Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48898 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shierly Novitawati
" ABSTRAK
Adenokarsinoma paru merupakan keganasan epitel paru yang paling seringdijumpai baik pada perokok aktif maupun pasif. Seiring bertambah majunyateknologi, sudah ditemukan beberapa terapi untuk adenokarsinoma paru, sepertikemoterapi dan farmakogenetik terhadap gen tertentu. Akan tetapi , efek sampingterapi tersebut cukup besar dan hanya ampuh untuk gen tertentu. Oleh karena itu,diperlukan penelitian baru untuk menemukan alternatif terapi adenokarsinoma paru.Asam galat telah lama dikenal memiliki aktivitas antikanker yang baik. Namun,kadar asam galat yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan sel A549 adenokarsinoma paru masih terhitung besar. Untuk memperbaiki farmakokinetikdan farmakodinamik asam galat, dibuatlah derivat-derivatnya melalui modifikasistruktur, dengan menambahkan gugus alkil ester dan alkil eter pada asam galat.Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dan menemukan IC50 asam galatbeserta derivatnya terhadap sel A549 berbasis konsentrasi. Peneliti menggunakandelapan variasi konsentrasi, berkisar antara 0,26 g/ml hingga 33,33 g/ml. Tiapsumur yang berisi sel A549 diinkubasi bersama asam galat dan derivatnya selama24 jam. Pembacaan absorbansi dilakukan menggunakan MTT assay. Hasilpengolahan data menunjukkan etil galat, isoamil galat, sekunder amil galat, heksilgalat, cis-2-heksenil galat, cis-2-oksi-heksenil galat, dan trans-heksenil galatmemiliki nilai IC50 yang lebih baik dari asam galat. Hasil tersebut menunjukkanbahwa modifikasi gugus karboksil pada asam galat dengan gugus alkil ester rantailurus, rantai bercabang, maupun alkil ester yang memiliki ikatan rangkap berisomergeomeri cis dan trans, dapat memperbaiki sitotoksisitas derivat asam galat terhadapsel adenokarsinoma paru A549.Kata kunci: Derivat asam galat, alkil galat, sel paru A549, sitotoksisitas.

ABSTRAK
Lung adenocarcinoma is the most common lung epithelial malignancy found inboth active and passive smoker. Recently, chemotherapy and genetic therapy havebeen widely used to treat the lung cancer. Unfortunately, thechemotherapy has theside effects, and the gene therapy can be used only for certain gene involved in thepathogenesis. These facts indicated that the search for new anti lung cancer agentsis needed. Gallic acid has been known to have anticancer activities. However, ittakes a high concentration of gallic acid to inhibit lung adenocarcinoma A549 cells.Therefore, research and development of the new gallic acid derivatives that showhigher cytotoxicity in lower concentration is required. The purpose of this researchis to compare and to find the IC50 value of gallic acid and its derivatives againstlung A549 cells in eight variety of concentrations, ranging of 0,26 g ml to 33,33 g ml. Each lung A549 cells in well is incubated with gallic acid and its derivativesfor 24 hours. The absorbance was read by using MTT assay. The results showedthat ethyl gallate, isoamyl gallate, secondary amyl gallate, hexyl gallate, cis 2 hexenyl gallate, cis 2 oxy hexenyl gallate, and trans hexenyl gallate show lowerIC50 value than gallic acid. These results suggested Thar structure modification oncarboxyl group of gallic acid withalkyl ester group having linear chain andbranched chain, as well as having the double bond with cis or trans configuration,could improve the cytotoxicities of gallic acid derivatives against lung A549 cells.Keyword alkyl gallate, cytotoxicity, gallic acid derivatives, lung A549 cell."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hans Christian
"Asam galat adalah senyawa yang memiliki efek anti kanker termasuk pada kanker paru. Diduga, efektivitas asam galat sebagai agen sitotoksik dapat ditingkatkan dengan perubahan gugus samping. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas sitotoksik asam galat dan turunan asam galat (alkil ester galat dan asam metoksi galat). Pada penelitian ini, sel A549 diberikan asam galat dan turunannya lalu diinkubasi selama 48 jam lalu akan diukur persentase viabilitas sel terhadap kontrol menggunakan MTS (3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-5-(3-carboxymethoxyphenyl)-2-(4-sulfophenyl)-2H-tetrazolium) assay. Data kemudian dianalisis menggunakan GraphPad Prism untuk mendapatkan inhibitory concentration (IC50).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam galat, metil galat, etil galat, propil galat, butil galat, isobutil galat, t-butil galat, dan amil galat tidak memiliki aktivitas sitotoksik. Sedangkan isoamil galat menunjukkan aktivitas sitotoksik namun IC50 dari isoamil galat kemungkinan >51,2 μg/ml. Heptil galat dan oktil galat adalah dua senyawa yang memiliki efek sitotoksik pada sel A549 dengan nilai IC50 <51,2 μg/ml yaitu 19,11 μg/ml dan 41,23 μg/ml secara berurutan. Disimpulkan bahwa heptil galat dan oktil galat memiliki aktivitas sitotoksik yang lebih baik dari asam galat pada sel A549, sedangkan asam metoksi galat tidak memiliki aktivitas sitotoksik pada sel A549.

Gallic acid is a substance with anti-cancer activity including lung cancer. The potency of gallic acid as a cytotoxic agent can be improved by modifying its side chains. This study was aimed to examine the cytotoxic activity of gallic acid and its derivates in lung cancer cells, A549. In this study, cells were treated with gallic acid and its derivates and were incubated for 48 hour. After incubation period, percentage of cell viability over control were tested using MTS (3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-5-(3-carboxymethoxyphenyl)-2-(4-sulophenyl)-2Htetrazolium) assay. Afterwards, data were analysed using GraphPad Prism to obtain inhibitory concentration (IC50).
The result showed gallic acid, methyl gallate, ethyl gallate, propyl gallate, butyl gallate, isobutyl gallate, t-butyl gallate, and amyl gallate did not have cytotoxic activity. Isoamyl gallate showed cytotoxic activity, but the IC50 value was probably >51,2 μg/ml. That gallic acid derivatives with cytotoxic activities and IC50 <51,2 μg/ml were heptyl gallate and octyl gallate with IC50 values of 19,11 μg/ml and 41,23 μg/ml, respectively. However, methoxy gallate (monometohoxy gallate, dimethoxy gallate, and trimethoxy gallate) did not show any cytotoxic activity. We conclude that heptyl gallate and octyl gallate have better cytotoxic activity in A549 cells compared to gallic acid, while methoxy gallates do not have cytotoxic activity in cell A549."
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stevano Julio Wijoyo
"Pendahuluan: Asam galat adalah salah satu senyawa aktif yang dapat menyebabkan apoptosis pada sel kanker paru manusia. Aktivitas antikanker paru yang mengesankan dari asam galat mendorong dilakukannya penelitian untuk menguji aktivitas sitotoksik senyawa turunan asam galat (alkil amida galat) terhadap sel kanker paru A549.
Metode: Enam senyawa alkil amida galat hasil sintesis, yaitu Senyawa metil amida galat, etil amida galat, butil amida galat, sek-butil amida galat, ters-butil amida galat, dan heksil amida galat diuji aktivitas sitotoksiknya terhadap sel kanker paru A549 dengan metode MTT Proliferation assay. Data yang dihasilkan dianalisa menggunakan analisis regresi linear untuk mendapatkan nilai IC50. Hasil uji aktivitas sitotoksik senyawa alkil amida galat hasil sintesis dibandingkan dengan hasil uji aktivitas sitotoksik asam galat sebagai senyawa asli dan doxorubicin selaku kontrol positif.
Hasil: Jika dibandingkan dengan asam galat (IC50: 23.2 μM) dan doxorubicin (IC50: 31.1 μM), keenam senyawa alkil amida galat, yaitu metil amida galat, etil amida galat, butil amida galat, sek-butil amida galat, ters-butil amida galat, dan heksil amida galat memperlihatkan sitotoksisitas yang lebih kuat terhadap sel kanker paru A549 dengan nilai IC50 berkisar dari 5.4 μM hingga 30.0 μM.
Kesimpulan: Enam senyawa alkil amida galat berpotensi dikembangkan lebih lanjut sebagai agen antikanker paru.

Objective: Gallic acid has shown its potential to induce apoptosis in lung cancer cells. Its impressive anti-lung cancer agent prompted us to conduct research that is aimed to evaluate six alkyl amide derivatives of gallic acid against lung cancer A549 cells.
Methods: six synthesized compounds of alkyl amide gallate, which are methyl amide gallate, ethyl amide gallate, butyl amide gallate, sec-butyl gallate, ters-butyl gallate and hexyl amide gallate, will be evaluated their cytotoxicities agains lung A549 cells by MTT Proliferation assay. Linear regression analysis is used to analyzed the data to generate IC50 value. Cytotoxicity results of alkyl amide gallates will be compared with cytotoxicity result of gallic acid as an original compound and with doxorubicin as positive control.
Results: Compared with gallic acid (IC50 23.2 μM) and doxorubicin (IC50 31.1 μM), six derivatives of aklyl amide gallates (methyl-, butyl-, sec-butyl-, ters- butyl, and hexyl amide gallate) shows better cytotoxic activity against lung A549 cells, with IC50 value range from 5.4 μM to 30.0 μM.
Conclusion: Six compounds of Alkyl amide gallate could be further developed as anti-lung cancer agent.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Wirdatul Umami
"Terapi fotodinamik yang dimediasi asam aminolevulinat (ALA-PDT) merupakan salah satu terapi kanker yang efektif dan minim efek samping. Terapi ini menggunakan ALA untuk mendorong akumulasi selektif protoporfirin IX (PpIX) yang dapat memicu pembentukan spesi oksigen reaktif toksik di dalam sel kanker. Namun, efektivitas ALA-PDT dapat dihambat oleh kerja transporter ABCG2 dan ABCB1 yang menghalangi akumulasi PpIX. Hemin berpotensi menjadi zat kombinasi untuk meningkatkan efektivitas ALA-PDT karena memiliki sifat antitumor dan dapat memengaruhi ekspresi DKK1 sebagai inhibitor jalur Wnt/β-catenin, jalur yang berkaitan dengan regulasi ABCG2 dan ABCB1. Penelitian ini menganalisis pengaruh pemberian kombinasi hemin dan ALA setelah 48 jam pada sel kanker paru-paru A549 terhadap viabilitas sel, akumulasi PpIX intraseluler, ekspresi gen DKK1, ABCG2, ABCB1, serta ekspresi protein ABCG2 dan ABCB1 menggunakan metode uji MTT, HPLC, RT-qPCR, dan western blotting. Hasil menunjukkan bahwa pemberian kombinasi hemin dan ALA yang diikuti fotoiradiasi menurunkan viabilitas sel A549. Akumulasi PpIX intraseluler meningkat setelah perlakuan. Ekspresi gen DKK1 mengalami penurunan, menunjukkan bahwa penurunan viabilitas dan peningkatan akumulasi PpIX tidak melalui penghambatan jalur Wnt/β-catenin oleh DKK1. Ekspresi ABCG2, baik mRNA maupun protein, menurun setelah perlakuan, sedangkan ekspresi ABCB1 meningkat. Hasil tersebut dapat menunjukkan bahwa ABCG2 lebih berperan dibandingkan dengan ABCB1 dalam akumulasi PpIX pada sel A549.

Aminolevulinic acid-mediated photodynamic therapy (ALA-PDT) is an effective cancer treatment with minimal side effects. ALA-PDT utilizes ALA to induce selective accumulation of protoporphyrin IX that can trigger the formation of toxic reactive oxygen species within cancer cells. However, ALA-PDT effectiveness can be hindered by ABCG2 and ABCB1 transporters impeding PpIX accumulation. Hemin is a potential substance to combine with ALA due to its antitumor properties and influence on the DKK1 gene expression as a Wnt/β-catenin inhibitor, regulating ABCG2 and ABCB1. This study analyzed the effects of a combination of hemin and ALA after 48 hours on A549 lung cancer cells regarding cell viability, intracellular PpIX accumulation, DKK1, ABCG2, ABCB1 gene expression, and ABCG2 and ABCB1 protein expression, using MTT assay, HPLC, RT-qPCR, and western blotting. The results indicate that the combination of hemin and ALA followed by photoirradiation decreased the viability of A549 cells. Intracellular PpIX accumulation increased after treatment. The DKK1 gene expression decreased, indicating that the decrease in viability and the increase in PpIX accumulation did not occur through the inhibition of the Wnt/β-catenin pathway by DKK1. The expression of ABCG2, both mRNA and protein, decreased after treatment, while ABCB1 expression increased. This result suggests that ABCG2 plays a greater role than ABCB1 in PpIX accumulation in A549 cancer cells."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gede Nyoman Jaya Nuraga
"Kanker kolorektal merupakan salah satu jenis kanker dengan tingkat prevalensi tinggi. Terapi saat ini berupa tindak bedah, radioterapi dan kemoterapi masih memiliki kelemahan yaitu kekambuhan, metastasis, resistensi, serta beberapa efek samping, sehingga diperlukan penelitian alternatif pengobatan baru. Asam galat telah dikenal memiliki sifat sitotoksik terhadap berbagai sel kanker meskipun belum optimal. Perubahan struktur asam galat diketahui dapat merubah beberapa sifat fisiko kimia sehingga diharapkan dapet meningkatkan sifat sitotoksiknya terhadap kanker kolorektal. Penelitian ini bertujuan untuk menilai sitotoksisitas asam galat dan beberapa turunan alkil ester dan alkil eter terhadap sel kanker kolorektal HCT-116 secara in vitro. Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan memberikan perlakuan kultur sel HCT-116 dengan asam galat dan turunannya dengan varian konsentrasi 1,6mg/mL ppm hingga 51,2 mg/mL. Viabilitas kemudian dihitung dengan mengukur nilai absorbansi yang selanjutnya dianalisis untuk memperoleh nilai IC50. Hasil analisis menunjukkan etil galat, salisil galat, propil galat, dialil-galat, amil galat, isoamil galat, sekunder amil galat, dan trans-2-heksinil-galat memiliki nilai IC50 lebih baik dari asam galat. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sitotoksisitas asam galat dibandingkan dengan derivat alkil ester dan alkil eter, dimana modifikasi gugus karboksil secara umum dapat memperbaiki sitotoksisitas derivat asam galat terhadap kultur sel HCT-116 secara pada kondisi in-vitro.

Colorectal cancer is one of the most prevalent cancer worldwide. Current therapy of colorectal cancer are surgical procedure, radiotherapy, and chemotherapy depends on morbidity of the case. Those therapy still have some limitations such as relapse, metastasis, resistance, and some mild to serious side effects. Gallic acid have been known as cytotoxic agent against various of cancer cells although its effects is not yet optimal. This study aims to measure the in vitro cytotoxicity of alkyl ester derivatives and alkyl eter derivatives compared with gallic acid to colorectal cancer cell HCT 116. This study is an experimental study conducted by treating HCT 116 cells culture with gallic acids and its derivatives at various concentration ranged from 1,6 mg mL to 51,2 mg mL. The viability of cells measured was calculated from absorbance measurement then analyzed to find IC50 values. The results shows etyl gallate, salicyl gallate, propyl gallate, dialyl gallate, amyl gallate, isoamyl gallate, 1 metyl butyl gallate, and trans 2 hexinyl gallate have better IC50 value compared to gallic acid. This results shows that there are difference of cytotoxicity of gallic acid derivatives compared to gallic acid. The modifications of carboxyl groups generally improve cytotoxicity of gallic acids on culture of colorectal cancer cells HCT 116.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70340
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radityo Ali Murti
"ABSTRAK
Kanker payudara adalah kanker kedua terbanyak diderita di dunia, sedangkan di Indonesia kanker payudara menempati peringkat kedua jenis kanker yang paling sering terdiagnosis setelah kanker serviks di Indonesia. Terdapat beberapa pilihan terapi untuk kanker payudara seperti operasi, kemoterapi, dan radiasi yang memiliki efektivitas rendah pada stadium lanjut dan kerap menimbulkan efek samping. Oleh karena itu dibutuhkan pilihan terapi lain dengan efek terapetik yang optimal dan efek samping yang minimal. Salah satu senyawa alami yang berpotensi dikembangkan sebagai antikanker adalah asam galat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas sitotoksik senyawa asam galat dan derivatnya dengan menggunakan 8 variasi konsentrasi, yaitu 0,07; 0,13; 0,27; 0,53; 1,07; 2,13; 4,27 dan 8,53 g/ml pada lini sel kanker payudara T47-D. Dengan metode MTT assay, didapatkan nilai absorbansi dan viabilitas sel yang kemudian diolah dengan menggunakan GraphPad Prism untuk mendapatkan nilai IC50 dari tiap senyawa uji. Hasil menunjukkan alil galat, amil galat, trans-heksinil galat, benzil galat, sekunder amil galat, propil galat, dan isoamil galat memiliki IC50 yang rendah, yaitu 1,25 g/mL, 2,78 g/mL, 3,17 g/mL, 4,82 g/mL, 5,32 g/mL, 7,84 g/mL, dan 8,02 g/mL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modifikasi asam galat melalui penambahan rantai samping alkil ester, penambahan gugus aromatis, dan konfigurasi cis-trans dapat meningkatkan aktivitas sitotoksik senyawa asam galat.

ABSTRAK
Breast cancer is the second most suffered cancer in the world, whereas in Indonesia is the second most suffered after cervix cancer. There are several treatments for breast cancer such as surgery, chemotherapy, and radiation, however these treatments have low effectiveness at advanced stage and often cause side effects. Therefore, there are significant need of treatment with the optimal therapeutic effect and minimal side effects. Gallic acid is a natural compound which could be developed as anticancer agent. This study was conducted to determine the cytotoxic activity of gallic acid and its derivatives by using 8 variety of concentrations, namely 0,07 0,13 0,27 0,53 1,07 2,13 4,27 and 8,53 g ml against breast cancer cell line T47 D. Anticancer activity of the tested samples were evaluated by MTT assay, the absorbance and cell viability values are obtained and processed using GraphPad Prism application to get the IC50 value of each compound. The result showed that allyl gallate, amyl gallate, trans hexynyl gallate, benzyl gallate, sec amyl gallate, propyl gallate, and isoamyl gallate have anticancer activity higher than gallic acid with IC50 value 1,25 g mL, 2,78 g mL, 3,17 g mL, 4,82 g mL, 5,32 g mL, 7,84 g mL, and 8,02 g mL, respectively. It could be concluded that the structure modification of gallic acid through the addition of a side chain alkyl ester, the addition of aromatic groups, and cis trans configuration in gallic acid derivatives could increase its cytotoxic activity."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70390
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Sundowo author
"Telah dilakukan isolasi senyawa-senyawa kimia yang terkandung di dalam buah cabe jawa (Piper retrofractum Vahl) dan uji aktivitas biologinya yang meliputi uji aktivitas BSLT dan uji sitotoksisitas terhadap sel kanker paru A549. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman obat yang banyak tersedia di Indonesia. Ekstrak etanol buah Piper retrofractum Vahl difraksinasi berturut dengan n-heksana air dan etil asetat air dengan perbandingan 1:1, kemudian dilakukan isolasi menggunakan kolom kromatografi. Diperoleh tiga buah senyawa yaitu piperin, piper metil ester dan piperlongumin yang mempunyai aktivitas terhadap larva udang A salina Leach (BSLT) masing-masing sebesar 21,22; 34,22 dan 33,36 µg/mL dan mempunyai IC50 masing-masing sebesar 527,03; 433,47 dan 88,56 µg/mL terhadap sel kanker paru A549.

Isolation of chemical compounds contained in fruit chili Java (Piper retrofractum Vahl) and biological activity test that includes testing BSLT activity and cytotoxicity tests against A549 lung cancer cells had been carried out. This plant is one of the medicinal plants which are widely available in Indonesia. Ethanol extract of Piper retrofractum Vahl fruits fractionated successively with n-hexane and ethyl acetate water in the ratio 1:1, then performed isolation using a column chromatographic. Obtained three test compounds : piperine, piper methyl ester and piperlongumine that have activity against larvae of shrimp A salina Leach (BSLT), amounted to 21,22; 34,22 dan 33,36 µg/mL and have IC50 amounted 527,03; 433,47 dan 88,56 µg/mL of A549 lung cancer cells."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T33196
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Fauzia Hanaum
"Gen EHMT2 dapat meregulasi metilasi protein histon yang berdampak pada disregulasi epigenetik dan terganggunya proses transkripsi. Hal tersebut dapat menjadi faktor yang memengaruhi metastasis tumor pada kanker paru. Salah satu inhibitor spesifik yang dapat digunakan untuk menghambat aktivitas dan menurunkan ekspresi gen EHMT2 adalah BIX01294. Sejauh ini, konsentrasi inhibitor BIX01294 yang digunakan untuk penelitian ekspresi gen EHMT2 pada kanker paru berkisar pada 2–10 μM. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan terkait efektivitas inhibitor BIX01294 untuk menurunkan ekspresi gen EHMT2 dengan konsentrasi >10 μM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari inhibitor BIX01294 dalam menurunkan ekspresi gen EHMT2 pada sel kanker paru A549 melalui empat konsentrasi inhibitor yang berbeda, yakni 12,5 μM, 15 μM, 17,5 μM, dan 20 μM. Metode yang digunakan adalah RT-qPCR. Hasil penelitian menujukkan bahwa inhibitor BIX01294 dapat memengaruhi konfluensi dan viabilitas sel kanker paru A549. Sampel sel kanker paru A549 yang tidak diberi perlakuan dengan inhibitor BIX01294 memiliki konfluensi sel dan nilai viabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan sampel seri inhibitor BIX01294. Selain itu, inhibitor BIX01294 juga dapat menurunkan ekspresi gen EHMT2 sel kanker paru A549 secara dose - dependant . Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa inhibitor BIX01294 dengan konsentrasi 12,5 μM; 15 μM; 17,5 μM; dan 20 μM dapat menurunkan ekspresi gen EHMT2 dan viabilitas pada sel kanker paru A549 secara dose-dependant.

The EHMT2 gene has the ability to control the methylation of histone proteins, which can lead to disruptions in epigenetic regulation and the transcription process. This can be a factor influencing tumor metastasis in lung cancer. A specific EHMT2 gene inhibitor, BIX01294, has been identified as an effective agent in inhibiting the activity of the EHMT2 gene. Previous research on lung cancer used BIX01294 concentrations between 2–10 μM. As a result, additional studies are needed to evaluate the efficacy of the BIX01294 inhibitor in reducing EHMT2 gene expression at concentrations greater than 10 μM. The objective of this study is to evaluate the potency of the BIX01294 inhibitor in reducing EHMT2 gene expression within A549 lung cancer cells at four different concentrations: 12.5 μM, 15 μM, 17.5 μM, and 20 μM. The method used in this study is RT-qPCR. The study’s findings reveal that the BIX01294 inhibitor can impact the confluence and viability of A549 lung cancer cells. The A549 lung cancer cell samples that were not subjected to the BIX01294 inhibitor exhibited higher cell confluence and viability values compared to those that were treated with the inhibitor. Furthermore, the BIX01294 inhibitor can also decrease the expression of the EHMT2 gene in A549 lung cancer cells in a dose-dependent manner. Therefore, it can be concluded that the BIX01294 inhibitor, at concentrations of 12.5 μM, 15 μM, 17.5 μM, and 20 μM, demonstrates a dose-dependent reduction in EHMT2 gene expression and the viability of A549 lung cancer cells."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qotrunnada Fithrotunnisa
"Kanker paru merupakan salah satu penyebab terbanyak kematian akibat kanker di Indonesia. Namun, terapi kanker konvensional memiliki kelemahan seperti efek samping terhadap tubuh dan tingginya biaya yang dibutuhkan. Oleh karena itu, studi mengenai pengobatan alternatif kanker menggunakan tumbuhan herbal mulai banyak dilakukan. Bunga rosela merah (Hibiscus sabdariffa) sebagai salah satu tanaman herbal di Indonesia diketahui memiliki aktivitas biologis, namun penelitiannya masih terbatas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan fitokimia, aktivitas antioksidan, dan aktivitas sitotoksik bunga rosela merah secara in vitro terhadap sel kanker paru A549. Penelitian eksperimental ini diawali dengan maserasi sampel dalam pelarut etanol, etil asetat, dan n-heksana. Kemudian, dilakukan uji kromatografi lapis tipis dan uji fitokimia untuk mengetahui kandungan metabolit sekundernya. Aktivitas antioksidan dari ekstrak ditentukan dengan metode DPPH, sedangkan aktivitas sitotoksik dari ekstrak terhadap sel kanker paru A549 ditentukan dengan uji MTT assay secara invitro. Hasil uji kromatografi lapis tipis menunjukkan terdapat lima komponen senyawa, sedangkan hasil uji fitokimia memberikan hasil positif untuk flavonoid, tanin, glikosida, alkaloid, triterpenoid, dan steroid. Uji aktivitas antioksidan untuk ekstrak etanol dan etil asetat Hibiscus sabdariffa memberikan nilai IC50 lebih dari 50 g/mL. Sementara itu, uji sitotoksik in vitro ekstrak etanol, etil asetat dan n-heksana Hibiscus sabdariffa terhadap sel kanker paru A549 memberikan nilai IC50 lebih dari 200 g/mL. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak Hibiscus sabdariffa memiliki aktivitas antioksidan yang tergolong lemah hingga moderat, dan menunjukkan aktivitas sitotoksik yang tergolong lemah terhadap sel kanker paru A549, sehingga ekstrak Hibiscus sabdariffa berpotensi untuk dikembangkan sebagai antioksidan dan agen antikanker paru.

Lung cancer is one of the leading causes of cancer death in Indonesia. Treatment for lung cancer has side effects and requires high cost. Therefore, the study concerning natural anticancer from plants has intensified, in this study focused on Hibiscus sabdariffa. The purpose of this research is to evaluate the phytochemistry composition, antioxidant activity, and cytotoxic activity of Hibiscus sabdariffa extracts against the A549 lung cancer cell line. The research was carried out by macerated the sample with ethanol, ethyl acetate, and n-hexane solvents. The extracts were analyzed using TLC and phytochemistry tests to determine secondary metabolites. The antioxidant activity of the extract was determined using the DPPH method, while the cytotoxic activity of the extract against the A549 lung cancer cells was determined in vitro using the MTT assay. As a result, the TLC analysis revealed that Hibiscus sabdariffa extracts contained five organic compounds, while the phytochemistry tests revealed positive for flavonoids, tannins, glycosides, alkaloids, triterpenes, and steroids. The antioxidant activity test of the ethanol and ethyl acetate extracts showed the IC50 value of more than 50 g/mL. Furthermore, the cytotoxic activity of the ethanol, ethyl acetate, and n-hexane extract against the A549 lung cancer cell line showed the IC50 value of more than 200 g/mL. In conclusion, Hibiscus sabdariffa extracts had the low to moderate antioxidant activity and the weak anticytotoxic activity against the A549 lung cancer cell line, so Hibiscus sabdariffa extracts are potential to be developed as antioxidant and anticancer."
Depok: Fakultas Kedokteran Univeritas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Liwang
"Kanker serviks merupakan kanker ketiga tersering pada perempuan dan kelima tersering di dunia. Hingga saat ini, terapi kanker serviks masih memiliki efek samping dan komplikasi masih tinggi, serta efektivitas pada stadium lanjut masih rendah sehingga menyebabkan perlunya pengembangan terapi yang lain. Asam galat diketahui sebagai antikanker yang potensial. Modifikasi struktur gugus alkil akan mengubah sifat farmakokinetik dan farmakodinamik senyawa. Studi ini menilai aktivitas sitotoksik derivat asam galat. Inhibition concentration (IC50) derivat asam galat dinilai pada sel HeLa. Sel diberikan asam galat atau derivatna dengan jumlah minimal 1x104 sel/ well dengan konsentrasi berkisar antara 0.4 ? 51,2 μg/ml selama 48 jam. Setelah itu, viabilitas sel dinilai menggunakan MTS (3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-5-(3-carboxymethoxyphenyl)-2-(4-sulfophenyl)-2H-tetrazolium) assay. Hasil menunjukkan heptil galat dan oktil galat memiliki IC50 terendah, yaitu 4,00 μg/ml dan 7,47 μg/ml berturut-turut. Penambahan rantai cabang menunjukkan peningkatkan inhibisi sel HeLa. Akan tetapi, derivat metoksi galat tidak menunjukkan perbaikan aktivitas sitotoksik terhadap HeLa. Dengan demikian, modifikasi struktur alkil galat berupa penambahan rantai utama dan cabang derivat asam galat memiliki aktivitas sitotoksik yang lebih baik terhadap HeLa.

Cervical cancer is the third most common cancer in women and the fifth most common cancer in the world. Nowadays, the treatments for cervical cancer still have high rate of complications and side effects and low effectiveness in advanced stage led to the need for the development of other therapies. Gallic acid is known as potential anticancer. Structure modifications of alkyl gallic acid is predicted to change the pharmacokinetics and pharmacodynamics of the substance. The aim of this study was to observed cytotoxicity activity of gallic acid derivatives. We assessed inhibition concentration (IC50) of gallic acid derivatives in HeLa cells. The cells were given gallic acid or its derivatives with a minimal amount of 1x104 cells/ well at concentration ranged from 0.4 ? 51.2 μg/ml for 48 hours. Afterwards, the cells were subjected for viability assessment using MTS (3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-5-(3-carboxymethoxyphenyl)-2-(4-sulfophenyl)-2H-tetrazolium) assay. The results showed that IC50 of heptyl and octyl gallate were the lowest, which is 4.00 μg/ml and 7.47 μg/ml, respectively. Addition of chain branch was shown to improve the inhibition of HeLa. However, methoxy gallate derivatives did not improve the cytotoxic activity of the substance to HeLa. In conclusion, structure modification of alkyl gallate by adding the main chain and branch gallic acid derivatives increase the cytotoxic activity against HeLa
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>