the effect of pollen substitute (PS) honey on blood total cholesterol concentration of Sprague Dawley rats (Rattus norvegicus L.). Twenty four rats were divided into four treatment groups, consisting of a normal control group (KK1) which had no high lipid diet treatment; a treatment control group (KK2); which was fed with a high lipid diet only; and two treatment groups (KP1 and KP2) which were fed .with a high lipid diet, Propylthiouracil (PTU), and PS honey at different concentrations, 10% and 20% respectively, for 14 consecutive days. The treatment was carried out by gavage method. The concentrations of blood total cholesterol were analyzed with Cholesterol Oxidase Para Aminophenazone (CHOD-PAP) method.
One way anova test (P<0,05) showed that blood total cholesterol concentrations decreased significantly. LSD test (P<0,05) showed that the decreased blood total cholesterol concentration occurred at both treatment groups (KP1 and KP2). The concentration of blood total cholesterol reduced into the normal range. Even though the reducing effect of PS honey was showed at both doses of 10% and 20%, the more prominent result was gained by the later one. It is concluded that feeding with PS honey significantly lowered blood total cholesterol concentration.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52507
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Gede Rai Ayu Saraswati
"Biological Oxygen Demand (BOD) is generally used for determining water pollution levels in bodies of water. Estuary is a semi-enclosed body of water that can be polluted via land areas or rivers. This study was conducted to determine the spatial distribution of water pollution levels in the Suwung Estuary in Bali based on BOD5 analyses conducted in January and February 2016. Samples were taken in 20 points (19 points in the Suwung Estuary and 1 outside the Suwung Estuary as control). BOD5 samples were then analysed in the laboratory. Our BOD5 analyses used the amperometric method based on the National Field Manual for the Collection of Data Water-Quality, Chapter A7. BOD5 samples were taken at all tide cycles, during low to high tide and high to low tide. BOD5 values ranged from 0.84 mg/L–9.47 mg/L during lowto high tide and 0.96 mg/L–8.75 mg/L during high to low tide. Results of the BOD5 analyses showed slight contamination in the Suwung Estuary during both tidal conditions. The BOD5 values’ spatial distribution showed higher values around cage aquacultures, rivers, the Suwung Landfill, and around the Benoa Harbour."
Bogor: Seameo Biotrop, 2018
634.6 BIO 25:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Tuada Afnan
"Ulat grayak Spodoptera sp. merupakan salah satu hama yang sangat merusak. Berbagai insektisida kimia telah diciptakan untuk mengontrol serangga tersebut salah satunya bekerja dengan menginhibisi Asetilkolinesterase AchE pada sistem syaraf. Akan tetapi, insektisida kimiawi tersebut menyebabkan efek samping terhadap mamalia yang memiliki situs katalitik sejenis serta terakumulasi pada hewan air. Kita perlu menciptakan insektisida yang ramah lingkungan, ramah pengguna, secara spesifik mengontrol ulat grayak, dan terdegradasi secara alamiah dalam tubuh hewan air. Penelitian ini menginvestigasi aktifitas protease sistein jahe merah Zingiber officinale var. Rubrum dalam kaitannya menginhibisi kerja Asetilkolinesterase ulat grayak. Jahe merah terkenal dengan kekuatan kandungan enzim proteasenya, yaitu zingibain. Jenis protease zingibain cocok dengan situs katalitik pada ulat grayak sehingga jahe merah potensial dijadikan bahan baku bioinsektisida ulat grayak yang memenuhi kriteria di atas. Jahe merah segar dicuci kemudian diekstraksi dengan dua variasi yakni menggunakan pelarut etanol 95 dan tanpa pelarut. Aktifitas enzim yang diperoleh menggunakan pelarut jauh lebih kecil dibandingkan dengan ekstrak yang diperoleh tanpa menggunakan pelarut sehingga tidak dilanjutkan ke tahap uji efikasi. Perolehan ekstrak tanpa menggunakan pelarut disentrifugasi pada 4600 rpm dan difilter. Filtrat kemudian dicampur dengan buffer natrium fosfat ber-pH 7 dengan rasio 1:1. Campurannya kemudian disentrifugasi kembali pada 4600 rpm selama 30 menit dan ambil supernatannya. Supernatan hasil ekstrak tersebut digunakan untuk mencelup daun pakan ulat grayak berinstar 4. Efeknya terlihat dengan kematian ulat grayak pada konsentrasi larutan 25 dan 50 sedangkan pada larutan berkonsentrasi 100 hanya tampak perlambatan tumbuh kembang ulat. Ekstrak crude jahe merah tidak cukup efektif mematikan ulat grayak walaupun aktifitas enzimatiknya mencapai 169 PU. Ekstrak tersebut perlu diteliti lebih lanjut untuk dapat diproduksi sebagai bioinsektisida komersial.

Armyworm Spodoptera sp. is highly polyphagous defoliator on various horticulture and grain plants. Various chemical insecticides have been created to control armyworms. One of those insecticides inhibits Acetylcholinesterase AChE in nervous system. Nevertheless, it causes side effect to mammals since their serine catalytic residu in their nervous system are inhibited and accumulated in under water living organism. There is a need to create an eco friendly, user friendly, and specific insecticide which only affect armyworm rsquo s nervous system, and degraded safely in the body of under water living organism. This research investigates cysteine protease rsquo s enzyme activity of red ginger Zingiber officinale var. Rubrum to block armyworm rsquo s AChE. Red ginger is known for its powerful proteolytic enzyme content, called zingibain. Its catalytic site also matches with residue site in armyworm rsquo s body so that red ginger rsquo s proteolytic enzyme can be used as bioinsecticide raw material which meets the criterias above. Fresh red ginger rhizomes were washed and extracted with 95 ethanol and without any organic solvents. Ethanol extracted has lower enzymatic activity than non solvent extract so that only non solvent extract was continued to efication test. Non solvent was then deposited in low temperature and centrifuged at 4600 rpm to get rid of its starch content. It was filtrated through filtration paper to remove large contaminants. The filtrate was poured into 0.1 M Potassium Phospate buffer pH 7 with ratio 1 1. The liquid was then centrifuged again at 4600 rpm for 30 minutes before collecting the supernatant. Fresh leaves were then dipped into crude ginger protease extract and fed to fourth instar armyworms. Leaves dipped into non diluted extract were barely eaten by armyworm while the 50 and 25 dilution was half eaten and most eaten. The crude red ginger extract was not strong enough to kill them although the research showed its enzymatic activity reaches up to 169 PU. It still needs improvement to be produced as commercial bioinsecticide.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67854
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiamira Dwi Ariani
"Penelitian mengenai kualitas air Ciliwung telah dilakukan di tiga stasiun yang merepresentasikan bagian yang masih alami, wilayah yang sudah dilakukan penataan dan yang sudah di normalisasi pada bulan September hingga November 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kualitas perairan Sungai Ciliwung perbatasan Depok dan Jakarta Selatan berdasarkan makrozoobentos dan dianalisis menggunakan metode Biological Monitoring Working Party - Average Score Per Taxon BMWP - ASPT. Parameter lingkungan juga turut diukur dalam penelitian ini.
Hasil penelitian didapatkan 22 famili makrozoobentos antara lain Chironomidae, Tubificidae, Buccinidae, Physidae, Lymnaidae, Planorbidae, Thiaridae, Viviparidae, Ampularidae, Palaemonidae, Parathelpusidae, Corbicullidae, Lestidae, Lindeniidae, Libellulidae, Aeshinidae, Corduliidae, Erpobdellidae, Hydropsychidae, Glossiphonidae, Hymenosomatidae, Dugesiidae. Sungai Ciliwung perbatasan Depok - Jakarta Selatan memiliki kisaran nilai ASPT 3 ndash; 4,87 yang mengindikasikan bahwa kondisi perairan tergolong dalam kualitas perairan agak buruk hingga sangat buruk.

A research of water quality test in Ciliwung has been conducted at three stations representing the unconstructed area, settlement area and normalization area from September until November 2017. This research aimed to determine the quality of Ciliwung River across Depok ndash South Jakarta using makrozoobentos as bioindicator through Biological Monitoring Working Party Average Score Per Taxon BMWP ASPT method. Environmental parameter also measure.
The results obtained were twenty two families of makrozoobentos namely Chironomidae, Tubificidae, Buccinidae, Physidae, Lymnaidae, Planorbidae, Thiaridae, Viviparidae, Ampularidae, Palaemonidae, Parathelpusidae, Corbicullidae, Lestidae, Lindeniidae, Libellulidae, Aeshinidae, Corduliidae, Erpobdellidae, Hydropsychidae, Glossiphonidae, Hymenosomatidae, Dugesiidae. Ciliwung River across Depok ndash South Jakarta has ASPT range between 3 ndash 4,87 which classified as poor quality water.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>