Ditemukan 124971 dokumen yang sesuai dengan query
Samsudiat
"Operasi sistem tenaga listrik bertegangan tinggi menuntut kestabilan parameter-parameter kelistrikan, seperti parameter tegangan, agar kinerja dari peralatan-peralatan listrik yang digunakan oleh konsumen menjadi optimal. Tetapi, karakteristik beban dan saluran transmisi dapat mengakibatkan penyerapan tambahan daya reaktif pada sistem yang menyebabkan munculnya susut tegangan yang melebihi batas operasi yang diizinkan. Salah satu metode untuk memperbaiki tegangan dengan memanfaatkan peralatan listrik yang tersedia adalah metode perubahan tap transformator tap staggering . Tap staggering adalah mengoperasikan transformator daya secara paralel dengan membedakan posisi tap yang relatif kecil. Perbedaan tap ini akan menimbulkan arus sirkulasi yang bersifat induktif dan digunakan sebagai kompensator daya reaktif untuk sistem. Sebuah jaringan distribusi dengan dua buah transformator yang beroperasi paralel dari Sistem Jawa-Bali dilakukan simulasi tap staggering dengan menggunakan analisis aliran daya pada ETAP 12.6.0. Simulasi tap staggering dilakukan dari subsistem yang memikul beban paling tinggi pada sistem. Dari hasil analisis aliran daya, diketahui bahwa tap staggering pada subsistem IBT 150/70 kV dapat melakukan perbaikan tegangan dari rata-rata tegangan 88,85 diperbaiki menjadi 93,5 . Pada subsistem trafo distribusi 70/20 kV yang memiliki perbaikan tegangan antara 88,12 sampai 92,40 meningkat menjadi 92,75 sampai 97,23 saat subsistem IBT 150/70 kV dilakukan tap staggering. Pada subsistem IBT 500/150 kV yang dilakukan tap staggering dapat meningkatkan perbaikan tegangan pada subsistem-subsistem yang dilayaninya dimana perbaikan tegangan terbaik diperoleh saat posisi tap IBT1 -8,75 , IBT3 -10 , IBT5 -10 , T1 -10 dan T3 -10 dengan rentang nilai tegangan masing-masing busnya adalah antara 97 sampai 102.
Operating high voltage power systems requires stability of electrical parameters, such as voltage parameters, so the performance of electrical utilities used by consumers can be optimal. However, the characteristics of load and transmission line can absorb additional reactive power in the system that causes drop voltage that exceeds the limit of permitted operations. One method to improve the voltage by utilizing the existing electrical equipment is tap staggering method. Tap staggering is operating power transformer in parallel with small different tap positions. Differences tap positions can provide inductive currents circulation and it rsquo s used as reactive power compensator for the system. A distribution network with two power transformer in parallel of Jawa Bali system is simulated tap staggering by using the power flow analysis on ETAP 12.6.0. Tap staggering is simulated from subsystem that connects a highest load in the system. From power flow analysis, tap staggering at 150 70 kV IBT subsystem can improve voltage from an average of 88.85 to 93.5 . In the 70 20 kV distribution transformer subsystems that have improvements voltage between 88.12 to 92.40 can increase improvements voltage becomes between 92.75 to 97.23 when subsystem IBT 150 70 kV is taken by tap staggering. At subsystem IBT 500 150 kV, tap staggering can increase the voltage on the improvement subsystems where the best voltage improvement is obtained when the tap positions IBT1 8.75 , IBT3 10 , IBT5 10 , T1 10 and T3 10 with a range of values of each bus voltage is between 97 to 102."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66898
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rama Aryarakhito Wongso
"The reactive power plays an important role in almost every power transmission industry. Assessing the reactive power, its component influences the voltage stability, voltage reliability, and transient stability in the grid is important to maintain the power transmission grid. Those components are also used to improve system efficiency, maintain the system ability to stand in the standard values to avoid unwanted tragedies, such as sudden voltage drop caused by sudden decrease of reactive power or when the transmission flow does not go in line caused by overloaded current increase. Those unwanted phenomena are potentially harmful to the system.
In order to adjust the reactive power level into the needed and its components that are influenced by the reactive power values, the reactive power compensation devices are strongly needed. There are already some reactive power compensation devices in the recent industry. The performance factor, reliability, and the availability are considered in this bachelor thesis. Therefore, comparison and analysis will be conducted on the reactive power compensation devices and methodologies to determine the requirement and the placing of reactive power will be conducted. The need to control the reactive power is done by some devices, and the system is made so in such way in order to maintain its qualities, these qualities are going to be discussed mainly in this bachelor thesis.
Daya reaktif memiliki peran penting di hampir setiap industri transmisi daya. Dengan daya reaktif, nilai dari komponen tersebut dapat mempengaruhi kestabilan tegangan, keandalan dan kestabilan sementara untuk menjaga jaringan transmisi listrik. Komponen-komponen tersebut juga digunakan untuk meningkatkan efisiensi sistem, menjaga kemampuan sistem untuk tetap pada nilai standar untuk menghindari tragedi yang tidak diinginkan, seperti penurunan tegangan secara tibatiba yang disebabkan oleh penurunan daya reaktif secara spontan atau ketika aliran transmisi tidak berjalan karena kelebihan beban. Fenomena yang tidak diinginkan tersebut berpotensi membahayakan sistem.Untuk menyesuaikan level daya reaktif dan komponennya menjadi sesuai, perangkat kompensasi daya reaktif sangat diperlukan. Sudah ada beberapa perangkat kompensasi daya reaktif yang tersedia di pasar. Faktor kinerja, kehandalan, dan ketersediaan akan dibahas di dalam skripsi ini. Oleh karena itu, perbandingan dan analisis perangkat kompensasi daya reaktif dan metodologi perlu dilakukan untuk menentukan kebutuhan dan penempatan daya reaktif. Kebutuhan untuk mengontrol daya reaktif dilakukan oleh beberapa perangkat dan membuat sistem sedemikian rupa untuk mempertahankan kualitas daya reaktif yang diinginkan. Pembahasan kualitas tersebut akan dibahas di dalam skripsi ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Anthony Christandy
"Kebersihan dan ketersediaan sumber daya matahari sebagai sumber energi membuat Photovoltaic(PV) semakin menarik perhatian seluruh dunia. Ketenaran ini tidak hanya berskala kecil; tetapi juga, yang berskala besar, sebesar Mega Watt. Namun, kebanyakan dari PV yang ada hanya digunakan pada siang hari saja ketika ada matahari; padahal, infrastruktur inverter pada PV berpotensial untuk memproduksi and mengalirkan daya reaktif. Dalam skrpsi akan di diskusikan bagaimana PV plant dan Virtual STATCOM dirancang dalam simulasi MATLAB terpisah dan bagaimana hasilnya pada saat dua design tersebut digabungkan.
Attracted by its clean and availability, photovoltaic (PV) has gain attention throughout the world. This popularity not only range in micro scale only, but through a large scale one as big as Mega Watt scale. However, most of them only be used in the day time when, the sunlight is present; while it potential to produce and deliver reactive power with the inverter that every PV have. In thesis, it will be disscuss how the PV plant and Virtual STATCOM was designed and simulated in MATLAB individually and the outcome when the both design are connected together."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53093
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Elian Richard
"Perkembangan industri di Indonesia yang pesat mendorong peningkatan permintaan pasokan listrik di berbagai sektor demi tercapainya implementasi teknologi industri 4.0 dan terwujudnya inisiatif Making Indonesia 4.0 oleh Kementrian Perindustrian Republik Indonesia. Maka dari itu, sangat penting bagi sebuah industri untuk memiliki sistem tenaga listrik yang baik untuk bisa mendapatkan harga yang terjangkau dengan melakukan penghematan pemakaian daya. Salah satu cara yang dapat dilakukan pada sistem tenaga listrik yang beroperasi dengan baik adalah dengan meningkatkan faktor daya operasionalnya. Agar tercapainya peningkatan faktor daya, perlu ditentukan jenis kompensator faktor daya untuk menentukan besaran daya reaktif kompensasi yang sesuai. Besaran daya reaktif kompensasi yang dibutuhkan perlu dilakukannya optimasi, dapat digunakan algoritma pembobotan normalisasi minimax agar komputasi dapat relatif lebih mudah dan lebih cepat. Pada studi kasus di PT. ON, algoritma pembobotan normalisasi minimax dapat menentukan besaran kapasitor optimum (21 kVAR dengan 7 step) sehingga dapat dihasilkannya penghematan daya reaktif sebesar 1.083,73 kVAR dengan rata-rata sebesar 11.29 kVAR (62.30%), menaikkan rata-rata faktor daya dari 0.8 menjadi 0.96 (20%), menurunkan rata rata penggunaan arus menjadi 20.67 Ampere (78.34%), menurunkan rata-rata daya semu menjadi 13.00 VA (74.09%), dan menurunkan rata-rata rugi-rugi daya yang dihasilkan sebesar 31.48%.
The fast improvement of the industrial sector in Indonesia has pushed the escalation of electrical supply demand in every sector to achieve the implementation of industrial technology 4.0 and the realization of Making Indonesia 4.0 by the Ministry of Industry Republic of Indonesia. Therefore, the industry needs to have a good power electrical system to decrease electrical expenses, and one of the ways is to limit the use of power electricity. One of the things that can be done to have a good operation of the power electrical system is to achieve the enhancement of the power factor. To achieve it, the type of power factor compensator has to be determined, then the suitable value of compensation reactive power can be determined. The amount of reactive power compensation needed needs to be optimized, in which the minimax normalization weighting algorithm can be used so that computation can be relatively easier and faster. In the case study of PT. ON building, the minimax normalization weighting algorithm can determine the optimum capacitor size (21 kVAR with 7 steps) so that a reactive power saving of 1,607.45 kVAR and average of 11.29 kVAR (62.30%) can be generated, increasing the average power factor from 0.8 to 0.96 (20%), reducing the average current usage to 20.67 Amperes (78.34%), lowering the average apparent power to 13.00 VA (74.09%), reducing the resulting average power losses by 31.48%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Asrizal Tatang
"Stabilitas tegangan sistem tenaga listrik sangat ditentukan oleh kemampuan untuk menjaga agar tegangan selalu berada pada besaran nominalnya. Untuk memperoleh tingkat kestabilan tegangan yang optimal pada sistem tegangan tinggi, dimana jaringan transmisinya dapat membangkitkan daya reaktif kapasitif yang besar, maka jaringan tersebut perlu dilengkapi dengan reaktor induktif (Shunt Reactor) atau dengan Tap Staggering. Kompensasi daya dengan proses Tap Staggering pada transformator daya beroperasi paralel ternyata dapat membantu pemulihan sistem dengan memkompersir daya reaktif induktif rata-rata 3,5 MVA1 pada setiap perbedaan satu tap."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Malau, Dielita Anggitria
"Skripsi ini membahas tentang analisisunder voltage load sheddingpada PT PLN (Persero) APB DKI Jakarta & Banten. Pelepasan beban dilakukan dengan tujuan menaikkan tegangan sistem sampai batas toleransi nilai yang diizinkan yaitu +5 % dan -10 % (Aturan Jaringan, 2007) dari nilai tegangan nominalnya yaitu 150 kV. Simulasi pelepasan beban dilakukan pada bus yang memiliki nilai sensitivitas (dv/dQ Sensitivity) tertinggi dan pada beban yang memiliki nilai daya reaktif tertinggi dengan berbantuan perangkat lunak DIgSILENT PowerFactory. Dengan melakukan pelepasan beban diharapkan tegangan dapat naik secara signifikan. Setelah melakukan simulasi maka di dapat, jumlah beban yang dilepas pada pelepasan beban yang dilakukan berdasarkan nilai sensitivitas bus tertinggilebih sedikit dibandingkan dengan pada pelepasan beban yang dilakukan berdasarkan nilai daya reaktif tertinggi.Hal ini dapat dilihat pada salah satu hasil simulasi pada studi kasus di subsistem Balaraja dimana jumlah beban yang dilepas berdasarkan nilai sensitivitas bus sebesar 22.12 % sedangkanjumlah beban yang dilepa berdasarkan nilai daya reaktif sebesar 37.77 %.
This focus of study is aboutunder voltage load shedding analysis in PT PLN (Persero) APB DKI Jakarta & Banten. The load shedding aims to increase the voltage system until tolerance limit of the allowed value is equal +5 % dan +10 % (due ?Aturan Jaringan, 2007?) of nominal voltage which 150 kV. It based on bus that has the highest value of sensitivity (dv/dQ sensitivity) and onload that has the highest value of reactive power use DIgSILENT Power Factory software. By doing the load shedding be expected that the voltage can increase significantly. After doing the simulation, then we can see that the amount of active power is removed for the load shedding based on the highest value of bus sensitivity is lower than the load shedding based on the highest value of reactive power. It can be seen in one of thesimulation of case study in Balaraja subsystem which the amount of active power that have been shedding based on bus that has the highest value of sensitivity is about 22.12 % and the amount of active power that have been shedding based onload that has the highest value of reactive power is about 37.77 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57240
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Gultom, Yohan Binsar Hasoloan
"Skripsi ini membahas tentang UnderVoltage Load shedding pada subsistem Balaraja jaringan PT. PLN APB Jakarta & Banten. Pelepasan beban dilakukan dengan 3 metode dengan mempertimbangkan daya reaktif terbesar dan mempertimbangkan fluktuasi beban terkecil dan fluktuasi beban terbesar. Pelepasan beban dilakukan dengan tujuan menaikkan tegangan sistem sampai batas toleransi nilai yang diizinkan yaitu +5 % dan -10 % (Aturan Jaringan, 2007) dari nilai tegangan nominalnya yaitu 150 kV. Simulasi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak DIgsilent 14.1.3. Dengan mempertimbangkan daya reaktif beban yang dilepaskan 23.56%. Dengan mempertimbangkan fluktuasi beban terkeciil beban yang dilepaskan 26.81%. Dengan mempertimbangkan fluktuasi beban terbesar beban yang dilepaskan 30.68%. Dengan ini dapat dilhat bahwa Pelepasan beban dengan mempertimbangkan daya reaktif paling optimal.
This thesis examine about Under Voltage Load Shedding in Balaraja Sub-system on PT. PLN APB Jakarta & Banten grid. Load shedding is done by 3 methods by considering the greatest reactive power , greatest load fluctuations and consider the smallest load fluctuations. Load shedding is done with the aim of raising the voltage of the system to the extent the value of the permitted tolerance +5% and -10% (Network Rules, 2007) of the value of its nominal voltage of 150 kV. Simulations done using software DIgsilent 14.1.3. In considering the reactive power load is released 23:56% of full load. By considering the load smallest fluctuation, load is released 26.81%of full load. Taking into account By considering biggest fluctuations load, load is released 30.68% of full load. It can be seen that consider reactive power in load shedding is the most optimal method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64612
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Felix Rudianto
"Seiring dengan semakin ketatnya persaingan global dan berfluktuasinya tarif tenaga listrik PLN, banyak perusahaan industri besar pelanggan PLN yang berkeinginan untuk membangun dan mengoperasikan pembangkit sendiri. Meski demikian, perusahaan industri tersebut merasa bahwa pasokan tenaga listrik PLN tetap dibutuhkan karena tidak mungkin pembangkit sendiri mereka bisa beroperasi secara terus-menerus tanpa gangguan sepanjang waktu, sehingga bermaksud melakukan interkoneksi pembangkit sendiri milik mereka dengan jaringan PLN. Penelitian ini bertujuan untuk membuat aplikasi model perhitungan biaya layanan daya listrik cadangan untuk selanjutnya diusulkan menjadi referensi bagi Pemerintah. Hasil perhitungan menggunakan aplikasi model menunjukkan bahwa pada kondisi tertentu, biaya pembangkit sendiri ditambah biaya layanan daya listrik cadangan yang lebih murah daripada tarif tenaga listrik PLN dapat diperoleh. Berdasarkan asumsi-asumsi yang digunakan pada kondisi PLN menyiapkan daya cadangan sebesar 10% dari kebutuhan, tarif layanan daya cadangan minimal sebesar Rp 9.300/kW/bulan dan tarif kWh cadangan sebesar minimal Rp 2.007/kWh
As global competition becoming more and more tighten while PLN?s tariff fluctuate monthly, some PLN?s big industrial customers are willing to construct and operate their own power plants. However, those customer realize that they still need PLN?s support because it it impossible their power plants can operate continuously and outage-free all the time, so they want to interconnect their power plants to PLN?s grid. This research?s goal is to create model application to calculate back-up electric power service charge which can be proposed as a reference to the Government. Calculation using the model application shows that in certain condition captive power plant?s cost plus back-up electric power service charge that is less than PLN?s tariff can be achieved. Based on assumptions used in condition PLN prepares back-up power at 10% of total required, back-up power service charge at minimum is Rp 9.300/kW/month and back-up energy charge at minimum is Rp 2.007/kWh."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45585
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Mehta, V.K.
Ram Nagar: New Delhi: S. Chand, 1982
621.319 1 MEH p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Yuli Astuti
"Saat ini terjadi kelebihan pasokan listrik di Jawa-Bali seiring beroperasinya PLTU dari program 35.000 Mega Watt. Untuk itu dibutuhkan prediksi kebutuhan energi listrik yang lebih akurat sebagai dasar perencanaan dan pengoperasian sistem tenaga listrik, serta peningkatan efisiensi sistem tenaga listrik. Mengembangkan model yang mencapai presisi peramalan tertinggi dalam konteks tenaga listrik telah menjadi objek studi di beberapa negara. Penelitian ini berusaha menemukan model prediksi konsumsi energi listrik di Indonesia menggunakan LSTM (Long Short Term Memory). LSTM merupakan jenis jaringan syaraf berulang (Recurrent Neural Network) yang sering digunakan untuk mengidentifikasi pola periodik dalam deret waktu (time series) karena merekam hubungan antara nilai yang berurutan. Pelatihan dan pengujian model menggunakan data konsumsi energi listrik dari Januari 2013 hingga Februari 2023 yang diperoleh dari laporan penjualan tenaga listrik PT PLN. Dilakukan percobaan dengan berbagai kombinasi nilai hyperparameter jumlah unit neuron dan jumlah epoch untuk masing-masing model prediksi konsumsi energi listrik Nasional, segmen Rumah Tangga, Bisnis, dan Industri. Evaluasi kinerja model diukur dengan MAPE (rata-rata persentase kesalahan absolut). Model prediksi konsumsi energi listrik nasional dapat memprediksi dengan baik dilihat dari nilai MAPE sebesar 2,212%. Dengan membandingkan akurasi model LSTM yang dibangun dengan prediksi manual yang dilakukan PLN per bulan, maka model LSTM yang dibangun mampu melakukan prediksi lebih akurat.
Currently, there is excess power or oversupply of power generation capacity in Jawa-Bali in line with the operation of the PLTU from the 35,000 Mega Watt program. For this reason, a more accurate prediction of electricity demand is needed as a basis for planning and operating the electric power system, as well as increasing the efficiency of the electric power system. Developing a model that achieves the highest forecasting precision in the context of electric power has been the object of study in several countries. This research seeks to find a predictive model of electricity consumption in Indonesia using LSTM (Long Short Term Memory). LSTM is a type of recurrent neural network (RNN) that is often used to identify periodic patterns in a time series because it records the relationship between successive values. Model training and testing uses electricity consumption data from January 2013 to February 2023 obtained from PT PLN's electricity sales report. Experiments were carried out with various combinations of hyperparameter values for the number of neuron units and the number of epochs for each prediction model for the National electricity consumption, the Household, Business and Industrial segments. Model performance evaluation is measured by MAPE (Mean Absolute Percentage Error). The National electricity consumption prediction model can predict well with MAPE value of 2.212%. By comparing the accuracy of the built LSTM model with manual predictions made by PLN per month, LSTM model was able to make more accurate predictions."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library