Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125586 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vania Puspa Andari
"Penyimpangan pada skala frekuensi 9-150 kHz biasa ditemukan di peralatan rumah tangga yang menggunakan teknik switching pada pengoperasiannya. Harmonik di frekuensi rendah adalah fenomena yang terjadi pada distribusi tenaga listrik yang mempengaruhi kualitas daya pada sistem. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menginvestigasi efek dari harmonik pada frekuensi rendah orde ketiga terhadap penyimpangan pada skala frekuensi 9-150 kHz yang diproduksi oleh peralatan rumah tangga.
Skripsi ini fokus kepada efek dari harmonik orde ketiga terhadap penyimpangan saat besaran dan sudut fasa dari harmonik orde ketiga berubah. Hasil dari skripsi ini menunjukkan hubungan antara besaran dari harmonik orde ketiga dan besaran penyimpangan, dan efek dari nilai puncak dari sinyal saat sudut fasa dari harmonik orde ketiga diubah. Hasil dari pengukuran akan diperlihatkan dan didiskusikan.

Distortion in frequency range of 9 150 kHz is generally found in household appliances which used switching techniques in their operation. Low frequency harmonics are a phenomenon which occurred in the electrical power distribution that affecting the power quality of the system. The aim of this thesis is to investigate the effect of the low frequency harmonics third order harmonics to the distortion in frequency range of 9 150 kHz produced by household appliance.
This thesis focused on the effect of the third order harmonics to the distortion when the amplitude and the phase angle of the third order harmonics is varying. The results show the correlation between the amplitude of low frequency harmonics and the amplitude of distortion, and the effect of peak value of signal when the phase angle of low frequency harmonics is shifted. Results of measurements are shown and discussed.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrianto Nugroho
"Peralatan rumah tangga yang menggunakan teknologi inverter akan menghasilkan distorsi tegangan pada mains network. Kompor Induksi menghasilkan distorsi tegangan pada frekuensi 20-25 kHz. Terdapat juga distorsi tegangan di frekuensi 40-50 kHz. Terlihat bahwa range frekuensi pada distorsi kedua merupakan perkalian integer dar frekuensi distorsi yang pertama, maka ini merupakan perilaku distorsi tegangan harmonik. Distorsi harmonic yang kedua selanjutnya akan lebih dikenal dengan nama orde kedua distorsi harmonic.
Tugas akhir ini berusaha untuk menjelaskan fenomena tentang bagaimana besarnya orde kedua distorsi harmonik ini bias berubah. Untuk menjelaskan hal ini, pada rangkaian pngukuran digunakan beberapa beban untuk mengtahui pengaruh beban yang terkoneksi terhadap besarnya orde kedua distorsi harmonic.
Pada akhirnya percobaan ini membuktikan bahwa beban yang terkoneksi akan mempengaruhi besarnya orde kedua distorsi harmonik ini. Berdasarkan karakteristik beban dapat disimpulkan bahwa beban bisa memperbesar ataupun memperkecil besarnya orde kedua distorsi harmonik ini.

Household appliances that utilizes inverter technology will create voltage distortion in the mains network. For Induction Stove, the main distortion appears in the frequency of 20 25 kHz. Another voltage distortion also appear in the frequency range of 40 50 kHz. Since the voltage distortion appears in the frequency range of an integer multiplication to the main voltage distortion rsquo s frequency it is categorized as a harmonic behavior of voltage distortion. The second voltage distortion is called as the 2nd order distortion harmonic.
The target of this thesis is to describe how the behavior of the magnitude of the 2nd order distortion harmonic. To describe this phenomenon, the measurements utilizes several DUT device under test with various configuration in order to describe the effect of interconnected load to the 2nd order distortion harmonic.
The result of the measurements shows that the interconnected load can affect the 2nd order distortion harmonic rsquo s magnitude. It can either increase or decrease the 2nd order harmonic regarding the type of load it is connected with.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66626
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrew Setiawan
"Partial discharge telah menjadi salah satu masalah yang sering terjadi pada peralatan dan peralatan listrik belakangan ini. Epoxy Resin sebagai sistem isolasi telah digunakan dalam penelitian ini karena keserbagunaannya. Penelitian ini memiliki dua tujuan yaitu menemukan pengaruh variasi frekuensi harmonik dan tingkat distorsi harmonik terhadap partial discharge sebagai tujuan yang pertama, sedangkan yang kedua adalah kita mencoba untuk menemukan efek rongga udara pada insulasi epoxy resin terhadap partial discharge.
Penelitian ini menggunakan dua jenis epoxy resin tanpa rongga udara dan dengan adanya rongga udara sebagai objek uji. Ada dua faktor yang divariasikan selama penelitian ini, yaitu distorsi frekuensi dan tingkat total distorsi harmonik. Pekerjaan ini memanfaatkan MATLAB sebagai alat untuk menghasilkan sinyal dan pemrosesan data. Terdapat empat parameter yang dianalisis untuk penelitian ini, meliputi Partial Discharge Inception Voltage, luas area partial discharge, tingkat pengulangan partial discharge dan distribusi fase partial discharge.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan distorsi frekuensi mengarah pada peningkatan luas area partial discharge dan tingkat pengulangan selama 1 siklus, sementara itu mengurangi Partial Discharge Inception Voltage. Adapun untuk distorsi harmonik total, tingkat THD yang lebih tinggi berkontribusi terhadap penurunan Partial Discharge Inception Voltage, tetapi meningkatkan luas area partial discharge. Dalam hal tingkat pengulangan, partial discharge lebih banyak terjadi pada kisaran 61° -120° untuk wilayah positif dan pada 241° -300° untukwilayah negatif. Selain itu, keberadaan rongga udara meningkatkan luas areapartial discharge dan tingkat pengulangan selama 1 siklus. Namun, menurunkan PDIV.

Partial discharge has been one of the problems that frequently occurs on electrical devices and equipment lately. Epoxy resins as an insulation system has been utilized in this research due to its versatility. This research has two objectives as finding the influence of variation of harmonic frequency and harmonic distortionlevel to partial discharge being the first one, while the second is we try to find the effects of air cavities in epoxy resin insulation to partial discharge.
It used twotypes of epoxy resins without void cavity and with the presence of void cavity asthe test object. There were two factors that were varied during this research, which were frequency distortions and total harmonic distortion levels. This workmade use of MATLAB as a tool to generate signals and data processing. Four parameters were analyzed for this research, those include Partial Discharge Inception Voltage, apparent charge area, partial discharge repetition rate andpartial discharge phase distribution.
The results showed that the increase offrequency distortion leads to the increase of apparent charge area and repetition rate for 1 cycle, while it decreases the Partial Discharge Inception Voltage. As forthe total harmonic distortion, higher levels contributes to the decrease of Partial Discharge Inception Voltage, but increases the apparent charge. In terms of charge numbers, the charges occurred more at the range of 61° 120° for the positivesequence and at 241° 300° for the negative sequence. In addition, the presence ofvoid cavity increases the apparent charges and repetition rate for 1 cycle. However, it decreases the PDIV.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Faza Rizqia
"Stasiun MRT Blok M menggunakan dua buah transformator 630 kVA untuk listrik non-traksi dengan beban harmonik, yang dapat mengakibatkan overheating dan mengurangi umur transformator. Solusi yang akan dilakukan pada transformator yang melebihi batas harmoniknya adalah melakukan derating atau penurunan kapasitas daya. Penentuan ini didasari dengan membandingkan nilai THDi dan IHDi dengan standar IEEE 519-2014. Data yang digunakan berupa nilai IHDi berorde ganjil dari 1 hingga 15, THDi, serta besarnya rugi-rugi daya akibat beban harmonik dengan menggunakan standar IEEE C57.110-2018 pada kedua transformator. Hasil yang didapatkan berupa dua transformator di stasiun tersebut mengalami nilai Total Harmonic Distortion arus (THDi) yang melebihi batas standar sebesar 8%, yaitu 34.73% pada transformator 1 dan 30.18% pada transformator 2, sehingga perlu dilakukan derating pada keduanya. Beban nonsinusoidal menyebabkan penurunan kemampuan beban maksimum yang dapat disuplai oleh kedua transformator, dimana arus r.m.s yang diizinkan, yaitu sebesar 77.4% pada transformator 1 dan 72.5% pada transformator 2 dari nilai arus rating-nya. Harmonik juga menyebabkan kenaikan pada rugi-rugi total pada kedua transformator, yaitu 34.94% pada transformator 1 dan 28.51% pada transformator 2, dimana kenaikan tersebut disebabkan oleh peningkatan pada rugi-rugi arus eddy. Transformator 1 dan 2 mengalami derating masing-masing dengan standar IEEE C57-110 sebesar 22.6% menjadi 487.6 kVA dan 27.5% menjadi 456.8 kVA, dan dengan standar IEC 60067 sebesar 12% menjadi 541.8 kVA dan 14% menjadi 544.4 kVA. Derating pada kedua transformator dengan kedua standar aman untuk dilakukan dan memenuhi kapasitas minimum beban. Standar IEEE C57-110 memberikan solusi efektif dalam situasi paling buruk, sedangkan metode IEC 60076 memberikan derating sesuai dengan batas paling aman.

Blok M MRT Station uses two 630 kVA transformers for non-traction electricity with harmonic loads, which can cause overheating and reduce transformer life. The solution that will be carried out on a transformer that exceeds its harmonic limit is derating or reducing power capacity. This determination is based on comparing the THDi and IHDi values with the IEEE 519-2014 standard. The data used is in the form of odd-order IHDi values from 1 to 15, THDi, as well as the amount of power losses due to harmonic loads using the IEEE C57.110-2018 standard on both transformers. The results obtained were that the two transformers at the station experienced a current Total Harmonic Distortion (THDi) value that exceeded the standard limit of 8%, namely 34.73% on transformer 1 and 30.18% on transformer 2, so it was necessary to derate both of them. The non-sinusoidal load causes a decrease in the maximum load capability that can be supplied by both transformers, where the permitted r.m.s current is 77.4% in transformer 1 and 72.5% in transformer 2 of the rated current value. Harmonics also cause an increase in total losses in both transformers, namely 34.94% in transformer 1 and 28.51% in transformer 2, where the increase is caused by an increase in eddy current losses. Transformers 1 and 2 experience respective derating with IEEE C57-110 standards of 22.6% to 487.6 kVA and 27.5% to 456.8 kVA, and to IEC 60067 standards of 12% to 541.8 kVA and 14% to 544.4 kVA. Derating on both transformers with both standards is safe to do and meets the minimum load capacity. The IEEE C57-110 standard provides an effective solution in the worst situations, while the IEC 60076 method provides a derating according to the safest limit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryatama Wisnu Wardhana
"Partial discharge adalah suatu fenomena yang terjadi pada tegangan tinggi; secara definisi, ia adalah terjadinya pelepasan muatan bunga api listrik yang menghubungkan isolasi diantara konduktor secara parsial dan dapat atau tidak dapat terjadi bergantung pada konduktor. Partial discharge terjadi pada bahan isolasi padat, gas, dan cair.Skripsi ini bersangkutan dengan kejadian partial discharge pada 5 konfigurasi elektroda yang disebabkan oleh medan tegangan tinggi yang terdistorsi di sekeliling udara. Konfigurasi elektroda tersebut adalah jarum-plat, jarum-bola, jarum-silinder, bola-bola, plat-plat.
Pengukuran partial discharge dilakukan dengan osiloskop dijital dan dua computer pribadi. Analisa data dilakukan dengan menggunakan waktu mula pra-peluahan dan tingkat pengulangan.Hasil pengukuran menunjukan bahwa tegangan yang terdistrosi mempunyai efek langsung terhadap pengukuran partial discharge berkenaan dengan waktu mula pra-peluahan dan tingkat pengulangan.

Partial discharge is a phenomenon that occurs at high voltage by definition, it rsquo s a localized electrical discharge that only partially bridges the insulation between conductors and which may or may not occur adjacent to a conductor. Partial discharge occurs at solid, gas, and liquid insulation materials.This thesis deals with the occurrence of partial discharges on 5 electrode configurations due to the distorted high electric field exceeding the electric strength of Air. The electrode configurations are needle plate, needle sphere, needle rod, sphere sphere.
The partial discharge measurement was conducted using a digital oscilloscope combined with two personal computers. The analysis of the data was conducted by utilizing the partial discharge inception time and partial discharge repetition rate.The experimental results showed that the distorted voltage has a direct effect to the partial discharge measurement in terms of its inception time and repetition rate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66051
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yusuf
"Secara tipikal, di laboratorium tes atau eksperimen untuk pengukuran partial discharge, bentuk gelombang dianggap sinusoidal murni. Namun, dalam praktek sehari-hari, untuk mendapatkan gelombang sinusoidal murni sebagai hampir tidak mungkin. Komponen spektrum tambahan memiliki dampak yang cukup besar kepada karakteristik partial discharge, dalam hal ini tingkat pengulangan adalah parameter yang di fokuskan untuk di bandingkan. Dalam tulisan ini pengaruh distorsi harmonisa tegangan terhadap tingkat pengulangan partial discharge akan diamati dan dianalisa. Total harmonic distortion THD juga akan dijadikan variabel untuk mencari pengaruhnya terhadap tingkat pengulangan partial discharge.
Hasil dari eksperimen ini menunjukan variasi dari distorsi harmonik dan THD memiliki dampak kepada tingkat pengulangan partial discharge. Pemahaman terhadap harmonik adalah sebuah kepentingan untuk mendapatkan interpretasi gambaran partial discharge yang tepat. Eksperimen ini diilustrasikan dengan hasil pengukuran yang didapatkan dari sinyal sinusoidal murni dan tegangan terdistorsi harmonik dengan variasi THD.

Normally, in laboratory test or experiment for measuring partial discharges, a pure sinusoidal voltage waveform is assumed. However, in practice it is nearly impossible to have such ideal waveform of voltage applied. Additional spectral components have quite an impact or effect to partial discharge characteristic, in this case its repetition rate is the parameter focused to be compared. In this paper the influence of high voltage harmonic to the repetition rate of partial discharged is observed. The total harmonic distortion will also be a varied parameter in order to get the relation between THD and repetition rate of partial discharge.
The experimental results showed the variety of high voltage harmonic and total harmonic distortion have impact on partial discharge rsquo s repetition rate. knowledge of harmonic content is an importance for a proper interpretation of the PD images. This experiment will illustrated by the measurement result obtained by both pure sinusoidal and distorted voltage by higher harmonics with varying THD content.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marganda, Naek
"Penggunaan pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS saat ini sedang berkembang pesat di dunia termasuk di Indonesia karena sifatnya yang ramah lingkungan tanpa mengeluarkan emisi gas rumah kaca. Pesatnya perkembangan teknologi elektronika daya berdampak pada meningkatnya penggunaan PLTS dan peralatan rumah tangga yang bersifat non-linear yang menggunakan teknologi inverter. Pada PLTS, inverter digunakan untuk mengubah listrik arus searah (direct current/DC) dari sinar matahari menjadi arus bolak-balik (alternating current/AC). Inverter biasanya memiliki kecepatan switching yang lebih tinggi dari 1 kHz, yang dapat menyebabkan distorsi bentuk gelombang pada keluaran daya AC, seperti harmonisa dan disturbansi pada rentang frekuensi 9-150 kHz. Distorsi ini dapat mempengaruhi kinerja peralatan itu sendiri maupun peralatan tetangga yang terhubung ke jaringan tenaga listrik yang sama. Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis pengaruh berbagai jenis beban peralatan linear dan non-linear terhadap harmonisa dan disturbansi 9-150 kHz pada PLTS Atap on-grid melalui pengukuran dengan osiloskop berbasis komputer dan Power Quality Analyzer (PQA). Melalui analisis korelasi, penelitian juga mencari tahu hubungan harmonisa dengan disturbansi 9-150 kHz yang ditimbulkan pada sistem PLTS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara PLTS dengan beban non-linear meningkatkan harmonisa tegangan dan disturbansi 9-150 kHz. Analisis korelasi menunjukkan bahwa tegangan harmonisa dan tegangan disturbansi 9-150 kHz memiliki hubungan yang sangat kuat pada saat PLTS dengan beban kapasitor dan peralatan non-linear.

The usage of Photovoltaic (PV) energy system as a solar power plant has been growing rapidly in the world, because it is clean without emitting greenhouse gasses. The rapid development of power electronics technology has an impact in the development of PV system and the usage of non-linear household appliances that use inverter technology. In PV system, an inverter is used to convert direct current (DC) power from sunlight to alternating current (AC). Inverters usually have a switching rate higher than 1 kHz, which may cause waveform distortions and disturbances in AC power output, such as harmonics (< 2 kHz) and disturbance in the frequency range 9-150 kHz. These disturbances may affect the performance of equipment, as well as neighbor equipment connected to the same network. This research is focused on analyzing the effect of various types of linear and non-linear equipment loads to the harmonics and disturbance in frequency 9-150 kHz on the Grid-connected Rooftop PV System by conducting laboratory measurement using a computer-based oscilloscope and power quality analyzer. Through correlation analysis, research also finds out the relationship between the harmonics and the disturbances in frequency 9-150 kHz generated in the Rooftop PV System. The results show that the interaction between PV system and non-linear loads increased the harmonics voltage and disturbance 9-150 kHz. Correlation analysis shows that the harmonic voltage and the diturbance 9-150 kHz have a very strong relationship when the load of PV system is capacitor and non-linear equipment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farradita Nugraha
"Peralatan rumah tangga dengan menggunakan tenaga listrik semakin berkembang dalam hal teknologi. Dalam penggunaannya, peralatan rumah tangga ini dapat menimbulkan disturbansi. Disturbansi dapat dihasilkan dari peralatan rumah tangga yang memancarkan gelombang elektromagnetik. Ketika suatu energi listrik terpapar disturbansi, maka akan terjadi perubahan pada bentuk gelombang yang ditransmisikan. Besarnya disturbansi akan mempengaruhi kualitas energi listrik serta pengaruh yang akan terjadi pada peralatan rumah tangga tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh  disturbansi pada frekuensi 2kHz-150kHz terhadap peralatan rumah tangga. Peralatan rumah tangga yang digunakan adalah laptop, radio dan televisi. Dalam pengukuran disturbansi, alat ukur yang digunakan adalah. Parameter keluaran yang akan dilihat adalah pengaruh yang dihasilkan dari pergerakan kursor, serta suara dan tampilan layar pada laptop, suara pada radio dan tampilan layar serta suara pada televisi.

Household appliances using electricity are growing technology. In its use, these household appliances can cause disturbances. Disturbance can be produced from household appliances that emit electromagnetic waves. When there is a disturbance of the electrical energy, there will be a changes on the transmitted waveform. The magnitude of the disturbance will affect the quality of electrical energy and also will occur the effects on the household appliances.
This study aims to determine the effect of disturbance on the frequency of 2kHz-150kHz on household appliances. Household appliances that are used are laptop radio television. In the measurement of disturbances, the instrument used picoscope. The parameters that will be used are the effects from the sound and screen display on the laptop, sound of the radio and screen display and also the sound of the television.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zainal Abidin
"Penggunaan peralatan rumah tangga yang mengimplementasikan sistem inverter dapat meningkatkan efisiensi penggunaan energi listrik sekaligus memicu terbentuknya disturbansi. Disturbansi yang terbentuk dapat merambat secara konduktif yang dikenal sebagai conducted emission. Kararteristik disturbansi yang dihasilkan setiap peralatan rumah tangga bersifat unik. Disturbansi tersebut beradapada rentang frekuensi 9 kHz-150 kHz. Regulasi yang mengatur batas level tegangan disturbansi pada frekuensi tersebut masih terbatas. Peralatan rumah tangganyang dioperasikan simultan terhubung pararel pada jaringan listrik rumah tangga. Hal tersebut memicu terjadinya interaksi antar peralatan. Interaksi ersebut akan memicu pembentukan karakteristik disturbansi yang berbeda dengan karakteristik disturbansi yang dihasilkan oleh masing-masing peralatan.
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran tegangan disturbansi yang dihasilkan peralatan rumah tangga pada rentang frekuensi 9 kHz-150 kHz. Pengukuran tersebut bertujuan untuk mengetahui perubahan karakteristik disturbansi yang dihasilkan pada saat beberapa peralatan rumah tangga dioperasikan secara simultan. Peralatan yang diuji adalah: (1) pendingin ruang inverter (2) kulkas inverter (3) kompor induksi (4) lampu LED. Jenis pengukuran yang dilakukan, diantaranya: (1) pengukuran tunggal (2) simultan dua beban (3) simultan tiga beban. Pada pengukuran simultan dua beban, beban yang diukur merupakan peralatan inveter yang dikombinasikan dengan peralatan non-inverter. Pada pengukuran simultan tiga beban pengukuran dikelompokan menjadi kelompok interaksipendingin ruang inverter-kompor induksi-lampu LED dan kelompok interaksi kulkas inverter kompor induksi-lampu LED.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan divais Picoscope dan perangkat lunak Matlab kemudian direpresentasikan dalam domain frekuensi. Pada pengukuran tunggal, peralatan rumah tangga inverter menghasilkan tegangan disturbansi dominan pada beberapa frekuensi yang berbeda, sedangkan kompor induksi dan lampu LED hanya menghasilkan disturbansi pada satu frekuensi. Hasilpengukuran simultan dua dan tiga beban adalah terukur disturbansi pada frekuensi yang sama dengan frekuensi disturbansi yang dihasilkan oleh masing-masing peralatan rumah tangga invertersaat dioperasikan tunggal, namun nilai disturbansi yang dihasilkan mengalami penurunan, kenaikan level, dan pergeseran frekuensi.

The inverter-implemented household appliance not only improves energy efficiency but also generates disturbance. It emits disturbance through the conductors known as conducted emission. Disturbance characteristic of every appliance is unique, yet on the frequency range 9 kHz-150 kHz. The regulation regarding generated disturbance level on those frequency is limited. The appliance operated simultaneously will connected each other inresidential electrical network. Those appliances tents to interact. Generated disturban cewhile operate simultaneously will be different to singular operation. Disturbance measurement is conducted on this study purposed to find charteristic disturbance when the appliance soperated simultaneously.
This study investigates generated disturbance on frequency range 9 kHz-150 kHz. There some appliances are tested: Air-conditioner and refrigerator which are equipped with inverter system, induction cooker, and LED bulb lamps. The test is conducted when the appliance operated singularly, simultaneously with another appliance, and simultan eously with two other appliances. The test of simultaneous with another appliance is conducted when two appliances operated, while test of simultaneous with other applianceis conducted when three appliances operated. On the test of simutaneos with otherappliance, it is grouped into simultaneous Air conditioner-induction cooker-LED bulb lamps and refrigerator-induction cooker-LED bulb lamps.
The test is measured by Picoscope device and represent by Matlab on frequency domain. The disturbance characteristic of singular operation for inverting appliance generates disturbance on some frequencies, whereas induction cooker and LED lamp bulb generated only in one frequency. The simultaneous operation generated disturbance charracterictic similar with singular operation of inverter appliance, yet some disturbance levelsareincreased, decreased, evenmore some frequencies shifted.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nagib Muhammad
"Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mengkonversi energi cahaya menjadi energi listrik dengan menggunakan photovoltaic. PLTS menggunakan inverter untuk merubah listrik DC ke AC untuk dapat dihubungkan ke beban AC. Seiring dengan meningkatnya penggunaan rooftop PLTS, maka penggunaan inverter juga meningkat. Faktanya, inverter dapat menghasilkan disturbansi pada frekuensi 9-150kHz. Berdasarkan hal tersebut, studi ini difokuskan dengan melakukan observasi terhadap karakteristik disturbansi PLTS terhadap variasi radiasi matahari dengan variasi tipe beban dan pemberian efek bayang-bayang pada rentang frekuensi dari 9-150 kHz. Diharapkan hasil pengamatan yang didapatkan bisa menjadi acuan untuk penelitian dalam menganalisa, memprediksi dan mengetahui efeknya terhadap sistem tenaga listrik. Metode yang digunakan pada pengamatan ini adalah pertama dengan melakukan pengamatan pada keluaran sistem photovoltaic yang dihubungkan dengan tipe beban yang bervariasi dan pengamatan kedua dilakukan dengan memberikan efek bayang-bayang 0%, 25%, 50%, 75% dan 100% dari luasan photovoltaic lalu mengamatinya pada dua kondisi radiasi matahari. Berdasarkan pengamatan yang didapatkan, secara umum terdapat tiga frekuensi disturbansi dominan yaitu range 19-29kHz, 69-79Khz, dan 140-149kHz. Sedangkan nilai tegangan disturbansi menurun seiring semakin besarnya efek bayang-bayang yang diberikan, tetapi pada kondisi terkenak efek bayang-bayang sebesar 25% dan 50% memiliki nilai tegangan disturbansi yang cenderung sama pada tiga frekuensi dominan tersebut.

The Solar Power Plant converts light into electricity using photovoltaic. It uses an inverter to convert DC to AC electricity to be connected to an AC load. Along with the increasing use of solar panel, inverter use has also increased. In fact, the inverter can produce disturbances at frequency between 9-150kHz. Based on this matter, this study is focused on observing the disturbance characteristics of photovoltaic system due to variations in irradiation, type of load and shading in the frequency range from 9-150 kHz. It is expected that the output of this observations can be a reference for research in analyzing, predicting and knowing the effects on the electric power system. First, this observation provide a variation type of load, such as resistive, capacitive and inductive load. Second, this observation provide a shading effect of 0%, 25%, 50%, 75% and 100% of the photovoltaic area and then observe it in at least two different solar irradiation conditions. Based on observations obtained, in general there are three frequencies of dominant disturbances, namely the range 19-29kHz, 69-79Khz, and 140-149kHz then on the shading effect condition the disturbance voltage decreases with increasing shading effect, but at shading conditions 25% and 50% have a value voltage disturbances that tend to be the same in the three dominant frequencies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53162
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>